Adam berteriak sekencang-kencangnya!Namun, setelah Adam berteriak selama beberapa detik, tidak ada pergerakan di luar!Adam terkejut dan menoleh ke koridor!Tidak ada orang! Kosong melompong!Deon berkata dengan cuek, "Nggak usah lihat, semua pengawal yang kamu bawa sudah disingkirkan!""Nggak mungkin! Ini wilayah Tuan Muda Aldy Tahera, anak dari keluarga elite di ibu kota provinsi! Selain pengawalku, setidaknya ada puluhan anak buah dari Keluarga Tahera!"Adam berteriak dengan ekspresi galak.Deon mengecup dahi Suzie dan menepuk punggungnya."Nggak apa-apa, aku akan menegakkan keadilan untukmu. Kamu bisa duduk dan minum dulu. Jangan menangis."Suzie menggosok hidungnya. Lalu, dia memprotes dengan manja,"Kamu menyebalkan sekali! Aku nggak menangis! Aku nggak menangis!"Deon tersenyum. "Ya, ya, ya!""Aku sedang bicara denganmu!"Adam langsung membentak dengan marah.Deon mengabaikannya dan bercumbu dengan Suzie! Bagaimana bisa dia menonton begitu saja ....Deon menoleh pada Adam dan b
Deon menampar Adam lagi dengan kuat hingga gigi dan darahnya muncrat ke lantai."Demi seorang gadis yang baik."Teringat pada Nadya, Deon tidak dapat lagi mengontrol kemarahan yang bertubi-tubi dalam hatinya!Seorang mahasiswi yang baru genap 18 tahun, tepat di masa terindah dalam hidupnya.Akan tetapi, pria bajingan ini menghancurkan gadis itu beserta keluarganya!Adam mimisan dan bertanya dengan kaget,"Nadya Collin? Dia nggak seberapa cantik, juga bukan yang paling seksi di antara semua model di perusahaanku. Aku akan carikan sepuluh gadis yang lebih bagus untukmu!""Ini hanya soal wanita. Buat apa kamu cuek terhadap uang demi orang mati ...."Deon marah sekali. "Diam!"Deon langsung menghancurkan tulang tempurung lutut Adam dengan satu tendangan!Bam!Tulang kaki kanan Adam hancur total!Adam menjerit kesakitan dan otot wajahnya kejang!Namun, Deon mengeratkan tali itu dan menggantung Adam!Jaraknya pas agar kaki Adam dapat menyentuh permukaan lantai.Adam yang sebelah kakinya pinc
"Dua ratusan orang dari Klub Meranda sudah kubunuh. Aku nggak bisa bunuh anak dari adipati?"Deon tetap memberi perintah, "Aldy, kamu atur!""Baik." Aldy menggotong Adam ke lantai atas.Suzie bergegas berlari ke sana dan berseru, "Gila! Apa kalian sudah gila?""Dia sudah disiksa sampai sekarat! Kalau dibebaskan, dia nggak akan hidup seberapa lama lagi. Buat apa harus dibunuh sekarang?""Lebih baik bebaskan dia. Dengan adanya bukti rekaman suara dan video, Keluarga Riyanto nggak bisa mengelak. Mereka nggak akan berani balas dendam secara terang-terangan! Tapi kalau kalian bunuh dia, masalahnya beda lagi!"Deon mengangkat bahu dan berkata acuh tak acuh,""Bu Suzie, sudah kubilang, aku akan membuatnya menjadi mati secara nggak sengaja karena mabuk."Suzie pun panik."Jangan pikir Adipati Marcel itu bodoh! Dia dulunya adalah pejabat di Kota Risan, dia sangat licik."Deon malah bersiul dengan santai."Nggak peduli dia percaya atau nggak, dia harus akui hal ini!""Kenapa kamu merasa kamu bis
"Kamu bisa sendirian?"Deon bertanya dengan setengah ragu.Aldy tersenyum berseri dan menjawab,"Hahaha! Tuan Deon bercanda? Pandera KTV adalah wilayahku. Orang luar nggak akan bisa mengalahkan tuan rumah! Sesombong-sombongnya Keluarga Riyanto, mereka nggak akan berani macam-macam denganku!"Deon tidak berkomentar lagi setelah mendengar itu. Dia pun pergi.Dua menit kemudian.Benar saja, banyak mobil berplat Kota Risan di luar!Aldy sudah punya persiapan. Dia membawa anak buahnya ke depan pintu, bersiap untuk menghadapi intel dari Keluarga Riyanto."Loh, bukankah ini Keluarga Riyanto, keluarga adipati yang terkenal itu? Ramai sekalian kalian datang ke Pandera KTV, aku benar-benar merasa terhormat!"Para intel Keluarga Riyanto yang memakai jas hitam dan topi melirik Aldy dengan sikap dingin."Apa yang terjadi dengan Tuan Muda Adam?""Aduh! Omong-omong soal ini, semua ini salahku!"Aldy segera bersandiwara."Aku tahu Adam pemabuk, tapi aku nggak tahu dia pecandu narkoba! Dia mabuk dan mi
