“Sialan!” Dan Theo mengumpat melihat suster terikat di ruang pemeriksaan.“Di mana istri saya?!” tanya Dan Theo melepas lakban di mulut Suster tadi.“Mo-mohon maaf, Tuan. Ada orang yang menyamar sebagai Dokter, dia menculik pasien dan membawanya kabur melalui pintu itu!” balas Suster tadi menatap pintu di sudut ruangan. “Ada jalan menuju tangga darurat di sana.”“Kapan dia pergi?”“Sejak kami masuk ruangan ini, penculik itu tiba-tiba menyerang saya dan langsung membawa pasien kabur!” sahut Suster memicu kecemasan Dan Theo membengkak.‘Sial, hampir satu jam. Mereka pasti sudah jauh!’ batin pria itu dengan rahang mengeras.“Dan Theo.” Saat itu Kaelus datang. “Mobilnya sudah siap, kenapa kalian lama se—”“Annelies diculik!” sahut Dan Theo memotong.“Hah! Kenapa wanita itu terus merepotkan?” cibir Kaelus kesal.Dan Theo tak ada waktu meredam kekesalan rekannya. Dia harus segera memeriksa CCTV rumah sakit untuk mencari jejak Annelies.Ketika berjalan di koridor, Dan Theo berpapasan dengan
“Ck, bodoh! Kau lupa? Dia putri keluarga Langford. Jika mereka tahu kita melecehkannya, Master bisa membunuh kita!” decak lelaki bertato ular yang sedang mengemudi.“Ehei, kenapa kau takut begitu? Toh Master meminta kita membunuhnya. Bukankah rugi jika kita langsung melenyapkannya?” sambar rekannya berambut gondrong yang memangku Annelies pingsan.Tatapannya beralih pada wajah cantik Annelies. Dia terpaku pada bibir seksi wanita itu, bahkan tanpa sopan mengamati payudara Annelies yang membusung.“Aish, sialan! Aku sangat penasaran, apa tubuh wanita konglomerat berbeda dengan para pelacur di bar?” gumamnya menelan saliva penuh Hasrat.“Dasar bajingan mesum!” Lelaki bertato ular tadi mendengus. “Sekarang yang penting kita harus keluar dari Linberg. Master bilang wanita ini menyewa Bodyguard. Jangan sampai kita ketahuan atau Master akan meledakkan kepala kita!”Dia menginjak gas kian dalam, meninggalkan ibu kota San Carlo dan menyusuri jalanan hutan Giulio yang panjang.Di saat bersamaan
“Cepat habisi dia!” Lelaki bertato ular menyambar pemantik api, lalu melemparnya ke lantai.Seketika itu, api menyambar dan merambat ke kaki ranjang.‘Brengsek! Mereka sudah gila!’ batin Annelies mengumpat tajam. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara tembakan dari luar. Semua orang tersentak, termasuk Annelies yang kini berkutat dengan api yang menyambar ranjangnya. “Periksa keadaan di luar!” tukas lelaki bertato ular memerintah rekannya. Si pria gondrong segera keluar. Di aula depan, seorang rekannya tergelatak dengan dahi bersimbah darah. Di hadapannya ada Dan Theo tengah mengacungkan pistol padanya.Ya, Dan Theo melacak tempat di hutan Giulio dan berhasil menemukan van terparkir di depan vila. Melihat itu, dia yakin sang istri disekap di sini.“Bajingan!” Lelaki gondrong tadi merogoh pistol.Belum sempai diacungkan, Dan Theo lebih dulu menembaknya. Beruntung dia bisa menghindar cepat, tapi Dan Theo tak kenal ampun. Dia harus segera melenyapkannya!Namun, tanpa diduga, anak buah
‘Dan Theo?!’ Mata Annelies membesar saat sang suami turun dari mobil yang menerobos ruangan tersebut. Annelies tercengang dengan leher tegang. Bagaimana bisa Dan Theo menyusulnya sampai ke sini?! Terlebih dia datang dengan wajah berdarah.‘Dan Theo … terluka? Apa yang terjadi padanya?!’ batin Annelies, tanpa tahu darah itu hanyalah cipratan luka dari antek-antek Logan yang dihajar suaminya. Mata mereka bertemu, tapi Dan Theo hanya memampangkan ekspresi berang melihat Annelies terikat dalam keadaan menyedihkan. Apalagi baju pasien yang dikenakan istrinya robek hingga menguarkan dadanya. ‘Bajingan busuk!’ batin Dan Theo mengumpat marah.“Apa yang kalian lakukan?! Hajar si brengsek itu!” titah lelaki bertato ular pada bawahannya.Beberapa orang bersenjata tajam berlari ke arah Dan Theo. Seorang dari mereka mengayunkan belati, tapi Dan Theo menghindari cepat dan langsung menyikut dagunya dengan keras. Antek Logan lainnya mengeroyok seperti hyena. Namun, insting Dan Theo membuat tubuhny
