Beranda / Pernikahan / Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku / Bab 17 : Dengkuran yang dirindukan

Share

Bab 17 : Dengkuran yang dirindukan

Penulis: Nvika302
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-18 12:58:38
Sesaat sebelum Arga mulai berbicara, dari arah pintu terdengar ketukan. Nasya segera mengusap jejak air mata diwajahnya dan berjalan menuju pintu.

"Permisi" teriak orang dari arah luar.

"Iya. Ada yang bisa dibantu?" ucap Nasya. "Rizwan?" imbuhnya. Arga mengerutkan dahi saat Nasya mengucapkan nama seseorang.

"Nasya. Kamu juga ikut kesini?" ucapnya sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman.

"Iya. Silahkan duduk. Ada perlu apa?" ucap Nasya dengan senyum mencoba menutupi kesedihannya.

"Bapaknya ada?"

"Tunggu dulu sebentar" Nasya segera kebelakang memanggil Papanya.

Arga yang sedari tadi duduk disana, memperhatikan Rizwan dengan tatapan aneh. Dia merasa tatapan Rizwan pada istrinya bukan tatapan biasa. Rizwan memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, begitu juga Arga yang dengan tegas memperkenalkan diri sebagai suami Nasya.

Tak lama Papa dan Nasya datang membawa dua gelas minuman. Papa memberi kode pada Nasya untuk mengajak Arga kekamarnya. Nasya mengerti dan langsung meraih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 18 : Hanya mandi ya Mas!

    Nasya terbangun setelah dua jam dia tidur disamping suaminya, bahkan dia lupa untuk menyiapkan makan malam. Dia bangun secara perlahan agar tidak membangunkan suaminya. Setelah merapikan pakaian dan rambutnya dia segera menyiapkan air untuk suaminya mandi dan segera menyusul Mamanya kedapur. "Suami kamu mana?" tanya sang Mama. "Masih tidur Ma, sepertinya dia kelelahan" jawab Nasya. Mamanya hanya mengangguk, sementara Papanya masih diruang keluarga memeriksa beberapa berkas laporan keuangan kebun teh. Biasanya dia hanya menerima email dari pengelola dan hanya sesekali berkunjung untuk mengecek semuanya. Setelah semua makanan siap diatas meja makan. Nasya memanggil Papanya untuk ikut bergabung. Selama dimeja makan tidak ada perbincangan yang berarti. Papanya yang sudah mendengar cerita sesungguhnya memberi Nasya nasehat yang sama dengan Mamanya. Semua tergantung dari keputusannya. Bertahan atau Pergi. Selesai makan malam, Nasya kembali kedalam kamar untuk melihat suaminya. Dia khaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 19 : Masalah bertubi-tubi

    Persis seperti apa yang sudah diduga oleh Nasya, didalam kamar mandi mereka menghabiskan waktu hingga kurang lebih satu jam. Arga seperti tidak merasa puas jika berurusan dengan istrinya itu. Arga keluar kamar dengan senyum sumringah dan badan yang terasa lebih segar. Berbeda dengan Nasya yang merasa badannya seperti diremukkan hingga rasanya hanya ingin berbaring diatas ranjang saja. Tapi sebagai seorang istri dia tetap melakukan kewajibannya melayani suami dan mempersiapkan semua keperluannya. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan yang bisa juga disebut dengan makan siang. "Sayang, nanti main kekebun teh ya" ajak Arga. "Iya nanti kesana. Sepertinya papa sama mama juga kesana" jawab Nasya yang mendapat anggukan dari Arga. Arga menjelaskan apa yang dia dapat setelah melihat data yang diberikan oleh pengelola kebun teh, Nasya menyimak dengan seksama penjelasan dari suaminya dan tidak menyangka bahwa pengelola yang notabene keluarga sendiri bisa melakukan hal seperti itu. Apalagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 20 : Gubuk Derita

    Setelah api pada mobil itu berhasil dipadamkan, polisi dan tim inafis segera melakukan pengecekan secara menyeluruh. Tapi mereka tercengang karena tidak mendapati satupun korban jiwa yang ada disana. Salah satu polisi itu kemudian memberi kabar pada Saka seraya terus melakukan pemeriksaan cctv juga saksi yang kebetulan berada disekitar kejadian. Saka selalu mengupdate semua informasi yang dia dapat ke keluarga besar Arga dan Nasya. Dia yang pada awalnya mengantuk justru semakin merasa kantuknya hilang padahal dia sama sekali tidak tidur hampir dua hari ini. Saka menyuruh salah satu informannya untuk melacak keberadaan Arga dan Nasya. Sekarang dia hanya bisa berharap bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja. Sembari menunggu kabar, dia berusaha menghubungi pengacara dan pihak terkait perihal pengunduran jadwal konferensi pers. Hingga tak lama dia mendapat info dari informannya bahwa ditemukan jejak telapak kaki yang mengarah ke hutan. Saka menyuruh mereka untuk menyusuri seluruh hut

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 21 : Awal Kehancuran Keluarga Smith

    Saka yang sudah sampai dilokasi segera mendapat hasil pantauan orang suruhannya. Sedangkan tim medis stand by didalam mobil yang diparkir lumayan jauh dari tempat mereka berada. Setelah mendapat hasil pantauan, Saka segera memberikan instruksi pada orang-orangnya menenai strategi untuk mendekat gubuk itu. Saat Saka sedang memberikan instruksi tiba-tiba muncul mobil jeep hitam mendekat kearah gubuk dan seorang pria dengan topi, kacamata hitam dan masker turun dari mobil itu. Dia disambut oleh penjaga yang ada disana kemudian dipersilahkan masuk. "Sepertinya dia bosnya" ucap salah satu orang suruhannya."Iya sedari tadi tidak ada yang diperlakukan berbeda seperti itu" imbuh yang lainnya dengan suara lirih tapi masih bisa terdengar oleh yang lain. Dari postur tubuhnya, Saka mengenalnya dengan sangat baik. Orang yang sama dengan yang menyebarkan berita hoax mengenai Arga. Semua itu tidak luput dari bidikan kamera Saka sebagai salah satu bukti untuk menguatkan di pengadilan. Bahkan kaca

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 22 : Kabar Bahagia yang masih OTW

    Dua jari berselang, Arga baru mendapat kabar dari pengacaranya bahwa berkas dinyatakan lengkap dan akan bergulir dipengadilan. "Selangkah lagi, tunggu kehancuranmu" ucapnya pada diri sendiri dengan mengembangkan senyum lebarnya. "Ada apa sayang?" tanya Nasya pada suaminya yang terlihat sumringah. Tanpa menjawab Arga langsung memeluk Nasya dari belakang dan menghirup aroma sabun yang menguar dari kulit halus istrinya yanf baru selesai mandi. "Kamu kenapa? Tiba-tiba senyum-senyum sendiri" tanya Nasya yang masih membiarkan suaminya terus menempel padanya bahkan setelah dia sampai dimeja rias. Arga menceritakan pada Nasya mengenai apa yang terjadi dengan berkas-berkas yang dia bawa dua hari yang lalu ke kantor polisi dan juga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat di persidangan. Nasya hanya mengangguk dan berharap semua yang dilakukan oleh suami beserta timnya tidak sia-sia dan hasilnya sesuai dengan yang mereka harapkan. Saat ini Arga dan Saka masih mendiskusikan hal-hal ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 23 : Kehancuran Keluarga Smith

    Pagi harinya, dokter Philip datang dengan didampingi seorang dokter wanita membawa hasil lab darah Nasya. Setelah Nasya selesai diperiksa oleh Dokter Philip, dia diperkenalkan dengan dokter wanita yang ada disamping dokter Philip. "Perkenalkan, saya dokter Anita. Saya yang mulai sekarang akan memantau kesehatan Nyonya. Saya yang akan membacakan hasil lab darah Nyonya yang sudah dilakukan kemarin" ucapnya sambil membuka map. "Hasilnya adalah Selamat Nyonya anda sedang mengandung dengan usia kehamilan yang masih 2minggu" imbuhnya. Arga yang sedang memegang tangan Nasya langsung memeluk istrinya yang tidak bisa berkata-kata dan hanya menangis dipelukan suaminya. "Kamu hamil sayang. Kita berhasil" ucap Arga dengan sangat bahagia. Nasya hanya menangis, dia tidak menyangka akan hamil secepat ini ditengah masalah yang menimpa mereka. "Tolong dijaga ya Nyonya. Sementara ini, Nyonya jangan beraktifitas dulu, bedrest dulu, makan makanan yang sehat, sayuran hijau dan buah jangan lupa" dokte

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 24 : Sebagai Penggugat dan Tergugat

    "Bagaimana perasaan istri Bapak setelah mengetahui berita tentang mantan kekasih yang Bapak tinggalkan?" "Apakah Bapak berniat menikahinya segera dan menceraikan istri Bapak? atau Bapak mau menjadikannya istri kedua?" "Bukankah dulu Bapak pernah berjuang dihadapan keluarga memperjuangkan cinta kalian kenapa Bapak menyerah?" "Apakah istri Bapak adalah orang ketiga dalam hubungan Bapak dan mantan kekasih?" "Saat berada ditaman, bukankah Bapak dulu pernah meyakinkan mantan kekasih Bapak dengan berlutut bahwa akan menikahinya walau sudah tau dia hamil. Kenapa Bapak justru menelantarkannya?" Saka yang sudah geram berdiri kemudian berjalan kearah podium dan mengambil microphone dari depan Arga. "Sudah cukup. Sekarang saatnya mendengar penjelasan dari Bapak Arga. Terima kasih" ucapnya kemudian kembali kekursinya. Walau orang berpikir tidak sopan, dia tidak peduli. Dia sudah cukup geram dengan para wartawan ini karena mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan tema konferensi pers.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Bab 25 : Makan Malam Sederhana

    "Kurang ajar kamu Arga. Kamu sudah membuatku bangkrut dan sekarang kehilangan anakku Wiliam. KAMU SEMBUNYIKAN DIMANA DIA?" ucap Tuan Smith sesaat setelab telfonnya dijawab oleh Arga. "Bukan saya yang membuat anda bangkrut tapi anda sendirilah yang berulah dan untuk masalah Wiliam, tenang saja dia berada di tempat yang aman dan dalam keadaan sehat" ucap Arga kemudian menutup panggilan itu. "Bre***** kamu Arga" umpat Tuan Smith sambil memecahkan vas bunga yang ada dimeja kerjanya."ARGG" teriaknya nafasnyapun memburu. Dia tidak habis pikir, kenapa Wiliam nekat menyerang Arga tanpa persiapan apapun, entah apa yang sedang terjadi padanya. "BODOH" teriaknya lagi. Sementara Arga menghubungi Saka dan menanyakan keadaan Wiliam. Walau dalam penyekapan, Arga masih sedikit berbaik hati memberinya pengobatan juga makanan yang bisa dibilang sangat layak untuk seorang sandra. Pada jamuan makan malam bersama pengacara dan yang lainnya, Arga datang bersama Saka. Setelah memberi sambutan juga ucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10

Bab terbaru

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   44 : Si tukang modus

    "Hati-hati ya kalian. Kabari Mama kalau sudah sampai" ucap Mama Mala dan kedua besannya yang mengantar Arga dan Nasya ke bandara. "Iya Ma, Bu. Nanti Nasya kabarin kalau sudah sampai" jawab Nasya sambil memeluk mereka satu per satu. Sementara Arga masih memberikan brifing singkat pada Saka untuk mengingatkannya lagi apa yang harus dikerjakan duluan. Setelah selesai, dia dan Saka segera bergabung bersama Nasya dan berpamitan dengan para orang tua. "Titip Mama. Awas kalau kenapa-kenapa" bisik Arga pada Saka yang hanya melengos tanpa peduli. Dia sudah paham bahkan tanpa diberitahukan lagi apa saja tugasnya, semuanya sudah diluar kepala. Toh, selama ini dia sudah sering kali ditinggal-tinggal oleh Arga setelah dia menikah. Setelah selesai berpamitan, Arga dan Nasya segera berangkat walau dengan perasaan yang entah kenapa terasa berat meninggalkan mereka. Tidak seperti biasanya, mereka justru cenderung merasa gelisah. "Tidak akan ada apa-apa kan ya Sayang?" tanya Nasya pada sang suami

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   43 : Jurus jitu membangunkan suami

    Dengan segala lika-liku yang menemani kehidupan rumah tangga mereka, juga kejadian yang membuat keduanya apalagi Nasya yang hampir kehilangan kewarasan karena kehilangan calon anak mereka, akhirnya pelangi dirasakan oleh keduanya. "Kalian pergilah honeymoon" suruh Mama Mala pada keduanya saat sedang makan malam. "Tidak. Nanti Mama sendirian disini" jawab Arga sambil terus mengunyah makanannya. "Halah. Disinikan ada Saka, Mbak Yu juga ada. Apa yang keperlu dikhawatirkan?" "Iya sana pergi kemana gitu. Tidak perlu keluar negeri, ke bali atau lombok saja. Lumayankan bisa sekalian refreshing" timpal Ibunya Nasya. "Nanti deh. Coba aku lihat jadwal dulu, sekalian aku selesaikan dulu pekerjaan yang tertunda" jawab Arga. "Mama yang akan minta Saka kosongkan semua jadwal kamu selama beberapa hari dan Mama juga akan minta supaya dia sementara yang menghandle semua pekerjaan kamu. Apa kamu masih tidak percaya dengan cara kerja Saka? Isshh, Keterlaluan" cecar Mama Mala yang kesal karena anak

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   Melepas rasa kepemilikan

    "Arga" "Nak, bangun" "Arga. Bangun Nak" Beberapa kali sudah Ayah mertuanya membangunkan Arga tapi tidak mendapat respon apa-apa hingga akhirnya Ayah mertuanya itu menepuk pipi Arga sedikit lebih keras. Arga yang kaget langsung bangkit dan melihat sekeliling."Istriku mana? Nasya mana Yah?" teriaknya yang dengan cepat dia turun dari ranjang kemudian berlari menuju brangkar yang tadi ditempati istrinya dan ternyata ranjangnya sudah kosong. Diapun jongkok dan menangis tersedu bahkan beberapa kali berteriak memanggik nama istrinya. "Arga, Sadar Nak. Kamu ini sebenarnya kenapa? Istri kamu cuma ke ruangan psikolog. Dan kamu sudah mencarinya sampai seperti ini?" ucap Ayah mertuanya sambil menepuk bahu kemudian mengusap punggung Arga. "Bukankah kamu yang mendaftar Nasya untuk konsultasi dengan Psikolog sesuai dengan anjuran dokter kandungan?" imbuhnya. Mendengar ucapan Ayah mertuanya, tangis Arga seketika berhenti. Dia diam sambil mencerna kembali apa yang dikatakan oleh Ayah mertuanya

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   41 : Tembok RS mendengar lebih banyak doa tulus

    "Sayang, kamu sudah dapat nama buat anak kita?" tanya Nasya setelah terbangun sambil terus mengusap perutnya. Arga tidak menjawab, dia hanya melipat bibirnya kedalam. Kesedihan tiba-tiba membebat dalam hatinya. Sekuat tenaga dia menahan air matanya. Melihat istrinya seperti ini sungguh membuatnya semakin merasa bersalah. "Sayang. Kenapa diam?" tanya Nasya sekali lagi. "Sayang, sudah. Mungkin suami kamu sedang lelah. Dia dari kemarin menunggu kamu disini bahkan tidak tidur" ucap Ibunya Nasya mencoba mengalihkan perhatian anaknya. "Benar Kamu tidak tidur?" tanya Nasya khawatir. Arga hanya tersenyum kecut. "Pantas saja, kamu punya mata panda. Kamu istirahat dulu saja, biar aku sama Ayah sama Ibu" sambungnya. Ibu Mertuanya memberi kode agar Arga pergi keruangan yang memang sudah disiapkan untuk istirahat yang menjaga pasien. Disana sudah ada ranjang beserta perlengkapannya, tv, lemari pendingin juga lemari pakaian. Setelah Arga berbaring, dia memejam matanya. Walau sulit sekali untu

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   40 : Salah satu harus jadi penguat

    Demi keselamatan istrinya, Arga menyetujui proses kuret itu. Dia setia menunggu istrinya selama menjalanu proses kuret didepan ruang operasi. Disana dia bersama dengan orang tua Nasya yang tadi dijemput menggunakan helikopter oleh anak buah Saka. Sementara Saka diberi tugas oleh Arga untuk menjaga dan memantau Mamanya juga mencari siapa dalang dari kecelakaan itu. Bodyguard dan sopirnya juga ditangani di rumah sakit yang sama. Mereka juga sedang melakukan operasi karena ada beberapa tulang yang patah dan ada luka tembak dilengannya. "Mama sudah sadar, dia terus mencari Nasya, bagaimana?" Aku harus jawab apa?" tanya Saka pada Arga melalui sambungan telfon. "Ceritakan saja apa yang terjadi" jawab Arga dengan pikiran yang masih kalut kemudian menutup ponselnya, bukan dia tidak peduli dengan keadaan Mamanya, hanya saja saat ini pikirannya masih tertuju pada Nasya. Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya dokter keluar dan mempersilahkan Arga untuk masuk sedangkan perawat memberikan

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   39 : Kehilangan harta paling berharga

    "Kamu bau. Sana jauh-jauh" usir Nasya yang masih membungkuk didepan wastafel sambil mengibaskan tangannya. "Bukannya kamu suka bau aku kalau tidak mandi?" tanya Arga yang keheranan. Bagaimana bisa sekarang Nasya justru menyuruhnya menjauh karena tidak mandi. Karena ucapan Nasya tadi, akhirnya Arga hanya melihat istrinya yang masih muntah dari kejauhan. Setelah dirasa Istrinya sudah membaik, dia pun mendekat dan menyuruh istrinya menutup hidung, sementara dia berlari dengan cepat menuju bathup dan menenggelamkan diri disana. Nasya pun tertawa melihat kelakuan suaminya itu. Dia juga heran dengan dirinya sendiri karena selalu berubah-ubah. Dia hanya berharap agar suaminya mengerti bahwa semua ini karena hormon kehamilannya. Bukannya pergi, Nasya justru berdiri bersandar didekat wastafel sambil memperhatikan suaminya yang masih menggosok dada dan lengannya. "Sayang, butuh bantuan?" tanya Nasya yang langsung membuat Arga menoleh dan mengangguk. Bagaimana tidak, ini bagaikan kesempatan

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   38 : Tubuhmu Canduku

    Nasya akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar, dan betapa kagetnya dia ternyata suaminya juga sedang berdiri didepan pintu kamarnya. Setelah saling menatap sejenak, akhirnya Nasya langsung memeluk suaminya itu dan benar-benar membenamkan wajahnya didada suaminya. Bau keringat Arga membuatnya candu. "Sayang. I Love You" ucap Arga sambil mengecup kepala istrinya. Nasya hanya diam tapi mengangguk dan tersenyum. Argapun kemudian menggendong Nasya ala bridal style dan dibawanya ke kamar. Beruntunglah Arga rajin olahraga jadi menggendong Istrinya yang sedang hamil seperti sekarang ini bukan masalah baginya. Disepanjang jalan menuju kamar, mereka saling berpagutan. Mentransfer kerinduan yang menyesakkan dada keduanya. Arga sangat hati-hati dalam melangkah dan meletakkan Nasya di ranjang. "Hai sayang. Kangen sama Papa ya?" ucapnya didepam perut Nasya setelah sebelumnya mengucapkan hal yang sama pada sang istri. "Mau ketemu Papa sekarang?" sambungnya dengan melihat kearah Nasya dan t

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   37 : Hormon Ibu Hamil

    Belum juga Mama Mala memulai ceritanya, tiba-tiba Arga datang dan langsung memeluk istrinya. Nasya yang semula masih tertawa terbahak-bahak, langsung diam. "Sayang, rindu" bisik Arga. Seketika bulu kuduk Nasya berdiri, dia mencoba menyentuh tangan Arga untuk memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi. "Apa-apaan kamu? Lepaskan" teriak Mama Mala sambil menarik tangan Arga. "Mama apa-apaan sih? Nasya istri aku" ucap Arga yang kesal sambil berusaha melepas tangan Mamanya. Nasya yang melihat kejadian itu segera melerai dan membawa Arga masuk ke dalam kamar. 'Dia langsung mengajakku kedalam kamar. Tenang Sayang, selama diperjalanan aku sudah charge tenaga' batinnya sambil menggerakkan bahunya agar lebih rileks dan tentu saja senyum yang tak pernah surut. Setelah menutup pintu kamar, Nasya berbalik kemudian melipat kedua tangannya didepan dada dengan mata menyipit dan bibir yang dibuat sedikit maju, dia menatap Arga kemudian berjalan mengelilinginya perlahan. Arga yang masih belum pa

  • Suami Arogan Pilihan Orang Tuaku   36 : AIB Arga

    "Maaf aku tidak bisa menemani kamu sampai david sadar. Istriku sedang menungguku dirumah. Kalau butuh bantuan kamu bisa langsung menghubungiku melalui Saka. Aku pergi dulu" ucap Arga setelah kembali dari toilet dan menghampiri Sophia yang masih setia menunggu David. Arga bahkan langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Sophia. "Sepertinya memanh sudah saatnya aku benar-benar melepasmu dari hatiku. Semoga kamu selalu bahagia walai kenyataannya bukan aku lagi yang ada disisi dan hatimu" gumam Sophia melihat kelorong yang tadi dilewati Arga. Tanpa terasa air matanya kembali tumpah bersamaan dengan perasaannya yang mulai runtuh. Arga yang kelimpungan sendiri dengan cepat menuju hotel untuk mengambil barang-barangnya dan oleh-oleh yang sudah dia beli untuk sang istri. Setelah selesai dia segera menuju bandara dengan masih mencoba menghubungi nomor istrinya. Sementara itu, di Indonesia. Nasya sedang berbincang bersama Mama mertuanya di gazebo dekat kolam renang. Mereka awalnya berencana

DMCA.com Protection Status