Para anggota Keluarga Riyanto menjadi pucat wajahnya!Itukah raja baru yang menyatukan wilayah dari puluhan raja bawah tanah dan menaklukkan dunia bawah tanah Provinsi Hollow dengan seorang diri?Entah berapa banyak orang yang telah dibunuh olehnya!Arga memancarkan aura agresif!Arga menyilangkan tangan di belakang. Dia melambai ke belakang dan berkata,"Cepat sapa Adipati!""Hormat pada Adipati!" Seketika, terdengar seruan yang menggelegar!Semua intel Keluarga Riyanto sangat kaget! Mereka setidaknya ada ribuan orang dan banyak di antaranya adalah master bela diri ....Mereka tidak selevel dengan anak buah dari Keluarga Tahera!Aldy pun terbengong. Mengapa Raja Bawah Tanah Provinsi Hollow datang kemari?"Cih! Mau menakutiku?"Walau dalam situasi menegangkan, Marcel yang berwawasan luas menyeringai sinis dan berkata dengan tenang,"Saat aku di Kota Risan waktu itu, pemimpin mafia terpayah yang kutemui pun sekelas internasional! Kamu hanyalah preman dari provinsi kecil seperti Provinsi
Mendengar itu.Kepala Marcel bermandikan keringat dingin. Dia tidak bisa berkata-kata, seolah-olah tenggorokannya tersumbat oleh dahak.Liana bertanya lagi, "Mau perang atau nggak? Ayo jawab!"Marcel menarik napas dalam-dalam dan menenangkan hati. Lalu, dia mengembuskan napas."Nggak nyangka Tuan Muda Adam dari Keluarga Riyanto begitu semena-mena, jadi pemabuk dan pecandu narkoba, bahkan nggak sengaja jatuh dari gedung. Sayang sekali! Sayang sekali!"Semua anggota Keluarga Riyanto di belakangnya terperanjat."Ayah! Bukankah Ayah bilang Kak Adam mati karena dijebak?""Ya! Adam baik-baik saja sebelum pergi, kenapa sekarang jadi bunuh diri?""Keluarga kita adalah keluarga bangsawan adipati! Kalau orang-orang tahu, bagaimana dengan reputasi Keluarga Riyanto?"Mereka semua memprotes dengan tegas dan logis.Namun, Marcel menampar mereka dan berteriak dengan marah,"Kurang ajar! Mana bisa kalian omong kosong soal kematian! Dia bunuh diri! Dia memang bunuh diri!"Anehnya, nada Marcel penuh key
"Di mana kamu? Kakak ke sana sekarang."Deon tahu sekarang adalah saat di mana adiknya paling membutuhkan penemanan dari keluarga."Di Jalan Platinum. Aku kirimkan letaknya.""Oke! Kakak nggak jauh dari sana, belasan menit sudah sampai."Deon mengaktifkan mode pesawat di ponselnya.Pada saat ini, Deon tidak ingin siapapun mengganggunya untuk menemani keluarganya.Ada banyak tempat wisata viral di Jalan Platinum, juga sangat ramai. Sebagian besar adalah pasangan kekasih dan mahasiswa.Dengan mata yang jeli, Deon menemukan Diana yang memakai pakaian kasual dan masker wajah di tengah keramaian orang.Mata Diana merah, jelas karena menangis.Diana sedang menunggu di depan toko eksklusif. Dikarenakan bosan, dia mengamati produk-produk di etalase.Mata Diana terpikat oleh sebuah tas jinjing biru. Dia berseru dengan takjub,"Cantik sekali."Dulu, Nadya sering membawa pulang tas cantik ke rumah. Itu secara tidak langsung memengaruhi Diana.Staf toko wanita segera tersenyum dan bertanya, "Nona
Staf toko wanita tercengang dan menelan kembali apa yang hendak dia katakan."Gesek kartu!" kata Deon tanpa meliriknya."Kakak!" Diana termangu. Lalu, dia berseru dengan kaget, "Cepat sekali Kakak sudah sampai?""Adikku sedang murung, tentu Kakak harus segera datang."Deon tersenyum seraya berkata.Namun, staf toko wanita itu tampak cuek."Kamu kakaknya? Adikmu nggak punya uang, tapi sembarangan sentuh barang mahal. Memangnya kamu bisa bantu dia ganti rugi?""Kamu akan tahu setelah gesek kartu." Deon berkata dengan santai, "Aku beli."Diana menggerutu, "Kak, tas ini mahal sekali.""Nggak apa-apa! Kalau adikku suka, seberapa mahal pun kubeli," jawab Deon sembari tersenyum.Ekspresi dan sikap staf toko wanita berubah drastis setelah melihat nominal di mesin EDC."Maaf, tamu yang terhormat, suaraku agak keras tadi!"Staf toko wanita membungkuk dengan hormat. Dia berkata dengan ekspresi menjilat,"Bapak yakin mau beli tas ini? Kami punya tas yang lebih bagus lagi. Bapak nggak mau pertimban