Deon berjalan keluar dari kantor dan berbelok untuk memasuki ruang ganti.Deon berjalan masuk setelah mengetuk pintu tapi tidak ada orang yang menjawab!Deon terkejut saat melihat banyak pakaian yang indah setelah berjalan masuk.Astaga, kehidupan pembawa siaran langsung wanita benar-benar sangat mewah! Seluruh pakaian ini setidaknya berjumlah hampir dua miliaran ....Hanya saja Deon segera menemukan hal penting dari hal ini.Penampilan sangat penting dalam dunia siaran langsung, seseorang membutuhkan pakaian yang cantik dan kecantikan ini didapat dari diri mereka sendiri. Suzie adalah seorang perempuan dan mengetahui hal ini lebih baik darinya.Saat Deon sedang menunduk untuk berpikir sambil berjalan masuk ke depan.Dia tidak sengaja menabrak kain kasa hitam di depan yang membuat kain kasa itu langsung terjatuh."Ah!"Tiba-tiba terdengar suara teriakan histeris seorang wanita dari dalam.Deon terkejut saat melihat seorang wanita dengan riasan tebal yang memegang sebuah gaun berenda ya
Novi langsung berkata dengan marah setelah mendengar ini."Melly, sebenarnya kamu ada di pihak mana? Yang lain bahkan bisa menegakkan keadilan untukku, tapi kamu malah bela pria rendahan ini?"Gadis pemalu yang bernama Melly berkata dengan ragu-ragu."Maaf, Kak Novi. Aku merasa masalah ini mungkin cuma salah paham, karena dia nggak terlihat seperti orang jahat.""Aku cuma bilang apa yang aku lihat dan nggak bela siapa pun."Deon merasakan perasaan yang campur aduk di dalam hatinya.Sepertinya masih ada orang baik di antara wanita ini, tidak semuanya bersikap sombong dan arogan.Novi berkata dengan marah."Dasar gila! Dia menerobos ke dalam ruang gantiku, apakah ini bohongan? Hei, apa tujuanmu membela pegawai rendahan sepertinya? Apakah kamu suka dia karena wajah tampannya?""Bukankah kita akan dapat apa pun yang kita mau setelah jadi pembawa siaran langsung? Kita bisa menghidupi tujuh sampai delapan pemuda sepertinya selama sebulan! Kamu nggak perlu serakus ini, 'kan?"Semua orang sege
"Jadi kalian terus menyanjungnya agar kalian bisa lulus wawancara?"Jantung Deon berdetak dengan cepat saat mendengar ini dan terdapat amarah yang berkobar di dalam hatinya!Tentu saja terdapat banyak kasus seperti ini di mana-mana, karena hal ini sama sekali tidak bisa dihindari di Negara Lordia. Tapi Deon sama sekali tidak menyangka bahwa sudah terdapat kasus ini di perusahaan yang baru berdiri selama beberapa bulan ini!Bagaimana kinerja Suzie dalam hal ini? Tidak masalah jika dia memanggil pembawa siaran langsung wanita yang tidak memenuhi syarat untuk melakukan wawancara!Tidak disangka ada orang yang masuk karena kenalan ... di dalam perusahaannya."Apa hubungannya denganmu!""Apakah kamu iri karena dia punya kenalan, sedangkan kamu cuma pegawai rendahan?"Mereka tertawa menghina dan berkata sambil menunjuk Deon."Sebaiknya kamu cepat pergi dari sini! Kalau Kak Novi marah dan kasih tahu ayah angkatnya, besok kamu nggak akan bisa bekerja lagi di sini!"Saat menghadapi ejekan merek
"Cepat pergi ke ruang wawancara! Jangan biarkan Pak Wito tunggu terlalu lama!"Semua orang segera merapikan diri mereka seperti terbangun dari mimpi setelah mendengar ucapan ini."Huh! Kamu akan tahu kehebatanku nanti!"Sikap Novi sangat tidak biasa, dia segera berbalik untuk mengganti pakaian.Beberapa orang berkumpul dan mulai berbicara setelah melihat Novi pergi."Melly, nggak disangka kamu berani melawan Novi secara langsung, aku lihat dia marah besar sekarang! Wawancaramu pasti akan gagal hari ini!""Kamu tahu nggak kalau Pak Wito dari departemen personalia adalah ayah angkat Novi! Biasanya karyawan departemen personalia yang datang untuk melakukan wawancara ini, sama sekali nggak perlu wakil manajer!""Terlihat jelas bahwa dia datang untuk membantu Novi!"Saat mendengar ini.Hati Melly mendingin, tapi dia tetap berkata dengan tegas."Aku sama sekali nggak mau jadi budak wanita itu dan lebih pilih untuk nggak dapat pekerjaan ini!"Semua orang merasa kecewa, "Terserah kamu saja! Ka
Semua orang terkejut saat melihat Deon dan suasana di dalam ruangan menjadi sangat ramai."Kenapa dia?"Melly juga merasa terkejut, ternyata ini adalah maksud ucapan sampai jumpa lagi yang dikatakan orang ini!Tidak disangka dia adalah pewawancara mereka.Novi memutar bola matanya dan berkata dengan keras."Lelucon macam apa ini? Pegawai rendahan yang ngintip orang lain ganti baju adalah pewawancara kami? Apakah kamu kira petinggi di Perusahaan Windy adalah orang bodoh?"Wito juga berkata dengan ekspresi murung."Kamu orang baru? Sepertinya aku nggak pernah lihat kamu di perusahaan ini!""Selain itu, aku juga nggak terima pemberitahuan apa pun yang menyatakan kalau pewawancaranya diganti."Novi tersenyum mengejek."Bagus sekali, kamu memalsukan perintah dan akan hukuman yang berat! Kamu buat aku merasa takut saja! Pak Wito bahkan nggak tahu hal ini! Ternyata kamu adalah pewawancara palsu!"Semua orang segera berkata pada saat ini."Dia sudah gila! Pada dasarnya aku merasa gugup karena
"Nggak apa-apa, Asih. Kamu dengar saja dari samping dan serahkan masalah ini padaku!"Deon berkata sambil tersenyum tipis.Semua orang tercengang dan suasana menjadi sangat sunyi pada saat ini.Tidak ada yang mengerti situasi saat ini, manajer departemen personalia memanggilnya Pak Deon? Siapa dia sebenarnya?Wito bertanya dengan bingung pada saat ini, "Bu Asih, si ... siapa dia?"Asih hendak menjawab, tapi Deon sudah berkata terlebih dahulu."Wito, kamu sudah dipecat, cepat berkemas dan segera pergi dari sini."Wito berkata dengan tidak percaya."Kamu memecatku? Lelucon macam apa ini? Apakah kamu kira kamu adalah Bu Suzie?""Selain itu aku adalah anak buah Bu Asih, bukan orang yang bisa kamu pecat dengan mudah!"Asih segera berkata pada saat ini."Wito, kamu nggak dengar ucapan Pak Deon? Kamu sudah dipecat dan cepat pergi dari sini!"Wito tertegun dan mulutnya terbuka sangat lebar sampai tidak bisa ditutup kembali!Hubungannya dengan Asih sangat baik! Kenapa sikapnya tiba-tiba berubah
"Cepat keluar dari sini dalam waktu satu menit!"Asih berkata dengan tatapan dingin pada saat ini.Biasanya Wito sangat pintar! Tidak disangka dia malah melawan Manajer Deon pada saat ini!Bukankah ini sama saja dengan jatuh dalam perangkap? Jadi Asih tidak akan mempertahankannya dan menjaga hal yang lebih penting.Wito merasa sangat ketakutan sampai tidak bisa berdiri.Novi berdiri dengan tidak terima dan berkata."Bos perusahaan kalian mengintipku saat sedang ganti baju di ruang ganti! Aku nggak jamin aku nggak akan sebarin hal ini setelah keluar dari tempat ini!"Asih berkata dengan marah, "Apa maksudmu? Kamu lagi fitnah Pak Deon atau mengancam kami?"Novi mendengus dan berkata."Tergantung ketulusan perusahaan kalian! Kasih aku uang tutup mulut atau pekerjakan aku jadi pembawa siaran langsung, tapi gaji pokoknya nggak boleh lebih rendah dari 40 juta dan harus kasih aku komisi 15%!"Asih tertawa marah dan berkata, "Permintaan yang sangat nggak masuk akal! Apakah kamu kira perusahaan
"Haha! Tipuan sepele!"Deon membuangnya ke tempat sampah.Suzie menggoda dan bercanda dari belakang. "Kamu tegas sekali? Kamu nggak mengambilnya lagi saat aku pergi, 'kan?"Deon mengangkat bahu dan berkata, "Kamu mengingatkanku."Deon berbalik dan mengambilnya dari tempat sampah lalu melemparkannya ke Asih."Nama-nama di atas akan diwawancarai atau dipecat sesuai daftar dari HRD."Asih mengangguk dan menjawab, "Ya."Setelah itu langsung pergi dari sana.Suzie agak terkejut dan berseru, "Kamu benar-benar kejam sekali ... berapa banyak orang yang telah kamu pecat hari ini ...."Ketegasan dari perilakunya membuatnya bingung!Deon berkata dengan tenang, "Kalau nggak mengatasi penyakit ini sampai ke akarnya, cepat atau lambat akan semakin parah dan memperburuk keadaan!"Suzie mengangguk dalam keadaan mabuk. Berkat kedatangan Deon, Suzie merasa jauh lebih aman!Dalam satu gerakan, banyak kekurangan perusahaan telah diatasi terlebih dahulu!"Sebagai hadiah atas kerja kerasmu, datanglah ke kan
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco