“Dan Theo, apa benar Velos ada di tangan mereka?!” Kaelus bertanya dengan manik gemetar. Ya, dia dan Velos berasal dari panti asuhan yang sama sebelum masuk ke Organisasi Caligo yang dipimpin ayah Dan Theo. Kaelus melewati hidup dan mati bersama Velos untuk melayani organisasi itu, tapi setahun yang lalu Velos menghilang saat bertransaksi narkoba dengan benua Woll. Itu menyebabkan kerugian besar bagi Organsasi Caligo. Dan Theo yang sudah menganggap Velos sahabat dekatnya seperti Kaelus, tentu tak bisa diam saja. Dia meraih remote dan menyalakan layar proyektor. Di sana tampak Logan Langford sedang keluar mobil. Dan Theo menunjuk lelaki di sebelah Logan seraya berkata, “Casper-asisten Logan Langford. Dia memiliki tato yang sama dengan pria di dermaga itu. Kemungkinan besar Logan dan asistennya ada hubungannya dengan kasus Velos di benua Woll.” “Brengsek! Jadi mereka yang menyerang adikku?!” Kaelus menyambar geram. “Insiden itu sudah satu tahun lalu, tapi kita tidak pernah menemukan
Annelies berusaha mendorong Dan Theo, tapi sialnya sebelah tangan pria itu malah menarik punggung dan menguncinya. Dan Theo semakin merapatkan tubuh agar Annelies tak ada celah memberontak.‘Sialan!’ Annelies mengumpat.Tangannya yang semula menekan dada sang suami, kini malah mencengkeram kemejanya saat Dan Theo memberinya lumatan mesra. Anehnya, itu membuat desiran aneh merayapi punggungnya. Terlebih tangan kanan Dan Theo yang berada di leher Annelies mulai terasa panas.‘I-ini … ini salah, tapi kenapa aku tidak bisa menghindar? Sial, kau brengsek, Dan Theo!’ batin Annelies tanpa sadar menutup matanya.Dan Theo mendorong Annelies hingga wanita itu terpaksa mundur dan kakinya menatap nakas, tapi pria itu tak peduli. Dia malah mengangkat Annelies dan mendudukkannya di nakas sampai pajangan kuda kecil jatuh ke lantai.“Ahh ….”Sial, desahan lirih lolos dari mulut Annelies. Itu semakin memancing gairah Dan Theo yang terpendam. Pria itu terus mencumbui sang istri sampai-sampai napasnya t
“Kita sudah sampai. Mari masuk, Nona Secil.” Lewis membuka pintu untuk gadis tersebut.Secil ragu-ragu meraih tangan Lewis. Dirinya tak bisa menolak karena sudah sampai sejauh ini.“Sepi, ya? Karena ini tempat rahasia saya. Hanya saya yang tahu tempat ini,” tutur sang pemuda membuat Secil sulit menelan saliva.Begitu masuk gedung usang itu, Secil langsung mencium aroma cat yang aneh. Di sana ada beberapa deretan kanvas dengan lukisan abstrak.‘Ah … ternyata Lewis memang melukis di sini,’ batin gadis itu memindai sekitar.“Saya sedang mengerjakan sebuah lukisan. Anda mau lihat?”Secil mengangguk mendengar tawaran itu.Lewis pun menarik kanvas yang semula terbalik di sudut ruangan. Namun, iris Secil sontak melebar melihat gambar wanita yang diborgol dengan sebelah tangannya berdarah.‘Ke-kenapa Lewis melukis gambar seperti ini?’ Secil tertegun dalam hati.“Maaf, apa Nona Secil terkejut? Saya memang memiliki gaya ekstrem dalam melukis. Bukankah setiap Seniman punya gaya masing-masing?” t
‘Siapa dia?!’ Dan Theo penasaran dalam hati.“Annelies, bukankah sudah lama? Sembilan? Atau sepuluh tahun? Kau tau? Aku selalu memikirkanmu dan penasaran apa kau baik-baik saja di San Carlo!” tukas lelaki berjas navy usai melepas pelukan.Annelies tertawa ringan, lalu membalas, “kapan kau pulang? Kenapa tidak menghubungiku?”“Aku baru tiba tadi pagi, lalu datang ke mansion Langford setelah mendengar Kak Logan mengadakan jamuan,” sahut lelaki itu yang tiba-tiba berubah muram. “Aku minta maaf karena tidak bisa hadir di pemakaman Paman Feanton. Aku tidak percaya Paman pergi begitu cepat.”Mendengar tentang mendiang ayahnya, hati Annelies seketika meradang. Matanya pun berangsur panas seolah eluhnya ingin jatuh.“Ah … maafkan aku. Seharusnya aku tidak mengingatkanmu tentang Paman,” tutur lelaki tadi yang kini memegang kedua lengan Annelies. Tingkahnya itu sungguh memicu dada Dan Theo gatal. Namun, belum sampai Dan Theo bereaksi, lelaki tadi kembali berkata, “ah … lihat dirimu. Sejak kap
