Share

Senjata Makan Tuan

Setelah Angga mempersilahkan Masuk. Ani segera melangkah ke dalam seraya menyalami sepupunya. Hal yang sangat jarang dia lakukan. Lalu menyalami Mahra.

“Sudah membaik Mbak?” tanya dia basa-basi.

“Alhamdulillah, Dik! Sendiri kesini?” tanya Mahra.

“Iya, Mbak. Mama lagi ada kondangan di dekat rumah!” sahutnya. Alif sangat siaga memperhatikan gerak-gerik Ani.

“Oh ya. Ini ada Mama masakin bubur buat Mbak!” perempuan lima belas tahun itu.

“Mama nggak boleh makan sembarangan!” sahut Alif.

“Dek, ini masakan sehat kok!” Ani mulai kesal dengan laki-laki kecil yang dari tadi membuat dia tidak nyaman.

“Iya, tapi...”

“Wah enak ini sayang. Tante Rini memang paling enak kalau buat bubur!” sahut Angga setelah mengambil rantang secara tiba-tiba di tangan Ani.

Ani sangat kaget dengan cara Angga mengambil rantang darinya. Tapi, hatinya bersorak. Karena itu artinya pekerjaannya berjalan dengan mulus.

“Alif kok bengong! Tolong ambilkan piring nak!” perintah Angga.

Kamar itu memang kelas VIP bahkan bukan h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status