Share

Hidup yang Sempurna

Aвтор: Senja Berpena
last update Последнее обновление: 2025-04-23 22:45:56

"Tidak, tidak bisa. Bukannya semua bukti ini akan diteliti dulu oleh para ahli keasliannya? Berarti bukti-bukti ini palsu, kan? Tidak otentik. Jadi, jangan tahan kami karena semua bukti ini palsu!"

Suara Stella terdengar melengking saking marahnya. Namun, semua ucapannya sudah tak berguna lagi, status kasus sudah dinaikkan dan status Stella serta Juan pun langsung berubah menjadi tahanan.

"Stella, sudahlah, kita ikuti saja prosedurnya supaya nanti hukuman kita tidak diberatkan," tegur Juan.

"Diamlah, Juan, jangan membicarakan hukuman karena kita tidak akan pernah dihukum!" timpal Stella.

Seketika itu juga Juan langsung diam dan hanya bisa pasrah, dia kooperatif menuruti polisi meskipun dia pun sebenarnya ingin kabur saja. Berbanding terbalik dengan Stella, gadis itu menangis, meraung, bahkan mengamuk pada polisi saat akan dibawa ke dalam jeruji besi.

"Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" bentak Stella pada Polisi.

"Kalau kami tidak memegang tanganmu, maka kamu akan melarikan diri. D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Hanya Dijadikan Umpan?

    Vincent menatap wajah Laura ketika istrinya itu tengah tertidur pulas. Wajah sederhana tanpa polesan make up, tapi nampak bercahaya dengan aura bidadari yang terpancar dari sana.Perlahan, Vincent mengelus wajah itu dengan lembut, memberi kenyamanan bagi ibu hamil yang beberapa bulan lagi akan melahirkan darah dagingnya.Namun, tiba-tiba saja Vincent teringat sesuatu. Dia lupa kalau belum menceritakan pada Laura tentang kejadian pada malam yang membuat mereka jadi terpaksa menikah. Seketika itu juga, Vincent merasa tak tenang. Dia merasa harus cepat-cepat mengatakannya."Sayang, kamu belum tidur?" Laura membuka matanya seraya menggeliat."Belum, aku sedang melihat wajah kamu yang cantik itu." Smith membuat Laura tersenyum merona."Kamu bisa saja. Tidurlah, ini sudah malam," titahnya pada sang suami.Namun, Smith menggeleng dan mengatakan kalau dirinya belum mengantuk."Tidurlah, Sayang. Jangan banyak pikiran. Bukankah semua masalah sudah selesai? Kita hanya tinggal menunggu hasil put

    Последнее обновление : 2025-04-25
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Perempuan yang Sangat Baik

    Smith menggeleng seraya meraih tangan Laura. Dengan hati yang tulus Smith menciumi tangan itu, tangan yang selalu terbuka ketika menyambutnya pulang."Aku mencintaimu, Laura. Sungguh sangat mencintaimu. Aku memang pernah tidak menghargaimu sebagai istriku, aku pernah buruk dalam memperlakukanmu. Tapi sekarang semuanya telah berbeda, aku mencintaimu dan tak ingin berpisah denganmu," ungkap Smith dengan sungguh-sungguh.Laura menitikkan air matanya, hatinya amat terluka mendengar pengakuan Smith tadi. Luka itu takkan begitu saja sembuh meskipun Smith sudah mengutarakan ribuan kata maaf dan cintanya."Aku ...." Laura terisak. "Kenapa, Sayang? Katakan padaku apa pun yang kamu rasakan. Lukamu, sakitmu, katakanlah. Aku janji akan mengobati semua itu dengan selalu berada di sisimu selamanya." Smith memegang kedua pipi Laura seraya menatapnya lekat.Laura menggeleng, dia tak mampu berkata-kata untuk mendeskripsikan rasa sakitnya. Baru saja Smith membuatnya melambung tinggi dengan mempersemba

    Последнее обновление : 2025-04-25
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Ditakdirkan untuk Bersatu

    Laura terkejut dengan ucapan Vincent barusan. Dia mengambil foto usang tersebut lalu mengamatinya dengan seksama. Vincent mengatakan bahwa dia dan Ferdy--ayah Laura adalah sahabat karib yang sangat dekat. Mereka bukan hanya teman bermain, tapi juga teman dalam membangun bisnis.Ferdy dan Vincent juga selalu merencanakan banyak hal dalam kehidupan mereka dan berjanji akan selalu bersama meski sudah berumah tangga. Jangan sampai membuat tali persahabatan mereka putus."Apa Ayah sungguh-sungguh dengan cerita itu?" tanya Laura. "Aku hanya khawatir kalau Ayah menceritakan cerita bohong demi mengobati luka hatiku," imbuhnya.Vincent tertawa mendengar celotehan Laura, tapi dia paham karena mungkin menantunya itu hanya merasa trauma. Jadi, Vincent harus memakluminya."Tentu saja tidak, Nak. Ayah dan ayahmu memang sedekat itu bahkan apa yang ayah miliki sekarang semuanya ada campur tangannya Ferdy saat dia masih hidup. Kami membangun banyak hal dalam dunia bisnis dan merencanakan perjodohan a

    Последнее обновление : 2025-04-25
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Bab 1: Nasib Malang Laura

    “Tolong hentikan! Aku bukan wanita panggilan!” teriak Laura, suaranya pecah di antara ketakutan dan ketegasan yang tak mungkin ia sembunyikan. Mata cokelatnya penuh kesedihan, memandang pria yang sudah kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Dengan ketenangan yang sudah retak, Laura Angelina mengeratkan jemari kecilnya di ujung lengan bajunya, tubuhnya gemetar di bawah pandangan dingin dan liar pria itu.“Berhenti bertingkah layaknya wanita suci! Aku sudah membayarmu, maka kau harus melayaniku malam ini,” geramnya, nadanya penuh amarah bercampur mabuk. Ia meraih tangan Laura dengan tangan kasar, seakan menganggapnya tak lebih dari benda yang bisa ia miliki. Dengan sekuat tenaga, Laura meronta, mendorong bahu pria itu seolah nyawanya tergantung pada kekuatannya sendiri. “Aku mohon, jangan lakukan ini. Sudah kukatakan berulang kali padamu. Kau sedang mabuk, Tuan!” pekiknya. Tangannya yang mungil memukul-mukul dada pria itu, namun itu tak lebih dari gigitan nyamuk baginya.“Aku tidak

    Последнее обновление : 2024-10-28
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Bab 2: Berani Berbuat, Berani Bertanggungjawab

    “Ada apa ini?” tanya Vincent, suaranya serak, seraya memandang bergantian antara Laura dan putranya, matanya dipenuhi oleh ketegangan yang berkilat seperti kilat di tengah badai.Laura, dengan wajah memucat dan telunjuknya gemetar, menunjuk ke arah pria di hadapannya. Wajahnya penuh luka tak kasatmata yang menggores hingga ke dasar jiwanya."Pria ini! Pria ini yang telah memperkosa saya, Tuan!” serunya dengan suara bergetar, nadanya seperti ranting rapuh yang terinjak. Mata Laura berkilauan, ditahan oleh air mata yang enggan jatuh, seakan air mata itu sendiri pun takut pada kenyataan pahit yang baru saja terucap.Brak! Suara meja dihantam menggema di ruangan yang mendadak sunyi, seperti helaian malam yang terbelah oleh gelegar petir.“Kurang ajar!” teriak Vincent, matanya menatap tajam seperti mata harimau yang siap menerkam. Wajahnya merah padam, penuh dengan gejolak yang tak bisa ia bendung.Dia memandang wajah putra sulungnya dengan amarah yang membara, seolah setiap syaraf di tubu

    Последнее обновление : 2024-11-13
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Bab 3: Pernikahan Sandiwara

    Smith menggelengkan kepalanya cepat, gerakannya penuh penolakan yang membabi buta, seolah mencoba membuang kenyataan itu dari pikirannya. “No, Dad! Aku tidak ingin menikahinya,” ucapnya, suaranya keras dan penuh penentangan. Wajahnya diliputi kemarahan yang menggelegak, napasnya memburu.“Apa yang kau pikirkan sampai memutuskan hal konyol seperti itu?” Suaranya menggantung, nadanya memotong ketegangan yang telah mengunci mereka semua di dalam ruangan itu.Laura, yang masih berdiri kaku, mencoba menguasai dirinya sendiri. Matanya memandang Vincent dengan penuh keterkejutan yang menyakitkan. “Tuan, bukan ini yang saya inginkan,” katanya, suaranya hampir berbisik, seolah setiap kata adalah duri yang menusuk lidahnya. “Saya tidak ingin menikah dengannya.”Tatapan Vincent tetap dingin, tak tergoyahkan, seperti batu karang yang menantang badai. “Tidak bisa,” ujarnya datar, suaranya bagaikan palu yang menghantam tanpa belas kasihan. “Keputusanku sudah mutlak. Kau datang kemari meminta pertol

    Последнее обновление : 2024-11-13
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Bab 4: Akan Menciptakan Neraka untukmu!

