Share

Dihina Karena Dikira Miskin

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 17:30:27

Isyana menimbang-nimbang tuntutan dari Harvey lalu menjawab, "Baiklah. Kalau memang harus melahirkan anak untukmu, aku akan coba—"

"Kau hanya perlu setuju, selebihnya serahkan saja padaku. Aku lebih dari sanggup untuk membuatmu hamil seperti adik tirimu itu!" Harvey mengerlingkan sebelah matanya sembari terkekeh. Dia memanggil taksi dan meminta Isyana memberi tahukan alamat rumah ibu tirinya.  

"Pak, Jalan Nakula nomor delapan belas!" ucap Isyana kepada sopir taksi lalu mobil itu pun meluncur menuju ke rumah peninggalan mendiang papanya. 

Sesampainya mereka di sebuah rumah mewah bergaya bangunan kuno tiga lantai di tengah kota, Harvey membayar ongkos taksi lalu mereka berdua berjalan kaki memasuki halaman luas rumah tersebut.

Ternyata sedang ada acara perayaan di sana, mobil-mobil mewah berbagai merk terparkir berjejer di halaman depan. Suara musik berirama riang diputar menyemarakkan suasana pesta diselingi bunyi denting peralatan makan.

"Mas Harvey, mungkin kita terlalu cepat ke mari. Seharusnya besok saja daripada menyela perayaan pernikahan Alicia dan Mas Pedro. Kita pulang saja deh, Mas!" sesal Isyana. Dia ingin berbalik badan untuk meninggalkan rumah itu.

Sayangnya terlambat, dari arah belakang mereka justru pasangan Pedro dan Alicia memergoki kedatangan Isyana bersama suami barunya. "Selamat datang di perayaan pernikahan kami. Kenapa harus cepat-cepat pulang setelah repot naik TAKSI ke mari?!" seru Alicia dengan suaranya yang nyaring dan melengking.

Sontak kepala orang-orang yang sedang berpesta menoleh ke arah pintu masuk depan. Mereka penasaran ada ribut-ribut apa gerangan dan mulai berkerumun mengelilingi kedua pasangan itu. Tak ketinggalan Nyonya Marissa, mama Alicia bergegas menghampiri putri sambungnya yang membawa seorang pria asing.

"Wow, Isya ... siapa pria ini? Lumayan tampan sih, tapi ckckck bajunya lusuh sekali. Seperti lap dapurku saja!" ujar Nyonya Marissa berlebihan seperti biasanya.

Isyana pun dengan segenap keberaniannya menjawab, "Ehm ... Tante, kebetulan sekali sudah kepalang basah. Tadinya aku ingin kembali lain waktu saja setelah perayaan pernikahan Mas Pedro dan Alicia usai. Mungkin kita bisa bicara empat mata di tempat lain yang lebih pribadi!" 

"Di sini saja! Kenapa harus berahasia begitu, Isya?!" tolak Nyonya Marissa dengan sengaja. Dia ingin mempermalukan anak tirinya itu.

"Baiklah. Jadi karena aku sudah resmi berkeluarga, maka hak atas harta peninggalan mendiang papaku sudah bisa kukelola sendiri, bukan? Tolong panggil Om Revan agar menyelesaikan proses pengalihan hak waris itu, Tante!" tutur Isyana dengan nada sopan dan jelas.

Harvey menebak dalam hatinya, situasi yang dihadapi oleh istrinya tak akan semudah membalikkan telapak tangan, dan dia benar. 

"Ohh ... rupanya itu. Kau tahu apa arti berkeluarga 'kan, Isya? Berkeluarga itu menikah dan memiliki anak dari suami yang kau nikahi dengan sah. Jangan samakan dengan kau memungut gembel di pinggir jalan lantas kau akui sebagai suamimu. Hahaha!" Nyonya Marissa mencermati sosok Harvey dengan lebih jeli lagi. 

Namun, sebelum dia melontarkan kata cemoohannya pada suami Isyana, menantu barunya berbicara mendahuluinya, "Isya ... Isya ... apa kau sudah buta dan putus asa hingga membuang berlian sepertiku lalu menggantikanku dengan batu kerikil di pinggir jalan ini? Bodohnya kau!" 

"Mas Harvey, tolong tenang!" sergah Isyana sebelum suaminya naik pitam dihina begitu rendah dan diremehkan oleh orang-orang itu.

Alih-alih marah, Harvey justru menikmati pertunjukan drama keluarga sok kaya itu. Dia hanya tersenyum tipis dan menjawab, "Biarkan mereka meninggikan diri di hadapanku. Tak biasanya hal seperti ini kutemukan, Sayang!"

Isyana yang tahu identitas Harvey yang seorang milyarder, tetapi entah apa bisnis yang dimiliki pria itu. Dia merasa sedikit dilema. Maka dia pun memutuskan fokus dengan urusannya saja. "Jangan mengalihkan topik pembicaraan kita, Tante Marissa. Jadi apa pasal dari surat wasiat mendiang papa ada yang menyinggung tentang memiliki anak barulah aku bisa mengklaim hak atas warisan beliau untukku? Ini sungguh tidak adil!" protesnya.

"Hey, Kak. Aku sudah akan menjadi seorang ibu dan memberikan penerus untuk pewaris Grup Husodo. Kenapa Kak Isya tidak melahirkan anak suami pilihanmu itu saja? Bukankah hamil hanya perlu sembilan bulan?" pancing Alicia yang sama licik dengan ibunya.

Wajah Isyana sontak merona, dia belum pernah disuruh cepat-cepat hamil seperti itu di hadapan banyak orang. Terlebih lagi penampilan Harvey yang menyamar sebagai orang biasa membuat semua mata menatap rendah pria itu.

Karena kesal istrinya ditekan terus dan dipermalukan oleh sebab penampilannya yang seperti pemuda miskin. Akhirnya, Harvey pun berkata, "Baiklah, sembilan bulan lagi kami pasti akan kembali. Saat itu tiba, jangan mengelak lagi memberikan hak waris untuk istriku!"

Pedro dan seluruh keluarga Husodo tertawa meremehkan Harvey. Bahkan, Tuan Arifin Husodo ikut angkat bicara, "Hey, Anak Muda. Kau berharap bisa mencicipi harta warisan istrimu ya? Mujur sekali nasibmu menggantikan putraku, Pedro!" 

"Aku memang lelaki beruntung karena mendapatkan Isyana. Dia seorang wanita yang baik dan berbudi pekerti luhur. Bukankah itu sangat langka hari-hari ini?" balas Harvey dengan menohok seraya melirik ke Alicia yang hamil sebelum menikahi calon suami kakak tirinya.

Dengan geram Pedro menarik kerah kaos Harvey erat-erat. "JAGA BICARAMU! LELAKI MISKIN TAK USAH BANYAK BACOT!" teriaknya kalap.

"Ohh ... apa kau tersinggung karena istrimu yang kurang didikan itu?" sindir Harvey dengan seringai mengejek.

Kepalan bogem mentah Pedro terangkat dan ingin menghantam wajah Harvey. Akan tetapi, Isyana segera menahan tangan mantan tunangannya itu. "Mas Pedro, demi masa lalu kita. Tolong, jangan membuat keributan!" tegur Isyana, menolong Harvey agar tak babak belur.

Pedro pun menuruti kata-kata mantan terindahnya itu. Dia menatap wajah cantik nan anggun Isyana dengan jantung berdesir. 'Seharusnya kau milikku, Isya! Aku menyesal telah berselingkuh dengan adik tirimu yang gampangan itu,' batin Pedro kesal pada dirinya sendiri.

Alicia segera bergelanyut di lengan suaminya. "Mass, ngapain buang-buang tenaga buat mereka. Aku lapar, yuk kita makan saja. Kasihan calon anakmu juga kelaparan di dalam sini!" ujar wanita itu sembari mengelus-elus perutnya yang masih rata. Kemudian dia menyeret Pedro menuju ke ruang makan.

Mendengar perkataan Alicia, perasaan Isyana mengeras kembali. Tadinya dia terkenang dengan masa pacaran dirinya dan Pedro yang berlangsung lama dulu. Namun, semua tinggal kenangan dan dia dipaksa untuk cepat move on.

"Sayang, kita pergi saja ya. Aku ada beberapa pekerjaan!" ajak Harvey setelah melihat istrinya melamun menatap kepergian Pedro dan Alicia ke dalam rumah.

"Ckckck, kau bekerja sebagai apa, Anak Muda? Office boy atau cleaning service, hahh?!" tanya Nyonya Marissa dengan sombong. Dia puas karena anak tirinya mendapatkan pria payah sebagai suami.

"Pekerjaanku sangat banyak, Tante. Aku mengumpulkan uang dengan bekerja keras setiap harinya!" jawab Harvey merendah. Memang realitanya seperti itu, tetapi kerja kerasnya beda dari yang dibayangkan oleh ibu tiri Isyana.

Tawa nyaring itu memekakkan telinga, Isyana tak mempedulikan ibu tirinya yang salah mengerti maksud Harvey. Dia mengucap kata pamit lalu bergegas menggamit lengan Harvey untuk meninggalkan rumah yang seharusnya jadi hak miliknya sebagai pewaris.

Di trotoar depan pagar gerbang rumah, sebuah mobil sedan mewah dengan cat mengkilap warna merah metalik berhenti untuk menjemput Harvey dan Isyana. 

"Ladies first, Isyana Sayang!" ujar Harvey membukakan pintu mobil untuk istrinya yang mempesona.

Komen (23)
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
licik sekali kamu Marissa. ada aja alasan mu agar harta peninggalan papa nya Isyana tetap di tanganmu. kalo udah 9 bulan nanti kamu jangan ingkar lagi Marissa kalo gk, habis kamu di buat Harvey
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
kalem down Isyana Harvey. menghadapi manusia culas kayak mereka itu harus tenang dan jangan terbawa emosi. kalian bisa mengambil kembali hak waris nya Isyana
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
lah kenapa tersinggung ucapannya Harvey Pedro? kan benar apa yang Harvey bilang kalo istri mu itu kurang didikan gampangan. makasih udah buang berlian nya Pedro dan Harvey lah yang beruntung mempersunting Isyana
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Aku Masih Perawan, Mas!

    "Selamat datang di unit apartemen mungil ini, Mas!" seru Isyana sembari terkikik. Tempat huniannya jadi nampak seperti liang kelinci dibandingkan mansion megah milik Harvey.Pria bertubuh jangkung dengan garis rahang tegas itu mengedarkan pandangannya ke seisi tempat tinggal istrinya. "Kecil, tapi rapi!" nilainya dengan nada dingin seperti biasa.Isyana tak mengharapkan pujian keren untuk unit sewaan seharga dua juta per bulan di daerah Jakarta. Dia pun berkata, "Mas Harvey, tunggu di sofa sebentar ya. Aku mau packing baju dan barang lainnya ke koper dulu!""Ehh ... ngapain? Ribet amat kamu, hmm!" sahut Harvey mengerutkan alis tebalnya sembari mencekal pergelangan tangan Isyana. Sedikit bengong karena memang tujuannya ke apartemen memang untuk mengambil baju dan lainnya, Isyana lalu menjawab, "Aku nggak ada baju ganti di rumahnya Mas Harvey 'kan?"Namun, Harvey menarik tangan Isyana hingga terpental ke dalam dekapannya seraya berkata, "Nggak perlu lagi. Walk-in-closet kamarmu sudah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Manis dan Kenyal Seperti Marshmallow

