Share

Seseorang yang Tak Terduga

Setelah diberitahukan oleh Gadih Cimpago bahwasannya sang raja sedang ada pertemuan dadakan di dalam istana, maka Sondang Tiur yang dikawal oleh dua prajurit memilih untuk menunggu saja di halaman depan istana itu sampai pertemuan di dalam istana berakhir.

“Maaf, Kak,” ujar si gadis Batak pada Gadih Cimpago. “Apakah beliau Putra Mahkota?”

Gadih Cimpago melirik pada Sondang Tiur, lalu tersenyum dan mengangguk.

“Dia anak yang berwajah indah,” puji snag gadis. “Kabar itu ternyata benar.”

“Yah …” Gadih Cimpago mengangguk-angguk dengan melipat tangan ke dadanya. “Tapi wajah indah saja tidak mungkin bisa diandalkan untuk bisa mempertahankan adat dan rakyat.”

Lagi, ia memandangi gadis Batak di sampingnya dengan tersenyum, lalu mengedipkan sebelah matanya.

Sondang Tiur terkikik halus. “Kakak benar,” ujarnya. “Bagaimanapun, pewaris takhta juga harus mampu mempelajari hal ikhwal pertahanan.”

“Ngomong-ngomong tentang Toba Tua,” kata Gadih Cimpago. “Apakah engkau tinggal berdekatan dengan Kotaraj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status