Michael mencoba menahan emosinya. Tubuhnya tegang ketika Lana menyuruh pelayan membawa masuk Bella. Suasana tegang di dalam aula sedikit berkurang. Michael melihat ke koridor di belakang Lana. Dia tidak sabar ingin melihat Bella. Lana tersenyum melihat reaksi Michael. Kemudian dia menepukkan tangannya. Detik berikutnya, terdengar suara langkah kaki. Michael bersusah payah menyembunyikan rasa gugupnya. Dia menunggu kedatangan sosok Bella.Tidak lama kemudian hadir sebuah sosok. Seorang perempuan muda dengan pakaian mewah. Tunggu, perempuan itu bukan Bella. Tidak ada yang datang setelah perempuan itu. Perempuan itu memegang nampan kayu.Si perempuan itu menundukkan kepalanya begitu melihat tatapan membunuh Michael. Dia berjalan mendekati Michael sambil mengulurkan nampan kayu. Di atas nampan kayu itu ada sebuah surat. "Apa kamu meremehkan aku?" Michael menatap Lana dengan sorot mata dingin. Terlihat jelas aura membunuhnya."Pahlawan Muda, level kekuatanmu sudah tinggi. B
Michael menatap Lana dengan ragu sambil membuka surat itu. Dari isi surat itu Michael mengetahui bahwa ada empat kota dan empat keluarga yang menguasai kota-kota tersebut.Keluarga Lu di Kota Yinshui. Keluarga Chen di Kota Luobin. Keluarga Wu di Kota Liuhai. Keluarga Fang di Kota Donge.Mendadak di otak Michael muncul sebuah peta. Peta keempat keluarga itu berada.Michael mengingat-ngingat peta tersebut. Sepertinya kota-kota tersebut memiliki benteng pemeriksaan sendiri-sendiri. Penting buat Michael untuk mengingatnya. Namun, semakin penting lokasi kota tersebut, semakin besar pertumbuhan kota. Jika begitu, semakin besar pengaruh keluarga tersebut. Hal ini berpengaruh apakah keluarga tersebut gampang untuk diserang atau tidak."Dia terlalu memandang tinggi aku. Empat kota ini sulit dipecahkan. Kota-kota ini cukup besar. Medan menuju ke sana juga cukup sulit. Kamu harus membawa surat izin penting agar bisa masuk ke dalam kota. Kota-kota ini mudah dipertahankan tapi sulit untuk d
"Ada apa?" tanya Michael sambil mengerutkan dahi. "Buat apa kamu ingin aku mencari tahu keempat kota ini?" Danu menarik lengan Michael dan menariknya ke sudut ruangan. "Memangnya kenapa?""Kamu tidak ingin menyerang mereka, kan?" Danu mencoba membaca jalan pikiran Michael. Michael terdiam tapi dari sorot matanya terlihat jawaban Michael. "Michael, aku tidak bisa melakukannya," Danu menghela napas. Sambil melihat kanan kirinya, dia berbisik, "Apa kamu tahu seperti apa kekuatan di balik keempat kota ini?""Keempat kota ini memiliki karakter yang sama. Memang mereka tidak berafiliasi langsung dengan ketiga keluarga besar, tapi mereka memiliki kekuatan luar biasa. Mereka juga memiliki banyak pasukan tersembunyi. Satu kota diserang, dampaknya akan besar. Michael, jika kamu menyerang keempat kota ini secara bersamaan, dunia ini akan kacau!"Alis Michael terangkat. Apakah separah itu?!"Aku tidak heran jika Rahel ingin memanfaatkanmu menjatuhkan keempat kota ini.""Yang paling pe
Malam itu sama sekali tidak tenang meskipun tidak ada keributan!Mata Michael tertutup. Wajahnya terlihat tenang. Napasnya beraturan seolah-olah dia sedang tidur. Kenyataannya Michael tidak sedang tidur.Mungkin sulit bagi yang lain untuk mengerti bahwa ada sekelompok biksu melakukan keributan di pinggiran kota. Michael tidak tahu apa tujuan mereka datang ke sini tapi satu hal yang pasti, malam ini tidaklah setenang yang terlihat. Meskipun Michael tampak tertidur tapi sebenarnya dia sedang memusatkan perhatiannya untuk meningkatkan kesadarannya melihat situasi di sekelilingnya termasuk kondisi luar kota. Tiba-tiba dahi Michael berkerut. Michael merasakan ada energi yang cukup kuat datang dari tempat para ribuan biksu itu berkemah. Anehnya energi ini bersifat tunggal. Dengan kata lain, pemilik energi ini satu orang. Apa benar orang ini sendiri? Padahal menurut informasi dari Deva, ada ribuan biksu yang sudah berkumpul dan mendirikan tenda. Bagaimana mungkin pemilik energi