    “Tidak semudah itu, sialan!” pekik Smith dengan suara dinginnya.“Lantas, apa yang ingin kau lakukan setelah ini?” tanya Laura akhirnya, nada suaranya penuh kehampaan, dingin menusuk seakan setiap kata merupakan pisau yang diasah.Smith, pria dengan tubuh tegap, rahang kokoh, dan tatapan mata penuh keangkuhan, hanya tersenyum samar, lalu menatap wajah Laura dengan penuh ketidakpedulian.Ada kilatan dingin dan tidak ramah dalam tatapannya, senyuman di bibirnya yang tipis itu menunjukkan ketidaksabaran, seolah perbincangan ini hanyalah gangguan bagi hidupnya yang sempurna.“Aku ingin kau diam saja dan menikmati peranmu sebagai istriku. Itu saja,” jawab Smith dengan nada yang serupa desisan, bibirnya menyeringai kecil. “Dan, jangan pernah mengganggu hubunganku dengan Stella, kekasihku.”Laura tertawa kecil, nadanya sarkastik, bibirnya membentuk garis masam penuh penghinaan. "Kau benar-benar pria yang gila," balasnya tajam. "Jadi kau meminta aku untuk merahasiakan hubunganmu dengan kekasi

    Последнее обновление : 2024-11-13
  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Bab 5: Masalah di Kantor

    "Kau pikir kau saja yang akan membuatku tidak betah menjadi istrimu? Aku pun akan membuatmu tidak betah menjadi suamiku, pria sialan!" Ucapan itu meluncur begitu saja dari bibirnya, sarat dengan dendam yang semakin mengeram dalam hati.Tak lama kemudian, langkah tegas terdengar dari arah pintu, dan Smith muncul. Setelan jas hitam yang rapi dan wangi menusuk udara, tapi Laura hanya meliriknya sekilas, matanya kosong, tidak ada secuil pun perhatian yang ia berikan. Sarapan itu terus ia buat, seakan tak ada yang bisa mengganggu ketenangannya.Setelah beberapa saat, sarapan itu selesai. Laura menaruhnya di atas meja, duduk dan mulai menyantapnya dengan tenang. Sementara itu, Smith yang baru saja memasuki ruang makan tampak terkejut melihat kenyataan itu. Matanya membesar, tak percaya, seolah-olah melihat dunia runtuh di hadapannya.“Mana sarapan untukku, Laura?” tanyanya dengan nada dingin, penuh tuntutan yang seakan tak terbantahkan.Laura mendongak sedikit, menatapnya dengan tatapan taja

    Последнее обновление : 2024-11-13

Latest chapter

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Ditakdirkan untuk Bersatu

    Laura terkejut dengan ucapan Vincent barusan. Dia mengambil foto usang tersebut lalu mengamatinya dengan seksama. Vincent mengatakan bahwa dia dan Ferdy--ayah Laura adalah sahabat karib yang sangat dekat. Mereka bukan hanya teman bermain, tapi juga teman dalam membangun bisnis.Ferdy dan Vincent juga selalu merencanakan banyak hal dalam kehidupan mereka dan berjanji akan selalu bersama meski sudah berumah tangga. Jangan sampai membuat tali persahabatan mereka putus."Apa Ayah sungguh-sungguh dengan cerita itu?" tanya Laura. "Aku hanya khawatir kalau Ayah menceritakan cerita bohong demi mengobati luka hatiku," imbuhnya.Vincent tertawa mendengar celotehan Laura, tapi dia paham karena mungkin menantunya itu hanya merasa trauma. Jadi, Vincent harus memakluminya."Tentu saja tidak, Nak. Ayah dan ayahmu memang sedekat itu bahkan apa yang ayah miliki sekarang semuanya ada campur tangannya Ferdy saat dia masih hidup. Kami membangun banyak hal dalam dunia bisnis dan merencanakan perjodohan a

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Perempuan yang Sangat Baik

    Smith menggeleng seraya meraih tangan Laura. Dengan hati yang tulus Smith menciumi tangan itu, tangan yang selalu terbuka ketika menyambutnya pulang."Aku mencintaimu, Laura. Sungguh sangat mencintaimu. Aku memang pernah tidak menghargaimu sebagai istriku, aku pernah buruk dalam memperlakukanmu. Tapi sekarang semuanya telah berbeda, aku mencintaimu dan tak ingin berpisah denganmu," ungkap Smith dengan sungguh-sungguh.Laura menitikkan air matanya, hatinya amat terluka mendengar pengakuan Smith tadi. Luka itu takkan begitu saja sembuh meskipun Smith sudah mengutarakan ribuan kata maaf dan cintanya."Aku ...." Laura terisak. "Kenapa, Sayang? Katakan padaku apa pun yang kamu rasakan. Lukamu, sakitmu, katakanlah. Aku janji akan mengobati semua itu dengan selalu berada di sisimu selamanya." Smith memegang kedua pipi Laura seraya menatapnya lekat.Laura menggeleng, dia tak mampu berkata-kata untuk mendeskripsikan rasa sakitnya. Baru saja Smith membuatnya melambung tinggi dengan mempersemba

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Hanya Dijadikan Umpan?

    Vincent menatap wajah Laura ketika istrinya itu tengah tertidur pulas. Wajah sederhana tanpa polesan make up, tapi nampak bercahaya dengan aura bidadari yang terpancar dari sana.Perlahan, Vincent mengelus wajah itu dengan lembut, memberi kenyamanan bagi ibu hamil yang beberapa bulan lagi akan melahirkan darah dagingnya.Namun, tiba-tiba saja Vincent teringat sesuatu. Dia lupa kalau belum menceritakan pada Laura tentang kejadian pada malam yang membuat mereka jadi terpaksa menikah. Seketika itu juga, Vincent merasa tak tenang. Dia merasa harus cepat-cepat mengatakannya."Sayang, kamu belum tidur?" Laura membuka matanya seraya menggeliat."Belum, aku sedang melihat wajah kamu yang cantik itu." Smith membuat Laura tersenyum merona."Kamu bisa saja. Tidurlah, ini sudah malam," titahnya pada sang suami.Namun, Smith menggeleng dan mengatakan kalau dirinya belum mengantuk."Tidurlah, Sayang. Jangan banyak pikiran. Bukankah semua masalah sudah selesai? Kita hanya tinggal menunggu hasil put

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Hidup yang Sempurna

    "Tidak, tidak bisa. Bukannya semua bukti ini akan diteliti dulu oleh para ahli keasliannya? Berarti bukti-bukti ini palsu, kan? Tidak otentik. Jadi, jangan tahan kami karena semua bukti ini palsu!"Suara Stella terdengar melengking saking marahnya. Namun, semua ucapannya sudah tak berguna lagi, status kasus sudah dinaikkan dan status Stella serta Juan pun langsung berubah menjadi tahanan."Stella, sudahlah, kita ikuti saja prosedurnya supaya nanti hukuman kita tidak diberatkan," tegur Juan."Diamlah, Juan, jangan membicarakan hukuman karena kita tidak akan pernah dihukum!" timpal Stella.Seketika itu juga Juan langsung diam dan hanya bisa pasrah, dia kooperatif menuruti polisi meskipun dia pun sebenarnya ingin kabur saja. Berbanding terbalik dengan Stella, gadis itu menangis, meraung, bahkan mengamuk pada polisi saat akan dibawa ke dalam jeruji besi."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" bentak Stella pada Polisi."Kalau kami tidak memegang tanganmu, maka kamu akan melarikan diri. D

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Harus Dipertanggungjawabkan

    Louis memberikan rekaman suara antara Juan dan Stella, yang memperdengarkan keduanya sedang berbincang mengenai hal-hal jahat yang direncanakan untuk mengeret uang Smith.Bahkan hasil uangnya dibagi dua dan dipakai bersenang-senang, padahal Stella dan Smith saat itu pun masih bersama."I-itu adalah rekaman palsu, rekayasa!" Stella berujar."Aku berani bertaruh 1 miliar kalau rekaman itu adalah asli. Kita bisa sewa ahli untuk membuktikan bahwa rekaman ini asli, karena yang merekamnya adalah aku." Louis menyela."Jaga ucapanmu, Louis. Kamu suka sekali menyudutkanku!" balas Stella."Ingat, Stella. Kejahatan harus dipertanggungjawabkan. Akui saja semuanya, kita berada di sini untuk mengungkap semuanya!" timpal Louis.Sementara itu, Juan hanya diam saja membuat Stella merasa sangat kesal. Untuk apa lelaki itu ikut kalau hanya diam saja. Sangat tidak berguna. Begitu pikir Stella.Polisi menyimak percakapan itu dan mulai paham akan duduk permasalahannya. Dari raut wajahnya saja dapat terliha

