Luna langsung naik pitam."Deon! Kamu benar-benar kelewatan! Aku tahu kamu berhasil menghindari bahaya dari serangan Penggoda Bersaudara dengan memanfaatkan bantuan Daniel!""Seandainya aku nggak menghargai kedatanganmu semalam, aku pasti sudah mengusirmu dari tadi!"Pada saat ini, Suzie kebetulan keluar dan menyela keduanya."Supnya sudah matang, cepat masuk selagi supnya masih panas!"Karena malas berdebat terus dengan Deon, Luna segera berbalik dan masuk, lalu duduk di salah satu kursi meja makan dan menyantap supnya dengan ekspresi dingin.Di sisi lain, Deon masuk dengan enggan."Bu Luna, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.""Kalau bukan untuk meminta maaf, aku nggak mau mendengarkan satu pun kata darimu," jawab Luna sambil meliriknya dengan dingin.Dinginnya bagaikan ratu kejam yang duduk di singgasananya.Mulut Deon berkedut. Meminta maaf? Ini bukan salahnya, lantas untuk apa dia harus meminta maaf?Namun, karena ada kepentingan, Deon terpaksa menjawab dengan rendah ha
Dengan malu, Deon membuang muka dan berkata, "Kak Quina, aku ...."Quina menyela sambil tertawa, "Aku hanya bercanda! Sebelum pulang kerja, mampirlah ke kantorku sebentar."Setelah Quina pergi sambil berlenggok-lenggok ....Dimas tersenyum licik dan mendekati Deon."Kak Deon, apakah menurutmu Kak Quina jatuh cinta padamu? Sorot matanya terlihat seolah dia ingin melahapmu dalam satu gigitan!"Mina juga ikut bercanda, "Dengar-dengar, Kak Quina baru berusia tiga puluh tahun dan telah bercerai selama lebih dari dua tahun .... Hati seorang wanita yang berada dalam keadaan seperti itu biasanya hampa dan kesepian."Deon merasa malu dan canggung.Dia memelototi mereka berdua dan berkata, "Ini pasti gosip yang kalian buat sendiri, 'kan? Kak Quina hanyalah atasan yang peduli dengan bawahannya, jangan berpikir yang nggak-nggak, deh!"Namun, sepertinya tadi Deon melihat kumpulan energi hitam di dada Quina. Hal itu tentu bukan pertanda baik.Ketika masih ada waktu setengah jam sebelum jam pulang ke
"Deon? Bajingan, ternyata kamu masih belum dipecat juga?"Begitu dia menyadari bahwa pelakunya adalah Deon, Gomez langsung marah-marah."Ini percakapan antara dua eksekutif perusahaan, nggak ada hubungannya dengan pegawai biasa sepertimu! Keluar dari sini!""Pak Gomez, kamu menyebut ini percakapan antara dua eksekutif perusahaan? Terus terang saja, ini lebih mirip pelecehan di tempat kerja. Menurut peraturan perusahaan, kamu harus dipecat!"Deon mencibir dan tidak mau kalah.Gomez seketika memucat dan terpaksa mundur.Quina menghela napas lega dan menatap Deon dengan tatapan bersyukur.Gomez tidak punya pilihan selain tersenyum dengan ramah."Quin, yang tadi itu hanya candaan, jangan masukkan ke hati. Sekarang, Pak Kiandra akan membantumu mengusir roh jahat dari tubuhmu dan kamu akan segera pulih."Karena tidak mau mempermalukan Gomez, Quina terpaksa mengangguk.Kiandra menghampiri Quina, merasakan denyut nadinya dengan satu tangan, lalu memegang janggutnya dan berkata dengan serius."
