Share

BAB 118 Penjara Dunia

Penulis: Liliput
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak usah berbasa-basi lagi, aku hanya ingin pertemuan ini cepat selesai..." Eros tampak tak bisa mengendalikan dirinya.

Dia merasa muak saat harus bertemu dengan Martin Zhafir yang kini menertawakan nasibnya.

Perubahan drastis dari seorang pangeran kaya raya menjadi tak memiliki apa-apa. Bahkan baju pun itu adalah seragam tahanan.

"Kenapa buru-buru? Apa kamu tidak ingin cerita tentang pengalamanmu selama di penjara? Berapa hari kamu masuk, kenapa perilakumu berubah menjadi sejahat ini padaku?" Martin menyindir.

Dulu, sempat Eros akan menjadi menantunya. Namun takdir berkata lain. Soraya, mantan istri Martin justru kedapatan selingkuh dengan Eros.

Setelah itu, semua berubah. Dan yang membuat Martin sebenarnya menyimpan dendam pada Eros adalah saat dia terpuruk tertangkap basah dengan menyembunyikan istrinya.

"Aku tidak mau mempepanjang pembicaraan ini. Katakan saja apa keperluanmu!"

Eros tampak tak ingin berlama-lama bersama Martin.

"Kalau memang kamu ingin kita secepatnya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 119 Rampasan

    "Turun kalian!" Terdengar pintu mobil digedor oleh sosok seperti algojo, dengan badan berotot dan kekar. Setelah beberapa kali kaca mobil digedor lagi, sopir Martin pun menurunkan kaca mobilnya sedikit. "Ada apa memangnya? Kami mau lewat!" Sopirnya belum mau menyerah begitu saja. Baginya ini adalah pertaruhannya terakhir untuk menyelamatkan sang majikan. Dia tak bisa dengan begitu mudahnya menyerahkan urusan pada penjahat di depannya sekarang. Menang atau mati! "Sudah, jangan banyak bicara! Cepat kalian semua turun..." Perintahnya. Orang-orang yang tadi tercebur ke sungai mulai terlihat telah menyelamatkan diri dari sungai lalu merangkak naik ke jalanan. Baju mereka basah kuyup tapi masih bisa berjalan. Empat orang dengan perawakan tubuh yang sama. "Apa yang harus kita lakukan?" Bisik rekan yang duduk di sebelah sopir. Martin sudah seperti mau pingsan karena tadi baru saja kejar-kejaran layaknya di film action yang membahana. Kini dirinya harus bisa pasrah menerima kenyataan.

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 120 Rayuan Maut

    "Apa yang dimaui oleh wanita jalang itu, Bi? Apa dia mau dari Ayahku?" Aliesha masih saja merasa sakit hati dengan ulah yang pernah dilakukan ibu tirinya itu pada keluarganya.Berpuluh tahun dia harus menderita secara batin dan menjadi berjarak dengan Ayahnya.Aliesha yang telah kehilangan sosok ibu, justru mendapatkan siksaan betapa pedihnya memiliki ibu tiri sejatah Soraya.Sering kali dia disalahkan dan selalu dipojokkan. Lidahnya yang pandai membuat alasan dan bisa-bisanya selalu menuduh Aliesha melakukan hal yang sebenarnya tak dia lakukan."Ya begitulah, Non." Kata Bi Lastri."Begitu bagaimana? Apa Ayahku masih saja terkena rayuan wanita murahan itu?" Aliesha tak lagi memfilter kata-katanya karena dia tak tahan lagi.Mulutnya terasa gatal setiap kali membicarakan ibu tirinya itu."Sementara ini Tuan Martin masih bersikukuh menolak, Non. Dan Nyonya Soraya sendiri bilang mau jadi apa saja asal diijinkan tinggal di rumah. Dia bilang sudah tak punya tempat tinggal lagi karena anak k

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 121 Taktik Lama Soraya

    Tok, tok, tok... Bi Lastri mengambil langkah cepat saat Soraya baru saja masuk ke kamar itu. Dia tak ingin membuat kepercayaan Aliesha padanya goyah. Bagaimanapun dia harus menjaga agar Tuan Martin bersikap waras dan tak terkena tipu daya wanita tak punya harga diri itu. "Ada apa Lastri?" Tanya Tuan Martin yang membuka pintu. Tampak Soraya yang tidak begitu suka ketika dia diganggu oleh pembantu yang berani-beraninya lancang dalam turut campur pada urusan majikannya. "Anu, Tuan. Saya mohon maaf jika saya mengganggu..." Bi Lastri bukan pertama kalinya menyela majikan, karena ini dulu juga pernah dia lakukan semasa istri sah Tuan Martin masih hidup. "Ada apa?" Tuan Martin bertanya lagi dan nampak kaget ketika Lastri tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarnya. "Tadi, saya ditelpon oleh Nona Aliesha..." Mendengar nama anaknya disebut, Tuan Martin seperti sadar dari lamunannya. Hampir saja dirinya terbuai oleh rayuan Soraya tadi. Untunglah Bi Lastri cepat-cepat datang sehingga belu

