Davis terbangun dengan keadaan segar bugar. Ia berolahraga selama satu jam di sekitar pantai sesuai dengan perintah sistem. Saat teringat kejadian semalam, pria itu bahagia karena berhasil memasukkan Ethan ke penjara dan membalas perilaku keluarga Anderson, tetapi ia juga merasa patah hati karena Susan menolaknya.[Ding][Host berhasil menyelesaikan Quest Harian][Hadiah 5 exp + $50.000 dikirim ke Status Pewaris dan Money Power Anda][Nama Host : Davis][Keluarga : Miller][Status Pewaris : Level 2 (186/200)][Health Point : 20/22][Kekuatan : 13 | Pertahanan : 14 | Kecerdasan : 15 | Kelincahan : 13][Money Power : $990. 530.000]Davis berhenti untuk melihat statusnya di layar. “Belum ada quest utama yang harus aku lakukan. Jujur saja, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang.”Davis memasuki rumah, membersihkan diri, berganti baju.[Ding!][Quest Utama sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Normal][Quest : Mempelajari Bisnis dan Meningkatkan Kemampuan Beladiri][Durasi Quest : 1 Bula
Davis mengamati wanita itu dari tempat persembunyian. Wanita itu tidak berbeda dengan pengunjung mal yang lain, kecuali pakaiannya yang tampak mewah dan berkelas. “Bisakah aku memotretnya?”[Host tidak diperkenankan untuk memotret, merekam, terlebih mendekat][Host diharapkan menjauh secepatnya]“Baiklah.” Davis mengamati wanita itu sekilas, berjalan menuju eskalator.Wanita itu menoleh ke arah Davis, terdiam sesaat, menghubungi seseorang.Davis mengamati satu per satu toko. “Aku sebaiknya membeli beberapa peralatan untuk memudahkanku berlatih beladiri. Aku juga akan membeli beberapa buku untuk kupelajari.”Davis memasuki sebuah toko peralatan olahraga, memilih beberapa peralatan, keluar dari toko setelah membayar. Ia memasuki toko buku, membeli buku seputar bisnis dan beladiri.[Anda menggunakan $50.000 Money Power untuk membayar pembelian peralatan olaharga dan beladiri. Money Power Anda tersisa $998.480.000 sekarang]Davis memeriksa ponsel. Waktu pertemuan tersisa lima belas menit
Selama tiga minggu, Davis fokus untuk menyelesaikan quest sebaik mungkin. Setelah berolahrga pagi, ia akan pergi untuk belajar dan berlatih hingga sore. Davis menghabiskan waktu malam dengan mempelajari bisnis dan berlatih mandiri di rumah.Davis mengurangi aktivitas tidak penting untuk menghindari kemungkinan bertemu dengan pria dan wanita berbahaya yang diperingatkan sistem.“Anda sudah berkembang sangat jauh dari pertama kali Anda berlatih, Tuan Davis,” ujar Sean, pelatih beladiri Davis, “seperti yang aku katakan, Anda memiliki bakat dan kerja keras.”“Kau melatihku dengan baik, Sean. Aku bisa berkembang sejauh ini karena bimbinganmu.” Davis menyeka keringat di dahi, meneguk minuman hingga habis.“Anda sudah menguasai beberapa gerakan beladiri tingkah dasar dan menengah dengan sangat baik hanya dalam waktu tiga minggu. Itu pencapaian yang sangat luar biasa. Dalam seminggu ke depan, aku akan meminta Anda untuk berlatih mandiri dan di hari terakhir Anda akan melawanku di tempat ini.”
[Waktu penyelesaian Sub Quest : 12 menit 15 detik]“Kau tidak akan bisa lari lagi dariku, Brengsek!” maki Rico dengan tatapan tajam pada Davis, “kau akan mati di tanganku saat ini juga.”Davis mengamati para berandalan yang turun dari gedung, lantas mengelilinginya bersama para berandalan lain. Ia tidak memiliki jalan untuk melarikan diri. “Para berandalan berjumlah tiga puluh orang. Staminaku masih belum pulih setelah berlatih bersama Sean tadi. Aku tidak perlu takut terluka karena aku bisa menggunakan Money Power jika kejadian darurat terjadi.”Davis mengamati Rico yang terengah-engah. “Aku melihat Rico tidak dalam kondisi prima. Dia pasti masih terluka karena serangan dari rekan-rekan Ethan.”Davis menoleh pada cincinnya. “Sistem, bisakah kau tidak memberitahuku saat para berandalan akan menyerang? Aku ingin menguji sejauh mana kemampuanku.”[Perintah diterima][Sistem tidak akan memberi tahu Host saat para berandalan menyerang][Berhati-hatilah, Host]Davis tersenyum. “Terima kasi
[Ding][Sub Quest : Kalahkan Rico dan Para Berandalan][Host berhasil menyelesaikan Sub Quest][Hadiah 10 EXP + $100.000 dikirim ke status pewaris dan Money Power Anda][Nama Host : Davis][Keluarga : Miller][Status Pewaris : Level 3 (101/300)][Health Point : 16/23][Kekuatan : 14 | Pertahanan : 15 | Kecerdasan : 16 | Kelincahan : 14][Money Power : $999. 600.000]“Aku berhasil menyelesaikan quest di saat-saat terakhir.” Davis melepaskan pisau dari bahu, meringis kesakitan ketika darah mengucur. Ia terbaring di tengah hujan yang terus mengguyur deras. Napasnya terengah-engah.Davis perlahan duduk, menatap sekeliling. Ia melihat Rico dan para berandalan masih terbaring di tanah. “Aku harus segera mengobati lukaku dan kembali ke rumah.”Davis meninggalkan Rico dan para berandalan, berjalan cukup lambat karena lukanya. Ia mendongak ke langit, teringat dengan bayangan peristiwa aneh yang mendadak muncul. “Apa yang sebenarnya aku lihat tadi? Aku melihat kobaran api dan orang-orang asi
Dua hari kemudian.[Waktu penyelesaian Quest Utama : 4 hari 9 jam][Waktu penyelesaian Sub Quest : 4 hari 8 jam 40 menit]Davis menepikan mobil di dekat tempat latihan beladirinya. Ia keluar dari mobil dengan pakaian biasa, berjalan menuju tempat pertemuannya dengan Dave dua hari lalu.Davis belajar bisnis sesuai jadwal dan di saat yang sama beristirahat untuk menyembuhkan lukanya dari pertarungan dengan Rico dan para berandalan. Ia merasa tubuhnya kembali sehat dan siap untuk pertarungan.“Aku senang kau datang, Bung.” Dave melambaikan tangan pada Davis meski jarak mereka masih agak jauh. “Aku kira kau tidak akan datang.”“Aku sudah berjanji padamu untuk datang.” Davis mengamati wajah Dave. “Kenapa wajahmu terluka?”Dave menyentuh mata dan bibirnya. “Ini hanya luka kecil. Aku tidak akan mati hanya dengan luka ini. Ayahku mengamuk dan sebagai gantinya menjadikanku samsak hidup.”“Ayahmu menyiksamu?” tanya Davis.“Ya.” Dave menjawab santai. “Dia sering melakukannya sejak aku dan kaka
[Waktu penyelesaian Quest Utama : 4 hari 8 jam 45 menit][Waktu penyelesaian Sub Quest : 4 hari 8 jam 25 menit]Para penonton seketika bersorak heboh. Beberapa di antara mereka berdiri dari kursi, mengelu-elukan Tonny. Sebagian yang lain mulai mencari siapa pria yang bernama Davis.“Apa kalian sudah siap dengan taruhan kalian?” tanya Don dengan suara lantang, “siapa yang akan kalian pilih? Juara kedua tahun lalu atau pecundang baru bernama Davis?”Davis berdecak, berusaha tenang.Beberapa gadis mulai berkeliling ke setiap sudut dengan membawa dua buah nampan, satu nampan bertuliskan Tonny dan satu nampan bertuliskan Davis. Banyak penonton yang menyimpan uang mereka ke nampan bertuliskan Tonny.“Tidak ada yang memilihku,” ujar Davis dengan tangan mengepal erat. “Itu tidak masalah. Aku hanya perlu membuktikan pada mereka kemampuanku.”“Kau langsung menghadapi lawan yang sangat tangguh, Bung,” bisik Dave, “aku tidak bermaksud menghinamu, tapi Tonny adalah orang terkuat di antara kita s