Deon mencibir."Kak Quina, kamu melihatnya sendiri, 'kan? Kalau tadi kamu meminum pil itu, inilah yang akan terjadi!"Quina membelalak dan berkata, "Tapi, pil ini adalah obat tradisional! Nggak mungkin beracun!""Meskipun pil yang mereka berikan padamu terlihat nggak berbahaya di permukaan, ia akan berubah menjadi racun yang mematikan saat bertemu dengan roh jahat!"Deon berjalan ke depan, melihat sekeliling dan menunjuk sebuah vas di sudut ruangan."Ketiga bunga plum ini digunakan untuk melakukan ritual pada manusia. Kalau ditempatkan di rumah pada posisi yang sangat nggak menguntungkan, bunga-bunga ini akan membawa akibat yang fatal bagi pemiliknya!""Meja kantormu ditempatkan di posisi di mana pengaruh roh jahat paling kuat. Kalau dibiarkan lebih lama lagi, roh jahat itu akan bangkit dengan sendirinya!""Lalu, kolam ikan, katak emas di rumahmu dan bahkan rak sepatu ini disusun dengan cermat untuk membentuk pola mata angin yang disebut Pola Gila Cinta!""Begitu kamu meminum pil ini,
Luna muncul di belakang semua orang. Hari ini, dia mengenakan rok kerja ketat, stoking hitam dan sepatu kristal hak tinggi.Auranya sungguh menakjubkan!Semua orang di sana buru-buru menjawab, "Nggak, nggak! Kami akan segera pulang!"Tanpa diduga, kejadian di departemen penjualan berhasil menarik perhatian Bu Luna yang biasanya tidak pernah terlibat konflik!"Bu Quina, Bu Suzie, bagaimana dengan kalian sendiri?"Luna menyilangkan tangannya, berjalan ke arah mereka dan berkata tanpa ekspresi."Nggak kusangka kalian membuat keributan di kantor karena hal seperti ini. Jangan lupa, kalian adalah kader perusahaan dan kalian harus bersikap selayaknya! Aku harap kejadian yang merusak citra grup seperti ini nggak terjadi lagi di lain hari!"Suzie dan Quina bertukar pandang dan tersenyum pahit."Siap, Bu! Kami pamit sekarang."Lalu, Luna berjalan ke arah Deon dan mendengus dingin."Kamu baru saja diangkat menjadi pekerja tetap, tapi kamu malah bermalas-malasan. Sepanjang hari, yang ada di otakm
"Asal kamu sudi, aku akan memuaskanmu, nggak peduli seberapa berlebihan pun permintaanmu!"Lalu, Cindy berkata dengan penuh kasih sayang, "Aku bahkan bisa meniru karakter apa pun yang kamu inginkan!"Deon menepis tangannya dengan jijik."Walaupun kamu telanjang di hadapanku dan membiarkanku melakukan apa pun, aku nggak akan tertarik. Keluar!"Deon menjawab sambil mendorongnya dengan kasar.Lalu, dia meninggalkan kamar dengan segera.Baginya, tak peduli betapa cantiknya wajah mereka, wanita rendahan seperti Cindy hanya akan membuatnya mual!Di dalam kamar hotel sendirian, Cindy menatap pintu kamar tempat Deon keluar dengan tajam."Deon Pastillo! Lancang sekali kamu menolakku! Kamu akan menyesali perbuatanmu hari ini!"Tiba-tiba, seorang pria berjubah hitam muncul dan menyapa Cindy sambil tersenyum licik."Jadi, apa rencanamu untuk membuatnya membayar atas perbuatannya itu?"Cindy seketika memucat, lalu berkata, "Siapa kamu? Jangan mendekat! Aku akan berteriak!""Jangan takut, namaku Tua
Bersama puluhan pria kekar bertato di sekitarnya, mereka terlihat sangat kuat!"Gomez, apakah kamu dalang yang menyebarkan foto itu?"Deon yang memang sudah marah makin marah saat melihat Gomez.Gomez menjawab sambil tertawa."Jangan salahkan aku, dong! Aku hanya membalas perbuatanmu terhadapku! Lagi pula, salahmu sendiri yang menemui wanita di hotel secara terang-terangan! Tentu saja aku akan memanfaatkan kesempatan ini! Aku akan merusak reputasimu juga!""Kak Tanner, ini orangnya! Dialah yang melukai para bawahanmu di kantor!"Gomez segera menoleh ke pria berwajah garang di sebelahnya.Pria yang sedang menggigit sepuntung rokok itu akhirnya menengadah dan menatap Deon dengan tatapan main-main."Wah, wah, berani juga bocah ini! Aku harus membayar dua miliar untuk mengobati para bawahanku yang terluka gara-gara kamu, cepat kembalikan uang itu padaku! Kalau nggak, aku akan membuatmu menghabiskan sisa hidupmu di rumah sakit!"Deon berkata, "Aku akan memberimu 20 miliar kalau kamu membunu
Deon mengerutkan kening dan bertanya dengan nada dingin."Katakan, siapa yang mengirimkan foto itu kepadamu dan memintamu untuk menyebarkannya di grup pesan kami?"Deon yakin Cindy tidak sehebat itu hingga bisa melakukan hal seperti itu sendiri. Deon yakin ada dalang lain.Gomez tiba-tiba menyeringai dan mencibir."Aku baru teringat sesuatu. Kamu nggak bisa membunuhku karena aku adalah suruhan Pak Julian. Kalau aku mati di tanganmu, Julian pasti akan menyudutkan Luna dan bahkan memecatnya!""Dia menjadi CEO Grup Lixon di usia 27 tahun, tentu saja banyak anggota Keluarga Yossef yang iri!"Ekspresi Deon tidak berubah, begitu pula detak jantungnya yang tetap stabil. "Baiklah, kalau begitu aku nggak akan membunuhmu."Gomez langsung tertawa gembira."Baiklah, cepat lepaskan aku secepatnya! Bajingan picik, memangnya kenapa kalau kamu jago bertarung? Ingatlah, bulu ayam nggak akan pernah bisa terbang ke langit!"Plak!Sebelum Gomez selesai berbicara, Deon menampar pipinya dengan begitu kuat h