Share

Luka Tak Berdarah

Puti Bungo Satangkai menggebrak Sikumbang, lagi dan lagi. Memaksa kuda hitam milik Antaguna itu untuk terus memacu larinya. Sementara si Kumbang Janti lagi-lagi tertinggal jauh di belakang.

“Bungo!” teriak sang pria sekeras mungkin sembari menggebrak kuda betina yang ia tunggangi.

Yah, mereka telah berkuda semenjak subuh, sedari rumah Lingga si Tabib Sakti—tidak, bahkan lebih jauh daripada itu. Semenjak mereka dari Gunung Kerinci, hingga sekarang sang mentari telah condong jauh ke arah barat.

Dan gadis itu, dia sepertinya belum akan berhenti bila tidak dipaksa, pikir si Kumbang Janti.

Bagaimanapun, mereka berdua butuh istirahat. Setidaknya, untuk melepaskan dahaga dan penat badan, soal tidur, itu mungkin bisa nanti saja.

Juga, kedua kuda tersebut yang juga sangat membutuhkan istirahat.

“Bungo, berhentilah!” teriak si Kumbang Janti. “Jangan memaksakan dirimu! Bungo …”

Tidak ada hal lain yang terpikirkan oleh si Kumbang Janti selain bahwa gadis itu pasti punya hubungan istimewa dengan A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (31)
goodnovel comment avatar
putrasagala102
author anjing...kalo mmg ga niat lanjutin ceritanya hapus aja novelnya dari aplikasi.
goodnovel comment avatar
Joehandi
udh 1 bln nunggu..
goodnovel comment avatar
Erlina Doang
ah yg bener?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status