Benalu yang Menempel Pada Darah Haram“Hah … apa yang dibicarakan anak kurang ajar ini?!” Iansa memicing sinis.Annelies pun bangkit seiring langkah Iansa yang tertuju padanya. Namun, Iansa langsung mencekal dan menekan bahu Annelies.“Harusnya kau menyapaku dengan hormat, tapi beraninya kau, ah … aku baru ingat kau darah haram dan aib keluarga Langford. Pantas saja tingkahmu seperti hewan di acara seperti ini. Sangat berbeda dengan pemilik darah Langford yang sebenarnya!” sambung Iansa mengernyit jijik.“Ibu! Apa yang—”“Diamlah, Alexei!” Iansa segera menyambar sebelum ucapan putranya tuntas. “Dia, wanita jalang yang sejak dulu tidak punya etika. Sekali lagi kau membelanya, Ibu tidak akan tinggal diam.”Sungguh, situasi di meja jamuan itu langsung tegang. Semua pasang mata tertuju pada Iansa yang seolah akan mencabik-cabik Annelies.Saat itulah Logan berdehem, dan lantas berkata, “tolong maafkan Annelies, Bibi Iansa. Bibi tahu sendiri mental Annelies mudah terguncang. Dia baru saja
“Ugh ….” Annelies mengernyit perih saat menahan ujung belati dengan tangannya. Dia memicing tajam pada pelayan laki-laki yang terus berusaha menekan belati lebih dalam. Tangan Annelies berlumuran darah, bahkan tusukan di perutnya pun memicu gelenyar merah mendominasi gaun putihnya. “Annelies!” Dan Theo tersentak saat sang istri terhuyung. Manik elangnya bergulir dan baru menyadari bahwa pelayan itu menusuk istrinya! “Aish, bajingan!” umpat Dan Theo yang sontak mendorong Pelayan itu menjauh dari Annelies. Belati yang dipegang pelayan tadi langsung terjatuh. Sementara Annelies kembali terhuyung dan terpaksa mundur, mencari sandaran pada pilar di dekatnya. “A-astaga! Apa yang terjadi di sana?!” Samantha memekik melihat pinggang Annelies yang berdarah. Itu memicu semua pasang mata tertuju ke dalam mansion. Bahkan Alexei dengan cepat berlari menghampiri Annelies. “Annelies! Annelies, kau terluka!” tukasnya buncah. Alih-alih menjawab, Annelies hanya memegangi perut kanannya dengan t
“Aku tahu Ayah memberimu semua sahamnya. Tapi karena kau gagal menduduki kursi Komisaris, bukankah lebih baik menyerahkan semua saham itu padaku?” Logan berkata dengan ekspresi dinginnya.Dia meminta saham seolah meminta permen dari anak kecil. Apa dia pikir Annelies bodoh?!Rahang sang adik mengeras dan lantas mengutuk. “Kak Logan memang tidak waras!”“Mana boleh orang gila mengatai orang lain tidak waras, adikku?” Logan berkata seiring langkahnya yang mendekati Annelies di ranjang.Namun, dengan sigap Dan Theo langsung menghadangnya.“Menjauhlah dari istriku!” decaknya disertai tatapan mengancam.Sebelah bibir Logan terangkat, bahkan dengan cepat dia langsung mencengkeram leher Dan Theo.“Beraninya bajingan kotor sepertimu menghalangiku, hah?!” Logan mendengus tajam.Tapi tanpa diduga, Dan Theo lantas menampik lengannya dan memutar ke belakang hingga dia berhasil membekuk Logan.Kakak Annelies itu tersenyum miring. Dia melirik Dan Theo di belakangnya seraya berkata, “lumayan, jarang
‘Beraninya tikus-tikus itu mendekat lagi!’ batin Dan Theo yang lantas bangkit mendekati pintu.Irisnya menyorot tajam, waspada bila orang di luar tiba-tiba masuk. Tapi rupanya gagang pintu itu kembali naik, bahkan terdengar langkah sepatu menjauh dari ruangan.“Aish!” Dan Theo mendesis dan langsung membuka pintu.Tapi orang di luar pintu itu sudah kabur. Iris Dan Theo pun memindai sekitar, lalu terpaku pada sosok pria bersetelan jas hitam menuruni tangga ke lantai bawah. Tanpa membuang waktu, Dan Theo langsung menyusulnya. Dan sial, dirinya kehilangan jejak saat orang berjas hitam itu berbelok di dekat pilar yang mengarah ke kolam renang. ‘Ke mana perginya bajingan itu?!’ gemingnya mencari di sekitar area jamuan tadi.Saat itulah tatapan tajamnya tersita pada jalan setapak yang menghubungkan mansion utama dengan paviliun. Dan Theo yang tak tahu struktur mansion itu pun coba menjamah, meski jalannya gelap.‘Apa orang itu kabur lewat sini?’ batin Dan Theo menerka.Saat berjalan beberap