Episode 181: Selamatkan Diriku Dari Diriku Yang Menolak Diselamatkan. Jalan raya kota Nawaraka tengah ramai oleh warga yang panik karena gempa bumi 7,7 skala richter yang baru saja terjadi. Kebanyakan mereka ketakutan. Takut kalau itu berasal dari manusia bedebah yang berupaya menguasai dunia.Beberapa rumah roboh, jalan raya retak, penjara para siluman hancur hingga meloloskan penghuninya. Ibu-ibu merumpi dan bocah-bocah melukis muka jelek walikota Nawaraka yang hobi korup di atas salju.Yang terpenting adalah pihak pemadam kebakaran sibuk, para medis dan militer sibuk, pihak berdedikasi tinggi yang mementingkan keselamatan warga kota sibuk. Bahkan beberapa dari mereka rela mengorbankan tubuh dalam rasa sakit demi hanya menyelamatkan wanita hamil yang tertimbun reruntuhan bangunan.Sedang mafia bergelar pejabat kota lekas-lekas mencari ide supaya bencana alam dapat dijadikan proyek penghasil pundi-pundi uang. Tak lupa rakyat jelata yang memanfaatkan kesempatan untuk merampok bebera
Episode 182: Semua Nyawa Yang Kami Rawat Telah Tertanam Seberkas Doa.“Bertahanlah putriku, bertahanlah ...!”Pria botak itu melakukan pembedahan pada dua mata putri gundulnya. Usia anaknya masih muda; 10 tahunan. Tetapi, dia tidak seperti anak-anak perempuan pada umumnya. Ada kelainan yang menjauhkannya dari label normal dan kelainan itu mengganggu kehidupannya.“GGGYYYYAAAAAAAA ...!”Tidak hanya suara rintihan sebagai tanda kesakitan, anggota tangan dan kakinya berontak isyarat betapa menyiksa operasi yang dijalani—operasi ini hanya menggunakan sedikit obat bius. Dia terbaring di kasur khusus yang mengikat pergelangan tangan, kaki dan tubuhnya, dimaksudkan supaya pemberontakan tubuhnya tidak mengusik pembedahan.Pisau bedah, suntikan, gunting dan atau alat-alat bedah lainnya yang tersimpan di rak, di samping kasur telah tercemar merah darah. Di sini pula terdapat monitor detak jantung serta monitor kamera pengawas yang terhubung keluar rumahnya.Dua tangan yang lihai, diri yang berd
Episode 183: Kuingin Terbang Bebas, Ingin Meredakan Kegelapan Dihati. 3467 / 20 / Aquarius (Musim Dingin).04:21.Kota Ikora. Perumahan elite di hunian megah berbentuk piramida ....Betapa tidak kelesah Eriel di rumahnya, mimpi ganjil sewaktu di kereta kuda kemarin malam baru saja berlanjut malam ini. Inti dari mimpinya adalah, sistem kendali total yang dia—dalam tubuh Azusa Mingxia—rancang dapat dihancurkan oleh sistem kesejahteraan yang dibawa oleh seorang gembel tidak berguna.Eriel tidak mempersoalkan sistemnya,—dirinya tentu bersyukur jikalau ada kelompok kecil yang mampu menaklukkan dunia dan mewujudkan Sistem-Aura yang sesungguhnya—yang dirinya persoalkan adalah mengapa ia harus berada dalam tubuh Azusa Mingxia dan dikalahkan oleh seorang pria payah yang membawa ajaran 'sistem baru'. Oleh karena itu, tidak peduli waktu masih terlampau pagi, Eriel De Atria mengundang psikolog Auranias Indigo kepercayaannya untuk menganalisis benang takdirnya sekaligus berkonsultasi. Mereka se
Episode 184: Bagaikan Awan, Kerapuhan Itu Hanya Terlihat Ketika Memudar.{Energi-Aura Detektif Kion tersisa: 355%.}{Energi-Aura pria botak tersisa: 333%.}Boleh dibilang Auranias Merah dan Perapal Aura Gelap berduel cukup dahsyat. Dapat disimpulkan dari Paman Rubik yang merealisasikan beberapa ilmu Aura tipe Fundamental dan Sentral yang dapat dikonter dengan hebat oleh pria botak berjubah ala dokter Selatan-Putih.Bukan hanya itu, beberapa cekungan tak beraturan dan kerusakan lingkungan yang terlihat adalah ulah duel mereka.'Druak'.Paman Rubik terpelanting dan terseret tubuhnya di tanah. Belum sempat dirinya bangkit, pria botak sudah mengaktivasi [Hujan Aura Jarum]—Energi-Aura terkuras 5% disetiap satu jarum Aura Gelap.Tetapi, dengan instingtif tinggi Paman Rubik mampu berguling kekiri dengan mengonsumsi 25% Energi-Aura untuk aktivasi [Perisai Aura Merah].Puluhan jarum-jarum tajam nuansa hitam sirna kala menghantam perisai pelindung berbentuk cangkang telur yang melindungi Paman
Episode 185: Akhir Yang Bahagia Tidak Melulu Tentang Kemenangan Hidup.Matahari bersinar terang. Menyalakan harapan baru. Warga kota disibukkan dengan dampak bencana alam gempa bumi. Gempa bumi susulan malah sempat mengguncang kota Nawaraka dua kali.Namun, tetap tidak bisa. Tetap berat rasanya menyerahkan diri saat ambisi belum terpenuhi. Memahami bahwa segala usaha yang telah dilakukannya, segala doa yang telah dipanjatkannya selalu dan selalu menghasilkan kekecewaan. Kecuali dengan ini. Dengan jalan kegelapan ini, pria botak itu mendapatkan apa yang tidak didapatkan di dalam terang: Harapan kesembuhan yang nyata.Sedangkan Aura Gelap-nya adalah modal awal untuk memulihkan putrinya. Bukan diniatkan untuk jadi Auranias terkuat. Meski itu telah menghasilkan kesia-siaan. Karenanya, ia kombinasikan ilmu Aura Kegelapan dengan ilmu medis.“Aku tidak bisa ... tidak bisa ....” Pria itu meski sudah terlihat pasrah tetap menggelengkan kepala menolak dan meragu. “Aku tidak bisa membiarkan an
Episode 186: Berperanglah Saudara-Saudara Untuk Surga Abadi, Penuh Bidadari. 3467 / 27 / Aquarius (Musim Dingin). 12:11. Mulai kembali terbayang. Siluet tirai-tirai energi terang bagaikan aurora terproyeksi dalam matanya. Terbiaskan oleh pita-pita energi alam beserta energi makhluk-makhluk di bumi. Sosok berjubah kelabu berlogo '8' warna putih diterpa beling-beling salju. Sepatu Lars hitamnya meninggalkan jejak di hamparan salju. Lalu debu-debu salju yang berguguran berusaha menyelimuti semua jejak yang ada. Sudah lama ia bertekad merampungkan tugasnya dengan sebisa mungkin dalam pengorbanan minim—kendati nyatanya tidak begitu. Sengaja dirinya hadir di hutan provinsi Utara karena sudah dipandu oleh suatu energi terang. Dua tangannya yang diselimuti sarung tangan hitam meraba sebuah batang pohon besar yang tua. Memejamkan mata rapat agar mudah menangkap lembaran-lembaran kenyataan yang pernah terjadi. Menstabilkan napas dan emosi supaya ilmu [Psikoanalisis Energi Alam] terkonk
Episode 187: Di Dunia Nyata Yang Indah Tidak Butuh Pahlawan Fantasi.3467 / 29 / Aquarius (Musim Dingin).13:44.Insiden percobaan pembunuhan terhadap Eriel telah jadi bahan berita media massa. Hanya saja, perkara semacam itu sudah lazim di dunia Aura, jadi tidak lagi dianggap topik yang panas.Alih-alih demikian, masyarakat Selatan-Kelabu lebih setuju untuk mempersoalkan kinerja Eriel dalam pemerintahan yang sebentar, sangat sebentar dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri Selatan-Kelabu. Padahal masanya tengah berada di puncak kejayaan dan kemakmuran. Rasanya seperti seorang pemuda yang terjebak kehampaan karena ditinggalkan wanita kesayangannya saat sedang sayang-sayangnya.Eriel menyibukkan diri dalam perpustakaan pusat kota Ikora. Perpustakaan tujuh lantai yang punya gaya bangunan serupa buku kamus, nuansanya monokromatik. Melengkapi pemandangan, lukisan-lukisan dari para pelukis muda dipajang di setiap dinding dan beberapa lemari buku. Perpustakaan Io.Setiap lantai memiliki kl
Episode 188: Atas Nama Keadilan, Wahai Kaum Budak Yang Hina Tunduklah Pada Pemimpinmu Yang Mulia. Berita nasional maupun global disiarkan di TV dan media massa lainnya: '... sekumpulan siluman kadal dibantu Kelompok-Aura Umum—Feelnity dan Sonity—di kota Arona melakukan konvoi propaganda. Mengajak seluruh warga mendukung hukum hak berkehidupan dan kesetaraan pada kaum siluman. Kabarnya kegiatan tersebut dikepalai oleh Odero Hasiyama dan disponsori para petinggi klan siluman Aqoua ....' '... dalam rangka mempropagandakan kesetaraan dan kepemimpinan umat manusia serta ajakan anti Aura menuju humanistik total, kelompok Egolity yang diketuai Denium kembali melaksanakan konvoi di beberapa kota, di provinsi Nurmala ....' '... Dewa Tri-Warna terlibat pertempuran dengan militer Timur-Laut di laut Netral-Daya. Tidak hanya itu, dua Kelompok-Aura Umum dari bangsa Oxydia—Godnia dan Tropinia—turut membantu Dewa Tri-Warna dalam menangani kemiliteran Timur-Laut. Pertempuran itu sudah memakan waktu