Share

79. Penyesalan yang terlambat.

"Apa kamu sakit, Mas. Oh ... atau jangan-jangan kamu habis jatuh ya, lalu kepalamu terpentok dinding?" sindirku. Terdengar sangat sarkas.

"Mas serius Intan. Mas tahu ... Mas salah padamu, dan sekarang aku ingin memperbaikinya!" ucapnya begitu tegas. Namun membuatku ingin tertawa.

Aku tertawa terbahak-bahak. Bagai suara kunti yang terkikik di waktu menjelang magrib. Membuat merinding.

Aku mengusap sedikit air mata yang timbul di sudut mataku. Tawaku yang begitu nyaring membuat dadaku sesak seakan ingin mati. Aku menarik nafas dan menetralkan tawaku.

"Aku acungi jempol keseriusanmu Mas. Keseriusan menghancurkan hatiku. Kamu ingin memperbaikinya? Memperbaiki dengan apa? Apa yang bisa kamu perbaiki, hah! Apa dengan menceraikan Sukma lalu kembali denganku, kamu pikir semuanya akan bisa kembali lagi seperti awal lagi, begitu, iya!" bentakku dipenuhi emosi. Walau intonasi suaraku harus aku tekan sedikit agar perdebatan ini tak terdengar hingga ke tetangga.

"Bukan begitu Intan. Sukma han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status