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 122 Terendus

    Erangan itu benar-benar memecahkan heningnya malam.Soraya tak henti-hentinya melenguh merasakan sentuhan Martin yang liar seperti pemuda ABG yang baru saja pertama kalinya menyentuh wanita.Liar, ganas dan panas.Itulah yang dirasakan oleh keduanya."Ahhh..."Martin membekap mulut Soraya dengan satu tangannya. Dia tak mau membangunkan orang-orang di rumahnya ini, terutama Bi Lastri.Tadi saat Soraya datang ke kamarnya, dia sebenarnya sudah membuka celana dan bajunya, hanya saja karena tak mau dicap sebagai lelaki mata keranjang yang tak bisa menahan diri, dia harus menemui Lastri.Padahal darahnya sudah mendidih seperti terbakar hebat oleh sentuhan panas Soraya.Setelah mendapati Martin yang tak bisa lepas darinya, Soraya melaksanakan taktiknya untuk menuntun Martin menuju ke dalam kamar di pavilion.Sengaja Soraya menindih tubuh Martin dengan tubuhnya yang penuh dan berisi."Soraya, kamu hangat..." Martin tersen

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 123 Gagal Total

    "Tuan, saya sudah meletakkan dia di kamar bawah tanah!" Pagi-pagi buta karyawan Martin menginfokan pada majikannya tentang progress pekerjaannya."Bagus. Apa yang dia lakukan semalaman?""Dia menjerit minta dikeluarkan dan mengatakan kalau dia tidak bersalah sama sekali..." Terang anak buah Martin yang berpakaian seragam serba hitam."Bedebah! Bisa-bisanya wanita yang tak tahu balas budi itu berbohong. Aku sudah mengangkatnya dari tempat pelacuran dan kini dia malah mau membunuhku! Kurang ajar dia memang..." Martin sedikit emosi saat tahu soal kabar terakhir tentang Soraya."Biar saja Tuan, dia mau berkata apa. Sekarang yang penting adalah kita memperlakukan dia dengan hati-hati dan pastikan tidak mengganggu Tuan dan keluarga lagi. Saya sudah menduga kalau ular betina itu memang berniat tidak baik sejak dulu pada Tuan!" Akunya.Martin sedikit kaget dengan pengakuan anak buahnya itu. Bagaimana bisa dia merahasiakan dan mendiamkan sebuah hal penting ini?"Lalu kenapa kamu diam saja dan

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 124 Manuver Bi Lastri

    Noah berjalan menjauhi Kakeknya. Lantas tak sengaja dia bertemu dengan Aliesha yang sendirian berdiri di teras depan.Mungkin saja wanita cantik berbalut busana merah maroon itu sedang menunggu seseorang. "Aliesha!"Noah memanggilnya. Dia tahu wanita itu tak lagi berminat untuk melihat rupanya apalagi berbincang bersama.Tak juga mendapatkan respon, Noah semakin mendekatinya. Dia mengamati bentuk lekukan tubuh sosok yang telah melahirkan kedua anaknya itu."Aliesha... kenapa tidak menjawabku?"Sosok wanita cantik itu malah membuang muka dan pura-pura sibuk dengan ponselnya. Jari tangannya tampak men-scroll layar sentuh yang membuat kedua matanya terpukau dan tak beralih ke yang lain."Apa kamu sebegitu bencinya padaku sampai-sampai tak ingin mengatakan sesautu padaku?" Tanya Noah lagi.Dia kesal betapa orang-orang di sekitarnya begitu mudahnya mengacuhkannya."Baiklah. Kalau kamu tak ingin tahu soal Ayahmu, lebih baik aku menjauh sejauh-jauhnya."Tanpa banyak pikir panjang, Noah melan