    Bunyi notifikasi pesan masuk di ponsel Isyana di nakas samping tempat tidur membangunkannya di ujung pagi. Semalaman Harvey tak berhenti memùaskan dirinya menyentuh Isyana hingga mereka jatuh terlelap.Isyana meraih HP miliknya dan membaca pesan dari sahabatnya Elvina yang sama-sama bekerja di bawah naungan rumah mode Berlinni. 'Sori bangunin kamu pagi-pagi, Isya. Ini gawat banget, aku sudah lihat deretan outfit yang akan diperagakan di fashion show Berlinni untuk siang nanti. Delapan puluh persen mirip gambar di sketch book milikmu lho. Tebak siapa yang mengakui desain itu karya buatannya? Alicia!'"Ya Tuhan! Ckk ... dasar plagiat, sejak dulu dia selalu merebut dan mencuri apa pun yang kumiliki!" gerutu Isyana yang hilang kantuknya. Dia benci sekali dengan kenyataan bahwa adik tirinya selalu mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah padahal cara yang dilakukan Alicia selalu curang.Harvey yang terbangun karena mendengar suara Isyana marah-marah itu meraih pinggang Isyana yang dudu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Kehebohan Di Acara Fashion Show

    Langkah Alicia terhenti di tengah atrium Mall Fritzgerald saat dia melihat Isyana mengatur para model yang akan tampil dalam peragaan busana Berlinni siang nanti. Dia mendengkus kasar tak senang mengetahui situasi ini lalu bersedekap sambil berteriak, "ISYANA, BERHENTI SOK MENGATUR MODEL!" Semua kepala menoleh ke arah Alicia, dia mengejutkan semua kru dan peserta fashion show. Mereka pun berbincang membicarakan keributan itu dan menatap penasaran.Isyana pun turun dari panggung untuk menghampiri Alicia, adik tirinya yang menatap penuh dengki kepadanya. "Aku hanya menjalankan perintah Nyonya Lorraine Suwito. Beliau yang memberiku tugas untuk mengatur para model. Dan ini sudah sangat siang sebetulnya, sebentar lagi mall akan dibuka untuk para pengunjung umum!" jawab Isyana apa adanya tanpa bermaksud mengkonfrontasi Alicia mengenai desain miliknya yang dicuri."Huhh, itu tugasku karena Nyonya Lorraine menggunakan desain outfit buatanku!" Senyum licik bermain di bibir Alicia, dia yakin k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Jurus Rayuan Berbahaya

    "Isya!" seru Harvey terkejut saat istrinya dikasari oleh adik tiri perempuan itu. Belum sempat dia menolong Isyana yang terjerembap di panggung, beberapa kru event organizer sudah sigap membantu wanita itu berdiri."Kau wanita jahat penipu!" sembur Alicia kalap seraya menunjuk-nunjuk wajah Isyana. "Aku? Penipu, katamu?" Isyana tertawa kering. "Alicia, kata-katamu itu lebih cocok bila digunakan untuk dirimu sendiri!" ujarnya santai tanpa tersinggung."Ini baju-baju karya desainku. Kau mengaku-ngaku bahwa aku mencuri idemu. Apa yang tidak jahat kalau begitu?!" Nada suara nyaring Alicia menukik naik.Dari arah pintu masuk atrium, Pedro yang terlambat tiba ke acara fashion show bergegas menghampiri Alicia di atas panggung. Dia miris karena keributan istrinya dan Isyana menjadi tontonan publik. "Alicia, ada apa ini?" seru Pedro seraya merangkul bahu istrinya.Isyana merasa hatinya seperti tercubit melihat perhatian manis mantan tunangannya kepada Alicia. Dia menghela napas mencoba tegar k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Sedang Terbakar Gairah

