Share

Tak Tergoyahkan

“Uni, kumohon …” si Kumbang Janti menjatuhkan diri di hadapan Gadih Cimpago, berlutut dengan bahunya yang berguncang hebat.

Gadih Cimpago tertegun mendapati itu. Bagaimanapun, dia seperti terluka di dalam hati dan pikirannya. Luka yang terlalu dalam, terlalu besar untuk ia bagikan kepada lain orang. Dan itu, berujung dengan dia yang menahan tangisnya sejadi-jadinya.

“Ja-Jangan memaksaku lagi, Uni,” pintanya dengan suara serak yang bergetar. “Kumohon. A-Aku tidak bisa kembali lagi ke istano.”

“Talago,” Gadih Cimpago menghela napas dalam-dalam agar ia dapat bertutur dengan lebih lunak. Bagaiamanapun, kesedihan pria itu telah memukul pula relung hatinya. “Kau tahu bahwa tidak akan ada yang melarangmu, bukan?”

“Aku tahu,” jawabnya. “Dan aku berterima kasih kepada semua orang di istano. Kecil telapak tangan, dulang yang aku tadahkan. Akan tetapi, sungguh aku tiada muka untuk bertemu Paduko Rajo, Bundo Ratu … aku—”

Guncangan bahunya kian menjadi-jadi yang mengakibatkan si Kumbang Janti tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status