"Pulang saja, kau tak dibutuhkan di sini," kata seorang karyawan laki-laki yang duduk tak terlalu jauh dari Jack berdiri.Eve, gadis pertama yang Jack ingat telah memberitahunya mengenai tempat duduknya itu ikut berkomentar, "Ya, benar. Kalau kau memang tak sanggup, katakan saja sekarang.""Kau bisa pulang tanpa ditertawakan," tambah seseorang lainnya.Edward, yang menjadi salah satu orang agak penasaran dengan kemampuan sang pemuda yang belum lulus dari universitas itu hanya diam saja, memperhatikan.Di luar dugaan semua orang, Jack pun kembali menjawab, "Kalau memang begitu, saya terima Anda bertanya di hadapan semua karyawan."Betapa kagetnya Richard Foster kala mendengar balasan dari Jack itu. Dengan dipenuhi amarah pun dia membalas, "Kau yang meminta. Jangan salahkan aku kalau kau nanti menangis karena tak bisa menjawabnya."Jack tak merespon dan hanya menunggu pertanyaan dilontarkan kepadanya.Hal itu membuat Richard Foster kesal setengah mati dan dengan gigi bergemeletuk dia b
Jack Morland tidak habis pikir bila Richard Foster akan selicik itu. Dia tetap saja menggunakan sebuah ancaman untuk menyingkirkan dirinya. Namun, Richard tidak tahu siapa yang sedang dia hadapi. Andai dia saja dia tahu, tidak mungkin dia akan berani mempersulit Jack seperti itu.Bahkan, kalau perlu, Richard sudah menyembah Jack layaknya dewa. Sebab, sudah jelas bila semua kendal perusahaan berada di tangan Jack dan jika Jack mau, dengan mudah dia bisa memecat Richard.Akan tetapi, Jack bukanlah orang sepicik itu. Dia tidak akan membuang orang-orang dengan sesuka hati tanpa memikirkan banyak hal sehingga dia tetap mempertahankan egonya agar tidak sampai membuat dirinya harus mengeluarkan keputusan untuk memecat Richard."Baiklah, Pak. Saya bersedia keluar dari Morland Group jika saya tidak bisa menjawab pertanyaan Anda," kata Jack dengan penuh percaya diri.Richard mendengus tidak suka tapi dia berkata, "Aku pegang kata-katamu. Awas saja jika kau ingkar janji dan kuharap kau tidak me
Richard Foster tentu saja paham bila dia tidak bisa menghindar lagi sehingga dia hanya bisa menjawab, "Hm. Ya, kau diterima.""Terima kasih, Pak," Jack berkata sembari tersenyum pada Richard.Namun, Richard tidak suka melihat senyum puas di wajah Jack dan dia kembali memperingatkan, "Tapi, jangan terlalu senang. Banyak sekali pekerjaan yang sulit yang harus kau tangani, jika kau tidak bisa melakukannya, kau harus dipecat.""Kau paham itu kan? Ingat, ini bukan perusahaan kecil. Ini perusahaan raksasa berskala internasional." Jack sama sekali tidak takut, dia malah justru berkata, "Tenang saja, saya dengan senang hati akan selalu berusaha mengerjakannya dengan cara yang terbaik.""Perusahaan ini sangat berarti untukku, aku tak akan bermain-main dan akan selalu serius mengerjakan apapun," lanjut Jack.Semua tentu saja akan dilakukan oleh Jack demi perusahaan yang akan dia pimpin tidak akan lama lagi itu. Selain karena keluarganya, tepatnya untuk kakek dan kedua orangtuanya, dia juga mel
Dengan mengabaikan rasa sakitnya, Hugh Morland menjawab dengan sedikit terbatuk-batuk, "Tidak, Gideon. Ingat, Jack tidak boleh diganggu dengan berita buruk tentangku."Gideon mulai terlihat resah. Akan tetapi Hugh kembali berujar, "Gideon, kau sudah berjanji padaku kalau kau tidak akan mengatakan apapun pada Jack tanpa perintah dariku. Jadi, aku mohon padamu, tepati janjimu."Pria yang telah melayani Hugh selama belasan tahun itu pun menatap sang tuan lewat layar dengan perasaan tidak menentu."Tolonglah pria tua yang tak punya siapa-siapa lagi selain cucuku itu. Hanya kau yang aku percaya, jadi bisakah kau mendampingi Jack untuk mencapai tujuannya, Gideon?" tanya Hugh yang wajahnya mulai terlihat pucat.Gideon menyadari bila segala keinginan tuan besarnya hanyalah untuk kepentingan sang cucu, maka dia tidak memiliki pilihan lain selain berkata, "Ya, Tuan. Anda tidak perlu meminta pertolongan pada saya. Saya sudah pasti akan selalu melakukan tugas yang Anda berikan."Hugh Morland meng
Jack Morland harusnya tahu bila meskipun dia telah menyelesaikan tantangan awal, sudah pasti akan ada tantangan lain yang muncul seperti ini. Pria muda itu saat ini tidak memiliki waktu untuk berdebat dengan orang lain dikarenakan satu jam dari waktu itu dia memiliki janji untuk bertemu dengan Gerry Hall di Ferlo Street.Akan tetapi, dia juga tak ingin membuat rekan kerjanya malah semakin dendam kepadanya dan membuatnya mendapatkan masalah lainnya.Maka, dengan segera Jack membalas, "Akan aku selesaikan besok pagi.""Besok pagi? Apa kau tuli? Aku mengatakan kalau tugas itu harus diserahkan ke Pak David hari ini," ujar sang pria gemuk yang Jack masih tak tahu namanya.Jack kembali menegaskan, "Aku hanya bisa melakukan pekerjaan itu besok. Sekarang aku harus pergi."Pria itu mendelik murka, merasa ditentang oleh seorang anak muda yang baru saja bergabung di perusahaan itu sebagai seorang karyawan magang. Teman-teman kerjanya yang lain tahu bila pria yang bernama Benjamin Ferl akan mel
Sementara itu, Jack Morland baru saja keluar dari mobil mewahnya dan melihat sekeliling daerah Ferlo Street. Sebuah daerah yang menjadi pusat fashion di Ocean Heal.Tempat itu dipenuhi oleh berbagai butik yang dimiliki oleh para desainer terkenal di seantero Ocean Hill. Bahkan, disebutkan bila seseorang pernah membeli sebuah pakaian rancangan dari seorang desainer di Ferlo Street maka sudah dipastikan orang itu pastilah orang yang cukup kaya.Begitulah yang Jack ketahui dari apa yang dia baca beberapa waktu yang lalu mengenai jalan yang sangat populer di kalangan para model internasional dan juga para orang-orang kaya.Maka, tak mengherankan bila di sepanjang jalan Jack hanya melihat sederet mobil-mobil mewah yang diparkir di pinggir jalan. Hal itu menjelaskan bila para pelanggan di toko-toko butik di Ferlo Street adalah orang-orang dari kalangan kelas atas.Saat ini Jack dengan pakaian kerjanya yang sederhana sedang berdiri sembari melihat-lihat sampai sang sopir bertanya, "Tuan Mud
Gerry Hall tersenyum, "Oh, bukan apa-apa. Hanya saja setelah bertemu dengan pemuda itu beberapa kali, aku jadi tahu bagaimana sifat buruknya berasal.""Dia sangat mirip dengan ayahnya, sama-sama bukan orang yang menyenangkan," tambah Gerry.Jack mengerutkan dahi, "Kalau soal itu saya memang tidak berteman dengan dia. Hubungan kami ... bisa dibilang tidak baik."Gerry menoleh seketika, "Apa yang dia telah lakukan? Apa dia membuat kau marah, Tuan Muda? Hm, berani sekali dia!"Jack mendesah, "Dia tidak tahu siapa saya jadi yang dia tahu saya hanyalah orang biasa."Gerry mendecakkan lidah, "Uh, aku baru sadar dan ingat. Kau memutuskan untuk menyembunyikan identitasmu dari publik. Aku ... termasuk menjadi orang yang sangat beruntung bisa mengetahuinya. Dalam hal ini aku harus berterima kasih pada Gideon."Jack menaikkan alisnya, Gerry mengoreksi, "Maksudku … kepadamu juga karena sudah mempercayaiku. Tapi, aku senang Gideon mau menjawab pertanyaanku mengenai anggota keluarga Morland yang ba
Jack Morland seketika mengamati apa yang akan dilakukan oleh Gerry Hall. Rasa penasaran langsung menimpanya.Menurut pendapat Jack, jika Gerry Hall marah besar pada Celine dan bahkan menghukum gadis muda itu atau memecatnya, itu berarti semua yang dikatakan oleh Gerry mengenai keluarga Gray itu tidaklah berarti apa-apa.Kekesalan atau rasa tidak sukanya berarti tak terlalu banyak. Atau dengan kata lain, harta yang dikeluarkan oleh keluarga Gray untuk membayar jasanya mampu membuat rasa harga diri Gerry hilang.Akan tetapi, jika hal yang terjadi adalah yang sebaliknya, artinya Gerry Hall bukanlah orang yang hanya memikirkan keuntungan bisnisnya semata. Dan Gerry layak untuk menjadi salah satu orang yang dia percaya."Astaga, Celine. Mengapa kau masih bertanya begitu?" Gerry menatap gadis muda itu dengan tatapan sebal.Celine menampilkan ekspresi was-was dan kemudian berkata dengan tergagap, "Meskipun saya mematuhi perintah Anda untuk tidak membiarkan siapapun mengganggu pertemuan Anda
"Oh, kau hanya menghibur dirimu sendiri, teman. Tapi ... terserah kau saja. Aku tidak ada masalah jika kalian menganggap aku begitu," kata Jack."Kau-""Sudah waktunya aku pergi, teman-teman. Sampai jumpa lain kali di kampus," Jack memotong ucapan Steven.Benar saja. Setelah berkata seperti itu, Jack benar-benar meninggalkan area pesta itu dan keluar melalui pintu depan sebelah kiri. Bersamaan dengan hal itu, dia melihat Gideon Miles baru tiba di pesta itu.Pria itu hendak menyapanya, tapi Jack memberinya kode untuk tetap berpura-pura tidak mengenalnya sehingga Gideon hanya berlalu begitu saja, seakan cepat memahami maksud sang tuan muda.Sedangkan saat ini, masih di area pesta, Steven, Mark dan juga Darryl terlihat masih duduk bersama."Aku masih tidak percaya. Bagaimana mungkin Jack berpacaran dengan Lily Osborne? Apa kalian percaya dengan dia?" kata Darryl kembali mengulang pembahasan tentang masalah itu.Steven menggelengkan kepala, "Aku tak percaya, tapi entahlah. Banyak bukti s
Eric Goldman menatap adik perempuannya dengan ekspresi terkejut hingga Annelisse dengan mudah mengetahui arti tatapan sang kakak laki-laki."Benar ya? Jadi, Hugh Morland memang memiliki cucu laki-laki, Eric?" tanya Annelisse.Eric melihat sekelilingnya dan kemudian memutuskan untuk menjawab dengan nada suara yang sangat pelan, "Kau benar, Anne. Yang aku tahu, Hugh Morland memang memiliki cucu kandung seorang laki-laki, tapi ... dari mana kau bisa tahu soal ini?"Annelisse melihat Eric terlihat masih menyimpan sebuah rahasia sehingga dia pun juga masih mau menyimpan apa yang dia ketahui. "Aku hanya menebak-nebak saja, sebab aku pikir seorang pengusaha yang sudah berumur tua seperti dia tapi terlihat tidak cemas soal pewaris berarti memang dia memiliki cucu. Untuk jenis kelaminnya, aku hanya menebak saja. Dan ternyata memang benar ya? Betapa hebatnya aku!" ucap Annelisse memuji dirinya sendiri.Eric mendesah pelan, "Hugh Morland memang memiliki cucu laki-laki dari putra kandungnya, Anne
"Oh, kau hanya menghibur dirimu sendiri, teman. Tapi ... terserah kau saja. Aku tidak ada masalah jika kalian menganggap aku begitu," kata Jack."Kau-""Sudah waktunya aku pergi, teman-teman. Sampai jumpa lain kali di kampus," Jack memotong ucapan Steven.Benar saja. Setelah berkata seperti itu, Jack benar-benar meninggalkan area pesta itu dan keluar melalui pintu depan sebelah kiri. Bersamaan dengan hal itu, dia melihat Gideon Miles baru tiba di pesta itu.Pria itu hendak menyapanya, tapi Jack memberinya kode untuk tetap berpura-pura tidak mengenalnya sehingga Gideon hanya berlalu begitu saja, seakan cepat memahami maksud sang tuan muda.Sedangkan saat ini, masih di area pesta, Steven, Mark dan juga Darryl terlihat masih duduk bersama."Aku masih tidak percaya. Bagaimana mungkin Jack berpacaran dengan Lily Osborne? Apa kalian percaya dengan dia?" kata Darryl kembali mengulang pembahasan tentang masalah itu.Steven menggelengkan kepala, "Aku tak percaya, tapi entahlah. Banyak bukti s
"Oh, dia ... dia hanya seorang anak muda tak penting, Claudia," jawab Raymond Gray, terlihat bingung sendiri dengan jawabannya.Claudia Gray sontak menatap suaminya dengan tajam, "Kalau dia itu anak muda tidak penting, bagaimana bisa kau menghabiskan waktumu yang berharga untuk berbicara dengannya, Raymond?""Daripada kau berbicara tidak ada gunanya, bukankah lebih baik kau berbicara dengan para tamu perak atau emas? Siapa yang tahu mereka akan mendengarkan bualanmu dan akhirnya mau bekerja sama dengan kita, Ray?" tambah Claudia dengan sinis.Perkataan Claudia itu terdengar sangat kasar di telinga Jack, tapi kelihatannya Raymond tidak mempermasalahkan hal itu.Jack malah mendengar Raymond berkata dengan nada lembut pada istrinya, "Claudia Sayang, bukan begitu." Kini, Jack pun memahami ucapan Annelisse Goldman yang sebelumnya mengenai Raymond Gray yang selalu ada untuk Claudia Gray, sang istri..Ah, apa mungkin pemilik perusahaan itu sebenarnya adalah keluarga dari pihak Claudia Gray?
"Ya, bisa dibilang begitu," jawab Annelisse.Jack pun bertanya kembali, "Bolehkah aku tahu bagaimana itu bisa terjadi?"Annelisse tidak perlu berpikir panjang untuk mulai bercerita, "Yah, anggap saja waktu itu aku sedang tidak beruntung. Ini hanya karena masalah bajuku yang tidak layak."Jack tentu saja langsung bingung. Yang dia lihat Annelisse Goldman adalah sosok gadis yang berasal dari keluarga kaya sehingga dia tidak percaya bila Annelisse mengenakan pakaian yang tidak pantas."Kau salah memakai baju atau bagaimana?" tanya Jack terlihat agak sedikit heran."Tidak. Bukan salah memakai baju, jelas bajuku masih baju ber-merk. Harganya pun cukup tinggi," kata Annelisse.Gadis itu menghela napas terlebih dulu sebelum kemudian baru melanjutkan, "Saat itu aku sedang bermain-main dengan temanku. Yah, kami sedang merayakan hari ulang tahun salah satu teman kami. Dan kau tahu ...."Jack menunggu dengan sabar. Dia yakin sebenarnya masalah yang dialami Annelisse tidak terlalu besar."Kami b
"Itu karena kau yang mengerling ke arah Tobias terlebih dulu. Kau yang menarik perhatiannya," balas Lily, masih juga tidak mau menerima.Annelisse tidak habis pikir dengan kekerasan hati Lily, begitu juga dengan Jack.Tiba-tiba di kala mereka masih berdebat, Tobias Gray berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke arah mereka. Dia sangat terkejut dengan kehadiran Jack Morland, salah satu orang yang paling dia benci di dunia.Namun, saat itu ada hal yang lebih penting untuk dia selesaikan sehingga dia hanya melihat ke arah si miskin Jack sekilas. Dia lebih memusatkan perhatian pada Lily Osborne dan juga Annelisse Goldman."Hm, bagus sekali kau datang, Tuan Muda Gray. Tolong, beritahu kekasih tercintamu ini bila aku sama sekali tidak pernah menggodamu," kata Annelisse.Tobias membelalakkan mata, "Maaf. Saya tidak mengerti maksud Anda.""Toby, katakan padaku. Siapa yang kau pilih? Aku atau dia?" ucap Lily tiba-tiba.Tobias semakin bingung, "Lily, apa maksudmu? Kenapa kau menyuruhku untuk memil
