"Tidak. Tidak ada sesuatu yang buruk terjadi, Jack," kata Hugh dengan berusaha tetap tersenyum pada pemuda itu.Jack sedikit tidak percaya dengan ucapan sang kakek. Hugh pun langsung paham bila sang cucu memang tak percaya kepadanya. Pria tua pun terpaksa berkata, "Hm, sebenarnya memang ada sedikit masalah kecil. Akan tetapi, masalah itu sudah selesai.""Namun, mengapa kerjasama itu tidak dilanjutkan, Kek?" Jack bertanya dengan nada keheranan.Hugh segera menghela napas panjang lagi, "Membangun sebuah kepercayaan itu tidak mudah, Nak. Aku tak bisa bekerja sama dengan keluarga Goldman lagi."Jack sekarang sedikit mengerti. Menurut pendapatnya, keadaan ini terjadi karena kakeknya yang masih belum bisa mempercayai kembali keluarga itu. "Lalu, mengenai gadis itu," ucap Hugh yang tiba-tiba tersenyum.Jack menjadi agak kebingungan, "Kenapa dengan gadis itu, Kek?""Memang sudah dibatalkan tapi … aku rasa aku harus memberitahu kau soal ini," ucap Hugh terlihat masih tetap tersenyum."Soal a
"Ini tidak mungkin," kata Steven yang masih tak bisa mempercayai apa yang dia lihat."Tapi, dia benar-benar naik ke mobil mewah itu. Itu bukan hantu, tapi itu Jack … itu benar-benar si miskin Jack," sambung Mark.Sementara itu, Darryl masih belum sanggup berbicara hingga Steven menepuk punggungnya, "Kau yakin kalau dia tak pernah bercerita soal ini sebelumnya kepadamu, Darryl?"Darryl Spencer dengan cepat menggelengkan kepala, "Kalian menuduhku berbohong pada kalian?" Steven cepat-cepat membalas, "Bukan begitu. Tapi ... ini aneh. Kita semua tahu bila dia tidak memiliki keluarga dan dulu tinggal di panti asuhan. Lalu, sekarang tiba-tiba dia mengatakan bila dia memiliki kakek dan dia bahkan memiliki mobil mewah."Mark mendecakkan lidah, "Ini tidak masuk akal. Mungkin itu hanya mobil yang dia sewa atau pinjam. Mana mungkin dia memiliki mobil mewah itu? Aku tidak percaya."Darryl segera mengangguk setuju, "Aku setuju dengan pendapatmu, Mark. Semua ini terlalu aneh. Dia pasti hanya ingin
Tetapi, sayangnya Matthew Flint maupun staf lain tidak mendengarkan Tobias Gray dan Lily Osborne. Mereka malah terlihat sangat sibuk menyambut kedatangan tamu yang tidak diketahui identitasnya oleh Tobias dan Lily.Lily menghentakkan kakinya karena jengkel, "Siapa sih sebenarnya yang membuat mereka menolak kita? Tamu mana yang mereservasi semua ruangan VVIP?"Tobias tidak memiliki sebuah nama yang mungkin bisa dia katakan, sehingga pria muda itu hanya berkata, "Aku tidak tahu, tapi kalau direktur restoran ini sampai menyambut kedatangannya seperti ini, berarti dia pasti sangat kaya.""Lebih kaya dari kita maksudmu?" Lily bertanya dengan ekspresi penasaran.Oh, Tobias tidak menyukai cara Lily menempatkan dia dan dirinya di dalam garis yang sama. Jelas sekali keluarga Gray jauh lebih kaya dibandingkan keluarga Osborne. Bahkan, mungkin jika kekayaaan total mereka masing-masing dijumlahkan, kekayaan yang dimiliki keluarga Osborne hanya seperempat dari kekayaan milik keluarga Gray. Sehing
Jack langsung berhenti berjalan dan kemudian membalikkan badan. Pemuda itu menatap Lily dan Tobias yang berdiri berjarak beberapa meter darinya."Jack, katakan padaku siapa yang sudah membantumu?" tanya Lily dengan tatapan mengejek.Jack seharusnya sudah tahu bila gadis itu pasti tidak akan mungkin menghargainya.Bahkan, kemudian Tobias juga berkata, "Dasar penipu! Kau pasti sangat ingin menjadi orang kaya sampai kau rela menipu semua orang? Wow! Apa tidak sebaiknya kau pergi ke dokter penyakit jiwa untuk memeriksakan kondisimu?""Toby, Sayang. Kau ini bagaimana? Pergi ke dokter penyakit jiwa itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Lalu, bagaimana mungkin dia bisa membayar dokter itu kalau sekarang dia tidak punya uang?" ucap Lily dengan begitu kejamnya.Tobias Gray tertawa mendengarkan ucapan kekasihnya itu. Beberapa orang terlihat menatap Tobias dan Lily dengan tatapan aneh seakan meragukan bila mereka berasal dari keluarga terhomat.Kar
Hanna Morris terlihat menimbang-nimbang sesuatu. Dia ragu apakah dia harus mengatakan apa yang berkecamuk di dalam pikirannya atau tidak.Namun, Matthew Flint yang memang mengenal Hanna sebagai anak buahnya yang sangat kritis pun berkata, "Hanna! Katakan saja menurutmu siapa yang dia telepon?""Pak Matthew, saya mohon maaf. Tapi, setelah semua hal yang kita lihat, saya telah menyimpulkan sesuatu yang sedikit gila. Oh, saya rasa memang sangat gila," kata Hanna dengan berapi-api.Tentu saja Matthew Flint seketika tertarik."Apa itu? Beritahu aku!" kata Matthew.Dengan begitu bersemangat Hanna berkata, "Saya rasa dia mungkin salah satu anggota keluarga 'Morland', Tuan."Matthew membelalakkan mata, "Apa maksudmu? Jangan bercanda, Hanna!"Hanna sedikit kecewa melihat sang bos tidak percaya kepadanya, tapi dia cepat-cepat menjelaskan, "Tuan, jika Anda ingat. Gideon Miles ketika membeli restoran itu, dia mengatakan bila pemilik baru restoran
Lily terkejut, sementara Tobias dengan nada angkuhnya berkata, "Hm, kau ini hanyalah seorang pegawai rendahan, Nona. Berani sekali kau berbicara begitu di hadapan orang yang memberimu makan?"Astaga, Hanna ingin sekali tertawa mendengarkan ucapan Tobias Gray."Tuan, yang memberi makan saya itu adalah pemilik restoran ini," kata Hanna.Tobias Gray menyeringai lebar, "Pemilik restoran ini tidak akan bisa membayarmu kalau tidak ada pelanggan yang datang ke sini, Nona."Hanna mengerutkan kening, terlihat sedikit bingung."Tapi, baiklah. Pertahankan saja sikap kurang ajarmu itu pada pelanggan spesialmu, yakni aku. Dan aku pastikan besok hari, kau akan mendapatkan kejutan yang manis, Nona … Morris," ucap Tobias saat dia membaca nama belakang Hanna di name tag yang terpasang di jas hitamnya.Lily tidak mengerti maksud ucapan kekasihnya, tetapi dia tidak bertanya. Dia hanya mengikuti Tobias keluar dari area dalam restoran.Sedang
"Berikan dia bonus, Pak Flint. Dia sudah melakukan hal yang benar," kata Matthew Flint sembari mengulas senyum cerah.Hanna Morris tentu saja semakin kaget, tak menyangka sedikitpun, "Pak, Anda tidak sedang bercanda kan, Pak?' Tuan Jack berbicara begitu?"Mana mungkin begitu?Rasanya mustahil.Matthew Flint menjawab dengan sambil mengambil ponselnya dari dalam balik jas berwarna abu-abunya, "Dia bahkan mengulanginya lewat sebuah pesan, kalau kau ingin membacanya, silakan saja, Hanna."Matthew Flint tahu bila gadis itu adalah gadis yang tidak mudah percaya pada orang sehingga dia menyodorkan ponsel kerjanya dan membiarkan Hanna membaca.Dia berulang kali membaca pesan dari bos baru restoran mewah itu, tapi tetap saja dia masih sangat bingung. Dia masih tak mengerti akan tindakan yang Jack ambil.Matthew sampai bertanya kepadanya, "Ada apa, Hanna? Apalagi yang membuatmu bingung?"Hanna menyerahkan kembali ponsel itu kepada
"Tapi, Ed. Kau sama saja menjadi musuh bagi kami kalau kau nekad membelanya. Lagi pula, apa yang kau dapatkan dengan membelanya?" Eve bertanya dengan nada penuh tanya sekaligus heran.Edward menatap salah satu karyawan yang paling dekat dengannya itu dan kemudian membalas, "Memang tidak ada, tapi setidaknya aku tidak menjadi seorang pengecut yang bisa memanfaatkan orang lain demi pekerjaannya."Eve terpana dan kini sepenuhnya sudah merasa bila Edward memiliki perbedaan pendapat dengannya."Dia memang harus mengerjakan pekerjaan kita. Untuk apa ada karyawan magang kalau kita tidak bisa menyuruh dia untuk membantu kita?" ucap salah seorang yang lainnya.Edward dengan tegas membalas, "Dia memiliki tugasnya sendiri yang harus dia kerjakan. Pekerjaan kita ya harus kita kerjakan sendiri. Bukankah kita memang bekerja di perusahaan ini untuk mengerjakan itu semua? Ingat, kawan-kawan. Morland Group memberi kesempatan bagi kita untuk bekerja di sini dengan gaji mah
Suara sang pemilik Morland Group terdengar cukup keras. Bahkan, semua orang seketika memahami bila Hugh Morland sedang begitu sangat marah.Bahkan, para karyawan di ruang kesehatan itu sontak menunduk karena takut, sedangkan sang dokter mulai gemetar setelah mendengar bila pemuda yang baru saja dia obati itu disebut 'Cucu' oleh Hugh Morland.Dia pun juga tak berani mengangkat wajah.Detak jantung Edward pun juga berpacu begitu sangat cepat usai mengerti arti ucapan Hugh Morland. Jack adalah cucu Hugh Morland."Baik, Tuan Hugh," jawab Gideon, tak sedikit pun membantah dikarenakan dia sendiri sangat kesal pada orang yang telah berani melukai pewaris perusahaan besar itu.Namun, Jack langsung mencegah dengan cepat, "Tunggu dulu, Gideon!"Hugh menoleh ke arah cucunya, "Ada apa lagi, Jack? Apa ada orang lain yang juga terlibat?"Pemuda itu menggelengkan kepala dengan cepat, "Tidak, Kek. Bukan itu.""Lalu kenapa? Aku ingi
"Tapi, Ed. Kau sama saja menjadi musuh bagi kami kalau kau nekad membelanya. Lagi pula, apa yang kau dapatkan dengan membelanya?" Eve bertanya dengan nada penuh tanya sekaligus heran.Edward menatap salah satu karyawan yang paling dekat dengannya itu dan kemudian membalas, "Memang tidak ada, tapi setidaknya aku tidak menjadi seorang pengecut yang bisa memanfaatkan orang lain demi pekerjaannya."Eve terpana dan kini sepenuhnya sudah merasa bila Edward memiliki perbedaan pendapat dengannya."Dia memang harus mengerjakan pekerjaan kita. Untuk apa ada karyawan magang kalau kita tidak bisa menyuruh dia untuk membantu kita?" ucap salah seorang yang lainnya.Edward dengan tegas membalas, "Dia memiliki tugasnya sendiri yang harus dia kerjakan. Pekerjaan kita ya harus kita kerjakan sendiri. Bukankah kita memang bekerja di perusahaan ini untuk mengerjakan itu semua? Ingat, kawan-kawan. Morland Group memberi kesempatan bagi kita untuk bekerja di sini dengan gaji mah
"Berikan dia bonus, Pak Flint. Dia sudah melakukan hal yang benar," kata Matthew Flint sembari mengulas senyum cerah.Hanna Morris tentu saja semakin kaget, tak menyangka sedikitpun, "Pak, Anda tidak sedang bercanda kan, Pak?' Tuan Jack berbicara begitu?"Mana mungkin begitu?Rasanya mustahil.Matthew Flint menjawab dengan sambil mengambil ponselnya dari dalam balik jas berwarna abu-abunya, "Dia bahkan mengulanginya lewat sebuah pesan, kalau kau ingin membacanya, silakan saja, Hanna."Matthew Flint tahu bila gadis itu adalah gadis yang tidak mudah percaya pada orang sehingga dia menyodorkan ponsel kerjanya dan membiarkan Hanna membaca.Dia berulang kali membaca pesan dari bos baru restoran mewah itu, tapi tetap saja dia masih sangat bingung. Dia masih tak mengerti akan tindakan yang Jack ambil.Matthew sampai bertanya kepadanya, "Ada apa, Hanna? Apalagi yang membuatmu bingung?"Hanna menyerahkan kembali ponsel itu kepada
Lily terkejut, sementara Tobias dengan nada angkuhnya berkata, "Hm, kau ini hanyalah seorang pegawai rendahan, Nona. Berani sekali kau berbicara begitu di hadapan orang yang memberimu makan?"Astaga, Hanna ingin sekali tertawa mendengarkan ucapan Tobias Gray."Tuan, yang memberi makan saya itu adalah pemilik restoran ini," kata Hanna.Tobias Gray menyeringai lebar, "Pemilik restoran ini tidak akan bisa membayarmu kalau tidak ada pelanggan yang datang ke sini, Nona."Hanna mengerutkan kening, terlihat sedikit bingung."Tapi, baiklah. Pertahankan saja sikap kurang ajarmu itu pada pelanggan spesialmu, yakni aku. Dan aku pastikan besok hari, kau akan mendapatkan kejutan yang manis, Nona … Morris," ucap Tobias saat dia membaca nama belakang Hanna di name tag yang terpasang di jas hitamnya.Lily tidak mengerti maksud ucapan kekasihnya, tetapi dia tidak bertanya. Dia hanya mengikuti Tobias keluar dari area dalam restoran.Sedang
Hanna Morris terlihat menimbang-nimbang sesuatu. Dia ragu apakah dia harus mengatakan apa yang berkecamuk di dalam pikirannya atau tidak.Namun, Matthew Flint yang memang mengenal Hanna sebagai anak buahnya yang sangat kritis pun berkata, "Hanna! Katakan saja menurutmu siapa yang dia telepon?""Pak Matthew, saya mohon maaf. Tapi, setelah semua hal yang kita lihat, saya telah menyimpulkan sesuatu yang sedikit gila. Oh, saya rasa memang sangat gila," kata Hanna dengan berapi-api.Tentu saja Matthew Flint seketika tertarik."Apa itu? Beritahu aku!" kata Matthew.Dengan begitu bersemangat Hanna berkata, "Saya rasa dia mungkin salah satu anggota keluarga 'Morland', Tuan."Matthew membelalakkan mata, "Apa maksudmu? Jangan bercanda, Hanna!"Hanna sedikit kecewa melihat sang bos tidak percaya kepadanya, tapi dia cepat-cepat menjelaskan, "Tuan, jika Anda ingat. Gideon Miles ketika membeli restoran itu, dia mengatakan bila pemilik baru restoran
Jack langsung berhenti berjalan dan kemudian membalikkan badan. Pemuda itu menatap Lily dan Tobias yang berdiri berjarak beberapa meter darinya."Jack, katakan padaku siapa yang sudah membantumu?" tanya Lily dengan tatapan mengejek.Jack seharusnya sudah tahu bila gadis itu pasti tidak akan mungkin menghargainya.Bahkan, kemudian Tobias juga berkata, "Dasar penipu! Kau pasti sangat ingin menjadi orang kaya sampai kau rela menipu semua orang? Wow! Apa tidak sebaiknya kau pergi ke dokter penyakit jiwa untuk memeriksakan kondisimu?""Toby, Sayang. Kau ini bagaimana? Pergi ke dokter penyakit jiwa itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Lalu, bagaimana mungkin dia bisa membayar dokter itu kalau sekarang dia tidak punya uang?" ucap Lily dengan begitu kejamnya.Tobias Gray tertawa mendengarkan ucapan kekasihnya itu. Beberapa orang terlihat menatap Tobias dan Lily dengan tatapan aneh seakan meragukan bila mereka berasal dari keluarga terhomat.Kar
Tetapi, sayangnya Matthew Flint maupun staf lain tidak mendengarkan Tobias Gray dan Lily Osborne. Mereka malah terlihat sangat sibuk menyambut kedatangan tamu yang tidak diketahui identitasnya oleh Tobias dan Lily.Lily menghentakkan kakinya karena jengkel, "Siapa sih sebenarnya yang membuat mereka menolak kita? Tamu mana yang mereservasi semua ruangan VVIP?"Tobias tidak memiliki sebuah nama yang mungkin bisa dia katakan, sehingga pria muda itu hanya berkata, "Aku tidak tahu, tapi kalau direktur restoran ini sampai menyambut kedatangannya seperti ini, berarti dia pasti sangat kaya.""Lebih kaya dari kita maksudmu?" Lily bertanya dengan ekspresi penasaran.Oh, Tobias tidak menyukai cara Lily menempatkan dia dan dirinya di dalam garis yang sama. Jelas sekali keluarga Gray jauh lebih kaya dibandingkan keluarga Osborne. Bahkan, mungkin jika kekayaaan total mereka masing-masing dijumlahkan, kekayaan yang dimiliki keluarga Osborne hanya seperempat dari kekayaan milik keluarga Gray. Sehing
"Ini tidak mungkin," kata Steven yang masih tak bisa mempercayai apa yang dia lihat."Tapi, dia benar-benar naik ke mobil mewah itu. Itu bukan hantu, tapi itu Jack … itu benar-benar si miskin Jack," sambung Mark.Sementara itu, Darryl masih belum sanggup berbicara hingga Steven menepuk punggungnya, "Kau yakin kalau dia tak pernah bercerita soal ini sebelumnya kepadamu, Darryl?"Darryl Spencer dengan cepat menggelengkan kepala, "Kalian menuduhku berbohong pada kalian?" Steven cepat-cepat membalas, "Bukan begitu. Tapi ... ini aneh. Kita semua tahu bila dia tidak memiliki keluarga dan dulu tinggal di panti asuhan. Lalu, sekarang tiba-tiba dia mengatakan bila dia memiliki kakek dan dia bahkan memiliki mobil mewah."Mark mendecakkan lidah, "Ini tidak masuk akal. Mungkin itu hanya mobil yang dia sewa atau pinjam. Mana mungkin dia memiliki mobil mewah itu? Aku tidak percaya."Darryl segera mengangguk setuju, "Aku setuju dengan pendapatmu, Mark. Semua ini terlalu aneh. Dia pasti hanya ingin
"Tidak. Tidak ada sesuatu yang buruk terjadi, Jack," kata Hugh dengan berusaha tetap tersenyum pada pemuda itu.Jack sedikit tidak percaya dengan ucapan sang kakek. Hugh pun langsung paham bila sang cucu memang tak percaya kepadanya. Pria tua pun terpaksa berkata, "Hm, sebenarnya memang ada sedikit masalah kecil. Akan tetapi, masalah itu sudah selesai.""Namun, mengapa kerjasama itu tidak dilanjutkan, Kek?" Jack bertanya dengan nada keheranan.Hugh segera menghela napas panjang lagi, "Membangun sebuah kepercayaan itu tidak mudah, Nak. Aku tak bisa bekerja sama dengan keluarga Goldman lagi."Jack sekarang sedikit mengerti. Menurut pendapatnya, keadaan ini terjadi karena kakeknya yang masih belum bisa mempercayai kembali keluarga itu. "Lalu, mengenai gadis itu," ucap Hugh yang tiba-tiba tersenyum.Jack menjadi agak kebingungan, "Kenapa dengan gadis itu, Kek?""Memang sudah dibatalkan tapi … aku rasa aku harus memberitahu kau soal ini," ucap Hugh terlihat masih tetap tersenyum."Soal a