Bertindak tidak senonoh di depan publik, bukankah akan membuat Luna sangat terhina?Selain itu, sebagai seorang wanita pekerja keras, Luna sangat jelas bahwa pasti tidak boleh kehilangan temperamennya di depan gelandangan ini.Akan tetapi ....Tangan Deon yang meraba selangkangannya ternyata membuat sekujur tubuh Luna sontak mengejang, bahkan kehilangan tenaga untuk berbicara."Cepat ... cepat hentikan! Kalau nggak ... aku nggak bakal mengampunimu!"Luna mendengus ringan.Deon menarik tangannya, lalu berkata sambil tersenyum tipis,"Bantu memijatmu untuk menghilangkan rasa lelah."Saat ini, semua orang dari Biro Teknik sudah sangat murka.Terutama Neo yang telapak tangannya tertusuk pun membentak dengan keras,"Kalian dasar pasangan murahan, nggak ada satu pun yang dapat melarikan diri! Aku bakal membunuh kalian!"Deon melangkah maju, lalu menusuk satu tangan lainnya dengan kecepatan kilat,"Kelihatannya ada orang yang minta diajari! Kalau begitu jangan menyisakan satu tangan pun!"Dar
Suasananya menjadi sangat sunyi.Luna berpura-pura seperti tidak melihat apa-apa.Hanya Deon yang mendongakkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku dengar kamu mau melihat aku mematahkan lengan? Iya, 'kan?"Ekspresi Neo sangat gelisah, "Aku adalah kepala biro teknik!""Siapa pun kamu juga nggak berguna!"Deon menerjang Neo dan membuat dia memuntahkan seteguk bir dan tonik."Uhuk, uhuk!"Neo terkapar di lantai dan memeluk perutnya sambil meronta-ronta. Dia berteriak,"Cepat! Lapor polisi! Membunuhku adalah tindakan kriminal berat!""Hubungi tim penegak hukum! Biar mereka membereskannya!"Neo berteriak keras.Beberapa orang dari Biro Teknik baru terburu-buru menelepon.Tidak lama kemudian, sekumpulan tim penegak hukum segera mengepung ketat seluruh hotel.Berkenaan dengan Randy sudah bubar sejak awal, sehingga mereka tidak mengalami halangan apa pun."Bu Mira, Sang Penolongku! Akhirnya kamu tiba!"Begitu melihat Mira yang gagah dan heroik masuk.Neo bagaikan mendapatkan kayu yang te
"Kelihatannya selama ini Bu Lina nggak tahu. Ada persekongkolan di balik rapat komisaris Grup Lixon!"Neo berkata dengan fasih,"Para senior yang dipimpin oleh Simon sebenarnya selama ini sedang bersekongkol untuk mengelapkan Grup Lixon.""Misalnya, proyek properti ini. Meskipun mereka yang memimpin, sebenarnya sepertiga dari dana sudah masuk ke saku diri mereka.""Dulu kami menemukan mereka membuat laporan palsu, tapi Julian segera memberikan uang sebesar 10 miliar untuk kepala biro sebelumnya, barulah berhasil menutupi hal ini!"Tentu saja rahasia ini tidak tertutupi dari pihak-pihak seperti biro teknik.Saat mendengar kata-kata ini, Luna bagaikan tersambar petir dan berkata dengan terkejut,"Sepertiga? Apa aku nggak salah dengar?"Dana properti sangat besar, pada dasarnya dihitung per ratusan miliar!Akan tetapi, ternyata sebanyak sepertiga dari dana ini digelapkan oleh para pemegang saham. Ini benar-benar angka yang sangat mengejutkan!"Apa lagi yang kamu tahu, ceritakan semuanya!"