    "Mas Harvey, untuk siapa semua gaun yang kamu borong dari fashion show tadi?" tanya Isyana serius. Dia pun berhitung dalam kepalanya nominal yang dikeluarkan suaminya untuk membeli dua puluh delapan potong gaun.Pria itu tertawa ringan. "Untukmu. Kau 'kan istriku!""Ya Tuhan, tidak. Itu pemborosan namanya! Bahkan, isi lemariku belum semuanya sempat kupakai dan masih berlabel merk dari butiknya. Jangan begitulah, Mas Harvey!" seru Isyana tak enak hati. Namun, di dalam mobil yang melaju menuju ke rumah mereka, Harvey meraih Isyana ke pelukannya dan mencicipi bibir yang terus memprotesnya sedari tadi. Dia mulai kecanduan dengan nikmatnya tubuh Isyana terlebih lagi ciuman wanita itu."Aku membuat uang mengalir ke kocekku setiap detiknya. Kenapa kamu mempersoalkan sedikit perhatianku itu, Isya? Chill out!" ujar Harvey sembari mengerlingkan sebelah matanya. Isyana memutar bola matanya ketika mendengar kata 'sedikit', di dunianya yang biasa-biasa saja dan terkadang berkekurangan akibat dit

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Bercocok Tanam Sepanjang Malam

    "Makan yang banyak, Isya. Aku tak ingin kamu terlihat kurus atau kurang gizi karena terlalu banyak olah raga ranjang bersamaku!" Harvey menaruh potongan besar steak salmon ke piring istrinya.Para pelayan yang berdiri di sekitar pasangan pengantin baru itu di ruang makan hanya bisa menahan tawa dan saling lirik. Mereka turut berbahagia untuk tuan muda kesayangan nyonya besar Widya Dharmawan. Selama ini Harvey selalu nampak dingin tak tersentuh dan jarang berbicara kepada siapa pun kecuali Bob, asisten kepercayaannya."Mas Harvey, aku sudah kenyang. Masakan koki rumah ini memang lezat, tapi kapasitas lambungku sudah full tank. Udah ya!" tolak Isyana. Sejak tiga puluh menit yang lalu dia terus menerus mengunyah makanan yang diberikan Harvey ke piringnya.Suaminya mengangguk setuju. "Okay, kalau begitu kita balik ke kamar ya?" ujar Harvey seraya bangkit dari kursinya. Dia membantu Isyana dengan memundurkan kursi wanita itu."Apa Mas Harvey sudah ngantuk?" tanya Isyana karena suaminya ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Rencana Jahat Menjebak Isyana

    "Mama, kita harus gagalkan rencana Isyana untuk mengambil alih warisan papa!" ujar Alicia ketika dia mempersiapkan pesta ulang tahun ke-23 di rumah warisan ayah tirinya.Nyonya Marissa tertawa jahat, dia berkata, "Mama sudah mengundang Isyana ke pestamu besok. Dia akan menyesal datang karena reputasinya akan hancur lebur!""Wow, rencana apa itu, Ma?" tanya Alicia penasaran. Dia senang mengetahui rival abadinya akan terjembap ke jurang kehancuran."Mama akan mengumpankan Isyana ke para playboy besok malam saat dia menghadiri ulang tahunmu. Dia akan meminum minuman yang telah Mama beri obat khusus. Keesokan paginya setelah putri tidur terbangun, dia akan mengetahui dunianya telah hancur. HAHAHA! Bahkan, suami payahnya itu pasti akan jijik dan meninggalkan Isyana bila melihat foto Isyana bersama banyak pria, bagaimana menurutmu rencana Mama?" ujar Nyonya Marissa dengan mata berkilat-kilat keji.Alicia tentunya senang mendengar rencana mengerikan untuk menghancurkan hidup Isyana. "Sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Diumpankan Ke Para Playboy

    Suara musik riang terdengar dari rumah besar bergaya vintage bercat putih dengan atap genting biru langit itu. Hari ini Alicia Herawati genap berusia 23 tahun dan memang setiap tahun ibunya heboh mengadakan perayaan seolah-olah itu sama seperti hari penting nasional saja."Mari silakan tambah snacknya!" ucap Nyonya Marissa ramah kepada tamu-tamu undangan dari kelas elit. Dia anti dengan yang namanya gembel atau pun kalangan biasa bagaikan kacang lupa kulitnya padahal sebelum menikahi Aryanto Effendi, dirinya hanya seorang pegawai biasa di perusahaan mendiang papanya Isyana.Kedatangan anak tirinya membuat sepasang mata Nyonya Marissa berkilat culas. Dia tak sabar menantikan kehancuran Isyana malam ini. Ada lima pemuda playboy di circle pergaulan Alicia yang telah setuju berpartisipasi menggilir tubuh molek Isyana nanti setelah dia meminum ramuan khusus yang dicampurkan ke red wine."Halo, selamat datang di pesta ulang tahun Alicia, Sayang! Mari ikut aku ke dekat panggung, kita akan mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08