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 125 Isi Hati Lastri

    "Ricky?" Tanya Noah lagi saat mendekati sosok yang mengenakan kaos dengan warna yang sama dengan kaos yang biasa dikenakan oleh sepupunya."Maaf, Anda siapa? Saya bukan Ricky, sepertinya Anda salah orang ya..." Jawab lelaki yang berperawakan mirip dengan sepupunya itu.Noah hanya bisa mengakui kesalahannya dan meminta maaf. "Maafkan saya. Iya, saya pikir Anda adalah sepupuku... maaf ya?"Sosok itu nampak terganggu karena sedang berduaan dengan seorang gadis cantik di sampingnya.Tapi, sepertinya tadi dari kejauhan, Noah benar-benar melihat Ricky dengan mata kepalanya sendiri. Tak mungkin penglihatannya salah.Lelaki tampan berwajah khas Eropa itu akhirnya menuju ke parkiran mobil. Belum sampai dia membuka pintu mobilnya, tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Benedict."Halo, Ben ada apa?" Noah bertanya sambil membuka pintunya.Saat tubuhnya telah masuk mobil dan duduk dengan nyaman, dia tak langsung menutup pintu. Melainkan dia memastikan bahwa barang bawaannya terbawa. Tadi Bi Lastr

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 126 Jaring-jaring Cinta

    "Tuan, apa yang sedang Tuan Martin lakukan pada saya? Tuan... kumohon..." Kata Lastri yang merasa risih karena tangan Martin sudah merayap ke mana-mana.Selama hampir sepuluh tahun ini, Lastri memang sudah menjanda. Sejak itu pula dia tak lagi pernah merasakan sentuhan seorang laki-laki."Aku tidak melakukan apa-apa padamu..." Kata Martin yang membela diri sehingga Lastri tidak bereaksi berlebihan."Tuan... ini..." Lastri sengaja menampik tangan itu agar tak terus menerus mendekatinya.Tak lama berselang, salah satu anak buah Martin datang mendekati mereka.Ini membuat baik Martin maupun pembantunya terkejut bukan main."Maaf saya mengganggu Tuan..." Terlihat anak buahnya itu membungkukkan badan karena tidak enak menyela Tuan Martin dan dia datang di saat yang tidak diinginkan."Tak apa-apa. Karena kau sudah terlanjur menggangguku. Maka sekarang katakan apa maksudmu menemuiku sekarang." Ucap Martin yang tampak tak begitu suka pada anak buahnya yang nyelonong masuk tanpa memberi tahu t

Bab terbaru

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 163 Menerimamu Lagi

    Beberapa tahun kemudian..."Aku sungguh bangga kepadamu!" Kakek menepuk pundak cucu kebanggaannya yang telah berhasil membuat perusahaannya menjadi semakin besar dan sukses hingga ke kancah internasional."Terima kasih, Kakek. Ini semua tak lepas dari bantuan Kakek serta Ricky juga." Ucap Noah sambil menepuk bahu sepupunya.Keduanya memang diberikan mandat untuk memegang perusahaan milik McLaren yang tak main-main asetnya kini."Sama-sama..." Ricky nampak tersenyum dan rupanya di sebelahnya sudah ada seorang wanita cantik bertubuh seksi yang menggamit lengannya."Apalagi sejak ada Cassandra, kamu semakin bersemangat bekerja, Ricky. Tidak sia-sia perjuanganku menjodohkanmu dengan dia..." Kakeknya tertawa."Kakek, terima kasih sudah memperkenalkan saya pada Ricky. Dia adalah lelaki terbaik dan sempurna yang pernah saya ketahui..." Cassandra mengucapkannya dengan tulus.Sedangkan Noah masiih nampak diam tak bereaksi saat orang di sekelilingnya menikmati perbicangan. Sudah hampir tiga tah

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 162 Sebuah Syarat

    Masih dengan mulut yang terkunci rapat, Tuan Martin tak bisa merespon."Apa katamu?" Itu saja kalimat yang bisa dia katakan saat tahu Noah meminta maaf padanya.Dosanya terlalu banyak, dia harus memastikan Noah meminta maaf dalam hal apa dulu ini."Iya, saya minta maaf telah menuduh Om Martin sebagai penyebab Ben celaka dalam kematiannya itu. Saya mewakili keluarga meminta maaf yang sebesar-besarnya..." Kata Noah sambil menundukkan kepala.Tuan Martin mengamati pemuda itu. Tak ada unsur yang dibuat-buat apa lagi pura-pura. Dia terlihat sangat serius dan tidak main-main.Ini di luar ekspektasinya, jelas tak mungkin seorang searogan dan sesombong Noah mau merendahkan diri untuk meminta maaf."Aku sudah tak bisa percaya apapun yang keluar dari mulutmu, McLaren!" Bentak Tuan Martin.Anehnya, Noah tak bereaksi frontal meski Tuan Martin sudah memancing amarahnya dan bahkan menghina perilakunya saat meminta maaf begitu."Apa yang harus aku lakukan sehingga Om Martin mempercayaiku?" Noah namp