“Aku tidak sengaja menemukannya saat dia bertarung dengan tiga puluh berandalan.” Dave tersenyum lebar.Para berandalan yang berada tidak jauh dari Dave terkejut, menatap Davis.Tonny tiba-tiba memekik sangat kencang hingga suasana menjadi sangat hening. “Aku akan menghabisimu malam ini.”Tonny menyeka darah dari hidung, berlari sangat cepat ke arah Davis. Ia melompat setinggi mungkin, melesatkan tendangan.Davis berhasil menghindar, merenggangkan jarak dengan Tonny. “Tonny sedang dikuasai amarah. Ini kesempatanku untuk bisa mengendalikan pertarungan dan mengalahkannya.”Davis terus menghindar dari serangan Tonny. Selama dua menit, ia menghindari semua serangan Tonny yang membabi buta. Para penonton mulai bersorak untuk Davis dan mencibir Tonny. Don tampak semangat mengomentari pertandingan.“Sialan! Hadapi aku dengan jantan, brengsek!” Tonny melesatkan tendangan dari samping kiri sekuat mungkin.Davis mundur untuk menghindar, tetapi terdorong ke belakang karena angin yang diciptakan
“Tidak, aku memang belum memutuskan untuk bertemu dengan Dariel,” ujar Davis. Henry Tolando, Harry, dan Helga menatap Davis, saling melirik sesaat. Mereka mencurigai Davis memiliki hubungan dengan keluarga Miller. Sayangnya, mereka tidak memiliki bukti apa pun meski sudah mencari tahu. Suasana menjadi sangat hening. Harold memasuki ruangan, membisikkan sesuatu pada Henry Tolando. “Aku mendengar kau akan pergi berlibur, Davis,” ujar Harold.“Ya, aku memang berencana untuk berlibur. Aku merasa suntuk akhir-akhir ini. ”“Aku pikir akan menyenangkan jika kita berlibur bersama. Aku juga sangat lelah akhir-lahir ini.” Harry menoleh pada Helga. “Aku dan Helga juga akan ikut berlibur jika kau tidak keberatan.”“A-apa maksudmu?” Helga tampak panik meski ia memang ingin berlibur bersama Davis. “Aku tidak ingin berlibur bersama Davis. Aku ingin berlibur sendirian.”“Ayolah, kau mengatakan kalau liburan tidak akan menyenangkan jika hanya sendirian. Bukankah kau pernah berkata ingin berlibur b
Aaron meluncurkan serangan saat sosok asing itu memasuki ruangan. Ia sontak terkejut saat semua serangannya gagal mendarat.“Dia menahan semua seranganku,” gumam Aaron sembari melompat mundur, bersiap untuk meluncurkan serangan susulan.“Berani sekali sampah sepertimu menyerangku!” Pria asing itu mendengkus kesal, menekan sebuah tombol.“Apa yang terjadi?” Aaron terperangah saat semua alatnya mendadak tidak berfungsi. Ketika menoleh ke depan, pria asing itu sudah berada di dekatnya.Pria itu memukul wajah Aaron hingga pria itu terlempar ke dinding. “Sialan! Jangan membuatku kesal lebih dari ini.”“Ah!” Aaron ambruk di lantai, meringis kesakitan. “Siapa dia sebenarnya?”Pria asing itu duduk di sofa, meneguk minuman dan memakan sepotong kue. Ia membuka topeng, berbaring di sofa.“Apa Red dan Blue tidak pernah mengatakan apa pun soal aku padamu, Aaron?”Aaron bergegas berdiri. “Dia mengenal Tuan Red dan Tuan Blue.”“Aku pernah mendengar Red dan Blue mengatakan kau adalah pria yang cerdas