Bab terbaru

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Happy After Party (THE END)

    Lampu-lampu di taman bunga yang dinamai Luna-Alba City Garden mulai dinyalakan sore jelang petang. Sepasang suami istri yang bergandengan tangan menyusuri jalan setapak di antara rimbunnya pepohonan pinus itu saling melempar tatapan mesra."Mas bangga sama kamu, Isya Sayang!" ujar Harvey dengan senyuman lebar."Makasih, Mas. Banyak hal yang kucapai hingga saat ini, semua nggak lepas dari dukungan yang besar dari kamu!" sahut Isyana kalem. Dia tidak lantas besar kepala karena pencapaiannya. Jauh di lubuk hatinya, Isyana masih sama seperti dulu. Wanita yang lugu dengan cara pandang sederhana terhadap kehidupan. Harvey menghentikan langkah mereka karena keduanya telah jauh dari keramaian. Dia melingkarkan kedua lengannya di punggung Isyana sembari menatap wajah cantik jelita istrinya. "Terima kasih untuk tidak berubah. Di mataku, kamu wanita yang mengagumkan dengan ketegaran dan kemurnian langka. Isya ... apa kau tahu jikalau aku bisa, seisi dunia akan kupersembahkan di bawah kakimu!" g

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Fashion Show Kurcaci-kurcaci Cilik

    "Jeng Cintya, lama nggak ketemu buntutnya sudah banyak aja nih!" sapa Isyana di sebuah family restoran yang ada di Jakarta Pusat. Dia bertukar peluk cium dengan sahabat lamanya itu yang memang belakangan sangat sibuk dengan karir dan keluarganya.Cintya Husodo, istri pengusaha tekstil dan garment tersebut hanya bisa tertawa malu-malu. Selama lima tahun pernikahan, mereka telah memiliki tiga anak, yang pertama perempuan yaitu Khanza. Adiknya laki-laki bernama Xavier, yang bungsu juga laki-laki yaitu Ronaldo. Karena sang ayah fans berat pemain sepak bola CR7."Ahh ... masih kalah sama kamu, Jeng Isya!" sahut Cintya seraya duduk di sofa bersebelahan dengan Isyana. "Beda satu aja lho, Jeng! Hahaha." Isyana yang memiliki empat anak pun tertawa renyah sebelum mengutarakan maksudnya mengajak sahabat lamanya itu bertemu. Isyana pun mulai berbicara serius, "Jadi begini Jeng Cintya, saya mendapat tugas dari perusahaan tempat saya bekerja; First Sunshine Apparel Company buat menyelenggarakan f

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Wanita yang Paling Bahagia

    Berita kelahiran putri kembar Isyana telah sampai ke Negeri Sakura. Nyonya Barbara Koganei langsung meminta Tuan Akehito Koganei untuk menemaninya terbang ke Jakarta dari Bandara Haneda. "Aku ingin putri kembar Isyana dan Harvey menjadi anak angkat kita, Mama. Apa boleh?" tanya Tuan Akehito kepada istrinya di dalam kabin pesawat Japan Airlines yang telah mengudara baru saja."Papa serius? Boleh, nanti Mama yang bilang ke mereka. Nama kedua bayi perempuan itu Luna dan Alba. Rencananya kita mau kasih kado apa nih?" tanya Nyonya Barbara. Suaminya itu konglomerat pengusaha bisnis jaringan supermarket dan minimarket di Jepang. Selain itu ada tiga hotel yang menjadi milik keluarga Koganei masing-masing di Tokyo, Nagoya, dan Osaka. Sejenak pria asal Jepang itu berpikir lalu tercetuslah ide, dia berkata, "Papa akan hadiahkan sebuah taman yang berlokasi di Jakarta dengan nama mereka. Pasti akan menjadi hadiah kelahiran yang berkesan dan dikenang sepanjang masa!""Wow, ide Papa spektakuler se