“A-apa? Kau bilang putriku cacat?!” Thesion mendengus dengan gigi terkatup. Kemelut amarah pun menyelimutinya, saat melihat mata anak perempuannya berkaca-kaca. Thesion menatap Lewis kian tajam dan melanjutkan. “Beraninya kau menghina putriku. Tuan Logan, putra Anda—”Belum tuntas ucapan Thesion, mendadak Logan berdiri dan langsung menampar Lewis. “Kau pasti masih mabuk, ya?!” tukas Logan dengan tatapan membara. Semua pasang mata tercengang. Logan yang biasa menghukum Lewis di belakang, kini kelepasan karena putranya terlalu lancang.Namun, iblis berjas itu segera membungkuk pada Thesion seraya berkata, “mohon maaf, Tuan Thesion. Putra saya salah, saya yakin dia tidak bermaksud menghina putri Anda.”Thesion melirik Lewis. Logan pun menendang kaki putranya dan memaksa pemuda itu berlutut. Dengan seringai berbahaya, Lewis pun berujar, “maaf, saya bersalah.”Pertemuan keluarga yang harusnya membahas rencana pertunangan malah hancur. Putri Thesion menangis karena merasa terhina, sehi
“Saya benar-benar mohon maaf, Direktur. Saya baru saja bangun, dan tas kerja saya sudah acak-acakan. Saya pikir ada yang mencurinya, maaf ini salah sa—” “Sepertinya aku tahu siapa yang mengambilnya!” Annelies menyambar sebelum ucapan Cloe tuntas. Dia menatap tajam arlojinya. Masih ada sekitar empat puluh menit sebelum rapat di mulai. “Nona Cloe, maaf saya harus pergi. Saya akan meminta orang untuk menjaga Anda di sini.” Annelies berniat mangkir, tapi Dan Theo segera menahannya. “Tunggu, apa dokumen itu sangat penting?” Pria itu bertanya. “Dokumen itu berisi bukti penggelapan dana dari perusahaan cangkang milik Kak Logan. Aku harus membawanya ke rapat pemegang saham untuk menjatuhkannya!” sahut Annelies dengan leher tegang. “Kau tahu? Sepertinya Perawat pria tadi yang mengambilnya!“ Ya, sekilas Annelies mengenali logo perusahaan cangkang yang ada di bagian depan dokumen. Sialnya perawat tadi buru-buru pergi dengan gelagat mencurigakan. Tapi itulah yang menguatkan dugaannya. “Aku
‘Annelies?!’ batin Dan Theo menatap tegang.Tangannya mengepal kuat mendapati sang istri dalam bahaya. Ya, Annelies yang sebelumnya diminta Dan Theo menunggu di mobil, langsung keluar setelah mendengar bunyi tembakan. Dirinya khawatir jika suaminya terluka, jadi dia tidak bisa berpangku tangan.“Jatuhkan pisaunya!” tukas Dan Theo memerintah tajam.Namun, si perawat gadungan malah sengaja memprovokasi dengan menempelkan sisi tajam belati ke leher Annelies.“Da-dan Theo ….” Annelies bertutur lirih selaras dengan lampu terowongan kereta yang berkedap-kedip. Napasnya tercekat begitu merasakan ujung belati yang dingin akan mengoyak kerongkongannya. Namun, saat lampu menyala terang, Annelies seketika tersentak karena Dan Theo tiba-tiba ada di hadapannya. Suaminya itu memegang belati dan dengan kuat menjauhkannya dari leher Annelies, tanpa peduli tangannya terluka.‘Da-darah!’ batin Annelies membelalak saat gelenyar merah menetes deras dari telapak tangan Dan Theo.“Kau lukai wanita ini se
Iris Annelies gemetar saat Logan keluar lift.“Ini rapat pemegang saham. Mana mungkin baru dua puluh menit langsung selesai?!” Annelies berkata dengan wajah tegang.Mendengar itu, Logan pun menyeringai. “Adikku, kau seorang pebisnis. Bagaimana bisa kau menyia-nyiakan waktu? Kami semua orang sibuk. Rapat sudah dimulai satu jam lalu!”“A-apa?!” Annelies geram bukan main.Memang karena siapa Annelies terlambat? Sejak awal, Logan memang sudah merencakannya. Bahkan termasuk penculikan!“Yah, memang lebih baik kau tidak hadir dari pada mempermalukan diri sendiri ‘kan? Jika hadir pun kau pasti akan kalah. Bukan begitu, adikku?!” sahut Logan penuh ejekan.Dia memasukan kedua tangan ke saku celana, seraya berkata, “datanglah ke mansion Langford akhir pekan ini. Aku akan menggelar jamuan untuk merayakan posisi baruku.”Annelies hanya bungkam dengan sorot tajam. Mana sudi dia berkumpul dengan para hyena Langford, terlebih Logan yang mencuri jabatannya dengan curang!“Kakak pikir aku akan datang