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (320/4000)][Health Point: 55/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.437.710.000]Davis sarapan bersama yang lain di meja makan. Suasana tampak riang dan hangat meski hujan mengguyur sangat deras di luar.“Hujan membuatku sangat malas pergi ke sekolah,” ujar Alex sembari menguap beberapa kali. “Tidur adalah pilihan sangat tepat saat ini.”Don membalas tanpa menoleh pada Alex. “Aku bisa membuatmu tidur selamanya jika kau bermalas-malasan di kamarmu, Alex.”“Dasar pria tua menyebalkan! Aku hanya bergurau!” Alex mendadak diam saat Sebastian menatapnya. “Hari ini adalah hari ujian. Aku tentu harus pergi ke sekolah.”Jacob menyahut, “Lalu, kenapa aku tidak pernah melihatmu belajar, Alex? Kau terus bermain sejak kemarin.”“Aku tidak perlu pamer padamu, Dokter Gila!”Jacob, Alex, Carlos, Hans, Angela, Elena, dan yang lain meninggalkan rumah.Davis masih berada di kamar, mengamati
Dylan, Dustin, dan Blue muncul di atap sebuah bangunan tua. “Sial!” Blue ambruk setelah terkena serangan berkali-kali. “Aku lengah sehingga menyerang dan melemahkanku secara tiba-tiba.”Rantai-rantai mulai bermunculan dan mengikat Blue. Alat-alat canggihnya tidak berfungsi.Blue memejamkan mata. Tak lama setelahnya, sebuah cahaya muncul di atas dahinya. Cahaya itu menyebar dan membuat rantai dan kotak menghilang. “Jangan biarkan dia meloloskan diri!” teriak Dylan. Blue terbang ke atas secepat mungkin, menekan dadanya dengan tangan kanan. Deretan informasi seketika bermunculan. Setelah ia mengangkat tangan, Dylan dan Dustin mendadak muncul dana mengurungnya kembali. “Dasar bajingan!” Blue meluncurkan berbagai serangan dari senjata di jari-jarinya. Sayangnya, serangannya menabrak kotak dan meledak. Blue meringis saat terkena serangan petir. Ia mendadak ambruk, membeku di empat. “Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku. Meski begitu, aku sudah mengirim pesan darurat sekaligus informasi
“Ayah,” ujar Deric saat melihat Donald sudah berada di dekatnya. Donald mencengkeram tangan Deric. “Kau tidak perlu repot-repot menolong Dariel, Deric. Kau harus ingat jika dia adalah musuhmu. Jika kau menolongnya, kau hanya akan memberikan kesempatan padanya untuk menghabisimu.”Deric mengamati Dariel, termenung cukup lama. Ia akhirnya menarik kakinya kembali, mengembus napas panjang. “Aku mengerti, Ayah.”Donald dan Deric meninggalkan ruangan olahraga. “Kita akan bertemu dengan orang itu hari ini. Kau harus mempersiapkan semuanya dengan baik.” Donald tersenyum. “Satu per satu orang kepercayaan Daniel sudah memihak kita. Kita akan segera memulai rencana kita.”Donald mengepalkan tangan erat-erat. “Apa aku harus benar-benar memusuhi Dariel? Kenapa semua ini harus terjadi?”“Deric!” Donald mencengkeram bahu Deric sangat kuat. “Kau masih saja ragu. Aku sudah mengatakan berkali-kali jika keraguan hanya akan mencelakai dirimu sendiri. Setelah kau melangkah dalam pertarungan ini, kau tid
Red terkurung di dalam kota. Penglihatannya memudar hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Lampu merah di dadanya meredup hingga akhirnya mati. “Dia sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri sekarang,” ujar Dustin sembari mengamati informasi di layar. “Sial, aku masih merasa tegang.”Dylan mengamati Dariel. “Apakah dia melihatku?”Dariel masih berada di tempatnya, menoleh ke sekeliling. “Apa yang terjadi? Aku seperti melihat Dylan barusan.”Dariel menggelengkan kepala beberapa kali. “Aku sepertinya terlalu lelah sehingga meliha yang tidak-tidak.”Dariel meninggalkan halaman, mengelus leher belakangnya sesaat. “Aku merasakan leherku sangat berat. Aku sebaiknya kembali ke ruang olahraga sekarang.”Dariel menoleh ke arah halaman sebelum memasuki rumah kembali. Ia menggaruk leher beberapa kali, mengembus napas panjang. “Kita sebaiknya segera membawa pergi orang ini sebelum teman-temannya menyadari hal ini. Keadaan kita akan semakin terdesak jika musuh berdatangan,” ujar Dustin. “Aku harus ber
Red tersenyum saat melihat Dylan terjebak di dalam kotak. Ia tetap berada di tempatnya, memastikan Dylan sudah tidak mampu bergerak dan melakukan perlawanan. Dylan berontak, tetapi ia justru tersengat aliran listrik hingga ambruk. Red mengitari Dylan, tidak mengalihkan senjata dari pria itu. “Kau tampaknya tidak berada dalam kondisi prima, Dylan. Aku pikir kau akan memberikan perlawanan tangguh. Kau mungkin pandai bersembunyi, tetapi kau tidak pandai berkelahi.”“Kepintaran lebih berbahaya dibandingkan dengan kekuatan. Dylan sangat cerdik sehingga dia tergolong dalam incaran kelas S. Aku tidak boleh lengah sedikit pun.”Dylan terbaring di dalam kotak. Red terbang lebih tinggi, mengeluarkan empat robot untuk menjaga Dylan. “Dia tidak mungkin memindahkanku ke tempat ini tanpa rencana. Dia pasti sudah menyusun rencana sejak kemunculannya. Tidak, dia pasti sudah membuat rencana sejak lama jika pertarungan terjadi.”Red menekan sebuah tombol. Sebuah kotak besar mendadak muncul dan mengu
“Ini seharusnya tidak akan memakan waktu lama.”Red berdiri di samping Darius, mengamati pria itu yang terbaring di ranjang. Ia sontak terdiam ketika merasakan firasat buruk. Meski begitu, ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Sebuah robot mendadak muncul, memindai Darius dari ujung kepala hingga kaki. Red mengamati informasi di layar, mengamati keadaan sekeliling. Red memeriksa deretan informasi, melakukan pemindaian hingga berkali-kali. Ia kembali mengamati keadaan sekeliling, tercenung agak lama. “Tidak ada informasi aneh,” gumam Red. Red mengulurkan tangan pada Darius. Saat akan mendaratkan tangannya di dahi pria itu, ia merasakan kehadiran seseorang. Red menoleh ke belakang, bersiap untuk menyerang. Saat ia menoleh Darius, sebuah bola putih sudah berada di depan wajahnya. “Sial!” Red melompat ke belakang. Sebuah pelindung seketika aktif saat cahaya terang muncul dari bola putih itu. Sebuah kotak mendadak mengurung Red dari berbagai arah. Ia sontak berteriak saat listrik menye
Jack duduk di sofa, mengamati Jeremy yang masih tidak sadarkan diri hingga sekarang. Ia sangat lelah, tetapi matanya sangat berat untuk tertutup.Jack tercenung selama beberapa waktu, teringat dengan pertarungan tempo hari. “Dasar brengsek! Aku sangat kesal setiap kali mengingat pertarungan itu! Aku sudah berlatih sangat keras, tetapi aku justru berakhir seperti orang bodoh.”Jack melirik Tommy sekilas. “Sialan! Jika Tommy tidak membantuku, aku pasti akan semakin terlihat bodoh!”Jack mengembus napas panjang, mengamati keheningan ruangan. “Emir, Russel, yang lain terluka karena pertarungan tempo hari, begitu pun dengan ayah mereka. Meski aku tidak merasa menjadi orang paling bodoh, tetapi aku tetap saja merasa kesal.”“Ayah, Tuan Henry, dan anggota aliansi lain terluka parah. Evan Mulikas bahkan tewas dalam pertempuran. Sialnya, Lucas, Liam, dan Levon menghilang. Aliansi benar-benar kalah dalam pertarungan itu.”Jack menggertakkan gigi, mengamati langit-langit ruangan. Keheningan ruan