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Panik, Heboh Di Sore Hari

    Handphone di tas kerja Cakra berdering terus selama beberapa menit. Akhirnya, Joko yang mendengarnya pun menghampiri bosnya dan berkata, "Mas Bos, hape sampeyan muni terus niku!" (Mas Bos, handphone kamu berbunyi terus itu!)Dengan perasaan tak enak Cakra pun berlari-lari ke teras belakang rumah di mana dia menaruh tas bersama barang-barang milik karyawannya. Ketika melihat si penelepon adalah istrinya dengan catatan lima kali missed call, Cakra segera menjawab panggilan tersebut, "Halo, Dek Al. Ada apa? Tumben kok telepon nggak henti dari tadi?" "Halo, Mas—aku sudah di IGD Rumah Sakit Mitra Keluarga. Tadi Pak Yono yang jemput aku di gerai kue di mall. Aku sudah pecah ketuban, Mas!" ujar Alicia dengan kepanikan tersirat dari suaranya."Oke, Mas nyusul kamu ke sana sekarang. Apa ada yang nemenin di IGD, Dek?" tanya Cakra yang ikut panik."Kak Isya nungguin aku di sini, Mas. Hahaha. Jadi wanita hamil nungguin wanita mau melahirkan nih!" Alicia masih sempat-sempatnya bercanda. Sementara

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Semua Mata Tertuju Padanya

    Blitz kamera wartawan menyerbu sosok wanita berperut buncit yang memberikan press conference di atrium Mall Fritzgerald. Isyana berbicara mewakili First Sunshine Apparel Company cabang Indonesia di podium. Bob Oliver yang duduk menemani big bossnya di deretan kursi tamu VVIP tersenyum dengan tatapan kagum. Dia berkomentar, "Luar biasa, saya turut bangga dengan prestasi Nyonya Isyana, Tuan Muda!""Dia wanita yang sepadan sebagai pendamping hidupku, Bob. Bahkan, kehamilan tidak menghalangi segala aktivitasnya yang sibuk. Isabella juga memuji istriku!" jawab Harvey dengan senyuman menghiasi wajah tampannya. "Oya, bakery Nyonya Alicia ramai diserbu pengunjung mall ini, Tuan Muda Harvey!" lapor Bob Oliver yang tempo hari membantu mengurus soft opening gerai bakery dan pastry milik Alicia.Alis Harvey terangkat sebelah melirik ke asisten pribadinya itu. "Baguslah, awasi terus bisnis Alicia. Aku ingin tahu apakah dia sehebat kakak tirinya dalam berusaha!" titahnya."Tentu saja, akan saya p

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Tawaran Menjadi Ambassador Designer

    "Halo, apa benar ini Ibu Isyana Prameswari?" "Halo, iya. Saya Isyana Prameswari, dengan siapa saya berbicara?" jawab wanita itu di telepon dari nomor baru tak dikenal.Suara wanita yang terdengar profesional menjawab Isyana, "Perkenalkan, saya Nikita Alexandra. Di sini saya menghubungi Anda mewakili First Sunshine Apparel Company yang berpusat di Houston. Kami ingin menawarkan kerja sama bisnis dengan Bu Isyana. Desain outfit Anda khususnya busana anak-anak menarik perhatian CEO perusahaan induk di Amerika. Mrs. Isabella MacConnor-Benneton ingin merekrut Anda sebagai desainer perwakilan kami untuk wilayah Asia. Bagaimana tanggapan Anda, Bu Isyana? Kami berharap akan ada respon positif."Isyana nyaris tak dapat berkata-kata, dia telah lama mengidolakan Isabella MacConnor yang desainnya sungguh spektakuler dan unik. Tak ada angin maupun hujan, dirinya direkrut menjadi tim desainer malahan menjadi Ambassador Designer untuk wilayah Asia. "T—tentu saya mau bergabung, Bu Nikita. Apakah ki