Apalagi Simon yang sebagai presiden dan Julian yang sebagai presiden bagian finansial.Jabatan anggota Keluarga Yossef ini tidak lebih rendah dari Luna. Selain itu, mereka memonopoli sumber yang penting."Jadi, kalau mau bertindak pada mereka, langkah pertama adalah kamu mesti dipromosikan menjadi CEO?"Deon bertanya dengan ragu-ragu."Bisa dikatakan seperti itu. Meskipun ayahku adalah bajingan, ayahku yang mempromosikan mereka, jadi sangat sulit untuk mencopot mereka!"Luna berkata dengan tatapan tajam, "Sementara prestasiku sekarang masih belum cukup untuk menantang seluruh komisaris.""Kalau begitu, apa kita sama sekali nggak ada kesempatan?" tanya Deon."Sebenarnya belakangan ini ada satu kesempatan. Pemerintah kota serta pemerintah provinsi berencana membongkar sebuah jalan tua menjadi sebuah kota yang nggak pernah tidur dan mengembangkan ekonomi hiburan malam!"Luna berkata,"Tapi, lahan di jalan tua itu berada di atas nama Bar Suaka Biru. Bagaimana mungkin mereka tega menghadiah
"Omong yang serius!"Deon merasa tidak berdaya dan memutar mata!Setiap tiba di sini, dia tidak lupa untuk menggoda dirinya. Wanita dari Negara Marion ini benar-benar tidak putus asa.Meskipun bentuk tubuh dan penampilannya sangat bagus.Akan tetapi, berkenaan dengan status Irina, dia sangat takut akan menimbulkan perselisihan antar kedua negara, sehingga selalu menjaga jarak."Ratu Irina, apa ada gelandangan yang ingin mengambil keuntungan darimu? Kami nggak setuju kalau seperti itu!"Saat ini, beberapa pria gagah dari luar negeri mengelilinginya.Saat melihat Irina begitu ramah terhadap Deon, mereka sangat iri.Mereka ingin mencari alasan untuk memberi pelajaran pada Deon!"Pergi dari sini!"Akan tetapi, Deon langsung mengambil sebuah botol bir dan menusuk kepala salah seorang tanpa mengangkat kepala. Sontak, tengkoraknya retak dan darah memercik ke mana-mana!"Ah!" Beberapa pria luar negeri itu kencing di celana dan langsung berlutut lemas.Irina tertawa terbahak-bahak, "Hahaha! Deo
"Nggak peduli bagaimanapun, asalkan bisa menemukan orang yang dapat menyelamatkan putriku, aku bisa memenuhi syarat apa saja!"Begitu mendengar kata-kata Irina, Terry sontak bersemangat dan menyetujuinya.Irina berkata sambil tersenyum tipis,"Baiklah, sekarang persilakan Nona Quinn ke Bar Suaka Biru saja. Pakai seragam seksi kelinci, lalu menari di depan para tamu bar!"Sontak, semua orang bergejolak."Apa? Siapa pernah mendengar pengobatan dengan cara seperti ini?""Sembarangan! Apa dia mau mengobati pasien? Mungkin dia mau menghina Keluarga Baim!""Menurutku, kamu nggak berniat baik! Kalau mau cari masalah, omong blak-blakan saja!"Terry langsung membentak dengan ekspresi muram, "Semuanya diam!""Ratu Irina, aku yang bahwa motifmu demi kebaikan Keluarga Baim, apa kamu benar-benar yakin sana orang yang diundang ini?"Terry mengerutkan kening, "Permintaan khusus seperti ini sepertinya bukan mau mengobati putriku, malah lebih ke mendambakan tubuh putriku!"Latar belakang Irina sangat k
"Apa kamu sedang mempermainkan aku?" Sejak awal Quinn memang tidak memiliki kesan yang baik terhadap pria ini.Saat mendengar itu, dia sontak marah dan mengayunkan tinju ke arah kepala Deon!"Quinn! Hentikan!"Pada saat kritis, Terry dan keluarganya tiba pada saatnya dan berteriak keras untuk melarang Quinn.Irina tidak ikut ke sini.Akan tetapi, Terry tetap memberi kehormatan padanya dengan melirik Deon sekilas."Anak muda, apa kamu yang konon bilang dapat menyembuhkan putriku? Aku beri peringatan padamu, Keluarga Baim adalah keluarga besar di Provinsi Hollow, konsekuensi dari mempermainkan Keluarga Baim sangatlah berat!""Meskipun ada Irina yang melindungimu juga bakal hidup setengah mati!"Deon berkata dengan santai, "Jadi, apa kalian mau aku mengobatinya? Kalau masih saja mengoceh, aku nggak mau mengobatinya lagi."Saat mendengar itu, Quinn sangat murka."Dasar penipu mesum! Malah berani mengancam Keluarga Baim! Apa kamu mau mati?"Saat ini semua orang dari Keluarga Baim penuh amar
"Tunggu sebentar lagi."Deon berkata dengan tenang.Anggota Keluarga Baim sudah tidak bisa menahan diri mereka pada saat ini, "Orang ini jelas-jelas lagi menunda waktu!""Dia sedang memainkan kita dan juga seluruh anggota Keluarga Baim!""Menjadikan Nona Quinn seperti hewan peliharaan, ditempatkan di atas panggung untuk digoda oleh orang-orang kelas bawah, sungguh menghina!"Amarah anggota Keluarga Baim benar-benar sudah tidak bisa ditahan lagi!Terry tidak lagi melindungi Deon pada saat ini dan berkata."Tuan Deon, kamu harus kasih penjelasan padaku kali ini, kalau nggak ...."Maksud ancamannya terdengar sangat jelas.Deon menaikkan sudut bibirnya untuk tersenyum, "Kenapa? Kamu sudah nggak bisa tahan?"Terry berkata dengan marah, "Deon! Jangan nggak tahu diri! Percaya atau nggak kamu nggak akan bisa kembali hidup-hidup?"Sedangkan Quinn juga sudah berjalan turun dari panggung dan berkata dengan marah."Aku sudah menari sebanyak belasan lagu, tapi rasa sakit di kepalaku sama sekali ngg
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco