Share

Bagian 60. Pria Nakal

Wajah Mas Aqsal pias. Tangan yang awalnya masih mengambang di udara karena tengah menyuapiku, perlahan diturunkan.

“Sudah kuduga.” Aku tersenyum tawar.

“Mintalah yang lain, Niha. Mobil, uang, ponsel, rumah, pulau pribadi, jet pribadi, bisa aku kasih. Tapi untuk dua itu ....”

“Aku enggak butuh harta! Aku hanya ingin ke makam Mama. Aku kangen sama Mama, Mas. Sama aku ingin kita menemui Asti untuk membuktikan ucapanmu kalau kamu memang tidak ada apa-apa sama dia. Juga untuk membuktikan kalau kamu beneran cinta sama aku.” Aku pun kembali berbaring.

Tidak butuh waktu lama, sentuhan lembut terasa di lengan.

“Baiklah, kita ziarah. Tapi untuk ke rumah Asti, aku minta jangan dulu. Aku janji akan melakukan itu tapi tidak sekarang. Ada yang sedang aku rencanakan. Kumohon mengertilah."

"Rencana apa? Katakan!”

“Ada dan kamu belum perlu tahu. Ya udah, sekarang kita ziarah. Tapi makanlah dulu. Apa perlu panggil dokter buat meriksa kamu?”

Aku menggeleng. “Nggak perlu.”

“Ayo duduk lagi, selesaikan mak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status