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Omong Kosong

    "Sial! Aku harus bagaimana sekarang?" Stella bergumam.Saat ini dia tengah berjongkok di ruang tengah seraya memegangi rambutnya yang kusut berantakan. Stella pikir Smith tidak akan melaporkannya, tapi ternyata lelaki itu nekad dan membuat Stella murka.Seketika itu juga Stella jadi ingat perkataan Louis yang mengatakan bahwa Smith memiliki bukti-bukti kejahatannya, bahkan disertai rekaman suara. Hal itu membuat Stella semakin cemas, takut jika apa yang Louis katakan adalah benar."Ah, tidak mungkin. Dari mana Smith memiliki itu semua? Selama ini, kan, dia bodoh, mudah sekali dikelabui." Stella berbicara sendirian.Tanpa Stella sadari jika di belakang Smith ada Vincent yang bisa melakukan apa saja dengan kekuasaannya. Belum lagi Louis yang berpindah haluan, lelaki itu pasti sedikitnya memiliki banyak jejak kejahatan Stella dan memberikannya pada Vincent dan Smith.Ya, Stella lupa akan hal itu. Dia merasa kalau dialah yang paling hebat dalam drama yang dibuatnya. Dan karena perasaannya

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Tidak Punya Bukti!

    4Smith baru pulang ke rumah pada jam 5 sore bersamaan dengan Diana yang hendak pulang. Laura terlihat memeluk Diana sebelum gadis itu pulang membuat Smith tersenyum, dia berpikir kalau Diana memang harus sering-sering datang supaya Laura tidak kesepian selama ditinggal bekerja."Hai, Diana, apa kabar?" sapanya saat baru keluar dari mobil."Hai, Smith. Aku baik." Diana tersenyum pada Smith yang mengangguk ramah.Di ambang pintu, Louis melihat pemandangan itu seraya bersedekap tangan. Pemuda itu nampak senyum-senyum hingga akhirnya berdehem seraya menatap atap rumah."Cuma Laura aja, nih, yang dipeluk?" guraunya.Diana memiringkan bibir, kesal dengan gurauan tersebut."Apaan, sih, dasar genit!" sungutnya.Melihat itu, Smith tertawa. Dia menghampiri Diana dan menyapanya bahkan mereka bersalaman."Lah, aku dari tadi di sini, di rumah ini, tapi kamu sama sekali gak salaman sama aku. Kok sama Smith yang baru datang langsung salaman. Apa maksudnya ini?" omel Louis."Smith, tolongin aku dari

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Langkah Awal

    Meskipun kandungannya baru berusia 6 bulan, perut Laura sudah semakin terlihat membesar melebihi usia kandungannya. Dan karenanya, wanita itu juga semakin kesulitan melakukan berbagai aktivitas. Smith yang melihat bagaimana istrinya berjuang bahkan untuk sekedar menuruni anak tangga sungguh merasa tak tega. Dia selalu ada, menjadi garda terdepan untuk menjaga istrinya."Hati-hati, Sayang. Sini aku papah."Smith memegang bahu serta pinggang Laura, memapahnya hingga ke lantai bawah untuk sarapan. Vincent dan Louis pun sudah menunggu di meja makan. Keduanya tersenyum melihat ibu hamil yang memasuki trimester 3 ini, semakin bercahaya wajahnya."Kehamilanmu mengingatkan ayah pada ibu dari si kembar Smith dan Louis. Persis seperti kamu, meskipun usia kehamilannya belum tua, tapi sudah besar dan mudah lelah." Vincent bernostalgia. "Sepertinya kamu juga hamil anak kembar."Laura tertawa kecil, begitu juga dengan Smith yang langsung memperhatikan perut istrinya. Ini adalah pengalaman pertama

  • Skandal Satu Malam Sang Presdir   Berunding

    Tiga lelaki beda generasi berada dalam satu ruangan, membicarakan sosok perempuan yang bukan hanya merugikan satu orang, tapi satu keluarga.Vincent menghitung jumlah keseluruhan kerugian yang ditanggung putranya hingga mendapatkan nilai akhir fantastis. Vincent geleng-geleng kepala, tak bisa berkata-kata."Ini sudah termasuk ke dalam ranah penipuan dan penggelapan uang, Smith. Kamu harus segera yakinkan hatimu untuk melaporkan kejahatan ini kepada pihak berwajib," ujar Vincent.Smith mengangguk seraya membereskan bukti mutasi-mutasi itu, lalu memasukkannya kembali ke dalam koper."Aku sudah seratus persen yakin untuk melaporkannya, Daddy. Rasa kasihan dalam hatiku sudah sirna kepada Stella. Tapi, ada satu hal yang mengganjal hatiku hingga sekarang, yang membuatku belum bisa mengambil langkah. Bisa dibilang kalau aku belum lega jika belum mengatakannya."Smith berkata dengan serius membuat suasana juga menjadi lebih serius. Louis yang penasaran hanya diam menyimak, sementara Vincent k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status