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 161 Berdamai

    Noah mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pihak kepolisian dengan seksama. Rasanya seperti tak percaya saja dengan apa yang mereka jelaskan.Betapa dia selama ini telah merasa bersalah karena meminjam mobil sepupunya itu sementara mobilnya dikenakan oleh Ben."Tidak ada hal yang mencurigakan selain memang proses perbaikan yang belum selesai." Kata polisi itu mengulangi penjelasannya."Lalu, apa sepupu saya tahu soal mobil yang belum selesai itu?" Noah masih penasaran. "Kata pihak bengkel mobil yang menjalankan pembenahan terhadap mobil itu, korban sudah diberi tahu soal pekerjaan yang belum selesai tapi tetap saja katanya ingin dipakai secepatnya dan dia tak bisa menunggu lebih lama lagi." Jawab polisi itu.Tuan Martin dan Noah saling berpandangan karena merasa saling tuduh satu sama lain. Mertua Ben itu masih mengira kalau Noah sengaja menjebak Ben dengan membiarkan mobil yang masih setengah selesai dikerjakan itu agar dikemudikan oleh menantunya.Padahal jelas-jelas hal itu memba

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 160 Fakta Lain

    "Noah, apa yang terjadi?" Aliesha bertanya sambil merangkul sosok di depannya itu.Tangannya gemetar karena membayangkan hal yang tak diinginkan."Cepat jaga Nona Aliesha!" Noah mendengar suara beberapa orang yang berlarian di lantai dua namun dia belum berani membuka pintu."Nona Aliesha, ini kami. Jangan keluar dulu karena di luar masih berbahaya." Rupanya itu adalah pengawal ayahnya."Apa yang terjadi?" Noah bertanya dari balik pintu namun masih menjaga jarak agar tak langsung berada di depan pintu. Khawatir kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan."Orang yang dulu disuruh menembak mobilmu, Noah, dia membalas akan menembak Tuan Martin. Tapi beruntunglah tembakan itu meleset dan dia sudah ditembak di tempat oleh pengawal lain..." Jelasnya."Saat kami berdua naik ke atas tadi, dia memang akan melarikan diri ke sini, jadi kami berinisiatif untuk mengamankan Nona Aliesha..." Jawab yang lain."Baik, terima kasih. Kami baik-baik saja. Tolong jaga kami selagi... kami masih di dalam

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 159 Teror di Hari Bahagia

    "Kesalah pahaman bagaimana?" Noah mulai terlihat menegang. Dia tak yakin akan siap dengan apa yang akan dia dengar nanti."Saat itu seingatku memang Tuan Martin sudah mengincarmu..." Bi Lastri masih menunggu reaksi Noah.Jika dia rasa nanti Noah akan bereaksi hiper, maka Bi Lastri akan berhenti bercerita."Mengincar?" Noah bertanya namun terlihat kalau dia masih ingin mendengarkan cerita selanjutnya."Setidaknya itu yang bisa aku ceritakan padamu sekarang..." Bi Lastri masih belum mau menceritakan lebih lanjut.Sepertinya memang ada hal yang masih dia tutup-tutupi. Dia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya."Kumohon ceritakan saja sekarang, Bi. Aku tidak yakin apakah setelah ini kita memiliki waktu atau tidak untuk bertemu." Noah sengaaj menakuti Bi Lastri agar dia memang membuka semua yang ia tahu saat ini juga."Apa maksudmu? Apa setelah ini kamu mau pergi dari sini?" Bi Lastri tentu terkejut."Iya..."Langit yang tadi gelap kini sudah berubah lebih mencekam karena badai yang dira

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 158 Terbongkar

    Noah berjalan keluar dari kamar Aliesha.Pikirannya masih kalut dan berkabut. Antara diri dan nafsunya saling bertarung. Tak seharusnya di saat-saat berkabung begini dia mencari-cari kesempatan untuk mendekati adik iparnya itu."Noah, kamu belum tidur rupanya..." Bi Lastri tampak kaget ketika keluar dari kamar Tuan Martin dan bertemu dengan Noah yang juga baru saja keluar dari kamar Aliesha."Aku? Aku tidak mungkin tidur jam segini. Lagipula Aliesha sudah tertidur jadi aku pikir lebih baik aku keluar dan... sebenarnya aku ingin bicara denganmu!" Kata Noah.Bi Lastri langsung meletakkan telunjuknya di antara dua bibirnya."Sebaiknya jangan di sini. Ayo, kita turun ke bawah saja!"Bi Lastri mengajaknya untuk segera mencari tempat yang lebih privat untuk bicara. Noah tentu saja menurut dan mengikutinya.Setelah mereka sampai di pavilion bawah, Bi Lastri memastikan tidak ada orang yang mengikuti mereka.Lalu dia membuka dan masuk ke dalamnya."Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu!" Bi

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 157 Mengenangmu

    Setelah mendengar permintaan Aliesha untuk membiarkan Noah menemaninya di rumahnya, tentu saja Tuan Martin semakin meradang.Matanya melotot dan menunjuk-nunjuk anak perempuannya itu."Apa maumu? Kamu sudah memasukkan kembali racun dan duri ke dalam rumahku!" Tuan Martin tidak terima.Baginya kalau boleh memilih, hanya Benedict saja yang ia anggap sebagai menantu. Meski dia juga sama-sama berasal dari keluarga musuh bebuyutannya."Aku tidak salah dalam meminta, Ayah. Aku ingin Noah tinggal bersamaku di sini." Aliesha menyeret kopernya dan dibawanya masuk ke dalam dengan susah payah."Noah, kenapa kamu diam saja? Ikuti aku!" Noah hampir tak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan. Baru beberapa detik yang lalu Aliesha seolah menjadi singa yang kepalaran dan hampir mati dengan tak punya tenaga melawan.Kini, tiba-tiba mantan istrinya itu sudah menjelma seperti singa wanita yang pemberani dan siap melawan apapun yang menghadangnya.Noah melihat sekilas wajah Ayah Aliesha yang mas

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 156 Celah Rujuk

    Aliesha mengaitkan kedua lengannya dan melipatnya di depan dada.Ada rasa berat saat dirinya meninggalkan rumah ini sekarang. Dulu, dia bersikeras ingin segera pergi dari sini dan meneruskan hidupnya di rumah yang berhasil ia bangun dengan mimpinya sambil membesarkan usaha yang dia rintis.Kini, entah sejak kapan rasa memiliki itu mulai muncul.Rasanya berat saat Ben sudah tak ada lagi. Apakah dia masih bisa menyebut sebuah bangunan itu sebagai sebuah rumah? Rasanya tidak saat Ben tak ada lagi di dalamnya.Dan tempat terakhir yang Aliesha rasakan sebagai rumah adalah rumah Kakek, yang dirinya akhrinya terusir juga untuk pergi.Memang tak ada yang abadi di dunia ini.Aliesha tahu itu."Apa kamu baik-baik saja?" Suara Noah yang lagi-lagi membuatnya kembali menjejakkan angannya ke bumi.Wanita berbaju hoodie yang ukurannya oversize itu hanya mengangguk dan sorot matanya kosong.Saat ini, Noah juga sama-sama hancur tapi satu hal yang dia pegang yaitu kalimat Ben yang menitipkan Aliesha se

  • Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire   BAB 155 Pergi

    "Aku tidak mau tahu, suruh perempuan itu pergi dari ini!" Suara kakek menggelegar sehari setelah Ben dimakamkan.Tangannya sampai gemetaran saat mengucapkan hal itu pada pengawal dan beberapa orang pembantunya."Tapi, Tuan..." Itu kalimat yang ingin disampaikan oleh pembantu, tapi tetap saja dia tak berani berkata apa-apa karena majikannya lah yang menggaji setiap bulan.Untuk sementara dia harus berdiam diri dan tidak menyanggah apapun yang diperintahkan oleh sang majikan."Cepat kemasi barang-barangnya dan aku tidak mau melihatnya keluyuran di sini lagi!" Kakek semakin membabi buta dan marah sejadi-jadinya."Ba-baik Tuan, kami akan membawanya pergi dari sini.""Jangan sampai ada satu barangnya yang tertinggal. Aku tidak mau di rumahku bau keringat dan jejaknya tersisa di sini. Cepat lakukan!" Kakek bertitah dan kemudian masuk kembali ke ruang kerjanya untuk menyendiri.Baginya kehilangan Ben seperti kehilangan nyawanya sendiri. Seumur hidupnya, cucu yang satu ini teramat menurut dan

DMCA.com Protection Status