“Jika Anda tidak menyerahkan anak-anak berisi Raica Ruby pada Master sebelum tengah malam, mereka akan melenyapkan Kaelus!” Vivian berkata dengan wajah tegang.Dan Theo menilik wanita itu dengan tatapan curiga. ini sangat aneh. Bagaimana bisa Logan tiba-tiba tau kalau dia-lah yang membawa anak-anak tersebut?‘Kaelus tidak mungkin buka mulut semudah itu. Meski dia hampir mati, Kaelus tetap setia pada organisasi. Lalu dari mana Logan tau?!’ Dan Theo memicing tajam. ‘Wanita ini! Dia sangat mudah mengkhianati geng Ceko, tidak mustahil dia mengkhianatiku ‘kan?!’“Kau. Bagaimana aku bisa mempercayaimu?!” tukas Dan Theo tajam.Melihat ekspresi dingin pria itu, Vivian langsung berkata, “sa-saya tidak berbohong. Saya saja hampir mati ketakutan karena menguping pembicaraan mereka. Karena jika Master tau saya mata-mata, leher saya akan putus saat itu juga!”Situasi jadi hening karena Dan Theo hanya bungkam. Itu membuat Vivian penasaran.“A-apa Anda akan menyerahkan anak-anak? Waktu kita tidak ba
Lengan Eugen terangkat melindungi wajah saat mobilnya terguling beberapa meter. Suara gubrakan dari tabrakan itu terdengar kencang, hingga membuat petugas keamanan keluar posnya.“Hah! Ada tabrakan?!” Petugas keamanan berbadan gempal membelalak.Dia dan rekannya yang jangkung langsung mendekati lokasi. Namun, baru beberapa langkah berlari, tiba-tiba seseorang dari truk melesatkan peluru pada mereka.“Ugh!” Petugas keamanan yang jangkung seketika ambruk saat anak timah itu menembus dahinya.“Hei, a-apa yang terjadi—”Belum tuntas ucapan petugas berbadan gempal, mendadak dada kirinya tertembak. Dia jatuh tersungkur di sebelah rekannya yang sudah tak bernyawa.‘Brengsek! Siapa bajingan ini?!’ batin Eugen memaki saat melihat orang-orang tertembak.Kepalanya yang berlumuran darah sangat pusing. Apalagi kini posisi mobilnya terbalik karena tabrakan tadi.“Argh!” Eugen mengerang saat berusaha melepas sabuk pengaman.Meski tubuhnya serasa remuk, tapi Eugen berupaya keras untuk keluar dari mob
“Kenapa aku harus peduli pada putrimu?!” Dan Theo mendecak sengit. Dan itu memicu tawa Logan terkuar keraas. Dia terbahak-bahak hingga menggema ke seluruh sudut ruangan. “Aish, dasar bajingan! Kau pikir bisa menipuku? Aku tau sangat mengukai jalang itu!” dengus Logan memicing tajam. “Berhenti omong kosong. Aku datang bukan untuk ini!” sambar Dan Theo menyatukan alisnya. “Kalau begitu harusnya kau menyerahkan anak-anak itu, sialan! Kau berani mencuri barangku. Kau pikir bisa lolos begitu saja?!” Logan menyahut berang. “Baik atau buruk, aku selalu membalas seseorang dua kali lipat!” Logan mengambil ponselnya untuk menelepon anteknya yang menahan Annelies di L&F Cosmetic. Dengan tatapan sengit, dia pun memerintah. “Jatuhkan jalang itu!” “Baik, Master!” sahut anteknya dari seberang. Dari video di proyektor tadi, antek Logan tampak melepas ikatan di satu tangan Annelies. Seketika lengan Annelies terkulai. Itu memicu kecemasan Dan Theo membengkak. ‘Brengsek! Logan memang bajingan gi
Vivian menelan saliva amat berat seraya berkata, “Tu-tuan, Anda salah paham. Saya … saya tidak—” “Tutup mulutmu, dasar jalang!” sahut Casper semakin menekan pistol di pelipis Vivian. “Bisa-bisanya tikus kecil sepertimu ada di markas ini. Master paling benci pengkhianat, kau pikir akan selamat?!” “Sa-saya mohon, Tuan. Tolong … ampuni saya sekali ini saja,” tutur Vivian dengan keringat dingin memenuhi tengkuknya. Wanita itu bergidik. Wajah putus asanya menegang seolah berteriak minta bantuan. Namun, ketika anak buah Dan Theo hendak mengacungkan pistolnya, Casper langsung melesatkan peluru hingga menembus kepala Vivian. “Hah?!” Anggota Caligo di sana terbelalak melihat Vivian ambruk. Darah wanita itu merembes dari pelipisnya yang ditembus anak timah. Dan saat itulah, para bawahan Dan Theo menyerang Casper bersamaan. Mereka mengeluarkan belati dan langsung melayangkannya pada Casper yang hanya datang sendiri. Meski terdesak, tapi Casper dengan sigap menangkis tangan anak buah Dan The
‘Obatnya sudah menyebar terlalu lama. Annelies bisa dalam bahaya jika tidak bisa mengendalikan Raica Ruby dalam tubuhnya!’ batin Dan Theo dengan alis bertaut. Ya, Dan Theo sangat hafal reaksi orang awam yang belum pernah tersentuh narkoba. Apalagi Raica Ruby jenis obat dengan kualitas tinggi. Tentu saja membuat Annelies hampir mati. Tubuh wanita itu menggigil. Dia seperti kedinginan, tapi keringat memenuhi dahi dan tengkuknya hingga basah. Bahkan napasnya kini sangat lemah. “Tidak, Annelies. Kau bisa, kau harus bertahan!” tutur Dan Theo yang lantas membaringkan tubuh istrinya. Dia melepas jas hitamnya, lalu menggulungnya untuk menyangga kepala Annelies. Dan Theo melonggarkan kancing di kerah wanita itu untuk melancarkan saluran pernapasan. Sialnya, pria itu sudah tak bisa merasakan napas dari hidung Annelies. “Aish!” Dan Theo mendesis dan langsung memeriksa nadi istrinya. Kecemasan pun naik ke mercu kepala Dan Theo saat tak merasakan denyut apapun. Tanpa membuang waktu, pria itu
WARNING: chapter ini mengandung konten sensitive!“Bajingan gila!” Seorang antek geng Ceko mengumat tajam begitu melihat kepala Vivian.Beberapa anggota lainnya mengerjap, tapi apa yang mereka lihat tidak berubah. Mata Vivian terbuka lebar dan itu tampak menyeramkan. Ya, Casper sengaja memenggal mayat Vivian dan membawa kepala wanita itu sebagai ancaman untuk geng Ceko.Sebagian dari mereka menutup mulut karena mual. Sedangkan sejumlah anggota lainnya bersiaga mengeluarkan belati dan mengarahkannya pada Casper.“Dasar cecunguk sialan! Kau cari mati, ya?!” decak antek Ceko yang bertato gurita.Dia memberi kode pada rekannya untuk menyerang Casper dari berbagai sisi. Mereka pun maju bersamaan, tapi Casper menghindar dengan lincah dan lantas menghajar antek yang berniat menusuk pinggangnya.Bahkan Casper berhasil merebut belati seorang antek Ceko. Dia mencekal antek itu dari belakang, lantas mengarahkan belati tepat di lehernya.“Tikus seperti kalian bukan tandinganku!” Casper mendecak s
“Ini bukan apa-apa.” Dan Theo berkata tenang. Namun, Annelies tau. Dan Theo selalu menahan semuanya dan tak ingin terlihat lemah.“Tidak. Padahal kita tadi di rumah sakit, kenapa kau diam saja kalau terluka?” tukas Annelies amat cemas. Alih-alih menjawab, Dan Theo malah melirik perut bawahnya. Dia sendiri tidak sadar kapan mendapat luka itu. Mungkinkah saat bertarung dengan Logan?“Istriku, kau tidak perlu khawatir. Ini hanya sayatan kecil, jadi … ugh!” Dan Theo seketika mengernyit karena tiba-tiba Annelies menekan perutnya.“Jangan beralasan. Kau sering bilang bukan luka apa-apa, hanya luka kecil dan banyak alasan lain, padahal ini sakit sekali ‘kan?!” Annelies mengomel.Dirinya sering berutang nyawa pada Dan Theo. Jadi dia tak ingin pria ini terluka karenanya. Tanpa menunggu bantahan, Annelies pun menarik Dan Theo agar duduk di sofa ruang tengah. “Tunggu di sini. Aku akan mengambil kotak obat!” titah sang wanita tegas.Dan Theo bungkam. Dia justru menyeringai tipis saat punggung
“Tada!” tukas Annelies antusias saat kembali ke ruang tengah.Dia mengangkat dua box pizza yang semula ditentengnya rendah.Dan Theo yang melihatnya malah mengerjap bingung. “Jadi, orang yang baru saja datang ….”“Tentu saja kurir makanan. Aku tidak menyangka mereka lumayan cepat. Pantas saja ulasan restoran mereka cukup bagus,” sahut Annelies yang lantas duduk di sebelah suaminya.Ya, ketika Annelies mengambil kotak obat dari kamarnya, dia juga memesan makanan karena tak bisa membiarkan Dan Theo menyiapkan santapan saat terluka.Begitu Annelies membuka box pizzanya, dia mendadak berkata, “tunggu sebentar, aku akan segera kembali.”Dan Theo mengamati wanita itu menuju dapur. Bibirnya tersungging miring saat tebakannya benar, bahwa Annelies akan kembali dengan bir.“Mungkin ini paduan klasik, tapi pizza sangat cocok dengan bir!” tutur wanita itu meletakkan satu kaleng birnya ke meja.Dia membuka kaleng lainnya, lalu menenggaknya sebagai minuman pembuka.“Ya, aku juga menyukai pizza dan