Michael mengerutkan dahi ketika Naga Iblis memberi informasi, "Kamu tahu apa yang terjadi?""Lihat orang-orang yang sedang tertidur itu. Seperti apa bentuk mereka?""Michael, menurutmu kondisi ini mengingatkanmu pada situasi apa?"Alis Michael terangkat. Dia berpikir keras. Michael menatap kondisi Mira yang tertidur. Seketika dia tahu, "Maksudmu, dia ....""Kelumpuhan tidur?"Terkadang kita mengalami yang namanya kelumpuhan tidur. Michael sama sekali tidak menyangka hal ini. Kesadaranmu bangun tapi tubuhmu tertidur. Biasanya dimulai dengan tanda keluar keringat dingin. "Kelumpuhan tidur. Jiwamu tidak tidur tapi tubuhmu tertidur. Karena itu kamu tidak bisa mengontrol tubuhmu."Michael bertanya, "Apa maksudmu?""Iblis Malam!""Iblis Malam?""Sosok Iblis yang hanya muncul di malam hari. Memang level kekuatannya tidak tinggi tapi dia penguasa malam."Iblis Malam termasuk Iblis kuno. Di antara para Iblis lain, levelnya termasuk rendah. Meskipun demikian, Iblis Malam memiliki
"Michael!" Mark berdiri dengan kalut. "Tidak usah bicara. Aku tahu apa yang terjadi," Michael mengangkat tangannya. Sepertinya Spence dan Vivian juga terkena masalah yang sama. Mark mencoba mengatur napas. Kemudian dia paham ketika melihat orang-orang di kamar itu. "Bagaimana ini bisa terjadi? Ini …." Mark mengerutkan kening ketika melihat kondisi yang sama dengan Spence dan Vivian. Ketika Michael memberitahunya, Mark berkata, "Brengsek. Ini salahku. Aku tahu malam ini pasti terjadi sesuatu. Karena itu aku tidak tidur. Aku sudah bilang pada Spence dan Vivian untuk berjaga-jaga tapi ternyata mereka tidur."Pikiran Spence tidak sejernih Mark. Sedangkan Vivian, dia tahu ucapan Michael adalah perintah jadi dia benar-benar tidur. Mungkin orang lain berpikir yang sama seperti Vivian. Mungkin Nolan yang punya pikiran paling frustasi malam ini. Meskipun Michael sudah menyuruh mereka tidur, dia tidak bisa tidur. Justru karena itu Nolan bisa selamat. "Mark, ini bukan salahmu. Ini
Michael terbangun oleh suara-suara di sekitarnya. Dia melihat langit biru dengan awan putih menggulung di hadapannya begitu matanya terbuka. Hamparan rumput hijau membentang di bawah kakinya di sebuah tempat terpencil. Tidak jauh darinya, air laut menghempas tebing. "Selamat datang, Michael. Selamat datang di ujung dunia dan di sudut lautan!” Sosok hitam menunjukkan wajah aslinya. Monster berwajah putih dengan berpakaian hitam muncul di hadapan Michael dan menyambutnya. Pakaiannya model kelelawar yang kebesaran dan terlihat menjijikkan sekaligus mengerikan. Wajah putihnya yang pucat seperti dilumuri banyak tepung dengan sebuah lubang tembakan berdarah di atas mata. Tidak perlu dijelaskan lagi apa yang orang lain pikirkan saat monster tersebut berjalan di jalan. Semua orang pasti tahu monster tersebut bukan hanya sekedar jahat.Dia tersenyum menunjukkan taringnya yang tajam. "Ujung dunia, sudut lautan?” Michael melayangkan pandangan ke sekitarnya. Apa yang dilihatnya
Hanya ada dua kemungkinan untuk menghancurkan Iblis Malam di tempat ini. Pertama, menyerang arwah Iblis Malam dengan kekuatan tubuh emasnya dan menghancurkan langsung dari luar seperti menemukan tubuh Iblis Malam lalu membunuhnya. Yang kedua, menyerang langsung tempat keberadaan penguasa wilayah ini jika dia benar penguasa tempat ini. Michael memilih yang terakhir. Dan Michael bisa sekuat Iblis Malam! "Empat Jiwa Laut Utara! Satu jadi delapan!”“Api Bumi Sutra Hati” “Petir Delapan Arah, sembilan Naga Petir!” "Api Langit Roda Bulan!” "Empat monster surgawi!”Duaaar!!! Bang bang!Langit dan bumi berubah pucat. Angin disertai hujan melaju cepat seiring dengan teriakan kemarahan Michael. Api mengamuk di tanah dan petir ungu bergulung di langit. Sembilan Naga Petir menggunakan tubuh elektrik dan memasukkannya ke dalam awan. Dengan bantuan Petir Delapan Arah, Api Langit Roda Bulan menjelma menjadi enam belas pedang bercahaya yang menghancurkan dari segala
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua