Claudia membenci Christian, sangat membencinya. Claudia bersumpah ingin sekali membunuh pria itu agar lenyap dari dunia ini, tapi semua begitu rumit. Ini bukan hanya tentang Christian adalah kakak iparnya, namun ini tentang hati Claudia pun tak bisa menyaksikan hal buruk terjadi pada Christian.Claudia seolah berada di penjara yang membuatnya tak bisa berkutik sedikit pun. Hal yang membuat gadis itu merasa begitu rumit adalah dirinya tinggal satu atap dengan kakak iparnya. Melangkah jauh juga adalah hal yang tak mungkin bisa terjadi. Berkali-kali dia telah memasang dinding tinggi di antaranya dan Christian, tapi tetap sia-sia karena Christian selalu menerobos dinding pembatas yang dia bangun.Akar permasalahan bersumber dari Christian. Setiap kali Claudia menghindar, selalu saja Christian menarik paksanya, seakan tak membiarkan dirinya pergi ke mana pun. Pria itu telah melanggar batas yang tak seharusnya dia langgar. Pun gadis itu tak mungkin menceritakan tentang Christian pada keluar
Christian menyambar wine di hadapannya, menenggak hingga tandas. Tampak raut wajah pria itu menyimpan rasa marah dan emosi tertahan. Ancaman Claudia terus terngiang dalam benaknya. Tak bisa sama sekali hilang.Untuk pertama kalinya Claudia memberikan ancaman padanya. Seharusnya ancaman Claudia itu tidak mempan baginya, tapi sayangnya Christian tak bisa melupakan ancaman adik iparnya itu.“Shit!” Christian mengumpat kasar seraya mencengkram kuat gelas berkaki tinggi di tangannya. Selama ini, belum ada satu pun orang yang berani mengancam Christian—dan Claudia Fitzgerald adalah orang pertama yang berani mengancamnya. Sialnya, ancaman Claudia seakan berhasil mengenai sasaran—yang mana membuat pria itu sama sekali tak bisa berkutik.Suara ketukan pintu terdengar, membuat Christian semakin emosi karena ada yang mengganggunya dalam keadaan yang tengah kesal seperti sekarang ini.“Masuk!” seru Christian meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.Tak selang lama, Addy muncul, m
Claudia mondar-mandir tidak jelas di dalam kamarnya. Sebenarnya, dia tahu akan ditugaskan ke Seoul, karena memang dirinya menangani project milik Geovan Group. Akan tetapi, gadis itu sama sekali tak mengira kalau akan secepat ini. Pun tadi di kantor saja dirinya baru saja memberikan ancaman pada Christian, dan belum ada sama sekali respon dari pria menyebalkan itu.Hal yang membuat hati Claudia menjadi berat yaitu terletak pada kejadian di mana Christian memberikan hukuman untuknya. Christian Hastings telah melanggar batas yang seharusnya tak dia langgar. Sekarang semuanya semakin menjadi rumit dan tak menentu. Dia tak tahu harus bertindak seperti apa.“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Claudia mengusap wajahnya. Raut wajah gadis itu dilanda kebingungan hebat.Claudia berusaha mengatur napasnya, mencari solusi yang paling tepat. Selanjutnya, tatapannya teralih pada jam dinding—waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Di jam seperti ini, pasti kakaknya sudah tidur. Sedangkan Christi
Claudia berangkat ke kantor pagi-pagi sekali. Gadis itu menghindari keluarganya, kakaknya, termasuk menghindar dari Christian. Meskipun Claudia akan bertemu dengan Christian di kantor tapi menghindari Christian di rumah merupakan salah satu langkah yang bagus. Selain itu, Claudia juga menghindar dari kedua orang tuanya, dan kakaknya agar kedua orang tuanya dan kakaknya tak membahas tentang keberangkatannya ke Seoul. Ya, kedua orang tuanya dan kakaknya begitu antusias dan bangga. Mengingat project yang Claudia tangani ini memang project besar, jadi wajar kalau keluarganya bangga padanya.Akan tetapi yang menjadi pokok permasalahan Claudia adalah dirinya harus berangkat ke Seoul bersama dengan Christian. Sungguh, itu adalah hal yang benar-benar membuatnya merasa cemas, takut, khawatir, semuanya melebur menjadi satu. Jika saja boleh memilih, lebih baik Claudia berangkat dengan asisten Christian, daripada dia harus berangkat bersama dengan pria gila itu. Sejak Christian telah berani me
Rencana keberangkatan Claudia ke Seoul bersama Christian semakin dekat. Segala persiapan keberangkatan telah disiapkan oleh Christian. Gadis itu tak perlu melakukan apa pun, karena persiapan sudah siap.Claudia ingin sekali meminta agar Addy yang berangkat ke Seoul, tapi itu sepertinya tidak mungkin. Pasalnya, Addy bertugas mengurus perusahaan di sini. Sedangkan Christian yang mengurus langsung project Geovan Group yang ada di Seoul.Harapan Claudia harus lenyap. Mau tak mau dia harus menerima ini semua. Sebenarnya, gadis itu pun berharap kalau Ella akan ikut ke Seoul, tapi sayangnya kakaknya itu tengah mengurus perusahaan keluarganya.Selama ini, memang Claudia terbilang tak pernah mengurus perusahaan keluarganya. Dia lebih menyukai dunia desain, berbeda dengan bisnis perusahaan keluarganya. Itu yang membuat akhirnya Ella yang kerap membantu ayahnya dalam mengelola perusahaan keluarga.Claudia duduk di sofa kamar, sambil menatap satu koper besar di hadapannya. Ya. Gadis itu baru saja
Claudia melihat para pelayan nampak sibuk membawakan barang-barangnya masuk ke dalam mobil. Tadinya hanya satu koper saja, tapi tadi malam satu koper lagi menyusul karena ibunya serta kakaknya, tiba-tiba memiliki ide untuk membawakan Claudia pakaian baru—yang dipesan secara mendadak di butik langganan ibu dan kakaknya.Claudia sebenarnya ingin menolak ketika ibu dan kakaknya membelikan pakaian baru untuknya. Pasalnya itu akan menambah muatan saja, dan membuat kopernya menjadi berat. Tapi tentunya dia tak bisa menolak. Yang Claudia bisa lakukan adalah pasrah. Tidak bisa berbuat apa pun.Ya, hari ini adalah hari di mana Claudia berangkat ke Seoul bersama dengan Christian. Di mata orang tua dan kakaknya—dirinya aman berada di sisi Christian, karena pasti Christian bisa menjaganya dengan baik. Tapi fakta yang ada selalu saja, Claudia membuat cemas dan ketakutan jika berada di sisi Christian.Sayangnya, kedua orang dan kakaknya tak tahu bahwa ada rahasia besar yang Claudia sembunyikan. Rah
Mata Claudia mengerjap beberapa kali, menandakan gadis itu akan segera membuka matanya. Sayup-sayup secara perlahan, mata Claudia mulai terbuka—mengendar ke sekitar—melihat dirinya berada di sebuah kamar asing.Kening Claudia mengerut dalam, lalu tatapannya teralih pada jendela kecil—di sana ada kumpulan awan putih. Ya, Claudia langsung menyadari kalau dirinya masih berada di dalam pesawat.“Ck! Pasti pria menyebalkanku yang memindahkan tubuhku,” gerutu Claudia kesal.Tadi, Claudia sempat berdebat dengan Christian dan berujung Claudia terlelap. Dia malas jika terlalu lama berdebat dengan pria menyebalkan itu. Tapi, Claudia sama sekali tak mengira kalau dirinya malah akan terlelap pulas, sampai tak sadar Christian menggendongnya.Claudia menyibak selimut, dan hendak turun dari ranjang, namun geraknya terhenti di kala melihat Christian masuk ke dalam kamar. Raut wajah gadis itu berubah menjadi dingin bercampur kesal melihat Christian.“Aku pikir kau belum bangun.” Christian duduk di sam
Perut berbunyi menandakan sangat lapar. Claudia yang sejak tadi berdiam di kamar hotel, membuat gadis itu nampak sedikit kesal. Bisa saja gadis itu menghubungi pihak hotel untuk mengantarkan makan malam, namun dirinya sangat malas.Claudia mengambil ponselnya, dan mencari-cari di internet street food terenak di Seoul. Sebelumnya, dia sudah pernah ingin mendatangi street food di kala waktu itu berlibur bersama dengan keluarganya, namun sayangnya Claudia tidak mendapatkan izin dari kedua orang tuanya. Alasannya? Karena kedua orang tuanya takut kalau makanan di street food kurang bersih. Hal itu yang sempat membuatnya jengkel, karena tak benar-benar menikmati liburannya.“Ah, ini dia tempat street food yang enak,” gumam Claudia di kala berhasil menemukan di internet tempat di mana letak street food di Seoul yang banyak dikunjungi para turis selama berada di Seoul.“Aku makan malam di sini saja.” Claudia segera turun dari ranjang, dan mengganti pakaiannya. Gadis itu tak berias hanya memak