Episode 65: Penderitaan Kita Semuanya Adalah Bahan Bakar Kerja Keras Kita! Secara teoretis untuk menyegel siluman jenis api dibutuhkan penyegalan dalam empat arah mata angin. Berkaitan dalam menyematkan Empat Kartu Penyegelan Siluman jenis Api yang dipegang Liam dan Aneta, kenyataannya mereka kewalahan dan sempat terluka. Satu pun Kartu Penyegel bahkan belum mampu mereka lekatkan pada Ular-Naga. Alih-alih berhasil, Liam serta Aneta justru kerepotan untuk banyak menghindari serangan jarak jauh dari sang Ular-Naga. Bola-bola api yang merusak lingkungan dan gerakan menerkam Xenodermus harus lebih dulu dibendung. Tidak punya waktu untuk menyegel. Sementara serangan Aura tidak seutuhnya berdampak. Liam dan Aneta harus dipaksa melompat dan melompat dari dahan pohon ke dahan pohon lainnya. Menjauhi lokasi Eriel dan Erika. Ular-Naga terus meluncur terbang cepat berupaya menangkap Aneta atau Liam. Saking cepatnya gerakan sang Ular-Naga nyaris melahap kedua Auranias itu bulat-bulat—faktor pe
Episode 66: Atas Nama Cinta, Kejahatan Ini Untuk Mengadakan Keadilan. {Tenaga-Aura Aldia: 1%.} {Tenaga-Aura Eriel: 132%.} {Tenaga-Aura Erika: 330%.} {Tenaga-Aura Liam: 113%.} {Alkemis-Aura Aneta: Stamina: 89%.} Pukul 13:04. Eriel sudah tahu semua tujuan Mama-nya—utamanya mengadili masyarakat karena membiarkan suaminya dan tokoh-tokoh lainnya tewas dalam kesewenang-wenangan dinasti 67. Banyak sudah yang dipaparkan Erika tentang Mama-nya, walau tidak mengetahui secara esensial tujuan utama Mama-nya, tetapi dengannyalah Eriel De Atria menjadikan itu premis untuk ikut mengakhiri karier dan hidup Mama-nya. Api pada wajah Aldia masih berkantaran, isyarat masih hidupnya Xenodermus. Dan kematiannya sekarang kian menghantui dan nyata. Dari kondisinya, ia mulai tak berdaya. Jeratan sulur mawar terus menguat, mencengkeram tubuhnya seakan hendak menghancurkannya berkeping-keping. ”Terpaksa harus kukatakan ....“ Eriel dengan ekspresi rumitnya mengomentari semua tindakan Mama-nya. ”Tujuan
Episode 67: Kewarasan Adalah Beban, Kematian Selalu Jadi Kesetaraan Yang Adil. Alternasi waktu: 05 / Leo (Musim hangat). Pukul 12:08 siang yang cerah berawan. Pada halaman belakang Istana Utama presiden, sang pimpinan negara berbaret putih itu duduk manis pada kursi goyang dengan panorama taman anggrek yang memanjakan mata cokelatnya. Bahkan dua ajudan perempuan berseragam militer duduk pada kursi di sampingnya menemani kedamaiannya. Tenang, senang dan lega. Itulah yang bernaung dalam perasaannya sekarang, bagaimana tidak, kabar kematian Jenderal Aldia telah sampai ke telinga Presiden Athina, dan tidak ada yang paling ia syukuri selama ini selain kematian sang rival. Cukup lama ia terpegun seolah kabar tersebut serta suasana rileks memengaruhi pikirannya supaya terhanyut ke dalam masa lampau. Kematian sang Jenderal A Aldia penting karena koheren terhadap hidup banyak pihak, khususnya hidupnya. Mengingat saat di mana rivalitasnya dengan Aldia De Atria termasuk motivasinya mewu
Episode 68: Tanah Ini Milik Kami Yang Menggagas Jati Diri Atau Rumah Untuk Mati. Pada pukul 15:09 sore Aldia kembali melanjutkan agenda kerjanya. Berangkat menuju kota Khadam. Kota kemiliteran. Menghadiri parade kemiliteran dalam rangka integrasi militer Selatan-Kelabu sekaligus memamerkan alutsista terbaru dan mutakhir pada zaman Laier ini. Dari balon udara bertenaga baterai-petir, hingga tank anti bom. Juga jangan lupakan ribuan pasukan militer berseragam rompi baja ringan, dengan perlengkapan lengkap kebutuhan militer mereka, dari kantong Pil Aura, Bola Peledak, sampai katana titanium yang mampu mengalirkan listrik. Panji-panji kebesaran bangsa Selatan-Kelabu pun tak luput diarak bersama deretan baris militer yang disiplin dan rapi—untuk panji para Pewaris Aura sudah tidak dikibarkan lantaran Presiden Athina hendak merangkul seluruh lini masyarakat ke dalam satu kebangsaan sekaligus menghilangkan sekat diskriminasi antara Pewaris Aura dan non-pewaris Aura walaupun ini masih menu
Episode 69: Kebohongan Besar Dibuat Untuk Menutupi Betapa Menyakitkannya Kebenaran. Alternasi waktu: 13 / Leo (Musim hangat). Sepekan lebih Eriel dan kawan-kawannya menunaikan misi. Mereka kembali dengan hasil memuaskan, walau Ular-Naga Xenodermus sayangnya telah dibawa oleh sekelompok individu militan (organisasi bernama Prisma dari kalangan manusia berpaham ortodoks-Aura), yang bertujuan guna menguasai seluruh siluman Ular-Naga Lima elemen yang tersebar di lima penjuru bumi dan menaklukkan bangsa Argata (semacam para Pewaris Aura yang tinggal di bawah lapisan bumi. Itu adalah mitos yang banyak dipercayai oleh kelompok pemuja hal-hal mistik dan klenik, percaya kalau terdapat Pewaris-Aura langka yang sanggup membangun peradaban di dalam tanah, tapi tidak pernah terbukti keberadaannya hingga sekarang). Media massa sampai tak ingin ketinggalan menyiarkan fakta heboh tersebut. Lalu kematian Jenderal Aldia dipredikatkan sebagai kasus korupsi dan rencana makar yang layak dihukum mati, ta
Episode 70: Sakitnya Masa Lampau, Tak Sesakit Masa Sekarang. Di dalam ruangan bermaterialkan kayu, dengan furnitur yang didominasi oleh buku dan rak-rak yang menyimpan banyak benda-benda sirkus. Seorang pria perlente tengah duduk meratap, memandang hamparan kertas di mejanya. Kertas dengan banyak coretan yang telah menunjukkan kekalahannya: Skenario politiknya. Hancur semuanya. Seluruhnya telah runtuh. Ia menunduk kalah. Skemanya gagal total. Sulapnya mungkin masih bisa terlaksana, tapi dengan kenyataan seperti sekarang ini, hanyalah pasrah dan mengakui kekalahan menjadi cara terbaiknya. “GAH!” “MENGAPA TEORIKU GAGAL!” “MENGAPA TEORIKU GAGAL!” *** Jauh saat Eriel dan Kael bertarung dengan seorang pria berjanggut yang membawa seekor jaguar hitam—sekitaran tanggal 9 / Bintang Cancer, musim hujan tiga tahunan yang lalu. Tatkala Eriel dibawanya, dan tidak sadarkan diri. Faktanya tanpa sepengetahuan Eriel, sebuah kesepakatan telah dilakukan Aldia, Lunio dan Kael sebelum semua yan
Episode 71: Kaum Penjahat Hanya Mengangkat Pemimpin Sesuai Harapan Kaum Penjahat. Ini adalah suatu ruangan yang berada di gedung berlantai tiga belas. Ruangan yang dikhususkan untuk rapat tertutup, tanpa banyak furnitur. Aleo De Canopus beserta empat rekan bisnisnya duduk mengelilingi meja berbentuk pentagon yang di atasnya tergeletak beberapa lembar proposal dan tersaji lima gelas kopi susu hangat. Dengan nuansa damai dan hangat sedari tadi menggugah interkasi lisan menjadi nyaman dan acara 'pembagian kue' menjadi lancar. Ini kedengaran gila dan ironi sebenarnya. Namun demikianlah kenyataannya, fakta bahwa masyarakat sendirilah yang mewujudkan teori ini, masyarakat sendirilah yang secara alamiah melestarikan bisnis ini tidak tertampik lagi. Aleo pun termangu keheranan. Menyadari kesuksesannya yang terjadi secara wajar. Bahkan tidak menyangka kejahatan beberapa kelompok masyarakat melebihi prediksinya. “Bagaimana? Engkau tidak menyangka bukan … kalau ini terjadi.” Selain ucapa
Episode 72: Akhir Yang Bahagia Untuk Mereka Yang Selalu Penuh Syukur (EPILOG). Perang masih menjadi bisnis yang menggiurkan, menyegarkan dan sensitif untuk benar-benar menjadi bagian dari bisnis—walau adakalanya, karena suatu bisnislah perang dapat terjadi. Bagi investor, Pewaris Aura atau para pedagang ginjal manusia, perang juga adalah bencana dan anugerah dalam momen yang bersamaan. Seperti yang sudah-sudah, atau akan berlangsung nanti …. Bangsa Selatan-Putih memberikan kursi parlemennya pada mayoritas marga Canopus, dan merancang undang-undang sesuai kebutuhan mereka—ini juga dipengaruhi oleh bisnis dan tujuan demokratis. Sempurna atau tidaknya, baik atau tidaknya dikembalikan kepada masing-masing persepektif. Sedang partai Nasionalis bergerak laksana tentara yang mengamankan wilayah kedaulatannya atau dalam kasus ini memastikan semuanya berjalan tenteram, aman dan terkendali. {Pada rezim kali ini seluruh buku-buku maupun buah pikiran kaum sosial non-pemerintahan Davian
Lalu, apalagi yang mudah dipahami kalau bukan membersihkan ikan dari durinya supaya aman dimakan?Pasalnya, kenyataan yang dihadapi warga desa Aswad selanjutnya bahkan tidak pernah mereka kira kendatipun secara bersamaan mereka membutuhkannya ....Oshi dan ratusan pendukungnya konsisten mensosialisasikan transisi tata kelola desa Aswad. Pemetaan masalah beserta data yang menginformasikan sejumlah kerusakan struktural akibat kelalaian pengelolanya dipublikasi secara cuma-cuma. Belum ampuh dengan itu, Oshi tidak takut mengangkat ajaran atau cerita-cerita kemuliaan para Aswadiata beserta sepasang anak kembar pemberontak Kerajaan Langit (Batari-Aswani dan Batara-Aswadan) demi menggugah kesadaran penduduk aslinya bahwa Oshi dan segenap kerabatnya datang baik-baik untuk membantu menyelamatkan desa Aswad. Mengangkat narasi kalau para pengelola korup dan pendukungnya sebagai anak-anak Batara-Aswadan yang membawa keburukan, sementara yang berdiri dipihak Oshi dilabeli sebagai anak-anak Batari-
“... tidak boleh menangani masalah kriminal dengan tindak kriminal lagi! Ini akan jadi blunder.”Meninggilah intonasi suara sang Ketua El begitu mendapati rekan-rekan barunya malah menuntut tindakan lebih. Penolakan para pengelola desa mendapatkan serangan langsung dari warga yang menuntut perubahan. Belum dengan kelompok lain yang terdengar menyusup untuk suatu tujuan yang belum diketahui. Setelah kepergian Gunta keamanan agak merenggang tentu karena Ellios Nun'Dias tengah menyusun strategi dan kebijakan baru, sehingga pada saat yang sama membuka peluang konflik terbuka untuk meletus. Dan, warga primitif yang memilih untuk merampok barang-barang sebagai cara bertahan hidup yang paling efisien. Kondisi desa Aswad berangsur-angsur memburuk.3471-02-Leo (Musim Semi). 16:11.Di hari esoknya, masih dalam suasana tegang pertempuran antara Kael dan Siluman Kerbau telah memakan korban jiwa serta luka-luka. Pertempuran yang mendorong mereka ke dalam sebuah rumah makan. Rumah makan Penguinis
3471-01-Leo (Musim Semi). 10:11.'BOOMMM' ... ledakan baru saja merusak gerbang akademi Aura, tapi tidak ada korban yang berjatuhan atau ... belum. “Bantu yang lain ...! Bantu yang lain ...!” desak Kael sembari dengan lihai merealisasikan ilmu Aura tipe Fundamental dalam menghalau dua siluman kerbau tipe Tanah level 55. Tepat di jalan raya. “Atau carilah perlindungan!”“... iya, aku berusaha!” Sury sedapat mungkin beranjak menuju halaman depan rumah besar berbentuk iglo. Membantu dua anak muda yang menghalangi serbuan ratusan monster Semut-Semut Salju supaya tidak masuk ke dalam rumah.'BOOMMM' ....“... serang! Serang!” Dipecahnya kedamaian lingkungan ke dalam gentingnya pertempuran oleh seekor Siluman Kerbau. Berdiri di atas seekor monster Gumpalan Lemak raksasa, di jalan raya. “Para pendatang itu tidak punya hak di sini! Jadi habisi mereka!”Makhluk kegelapan itu mengerahkan puluhan Siluman kerbau tipe Tanah demi menyerang para pemberontak desa Aswad. “GRROOAARRR ...!”Informasi
Penolakan berakhir masalah. Niat baik tidak selalu berakhir baik. Kontrak investasi dan kerja sama berujung sebuah ancaman. Kael dan tim diminta angkat kaki secepatnya dari desa Aswad atau Niraja Gunta mengerahkan militer Adat dalam pengambilan keputusan yang tidak menggirangkan. Dan, tidak akan lama lagi gosip jahat siap menyerbu Kael dan tim secara mengganggu.“... kita angkat ini ke meja hijau. Kita punya bukti dan data perihal skandalnya!” Sampai-sampai Zeno mengajukan tuntutan. “Kita tangkap dia beserta antek-anteknya tanpa perlu repot-repot mengotori tangan kita.”3471-28-Virgo (Musim Semi). 06:11.Tidak butuh waktu lama bagi Kael dan rekan-rekannya untuk di hari berikutnya melakukan rapat darurat. Apalagi Kael mengharapkan pengerjaannya berjalan cepat dan akurat supaya dengan begitu hasilnya dapat lekas-lekas dialami. “Uhuk ... uhuk ...!”Mereka (Kael, Oshi, Ereia, Adam, Zeno, Cyka, Sury, Elaria, Raylio, Dhan dan Nhul) berkumpul di rumah sewa berarsitekturkan iglo dua lantai,
Ramailah isu pemerintah yang hendak mengganti alat transportasi kereta kuda secara massal ke alat transportasi bermesin. Akan ada revisi undang-undang nasional terkait bab alat transportasi. Promosi produk bahan bakar maupun sumber energi melalui media-media populer mulai diintensifkan. Kerja sama terbaru akan dilakukan bersama negara Utara-Daya dan Laturnia. Membelakangi kritik, protes dan demonstrasi sejumlah kalangan yang tidak siap dengan perubahan ekstrem, ketertinggalan dibidang teknologi dan bahkan tertinggal dalam beberapa bentuk pengelolaan memaksa Ketua Rion beserta jajarannya buru-buru mengantisipasi. Ekspansi industri yang menciptakan banyak lapangan kerja sangat erat hubungannya dengan itu—produksi bahan baku untuk didistribusikan pada proyek-proyek lebih besar dan bertahap; untuk jangka panjang. Memanfaatkan kebutuhan pasar sekaligus memanfaatkan embargo dunia terhadap negara Timur-Laut dan perseteruan Utara-Daya dengan negara Laturnia pemerintah Selatan-Putih baru saja
Dan, debu-debu salju berguguran dari langit yang kelabu .... Saat itu pukul 11:01 dan Kael pada akhirnya mau menyempatkan diri memeriksakan kesehatannya. Dia pergi sendirian ketika seluruh anggota kelompoknya disibukkan dengan urusan masing-masing. Tupai terbang albino pun entah pergi ke mana. 3471-13-Virgo (Musim Semi). Rumah medis Kasih-Ayah di kota Null jadi tempat yang cocok untuk masalahnya. Maka sambil mengantre Kael duduk di kursi panjang bersama puluhan pasien lainnya. Sesekali memeriksa ponsel genggamnya, sesekali memikirkan kesanggupannya membeli Pusaka Senapan Panah Berlian, sesekali menyaksikan televisi tabung di atas lemari yang menyiarkan beragam berita aktual atau sesekali berinteraksi dengan orang-orang yang mengenalnya sebagai Auranias Cahaya .... Surat invitasi sudah dikirim pada Niraja Gunta. Data-data terkait sekandal dan tindak kriminalnya telah didapatkan. Saksi beserta anak-anak muda yang kontra pemahaman dan menginginkan perubahan sedang dikumpulkan. Ter
“... tahan mereka! Tahan hingga kata-kata tidak dapat lagi digelontorkan lewat mulut mereka!” Seorang pria gemuk 50 tahunan menitah aparatur keamanan dengan konotasi arogan. Dia malah berkacak pinggang serta mengangkat dagunya untuk merefleksikan superioritasnya.Satu orang ... dua orang ... lima hingga delapan orang dipukul dan ditangkap puluhan personel militer Adat tepat di depan rumah dua lantai berbentuk kupel. Dikelilingi sejumlah warga setempat yang penasaran. Lingkungan sempat terkotori pertempuran fisik yang berujung terkendali. Hujan salju yang deras tidak menghentikan kegiatan politis para anggota militer, pun hati kecil mereka yang membisikkan kalau ini salah tidak digubris. Memilih mematuhi pemimpin mereka yang kuat dan mandiri—dengan keuntungan sosial dan materi membuat mereka tidak punya alasan selain patuh.“... ampuni kami, Pak!”“Ampuni kami ...!”“Kami terdesak. Kami sungguh terdesak keadaan.”Bahkan pernyataan-pernyataan rendah hati dan penyesalan dari para pelaku
Dalam perjalanannya, level teknologi transportasi udara dunia Aura berada di bawah teknologi transportasi laut dan secara fluktuatif saling bersaing dalam perkembangannya. Umumnya memiliki tiga rute penerbangan yang warga dunia bisa pilih; rute zona waktu, rute cepat dan rute teleportasi. Semakin cepat tujuan tercapai, semakin besar dana dan konsekuensi yang ditanggung. Satu-satunya transportasi yang masih melestarikan Aura Gelap/ilmu sihir dan Energi-Aura/Mana dalam operasionalnya secara global (dibutuhkan untuk mengakses rute cepat dan rute teleportasi) sekaligus alat transportasi paling aman di dunia.Pesawat terbang dunia Aura sendiri ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuwan gila warga benua Timur, lalu dikembangkan oleh warga benua Barat—setidaknya, itu yang sejarah catatkan. Maskapai pesawat terbang dunia Aura punya tiga mode (mode internasional, lokal dan global) yang punya kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Maka masuk akal jika Tetua-Aura Alara dan rombongannya—a
Lagi-lagi cepat itu terjadi. Gelap gulita yang dirasakannya sekarang. Samar-samar merasakan rasa sakit yang teramat-amat dahsyat, tapi lemah tanpa kendali. Suara-suara keramaian yang mulai menyusut. Kesadaran memudar .... Lalu rasanya berlalu cukup lama .... “Gah ....” Entah ada apa dengan dirinya. Eriel mengalami rasa sakit di bagian dadanya; jantungnya. Kaki dan tangannya sama sakitnya. Saat kesadarannya utuh kembali dia sekuat tenaga membuka mata dan memastikan keadaan sekitar. “... a-apa ... apa yang terjadi?” Sebuah ruangan bertema klasik dengan lampu putih terang. Terbaring di atas kasur. Kedua pengawalnya yang berdiri di samping pintu. Aneta yang duduk di sofa tunggal dengan memegang Pusaka Trisula Berlian dan Madam Ni yang bergegas menghampirinya. Tempat ini bukan lagi panggung pertunjukan. “Ril ... kamu sudah sadar.” Madam Ni sangat gembira dan tidak lupa menitah seorang pengawal, “Cepat panggil Pangeran Nein. Eriel sudah pulih.” Seorang pria berotot mengangguk untu