Episode 183: Kuingin Terbang Bebas, Ingin Meredakan Kegelapan Dihati. 3467 / 20 / Aquarius (Musim Dingin).04:21.Kota Ikora. Perumahan elite di hunian megah berbentuk piramida ....Betapa tidak kelesah Eriel di rumahnya, mimpi ganjil sewaktu di kereta kuda kemarin malam baru saja berlanjut malam ini. Inti dari mimpinya adalah, sistem kendali total yang dia—dalam tubuh Azusa Mingxia—rancang dapat dihancurkan oleh sistem kesejahteraan yang dibawa oleh seorang gembel tidak berguna.Eriel tidak mempersoalkan sistemnya,—dirinya tentu bersyukur jikalau ada kelompok kecil yang mampu menaklukkan dunia dan mewujudkan Sistem-Aura yang sesungguhnya—yang dirinya persoalkan adalah mengapa ia harus berada dalam tubuh Azusa Mingxia dan dikalahkan oleh seorang pria payah yang membawa ajaran 'sistem baru'. Oleh karena itu, tidak peduli waktu masih terlampau pagi, Eriel De Atria mengundang psikolog Auranias Indigo kepercayaannya untuk menganalisis benang takdirnya sekaligus berkonsultasi. Mereka se
Episode 184: Bagaikan Awan, Kerapuhan Itu Hanya Terlihat Ketika Memudar.{Energi-Aura Detektif Kion tersisa: 355%.}{Energi-Aura pria botak tersisa: 333%.}Boleh dibilang Auranias Merah dan Perapal Aura Gelap berduel cukup dahsyat. Dapat disimpulkan dari Paman Rubik yang merealisasikan beberapa ilmu Aura tipe Fundamental dan Sentral yang dapat dikonter dengan hebat oleh pria botak berjubah ala dokter Selatan-Putih.Bukan hanya itu, beberapa cekungan tak beraturan dan kerusakan lingkungan yang terlihat adalah ulah duel mereka.'Druak'.Paman Rubik terpelanting dan terseret tubuhnya di tanah. Belum sempat dirinya bangkit, pria botak sudah mengaktivasi [Hujan Aura Jarum]—Energi-Aura terkuras 5% disetiap satu jarum Aura Gelap.Tetapi, dengan instingtif tinggi Paman Rubik mampu berguling kekiri dengan mengonsumsi 25% Energi-Aura untuk aktivasi [Perisai Aura Merah].Puluhan jarum-jarum tajam nuansa hitam sirna kala menghantam perisai pelindung berbentuk cangkang telur yang melindungi Paman
Episode 185: Akhir Yang Bahagia Tidak Melulu Tentang Kemenangan Hidup.Matahari bersinar terang. Menyalakan harapan baru. Warga kota disibukkan dengan dampak bencana alam gempa bumi. Gempa bumi susulan malah sempat mengguncang kota Nawaraka dua kali.Namun, tetap tidak bisa. Tetap berat rasanya menyerahkan diri saat ambisi belum terpenuhi. Memahami bahwa segala usaha yang telah dilakukannya, segala doa yang telah dipanjatkannya selalu dan selalu menghasilkan kekecewaan. Kecuali dengan ini. Dengan jalan kegelapan ini, pria botak itu mendapatkan apa yang tidak didapatkan di dalam terang: Harapan kesembuhan yang nyata.Sedangkan Aura Gelap-nya adalah modal awal untuk memulihkan putrinya. Bukan diniatkan untuk jadi Auranias terkuat. Meski itu telah menghasilkan kesia-siaan. Karenanya, ia kombinasikan ilmu Aura Kegelapan dengan ilmu medis.“Aku tidak bisa ... tidak bisa ....” Pria itu meski sudah terlihat pasrah tetap menggelengkan kepala menolak dan meragu. “Aku tidak bisa membiarkan an
Episode 186: Berperanglah Saudara-Saudara Untuk Surga Abadi, Penuh Bidadari. 3467 / 27 / Aquarius (Musim Dingin). 12:11. Mulai kembali terbayang. Siluet tirai-tirai energi terang bagaikan aurora terproyeksi dalam matanya. Terbiaskan oleh pita-pita energi alam beserta energi makhluk-makhluk di bumi. Sosok berjubah kelabu berlogo '8' warna putih diterpa beling-beling salju. Sepatu Lars hitamnya meninggalkan jejak di hamparan salju. Lalu debu-debu salju yang berguguran berusaha menyelimuti semua jejak yang ada. Sudah lama ia bertekad merampungkan tugasnya dengan sebisa mungkin dalam pengorbanan minim—kendati nyatanya tidak begitu. Sengaja dirinya hadir di hutan provinsi Utara karena sudah dipandu oleh suatu energi terang. Dua tangannya yang diselimuti sarung tangan hitam meraba sebuah batang pohon besar yang tua. Memejamkan mata rapat agar mudah menangkap lembaran-lembaran kenyataan yang pernah terjadi. Menstabilkan napas dan emosi supaya ilmu [Psikoanalisis Energi Alam] terkonk
Episode 187: Di Dunia Nyata Yang Indah Tidak Butuh Pahlawan Fantasi.3467 / 29 / Aquarius (Musim Dingin).13:44.Insiden percobaan pembunuhan terhadap Eriel telah jadi bahan berita media massa. Hanya saja, perkara semacam itu sudah lazim di dunia Aura, jadi tidak lagi dianggap topik yang panas.Alih-alih demikian, masyarakat Selatan-Kelabu lebih setuju untuk mempersoalkan kinerja Eriel dalam pemerintahan yang sebentar, sangat sebentar dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri Selatan-Kelabu. Padahal masanya tengah berada di puncak kejayaan dan kemakmuran. Rasanya seperti seorang pemuda yang terjebak kehampaan karena ditinggalkan wanita kesayangannya saat sedang sayang-sayangnya.Eriel menyibukkan diri dalam perpustakaan pusat kota Ikora. Perpustakaan tujuh lantai yang punya gaya bangunan serupa buku kamus, nuansanya monokromatik. Melengkapi pemandangan, lukisan-lukisan dari para pelukis muda dipajang di setiap dinding dan beberapa lemari buku. Perpustakaan Io.Setiap lantai memiliki kl
Episode 188: Atas Nama Keadilan, Wahai Kaum Budak Yang Hina Tunduklah Pada Pemimpinmu Yang Mulia. Berita nasional maupun global disiarkan di TV dan media massa lainnya: '... sekumpulan siluman kadal dibantu Kelompok-Aura Umum—Feelnity dan Sonity—di kota Arona melakukan konvoi propaganda. Mengajak seluruh warga mendukung hukum hak berkehidupan dan kesetaraan pada kaum siluman. Kabarnya kegiatan tersebut dikepalai oleh Odero Hasiyama dan disponsori para petinggi klan siluman Aqoua ....' '... dalam rangka mempropagandakan kesetaraan dan kepemimpinan umat manusia serta ajakan anti Aura menuju humanistik total, kelompok Egolity yang diketuai Denium kembali melaksanakan konvoi di beberapa kota, di provinsi Nurmala ....' '... Dewa Tri-Warna terlibat pertempuran dengan militer Timur-Laut di laut Netral-Daya. Tidak hanya itu, dua Kelompok-Aura Umum dari bangsa Oxydia—Godnia dan Tropinia—turut membantu Dewa Tri-Warna dalam menangani kemiliteran Timur-Laut. Pertempuran itu sudah memakan waktu
Episode 189: Mari Bersyukur Untuk Apa Yang Tidak Akan Pernah Kita Miliki.3467 / 19 / Taurus (Musim Gugur).Telah tersingkir kegelapan malam akan terbukanya gerbang hari yang baru. Baskara yang benderangnya mengalahkan terangnya lampu taman menyinari bumi Selatan. Radiasi panas matahari merambah jadi faktor yang lambat laun mencairkan kembang-kembang salju. Bulan yang hangat.—12:22.“JIAHA-HA-HA-HA ...!”Tawa girang seorang bocah menguap di dalam rumah Detektif Hion. Bukan hanya berarti ada kesenangan yang terjadi di sana, tetapi memang Kael dan Max tengah larut bermain. Kejar-kejaran di sana.“Aku akan menangkapmu mafia kecil!” Kael dengan riang berlari santai dari ruang tamu menuju ruang keluarga. “Dan menggelitikmu sampai kamu tidak berdaya, bahkan untuk tertawa!” Permainan yang lumayan ribut, sampai Bunda Karlin mengujarkan solusi yang kedengaran seperti tuntutan, ”Lebih baik kalian bermain di luar rumah, selagi cuaca cerah. Itu lebih baik!“Tuntutan tersebut jadi nyata begit
Episode 190: Persetan Dengan Edukasi, Kita Butuh Uang Untuk Sembuhkan Perih Hati. 3467 / 28 / Taurus (Musim Gugur). Pukul 13:22.Bangsa Selatan-Kelabu ....Kereta api Ekonomi kelas A melaju membelah kota Ikora—kereta api dengan dominasi cat kelabu, dengan kursi dan meja yang dikhususkan untuk setiap dua orang, beraroma melati.“Tangkap Pewaris-Aura Cahaya itu!”Bergaung keras perintah dari pria berjanggut hitam panjang. Lalu bersimpuh di lantai menahan tangan kirinya dan bagian kiri tubuhnya yang sedikit rusak imbas dari serangan balik Eriel yang mengaktivasi ilmu [Plasma Cahaya Bigbang].Tiga individu bertopeng model wajah tempurung kura-kura melaksanakan perintah, berlari di antara beberapa penumpang yang duduk rileks pada bangku mereka masing-masing.Eriel secara terencana bersama tiga muridnya baru saja berlatih sekaligus baru merampungkan tugas atau quest yang diambil kelompok mereka. Kemudian, sekarang berniat menuju kota Adiloka untuk misi kelompok lainnya. Tidak hanya dimak