Share

Hal yang Terlupakan

Antaguna menjitak pelan kening Puti Bungo Satangkai, dan sang gadis meringis sembari mengusap-usap keningnya.

“Sudahlah,” ujar sang pria, “lupakan saja!”

Antaguna bangkit karena telah selesai menyiangi tiga ekor ikan tersebut. Lalu membawa semua itu ke satu titik di bawah sebuah pohon nan rindang, meletakkan ikan-ikan itu ke atas sebuah batu pipih dengan beralaskan daun keladi.

Dan setelah itu, dia mencoba membuat api unggun. Tentu saja, untuk membakar ikan-ikan itu tadi.

Tapi Bungo tahu lebih jauh daripada itu, Antaguna pasti punya keinginan yang besar untuk mengunjungi tanah kelahiran ayahnya, yang berarti pula tanah asal darah yang mengalir di tubuhnya. Dia hanya seorang pria yang cukup bodoh untuk tidak berterus terang saja.

Menggelikan! Badan besar, tinggi, berotot, tapi untuk urusan perasaan, dia malah seperti seekor kucing yang melihat seseorang membawa rotan. Sang gadis menahan tawanya.

Bungo pun bangkit, lalu mendekat ke bawah pohon itu. Sementara, dua kuda mereka sedang asyi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status