Episode 67: Kewarasan Adalah Beban, Kematian Selalu Jadi Kesetaraan Yang Adil. Alternasi waktu: 05 / Leo (Musim hangat). Pukul 12:08 siang yang cerah berawan. Pada halaman belakang Istana Utama presiden, sang pimpinan negara berbaret putih itu duduk manis pada kursi goyang dengan panorama taman anggrek yang memanjakan mata cokelatnya. Bahkan dua ajudan perempuan berseragam militer duduk pada kursi di sampingnya menemani kedamaiannya. Tenang, senang dan lega. Itulah yang bernaung dalam perasaannya sekarang, bagaimana tidak, kabar kematian Jenderal Aldia telah sampai ke telinga Presiden Athina, dan tidak ada yang paling ia syukuri selama ini selain kematian sang rival. Cukup lama ia terpegun seolah kabar tersebut serta suasana rileks memengaruhi pikirannya supaya terhanyut ke dalam masa lampau. Kematian sang Jenderal A Aldia penting karena koheren terhadap hidup banyak pihak, khususnya hidupnya. Mengingat saat di mana rivalitasnya dengan Aldia De Atria termasuk motivasinya mewu
Episode 68: Tanah Ini Milik Kami Yang Menggagas Jati Diri Atau Rumah Untuk Mati. Pada pukul 15:09 sore Aldia kembali melanjutkan agenda kerjanya. Berangkat menuju kota Khadam. Kota kemiliteran. Menghadiri parade kemiliteran dalam rangka integrasi militer Selatan-Kelabu sekaligus memamerkan alutsista terbaru dan mutakhir pada zaman Laier ini. Dari balon udara bertenaga baterai-petir, hingga tank anti bom. Juga jangan lupakan ribuan pasukan militer berseragam rompi baja ringan, dengan perlengkapan lengkap kebutuhan militer mereka, dari kantong Pil Aura, Bola Peledak, sampai katana titanium yang mampu mengalirkan listrik. Panji-panji kebesaran bangsa Selatan-Kelabu pun tak luput diarak bersama deretan baris militer yang disiplin dan rapi—untuk panji para Pewaris Aura sudah tidak dikibarkan lantaran Presiden Athina hendak merangkul seluruh lini masyarakat ke dalam satu kebangsaan sekaligus menghilangkan sekat diskriminasi antara Pewaris Aura dan non-pewaris Aura walaupun ini masih menu
Episode 69: Kebohongan Besar Dibuat Untuk Menutupi Betapa Menyakitkannya Kebenaran. Alternasi waktu: 13 / Leo (Musim hangat). Sepekan lebih Eriel dan kawan-kawannya menunaikan misi. Mereka kembali dengan hasil memuaskan, walau Ular-Naga Xenodermus sayangnya telah dibawa oleh sekelompok individu militan (organisasi bernama Prisma dari kalangan manusia berpaham ortodoks-Aura), yang bertujuan guna menguasai seluruh siluman Ular-Naga Lima elemen yang tersebar di lima penjuru bumi dan menaklukkan bangsa Argata (semacam para Pewaris Aura yang tinggal di bawah lapisan bumi. Itu adalah mitos yang banyak dipercayai oleh kelompok pemuja hal-hal mistik dan klenik, percaya kalau terdapat Pewaris-Aura langka yang sanggup membangun peradaban di dalam tanah, tapi tidak pernah terbukti keberadaannya hingga sekarang). Media massa sampai tak ingin ketinggalan menyiarkan fakta heboh tersebut. Lalu kematian Jenderal Aldia dipredikatkan sebagai kasus korupsi dan rencana makar yang layak dihukum mati, ta
Episode 70: Sakitnya Masa Lampau, Tak Sesakit Masa Sekarang. Di dalam ruangan bermaterialkan kayu, dengan furnitur yang didominasi oleh buku dan rak-rak yang menyimpan banyak benda-benda sirkus. Seorang pria perlente tengah duduk meratap, memandang hamparan kertas di mejanya. Kertas dengan banyak coretan yang telah menunjukkan kekalahannya: Skenario politiknya. Hancur semuanya. Seluruhnya telah runtuh. Ia menunduk kalah. Skemanya gagal total. Sulapnya mungkin masih bisa terlaksana, tapi dengan kenyataan seperti sekarang ini, hanyalah pasrah dan mengakui kekalahan menjadi cara terbaiknya. “GAH!” “MENGAPA TEORIKU GAGAL!” “MENGAPA TEORIKU GAGAL!” *** Jauh saat Eriel dan Kael bertarung dengan seorang pria berjanggut yang membawa seekor jaguar hitam—sekitaran tanggal 9 / Bintang Cancer, musim hujan tiga tahunan yang lalu. Tatkala Eriel dibawanya, dan tidak sadarkan diri. Faktanya tanpa sepengetahuan Eriel, sebuah kesepakatan telah dilakukan Aldia, Lunio dan Kael sebelum semua yan
Episode 71: Kaum Penjahat Hanya Mengangkat Pemimpin Sesuai Harapan Kaum Penjahat. Ini adalah suatu ruangan yang berada di gedung berlantai tiga belas. Ruangan yang dikhususkan untuk rapat tertutup, tanpa banyak furnitur. Aleo De Canopus beserta empat rekan bisnisnya duduk mengelilingi meja berbentuk pentagon yang di atasnya tergeletak beberapa lembar proposal dan tersaji lima gelas kopi susu hangat. Dengan nuansa damai dan hangat sedari tadi menggugah interkasi lisan menjadi nyaman dan acara 'pembagian kue' menjadi lancar. Ini kedengaran gila dan ironi sebenarnya. Namun demikianlah kenyataannya, fakta bahwa masyarakat sendirilah yang mewujudkan teori ini, masyarakat sendirilah yang secara alamiah melestarikan bisnis ini tidak tertampik lagi. Aleo pun termangu keheranan. Menyadari kesuksesannya yang terjadi secara wajar. Bahkan tidak menyangka kejahatan beberapa kelompok masyarakat melebihi prediksinya. “Bagaimana? Engkau tidak menyangka bukan … kalau ini terjadi.” Selain ucapa
Episode 72: Akhir Yang Bahagia Untuk Mereka Yang Selalu Penuh Syukur (EPILOG). Perang masih menjadi bisnis yang menggiurkan, menyegarkan dan sensitif untuk benar-benar menjadi bagian dari bisnis—walau adakalanya, karena suatu bisnislah perang dapat terjadi. Bagi investor, Pewaris Aura atau para pedagang ginjal manusia, perang juga adalah bencana dan anugerah dalam momen yang bersamaan. Seperti yang sudah-sudah, atau akan berlangsung nanti …. Bangsa Selatan-Putih memberikan kursi parlemennya pada mayoritas marga Canopus, dan merancang undang-undang sesuai kebutuhan mereka—ini juga dipengaruhi oleh bisnis dan tujuan demokratis. Sempurna atau tidaknya, baik atau tidaknya dikembalikan kepada masing-masing persepektif. Sedang partai Nasionalis bergerak laksana tentara yang mengamankan wilayah kedaulatannya atau dalam kasus ini memastikan semuanya berjalan tenteram, aman dan terkendali. {Pada rezim kali ini seluruh buku-buku maupun buah pikiran kaum sosial non-pemerintahan Davian
Hai kawan-kawan semuanya. Ini aku, penulis dari novel Sistem Aura Infinity. Bersyukur rasanya dapat menghibur dengan tulisan ini dan sudah menuntaskannya. Dan moga saja buku ini cukup untuk disukai. Apakah topik dalam bukunya berat, atau aneh, atau malah tidak sesuai seperti yang diharapkan? Tentu apa bila pembaca belum puas dengan novel ini itu tidaklah aneh. Novel ini memang tidak ringan, dan mungkin hanya orang-orang tertentu yang sudi membacanya. Selain aku mulanya hanya menulis novel jilid satu ini untuk sebatas bentuk 'promo' dan perkenalan, ini juga diniatkan untuk penilaian awal.Topik utamanya tidak hanya tentang pertarungan beladiri, bukan sebatas meraih impian, bukan cuman tentang Sistem yang tidak terjangkau logika, bukan pula sekadar tata kelola pemerintahan atau negara—ini lebih menekankan karakteristik setiap manusia dalam upaya mengelola kehidupan dan bermain demi kemenangan yang diharapkan. Aku berupaya membuka banyak ruang untuk mereka-mereka yang berpikiran liar,
Episode 73: Pendirian Dunia Baru (Prolog Jilid 2). Miliaran peristiwa yang sering di luar nalar telah menggoreskan tinta sejarah. Pertanyaan-jawaban yang berhubungan dengannya masih menimbulkan multitafsir maupun mis-tafsir. Dunia Aura adalah alam permainan dunia, semacam gim realitas-virtual yang di dalamnya umat manusia berlomba mencapai kemenangan tertentu. Sebagai suatu bentuk dunia baru, alam baru—simulasi kehidupan—di mana empat manusia telah terpilih guna membimbing para peserta dalam pengembangan permainan, sekaligus sebagai penanggung jawab. Tapi di tengah-tengah permainan yang kian kompleks, dengan cara mengherankan pada generasi Aura ke 24 keempat manusia terpilih malah menghilang dari panggung dunia. Beberapa rumor mengatakan bahwa mereka mendirikan kantor 'Desainer Alam Semesta' yang berlokasi di ujung alam semesta dan mendapatkan jabatan serta ilmu baru; Empat Desainer Alam Aura. Di sana, mereka bekerja sama dalam pengelolaan segala kehidupan para peserta … atau bahk
Episode 299: Karena Kebahagiaan Itu Membosankan, Sama Membosankannya Dengan Penderitaan!'Wush'.Sekelebat bayangan kemerahan pekat melintas di hadapannya. Gaun merah yang menjuntai hingga ke tumit kaki berkibar mistis dengan dua mata yang bersinar putih menyilaukan mengintip dari rambutnya yang hitam amat panjang serta-merta dikenali Eriel De Atria sebagai Azusa Mingxia, Pewaris Aura Cahaya terakhir di benua Selatan.Bagian mengejutkannya ketika sosok Azusa berintegrasi dengan Eriel selayaknya air dan basahnya diiringi ribuan pasukan yang siap melawan sesosok pria gondrong berbusana urakan yang mengangkat pusaka Tongkat-Kujang Berlian. Suasana dimeriahkan lagi oleh berlangsungnya gerhana matahari serta beberapa meteor kemerahan yang menghujani wilayah Selatan. Fenomena alam yang sekalian dieksploitasi oleh Eriel dan sosok pria gondrong demi memperoleh kualitas Aura Cahaya lebih tinggi. Guru Erika pun bahkan bergabung mendukung pria Auranias Cahaya itu.Dan jiwa Azusa Mingxia yang seak
Episode 298: Seperti Menyaksikan Benda Yang Belum Pernah Ada Di Dunia Ini.3469 / 03 / Leo (Musim Semi). 12:05.Ruruia hanya bingung harus bersikap seperti apa saat yang didapatkan adalah sesuatu yang tidak terencana sejauh hidupnya. Walau bagaimanapun keadaannya tekadnya kokoh kepada alasan dia memulai. Yang lebih baik dari itu adalah tidak satu pun yang menyadari niat terselubungnya. Kemenangan kelompoknya tidak hanya mendapat apresiasi dari masyarakat, penghargaan berupa materi dan medali diserahkan pemerintah kota Diwa kepada kelompok Tunggalitas—ya, tidak diragukan lagi, para petinggi Tunggalitas yang mendapatkan manisnya sedang anggota-anggota dibawahnya cukup mendapatkan hikmahnya.Ratusan sampai ribuan individu rela menyesaki area rumah megah Ruruia hanya demi menyaksikan sekaligus menyambut ketua baru Tunggalitas. Amat ramai. Sampai-sampai disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi lokal sebab peristiwa ini sangat historis bagi tiap-tiap kalangan yang terlibat di da
Episode 297: Hidup Ini Jadi Berat Karena Sebagai Hal Yang Tidak Diinginkan.Tensi pertarungan lebih tinggi dan intensitas serangan lebih rapat. Sangat ambisius dan agresif bagaimana mereka bertempur. “GYYAAAAAAAAAH ...!” Odero mengaktivasi [Sisik Seribu Api] yang mengejawantahkan ratusan bola-bola api seukuran bola tenis tepat memberondongi Aleon.'BLARSH'.“... [Benteng Timur] Aktif!” Bersama kecekatan Aleon yang luar biasa sebuah serangan balik diserahkannya, “[Seribu Duri Salju] kombinasi [Gelembung Udara Peledak] ...!”'BOOMM'.'BOOMM'.Kendatipun mati-matian serangan jarak jauh-dekat silih berganti belum ada tanda siapa yang dipastikan mencapai garis kemenangan.Begitu duel tiba dipukul 15:37, Energi-Aura milik Odero yang telah menipis dan keadaan yang menyudutkannya menciptakan alasan untuk menabrakkan dirinya menuju satu pilar. Berniat meledakkan semuanya. 'DHUAAARSS'.Selepas berhasil, keseimbangan keempat pilar berantakan. Suplai unsur alam kepada Aleon terhenti. Dan tidak
Episode 296: Mati Dalam Kebebasan Lebih Baik Ketimbang Hidup Dalam Perbudakan.3469 / 02 / Leo (Musim Semi).Aleon selaku pimpinan serikat kaum siluman Selatan-Putih belum kalah mempertahankan ideologinya sekalipun dengan telak dan merugikan kelompoknya telah dikalahkan—sampai mencelakainya malah.Pertempuran di hutan Rambut Alam telah tuntas, tapi banyak target operasi yang entah bagaimana melarikan diri tanpa malu-malu, tanpa dapat dihentikan saat keadaannya sangat mendukung penangkapan besar-besaran. Ada yang melakukan pembelotan atau telah terlibat situasi pelik yang menyebabkan itu lazim terjadi.Tidak diragukan lagi,—meskipun enggan diakui—sebagai salah satu yang melarikan diri dari operasi tersebut ialah Aleon dan tokoh-tokoh kesayangannya. Sementara sekutu-sekutu Odero menuntaskan urusannya masing-masing, dia dalam kemantapan hati sendirian mendatangi lokasi keberadaan Aleon. Tidak sulit baginya menemukan siluman singa itu selagi Odero sendiri yang mengumumkan dalang atas kek
Bab 9: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).'Di luasnya alam semesta Aura ini ... ada yang mengawasi mereka.'Menyaksikan data-data alam semesta Aura dan Gudang Ilmu-Ilmu Aura, siapapun pasti takjub akan semua pengetahuan bagai tak berujung itu, yang apabila dicatatkan sebagai sebuah buku anak-anak pun tidak akan keliru dalam menebak bahwa manusia biasa akan kehabisan umurnya sebelum mampu merampungkan semua detail yang ada. Ya, itu terdengar seperti lelucon atau lebih konyol lagi.Dan semua usaha para Programmer Aura untuk menyatukan setiap generasi dengan cara yang sangat variatif gagal total dan malah sebaliknya, pembentukan heterogen menjadi persaingan antar departemen permainan dunia yang beralih perselisihan abadi tak berujung. Satu-satunya jalan keluar sebetulnya hanyalah pemusnahan secara tak bersisa.Menyebabkan kerumitan masif, kebingungan tanpa ujung dan melontarkan ribuan pertanyaan dari mereka-mereka yang menuntut kejelasan mendalam, “Mengapa Sistem mengondisikan ske
Bab 8: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).Mengingkari prinsip kinerja alam semesta bagi Solum bukanlah kemustahilan. Dialah yang mendesain hukum semesta Aura. Membangun atau menghancurkan peradaban. Sebagai satu dari beberapa Programmer yang utama. Sang pimpinan Departemen Permainan Dunia Sistem Dewa-Dewi. Dalam kasus itu, beberapa sebutan istimewa tersemat kepadanya, walaupun yang paling kontroversial adalah kemampuannya dalam meretas Sistem lalu memanipulasi seluruh dunia.Dari sana tidak perlu ada yang diherankan, gelar dan ilmunya melampaui seluruh peserta di dunia Aura. Lebih baik dari itu, usianya yang sangat panjang melebihi umur alam semesta Aura. Dirinya lebih dulu eksis daripada kehadiran dunia Aura itu sendiri. Menjadi saksi banyak peristiwa dan hidup-mati makhluk-makhluk permainan. Sebelumnya bahkan ia telah menciptakan permainan dunia sesuai visual imajinasinya. Heroik, antagonistis, nyata, maya, kasar atau segala sesuatu yang eksis di semesta Aura telah diketah
Halo.... Salam hangat dari Penulis Sistem Aura Infinity.Maaf telah menunggu lama...Karena Ada beberapa soal yang harus penulis rampungkan, maka novel ini akan dilanjutkan setelah penulis menyelesaikan urusannya. Tentu dengan upaya agar gaya penulisan yang lebih ringan dan informatif (ya semoga saja) ....Terima kasih untuk yang berkenan membaca atau selainnya, penulis sangat mengapresiasi itu.maaf untuk banyak kesalahan dan kalimat yang menyinggung. Sungguh penulis hanya bermaksud menghibur dan moga tulisan sederhana ini bisa jadi Manfaat besar dalam kenyataan para pembaca....Nantinya penulis akan buatkan episode tambahan lebih dulu sebelum memasuki jilid 3. Beberapa episode jilid 2 pun sudah penulis revisi--artinya novel ini masih Berlanjut Sekalipun Sepi Peminat. Kalau semua ini kurang memuaskan, atau bahkan buruk yaaaa... aku kembalikan pada kebijaksanaan para pembaca....Terima kasih...
Bab 7: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 0).Bangsa Tanah / Eartheia ....Konon nomor 0 adalah angka terakhir yang ditemukan setelah melalui angka 1 sampai sembilan ....Pun konon, siapa yang terkoneksi dengan Sistem secara langsung dia adalah budak dari Sistem itu sendiri. Tidak ada yang begitu peduli pada seorang pria yang hidup sendiri dan terbuang di hutan Ozon selain dirinya sendiri. Bertahun-tahun di sana, bahkan biarpun dia terlahir dari keluarga yang paling dihormati di desanya, dia tampak selalu terasingkan tidak seperti anggota-anggota keluarganya, mengerjakan apapun selalu seorang diri.Semua bermula saat diantara kedua saudara kandungnya dia adalah si bungsu (anak ketiga) yang tidak mewarisi Aura; non-Auranias. Tidak sedikit pun berminat melestarikan pemahaman keluarganya yang konservatif; Ortodoks-Aura. Satu-satunya anak yang berbeda, yang vokal mengingkari cara hidup keluarganya. Memiliki cara pandang sendiri mengenai dunia Aura dan cara kerjanya. Tidak sepakat harus se
Episode 295: Ketika Sudah Punya Segalanya Kita Umumkan Bahwa Hidup Ini Mudah Dan Indah. 18:44.Badai salju!Dalam rangka bermain bersama teman-temannya Zihao terpaksa menundanya lantaran derasnya arus badai yang menerpa Kota New Feel dan sekitarnya. Akan amat berbahaya kalau ia bermain di luar ruangan dalam cuaca yang dapat menerbangkan dua ekor kuda.Sekarang di kamarnya, Zihao menikmati lagi masa kanak-kanaknya dengan membaca komik Adiwira Auranias Cahaya Generasi Klasik. Komik yang cocok buat anak seusianya. Bahasa yang ringan tidak berbelit-belit, topik yang santai tidak berlebihan, banyak humor yang pas, tanpa bualan-bualan kontroversial, tanpa bunuh-membunuh, benar-benar pantas untuk melepaskan penat dan menghibur diri.Namun, begitu kebosanan mengintervensi jiwanya, dia meninggalkan kamarnya untuk lalu duduk bersama Mama-nya di sofa ruang utama. Sambil menonton acara televisi yang kesulitan mendapatkan sinyal karena badai yang berlangsung, sehingga hanya beberapa stasiun televi