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Secret Garden Making Love

    "Nyonya Zemi, maaf ... renovasi taman samping rumah harus dihentikan dulu untuk siang jelang sore ini. Hujan turun begitu deras, kurang baik untuk menanam tumbuhan. Besok saya dan rekan-rekan akan kembali menata taman sesuai keinginan Anda!" tutur Cakra dengan kaos yang basah oleh air hujan kepada kliennya."Ohh ... nggak perlu sungkan, Mas Cakra. Saya paham kok memang hujan begini, jangan dipaksa. Saya harap kelak taman samping rumah ini akan nampak sedap dipandang, terutama ketika family gathering atau ada acara kumpul bersama teman-teman. Ya sudah, diminum dulu kopinya. Nanti silakan pulang saja kalau agak reda hujannya!" jawab Nyonya Zemi Rania ramah sembari mempersilakan para tukang kebun menikmati kopi panas dan kudapan buatan koki rumahnya.Customer baru perusahaan penata landscape luar rumah dan pertamanan milik Cakra itu diperoleh dari pujian mulut ke mulut klien yang puas. Nyonya Zemi Rania berteman baik dengan Nyonya Zuri Agnesa yang taman kediaman Kenneth sudah divermak me

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Sepasang Kacang Tanah

    "Bersulang!" seru Harvey mengangkat gelas araknya bersama Pedro dan seisi ruangan VIP Kaiseki Kikunoi Restaurant yang telah dia reservasi. Keluarga Koganei ternyata menyusul ke restoran tradisional Jepang yang ternama itu dan menambah meriah suasana makan malam. Tuan Akehito bersama istri dan keempat putranya yang telah dewasa menenggak arak mahal di gelas keramik masing-masing."Wah, bagaimana pengalaman kalian selama berada di negeri kami? Semoga berkesan dan ingin berkunjung lagi di lain waktu!" ujar Tuan Akehito Koganei."Jepang di musim semi sungguh indah, Paman. Sayangnya kami lusa harus kembali ke Jakarta. Mungkin beberapa bulan lagi aku akan berkunjung lagi untuk perjalanan bisnis!" jawab Harvey sopan. Memang sebagian besar kliennya berasal dari Negeri Sakura, konglomerat di sana menyukai berinvestasi dengan perusahaan yang memiliki prospek bagus di Indonesia.Pedro pun ikut unjuk gigi, dia menjawab, "Aku juga, Paman. Musim gugur nanti ada proyek baru dengan Mister Takagi Has

  • Suami Dadakanku Ternyata Milyader   Bertemu Kembali Dengan Mantan Terindah

    "ISYA!" panggil Harvey sembari melambaikan tangannya berlari menghampiri sang istri. Dia baru saja menyelesaikan meeting bersama investor asal Jepang dan buru-buru menyusul rombongan dari Jakarta yang menikmati pemandangan bunga Sakura mekar di Tokyo Public Park.Warna pink yang dominan di ranting-ranting subur pohon Sakura membuat suasana sore itu menjadi lebih romantis. Terutama bagi pasangan kekasih atau suami istri yang sengaja berjalan-jalan di taman kota."Udah kelar ya acara Mas Harvey?" tanya Isyana yang dipeluk dan dikecup mesra keningnya oleh sang suami. Penampilan Harvey masih standar seorang CEO, setelan jas biru navy dengan kemeja putih yang berdasi juga. Dia belum sempat pulang ke hotel untuk bertukar pakaian. Takutnya terlalu sore menyusul rombongan anak-istri, Oma Widya, dan yang lainnya. "Hu-um, aku pengin nemenin kamu menikmati indahnya bunga Sakura di musim semi. Nggak tiap hari bisa lihat pemandangan seperti ini 'kan?" ujar Harvey seraya merangkul bahu istrinya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status