Suzie spontan berkata, "Luna, kamu pasti sudah mabuk berat! Kamu yang biasanya nggak mungkin berbicara seperti itu!"Wajah Luna memerah karena mabuk dan dia terkekeh seolah sedang menertawakan dirinya sendiri."Hanya di saat otakku sudah banjir alkohol, barulah aku berani memimpikan hal-hal liar seperti ini. Bermimpi akan bertemu Pangeran Tampan, layaknya gadis-gadis pada umumnya.""Tapi, sayangnya pria sekaliber itu ditakdirkan untuk berdiri di puncak gunung dan memimpin orang lain. Mustahil aku bisa bertemu dengannya dalam kehidupan kali ini.""Apalagi ... bertemu dan jatuh cinta pada satu sama lain!""Sudahlah, aku lelah membicarakan hal ini. Ayo minum!"Keduanya saling mendentingkan gelas dan tidak menyadari bahwa Deon terus menelepon mereka sepanjang malam.Di saat restoran sudah tutup, barulah mereka keluar sambil tersandung-sandung.Luna sangat mabuk sampai tidak bisa berdiri tegak, jadi Suzie menuntunnya keluar dengan susah payah."Aku tahu kamu nggak bisa minum, makanya aku se
"Aku ... aku ...."Daniel sangat ketakutan hingga kakinya gemetaran dan wajahnya pucat pasi.Di sisi lain, Penggoda Bersaudara berjalan ke arahnya sambil terkekeh dengan ekspresi mengejek."Ada apa? Bukankah kamu ingin menjadi pahlawan bagi gadis-gadis ini? Ayo, maju! Kami sedang memberimu kesempatan untuk menjadi pahlawan, lho! Maju sini!"Daniel berseru dengan putus asa dan bergegas ke hadapan Penggoda Bersaudara sambil menarik pelatuk pistolnya.Namun, Penggoda Bersaudara langsung menghancurkan laras pistol Daniel dengan tangan mereka, lalu mengeluarkan peluru di dalamnya dan memakannya!"Mereka bukan manusia! Mereka monster!" seru Daniel dengan ketakutan. Detik berikutnya, dia langsung meninggalkan Luna dan Suzie dan melarikan diri!Luna dan Suzie menganga dan wajah mereka memucat menjadi seputih kertas!Suzie mencibir dan berkata, "Luna, kamu yakin orang seperti itu menyelamatkanmu dari Harlan?"Luna mengepalkan jari-jarinya dengan erat dan wajahnya makin pucat."Mustahil .... Dan
Suzie menganga dengan sangat lebar hingga mulutnya menjadi seukuran telur ayam!Deon menampar seorang master bela diri lagi!Itu pun penjahat buronan setingkat Penggoda Bersaudara!"Bu Suzie, bagaimana dengan Bu Luna? Kenapa dia nggak ada di sini? Apakah dia sudah pulang duluan?"Deon bertanya dengan bingung.Suzie menjawab dengan bersemangat."Oh, iya! Ayo kita kembali ke sana dan selamatkan Luna! Dia ditangkap oleh Penggoda Bersaudara lainnya dan dalam bahaya!"Deon seketika menjadi tegang dan berkata, "Di mana dia? Bawa aku ke sana!"Sungguh ceroboh, dia tidak menduga kedua Penggoda Bersaudara sama-sama berada di sini!Suzie melangkah ke depan Deon untuk menuntun jalan, tetapi Penggoda Bersaudara bungsu yang tadinya tumbang tiba-tiba saja bangun dan melompat ke depan mereka dengan suara mendentum.Separuh dari wajahnya kini cacat, tetapi dia malah tertawa dengan arogan."Hahaha! Menarik sekali! Ini pertama kalinya aku bertemu orang sekuat dirimu di tempat yang membosankan ini.""Sun
"Oh, begitu rupanya," sela Deon tanpa ekspresi."Kalau begitu, aku akan langsung membunuhmu saja!""Kamu kira kamu sehebat itu?" tanya Penggoda Bersaudara sulung sambil terkekeh. "Aku bisa membunuh seratus orang lemah sepertimu dalam satu tarikan napas!"Pada saat ini, sekelompok perwira bersenjata lengkap tiba-tiba datang!"Warga sipil sekalian, segera keluar dari sini! Ini adalah tempat yang berbahaya bagi kalian!"Seorang wanita jangkung berambut merah gelap bergelombang mengenakan sepatu bot tempur dan berjalan ke hadapan mereka dengan heroik dan anggun.Daniel mengikuti wanita itu dari belakang dan tiba-tiba berseru ke arah Deon."Apa? Kamu lagi? Pria bau terkutuk! Kamu kira ini tempat bersantai untuk orang lemah sepertimu? Enyahlah, Kapten Mira akan turun tangan sendiri untuk menindaklanjuti masalah ini!"Setelah melarikan diri, ternyata Daniel pergi ke markas Biro Penegakan Hukum untuk melaporkan kejadian tersebut.Setelah itu, anggota-anggota elit dari Biro Penegakan Hukum pun
"Lancang sekali kamu! Dasar genit! Tak tahu malu!" seru Mira dengan sangat marah hingga dadanya serasa hampir meledak."Aku hanya akan memberimu waktu tiga detik. Kalau kamu menolak meminta maaf, aku nggak punya pilihan selain mengotorimu!" ucap Deon dengan ekspresi yang tetap datar.Tiga ....Dua ....Satu!"Maaf!"Mira meminta maaf sambil menatap Deon dengan sangat kesal, seolah ingin menelannya hidup-hidup saat ini juga.Deon melepaskannya dan bahkan tak lupa untuk mencubit pantatnya."Apa ini? Aku nggak menyangkanya, ternyata pantatmu bagus juga, ya!"Mira sangat marah, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.Sepanjang hidupnya, dia belum pernah diperlakukan seperti ini oleh pria mana pun!Deon menghampiri Penggoda Bersaudara sulung yang sekarat itu."Ceritakan semua informasi yang kamu ketahui tentang Organisasi V."Ekspresi Mira seketika berubah, lalu melirik tato "V" di dada pria itu. Akan tetapi, kriminal genit itu malah menggertakkan giginya."Nggak mau! Kalau aku menceritaka
Bagas bergegas ke ruang tamu.Namun, dia malah mendengar gerangan seorang wanita dari dalam yang mengeluh."Tuan Sven, apa yang kamu lakukan? Ah! Jangan sentuh aku!""Tuan Sven, sadar dirilah! Kamu nggak boleh .... Lepaskan aku!"Bagas mengerutkan kening dan masuk ke dalam ruang tamu. Di sana, seorang pria berjubah hitam sedang mengganggu selir baru Bagas sambil berlutut.Pakaiannya robek di mana-mana hingga bentuk aslinya bahkan tidak terlihat lagi! Kini, tubuh anggunnya hanya ditutupi sepotong kain usang.Dia adalah gadis muda yang baru saja menapak usia 18 tahun dan bahkan belum sempat menikmati masa mudanya.Ketika dia melihat Bagas masuk, dia langsung bergegas ke arahnya sambil menangis.Bagas justru terkekeh."Tuan Sven memang punya selera yang bagus! Tapi, gadis ini adalah selirku, sayangnya aku nggak bisa memberikannya padamu. Nanti aku akan meminta pelayanku untuk mencarikan yang lebih cantik untuk menemanimu!"Tuan Sven juga tersenyum main-main."Tuan Bagas sangat beruntung b
Karena diusir dari tempat tidur dengan kasar, Deon langsung protes."Bu Luna! Kamu telah menyiksaku semalaman dan sekarang kamu ingin mengusirku dari tempat tidur. Apakah menurutmu ini adil?""Semalaman apanya? Apa yang kamu bicarakan? Keluar!"Luna membelalak dengan marah, apalagi saat melihat pakaian dan celana dalamnya berserakan di lantai.Luna yakin, pasti Deon si cabul inilah yang melepas pakaiannya saat dia mabuk dan mengambil kesempatan untuk ....Mendengar suara Luna, Suzie bergegas mendekat dan berkata sambil tersenyum, "Luna! Akhirnya kamu bangun juga!""Memang benar bahwa Deon membawamu pulang semalam. Tapi, setelah itu kamu tiba-tiba bertingkah gila karena masih mabuk. Kamu terus memeluknya dan melepas pakaianmu tanpa terkendali. Bahkan aku pun nggak sempat menghentikanmu!""Aku terpaksa berbohong dan terus membujukmu untuk cepat tidur. Selain itu, aku nggak melakukan apa-apa!"Deon menimpali dengan sangat marah."Kamulah yang merepotkanku sampai aku terjaga hingga dini ha
"Sup?" tanya Deon dengan bingung. "Bu Luna, kamu memintaku masuk dan meminum sup?"Apa yang sedang direncanakan wanita ini?"Memangnya kenapa?" tanya Luna sambil mengibas rambutnya. Lalu, dia mengerutkan bibirnya dan menghadap Daniel."Kapten Daniel, apa yang kamu lakukan di sini?""Luna, aku datang untuk menemuimu! Sekalian untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi semalam ...."Daniel tersenyum canggung dan melanjutkan, "Aku juga membelikanmu minuman sarang burung walet, ginseng asli dan suplemen lainnya!"Luna menanggapinya dengan acuh tak acuh."Nggak usah, terima kasih. Larimu cepat juga semalam. Walaupun aku dan Suzie bisa berlari secepat kamu, sepertinya kami tetap nggak akan bisa lepas dari cengkeraman Penggoda Bersaudara."Wajah Daniel tiba-tiba memucat. Dia buru-buru berkata, "Luna, saat itu aku pergi untuk mencari bantuan!""Aku juga tahu bahwa kamu mungkin salah paham, makanya aku datang ke rumahmu dan membawakan hadiah untukmu!"Daniel terus berbicara dengan putus asa.