Mendengar perkataan gadis pirang itu, Jack tentu saja terkejut."Dia menggoda kau, Nona?" tanya Jack dengan ekspresi kaget."Ya. Oh, dia memang benar-benar sudah kehilangan akal. Bagaimana dia bisa melakukan hal itu di depan kekasihnya sendiri?" ucap gadis itu lagi, terlihat jijik.Akan tetapi, menyadari dirinya terlalu bicara banyak akhirnya gadis itu menepuk jidatnya sendiri, "Ah, aku minta maaf. Seharusnya aku tidak menceritakan hal ini kepadamu."Jack masih terkejut tapi dia berpikir bila urusan Lily dan Tobias bukanlah menjadi urusannya lagi sehingga dia malah berkata, "Tidak apa-apa, Nona. Aku tidak masalah mendengarkan ceritamu."Gadis itu pun tersenyum malu. "Aku Annelisse Goldman.""Jack," balas Jack.Annelisse mengerutkan kening, "Nama belakangmu?"Jack menggelengkan kepala, "Kurasa itu tak penting. Nama belakang keluarga terkadang tak perlu dikatakan."Annelisse malah terkesan dengan Jack yang menurutnya tidak sombong. Mungkin Jack bukanlah berasal dari golongan kelas atas
Tidak langsung menjawab ucapan Darryl Spencer, Jack malah merebut kembali kertas undangan miliknya.Darryl menatap kesal pada Jack."Aku bukan seorang pencuri atau pun orang yang memalsukan dokumen apapun, Darryl Spencer.Sebelum Darryl sempat membalas, Jack sudah kembali berkata, "Dan aku bukan orang yang akan menipu orang lain untuk mencapai tujuanku. Tobias Gray memang mengundang aku."Tentu Jack tidak berbohong. Keluarga Gray memang benar mengundang keluarga Morland. Dia hanya datang dengan tidak menggunakan nama belakang keluarganya.Bibir Darryl bergetar karena terkejut."Bagaimana bisa kau mengenal Tobias Gray?" tanya Darryl dengan raut wajah masih terlihat kaget."Aku saja yang berusaha menjalin pertemanan dengannya saja selalu tak bisa. Dia ... berada lebih di atas aku, tak mungkin Tobias Gray mengenal tikus got sepertimu," ucap Darryl dengan nada menghina.Uh, Jack masih belum terbiasa dengan mulut kejam Darryl. Namun, dia sadar bila Darryl Spencer yang sekarang ini adalah s
Oh, Jack Morland paling tidak suka dengan hal ini, yakni bertengkar dengan seorang wanita.Sungguh, dia benci haru berhadapan dengan seorang wanita.Maka, tak mau lagi melanjutkan dia hanya berkata, "Dengar satu hal, Nona. Meskipun kamu membenciku setengah mati, aku tetap tidak akan angkat kaki dari divisi umum.""Dasar tidak tahu diri! Anak magang tapi sombong." Eve mengumpat dan melontarkan kata-kata kasar tapi Jack tidak menanggapinya sama sekali.Seakan tahu Jack sudah malas berada di sana, Jose Collins pun berkata, "Jack, bagaimana kalau aku mengantarmu?""Boleh, terima kasih banyak, Jose." Jack berkata tulus.Jose Collins memiliki mobil dengan model kuno yang kini dilihat Jack dengan tatapan takjub."Mobilmu keren!" seru Jack.Jose menyentuh rambutnya dan dengan gugup berkata, "Ini bukan mobilku. Ini mobil salah satu pamanku yang diberikan padaku.""Wow! Pamanmu sangat murah hati," ucap Jack masih betah memandangi mobil unik berwarna cokelat tua itu."Tidak juga. Jadi, ketika or