[Waktu penyelesaian Quest Utama : 4 hari 8 jam 30 menit][Waktu penyelesaian Sub Quest : 4 hari 8 jam 10 menit]“Aku berhasil mengalahkan Tonny dan memenangkan pertandingan pertama.”Davis masih tidak percaya jika dirinya mengalahkan Tonny. Ia melihat para penonton tampak marah dan mencaci Tonny. Beberapa di antara mereka melemparkan botol pada Tonny yang kini berdiri.Tonny meninggalkan arena pertandingan, beberapa kali menepis lemparan botol, memelotot tajam pada para penonton hingga lemparan mendadak berhenti.“Apa kalian memenangkan taruhan kalian?” teriak Don seraya memberi tanda pada Davis untuk keluar dari arena pertarungan.Davis berjalan ke sisi arena, menatap Tonny yang baru saja menghilang di ujung arena. “Aku masih tidak percaya jika aku bisa mengalahkan Tonny, padahal Tonny adalah lawan yang sangat tangguh. Apa aku sekuat itu atau memang Tonny melawanku di saat kondisinya tidak prima?”“Kau berhasil, Bung.” Dave menyambut Davis dengan suka cita, membawa Davis melewati k
[Ding][Sub Quest sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Normal][Quest : Menyelamatkan Dave dan Uang Taruhan][Durasi Quest : 15 Menit][Hadiah : 10 exp + $100.000]“Aku memiliki rencana,” ujar Davis, “kita akan berpencar. Serahkan uang itu padaku.”Dave terkejut, mengeratkan pelukan pada tas. “Apa kau berubah pikiran?”“Aku bisa saja menghajar para berandalan itu, tapi aku harus mengistirahatkan tubuhku untuk pertandingan besok malam. Jika aku membawa tas uang itu, para berandalan kemungkinan besar akan mengejarku dan sedikit dari mereka yang mengejarmu. Tapi jika kau yang membawa uang itu, kau kemungkinan akan menjadi sasaran mereka.”“Aku akan menyimpan tas di suatu tempat dan kau akan mengambil kembali tas itu. Kau mengerti?” Davis menoleh ke belakang, melihat banyak berandalan yang mengikutinya.Dave tampak ragu, terlebih setelah menghitung jumlah uang taruhan yang cukup banyak.“Percayalah padaku. Waktu kita tidak banyak.”Dave mengepalkan tanagn erat-erat, menimbang keputusan, mel
Davis pulang ke rumah setelah memeriksa dan mengobati luka-lukanya di rumah sakit. Ia membersihkan diri, mengganti pakaian, berbaring di kasur. Saat menutup mata, ia teringat dengan pertarungannya dengan Tonny.Davis duduk di kasur, mengamati perban di lengannya. “Aku masih tidak percaya jika aku bisa mengalahkan Tonny. Sean adalah pelatih yang luar biasa. Aku bisa memahami intruksinya dengan mudah. Dia juga mengajariku dengan sabar. Aku jadi penasaran akan seperti apa pertarunganku dengan Sean di akhir pelatihanku nanti.”Davis memeriksa ponselnya, menonton rekaman pertandingan pria yang akan menjadi lawannya besok. “Aku harus bisa mencari cara menghadapi tendangan samping pria botak itu. Tendangannya selalu berhasil mengenai lawan dan memberi dampak yang tidak main-main. Dave mengatakan kalau pria botak itu adalah lawan terkuat Tonny setelah Roxy di kejuaran tahun lalu. Aku penasaran bagaimana reaksi pria botak itu saat aku berhasil mengalahkan Tonny. Pertandingan besok pasti akan m
[Waktu penyelesaian Quest Utama : 3 hari 8 jam 30 menit][Waktu penyelesaian Sub Quest : 3 hari 8 jam 10 menit] “Apa kau berhasil mendapatkan uang taruhan itu, Dave?” tanya Davis ketika melihat Dave tengah bediri di dekat gang kecil.“Temanku, Davis.” Dave semringah. “Aku senang karena kau selamat. Aku benar-benar mengkhawatirkanmu.”“Kau sepertinya lebih mengkhawatirkan uang taruhanmu.” Davis terkekeh.Dave tertawa. “Kau adalah hal kedua yang aku khawatirkan, Bung. Aku takut kau berbohong padaku dan aku takut kau celaka karena para berandalan itu.”Davis dan Dave berjalan di trotoar.“Aku berhasil lolos dari mereka. Aku juga melihatmu saat kau keluar dari gang. Kau pelari yang sangat baik.”Davis dan Dave memakai penyamaran untuk mengelabui para berandalan. Mereka memilih jalur berbeda dengan semalam meski harus mengambil jalan memutar.Davis berhenti ketika melihat Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul di dalam mobil yang melaju ke arah jembatan Wessel. “Ke mana mereka akan pergi?”“A
[Waktu penyelesaian Quest Utama : 3 hari 8 jam 5 menit][Waktu penyelesaian Sub Quest : 3 hari 7 jam 45 menit]Davis langsung melesat maju ke arah Ricky, melayangkan tendangan samping sebagai serangan pembuka. Di saat yang sama, Ricky juga melayangkan tendangan samping. Kedua tendangan itu saling beradu di titik yang sama. Davis merasakan perih yang menjalar hingga nyaris terjengkang, sedang Ricky tersenyum ketika melihat Davis kesakitan.Ricky melesatkan tendangan ke arah dada, tetapi Davis bisa menghindar dan merenggangkan jarak. Para penonton seketika bersorak heboh. Beberapa di antara mereka berdiri, memegang uang di tangan mereka, meneriakkan nama Ricky.Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul terkejut ketika melihat aksi Davis.“Davis pasti mendapatkan uang dari hasil pertandingan murahan ini. Dia juga pasti melakukan pekerjaan kotor seperti bergabung dengan para berandalan,” ujar Romeo ketus, “selain pekerjaan kasar, tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dia lakukan.”“Kau benar, Romeo
“Apa pria itu yang melemparkan batu padaku?” Davis bergumam. “Jika benar, ada seseorang yang tidak ingin aku menang.”“Apa kau sedang berdoa pada Tuhan?” Ricky tertawa. “Kalau pun Tuhan ada, Dia belum tentu mau menolongmu.”“Ricky kesulitan mematahkan tanganku karena satu tangannya menekan kepalaku ke tanah. Dia berencana untuk mematahkan tanganku lebih dulu, lalu menempatkan satu tangannya ke leherku untuk membuatku tidak sadarkan diri. Kunciannya tidak sekuat Tonny. Aku bisa lepas dari kunciannya,” lirih Davis.Davis berhenti berontak, menahan kesakitan ketika Ricky semakin menekan kepalanya ke tanah dan meremas kuat tangannya. Darah mengalir dari luka di tangan dan lehernya.“Menyerahlah sebelum aku benar-benar mematahkan tangan dan kakimu.”Davis mengamati bawah tribun dengan saksama, mencari keberadaan pria yang melemparkan batu tadi. Ia mendapati seorang pria yang cukup jauh dari penonton lain, bersiap dengan ketapel. Cahaya dari tiang besar membantunya melihat pria itu lebih je
“Lepaskan tangan kotormu dariku!” Rebecca menarik tangannya dari tangan Davis, menepuk-nepuk tangannya seperti baru saja terkena kotoran. Ia merasakan pipinya memanas ketika Davis menatapnya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?Rebecca mendekat pada Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul, memutar bola mata. “Aku pasti sudah gila. Bagamana mungkin aku terpesona dengan sampah seperti Davis?”Romeo menatap Davis kesal. “Kami tidak akan berterima kasih padamu, Davis. Kami tidak pernah meminta bantuanmu. Kau datang tanpa persetujuan kami.”“Jangan bermimpi kami akan berterima kasih padamu,” sambung Gabriel.Davis mengepalkan tangan erat-erat, mengembus napas panjang. Mereka sama sekali tidak berubah, padahal ia sudah menolong mereka dari kejahatan Ethan dan para berandalan. “Aku tidak membutuhkan ucapan terima kasih dari kalian karena aku tahu kalian tidak memilikinya. Kalian sebaiknya segera pergi dari tempat ini. Bayi-bayi seperti kalian hanya akan membuatku kerepotan.”“Siapa yang kau panggi
[Ding][Sub Quest (1) sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Normal][Sub Quest : Mengungkap Identitas Para Pecundang][Durasi Quest : 1 Hari 6 Jam][Hadiah : 10 exp + $100.000]“Quest baru?”Davis tersenyum, mengamati informasi sub quest saksama. “Tepat seperti yang aku pikirkan. Sub quest bisa muncul saat sub quest lain sedang berlangsung, tapi hal itu tidak berlaku untuk quest utama.”“Waktu berakhirnya sub quest ini adalah sekitar jam empat sore. Aku memiliki banyak waktu, tapi aku memiliki sedikit informasi mengenai para pecundang itu.”Davis menoleh pada ponselnya. “Aku beruntung karena memiliki Dave. Dia pasti bisa membantuku dengan memberikan informasi penting.”Davis melajukan mobil ke jalan raya setelah mengirimkan pesan pada Dave. Ia melihat beberapa berandalan di seberang jalan, keluar masuk gang. “Mereka masih mencariku.”Davis mulai keluar dari pusat kota. Jalan raya mulai lengang dari pejalan kaki dan lalu lalang mobil. Serangga malam tampak mengerumuni lampu jalan. Seekor
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti