Home / CEO / Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku / Bab 5 Ada Hal yang Ingin Kuberi Tahu

Share

Bab 5 Ada Hal yang Ingin Kuberi Tahu

Author: Bunga Bakung
last update Last Updated: 2023-12-20 17:28:40
Suara getar ponsel di atas meja membuat Nadia tersadar dari lamunannya.

Melihat panggilan itu dari Sam Fabian, dokter yang merawat ibunya, Nadia buru-buru mengangkatnya.

"Dokter Sam! Apa terjadi sesuatu dengan ibuku?" tanya Nadia dengan gugup.

"Nadia, sekarang kamu ada waktu datang ke rumah sakit?" balas Sam.

Nada bicara Sam yang ganjil membuat Nadia seketika berdiri dan berkata, "Ada! Aku akan segera ke sana!"

Dua puluh menit kemudian.

Nadia hanya mengenakan kemeja kerjanya. Dia turun dari mobil di pintu masuk rumah sakit.

Embusan angin dingin membuat Nadia tiba-tiba bersin. Dia tergesa-gesa masuk ke dalam rumah sakit.

Begitu keluar dari lift, dia melihat seorang pria berjaket kulit berdiri di depan kamar rawat ibunya.

Sambil mengapit sebatang rokok di mulutnya, dia marah-marah kepada Sam.

Begitu melihat pria itu, Nadia mengepalkan tangannya dan berjalan dengan cepat.

Suara langkah kaki Nadia membuat Sam dan pria itu menoleh.

Melihat kedatangan Nadia, pria itu tersenyum dan mencibir, "Lho, Bu Sekretaris sudah datang, ya!"

Nadia menoleh sejenak ke arah Sam dengan ekspresi seperti minta maaf. Kemudian, dia berkata kepada pria itu dengan nada yang dingin, "Kak Rudi, waktu itu aku sudah bilang dengan jelas, kalian ingin tagih utang nggak harus sampai datang ke kamar rawat ibuku, 'kan!"

Rudi menggigit-gigit rokok di mulutnya itu, lalu berkata, "Ayahmu menghilang lagi. Kalau nggak cari ibumu, kami harus cari siapa?"

Nadia menahan emosinya. Sambil memelototi Rudi, dia bertanya, "Kali ini utangnya berapa?"

"Nggak banyak, 60 juta sudah termasuk bunga!" jawab Rudi.

Ekspresi Nadia seketika berubah menjadi jengkel dan berkata, "Bulan lalu hanya 30 juta!"

Rudi menatap Nadia sambil mencibir, "Kamu tanya ayahmu. Aku ada bukti utangnya. Kamu kenal dengan tulisan ayahmu, 'kan? Aku hanya menagih sesuai jumlah seharusnya."

Selesai berbicara, Rudi mengeluarkan surat pernyataan utang dan menyerahkan kepada Nadia untuk dibaca.

Nadia marah, tetapi tidak ada alasan untuk membantah hal tersebut.

Lagi pula, ayahnya kecanduan judi dan sering meminjam uang untuk berjudi. Dalam beberapa tahun terakhir, Nadia sudah melunasi utang lama, tetapi tetap ada utang yang baru.

Selama utang itu belum dilunasi, para penagih akan datang ke rumah sakit mencari ibunya.

Karena kondisi ibunya sekarang tidak boleh ada tekanan batin, Nadia pun memilih menahan amarahnya. "Oke! Aku yang bayar! Tapi kalau kalian berani datang ke rumah sakit lagi, jangan pikir bisa dapat uang lagi dariku!" seru Nadia.

Selesai berbicara, Nadia mengeluarkan ponselnya dan mentransfer 60 juta ke rekening Rudi.

Setelah menerima uang itu, Rudi menggoyang-goyangkan ponselnya lalu pergi dari rumah sakit dengan senang.

Sam menatap Nadia dengan prihatin dan berkata, "Nadia, kalau masalah ini diselesaikan seperti ini terus, bebanmu akan bertambah berat."

Nadia tersenyum pahit sambil berkata, "Bagaimanapun, dia adalah ayahku."

Sebenarnya tiga tahun lalu, ketika ayahnya menjual dia kepada beberapa pria tua itu, dia berpikir untuk memutuskan hubungan dan tidak akan lagi peduli dengan urusan ayahnya.

Namun, ibunya jatuh sakit. Nadia menjadi tidak tega ketika melihat ibunya tidak bisa tidur dengan tenang karena mengkhawatirkan ayahnya.

Di dunia ini, semua hubungan dapat diputuskan, kecuali ikatan darah dan kekeluargaan.

Melihat wajah Nadia berangsur-angsur memucat, Sam bertanya sambil mengernyit, "Kamu sakit?"

"Nggak, aku baik-baik saja ...."

Nadia menggelengkan kepalanya, tetapi kepalanya terasa pusing dan hampir kehilangan keseimbangan.

Sam buru-buru mengulurkan tangan untuk menopang Nadia. Ketika telapak tangannya menyentuh kulit Nadia yang panas, Sam tertegun sejenak.

"Nadia, kamu demam?" tanya Sam dengan ekspresi khawatir yang jarang terlihat.

Nadia mencoba mengecek. Tangan menyentuh wajah, terasa panas, lalu dia berkata, "Aku terlalu sibuk sampai nggak sadar. Nanti aku akan minum obat. Terima kasih, Dokter. Aku masuk lihat ibuku dulu."

Selesai berbicara, Nadia melewati Sam dan masuk ke kamar rawat ibunya.

Baru masuk ke kamar Nadia sudah merasa sangat sedih saat melihat pipi ibunya makin cekung dan pucat karena sakit.

Dia mengedipkan matanya dengan cepat dan mengatur emosinya, lalu melangkah maju dan berkata, "Ibu, hari ini sudah selesai infus?"

Karin Yatna yang sedang berbaring perlahan menoleh. Dia menatap Nadia dengan ekspresi kasihan, "Masalah ayahmu merepotkanmu lagi."

Nadia tersenyum seakan tidak peduli hal itu. Dia menuangkan air hangat ke gelas sambil berkata, "Namanya juga keluarga, jadi harus saling bantu."

Melihat Nadia sangat berbakti, Karin menjadi makin cemas.

Dia tertegun sejenak, lalu berkata, "Nad, tinggalkan keluarga ini."

Tangan Nadia yang memegang gelas itu terhenti. "Jangan bilang seperti itu lagi. Ibu adalah ibuku, aku nggak mungkin meninggalkan Ibu," ujarnya.

"Apa kamu ingin selalu terseret utang ayahmu?" seru Karin yang tiba-tiba menjadi gusar.

Nadia berpura-pura tersenyum santai dan berkata, "Ibu, gaji tahunanku nggak rendah. Kalian sudah membesarkanku hingga usai sekarang. Jadi, sudah seharusnya aku berbakti kepada kalian, 'kan?"

Karin Yatna mengernyit dan berkata dengan suara tegas, "Berbakti nggak berarti menghancurkan hidupmu! Ibu tahu kondisi tubuh sendiri, Ibu pasti akan mati! Kalau ingin berbakti, dengarin Ibu, cepat buat KK-mu sendiri!"

"Ibu!" Nadia buru-buru menggenggam tangan Karin dan lanjut berkata, "Aku janji, aku akan jaga diri dengan baik-baik, oke?"

Sambil menatap Nadia, mata Karin mulai buram seperti berkabut dan hatinya tidak tenang.

Karin tidak tega membiarkan putrinya menanggung utang sebesar itu sendirian.

Dia kenal betul sifat suaminya yang tidak akan pernah bisa berhenti berjudi.

Saat memikirkan hal tersebut, Karin menutup mata dengan frustrasi. Setelah menghela napas panjang, dia berkata, "Nad, ada hal yang ingin ibu beri tahu."

Related chapters

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 6 Kapan Dia Demam?

    "Hal apa?" tanya Nadia kepada ibunya.Karin membuka matanya, melihat ke langit-langit, lalu menarik napas dalam-dalam."Nad, sebenarnya kamu bukan ....""Karin!"Perkataan Karin terpotong oleh seseorang. Orang itu muncul mendadak dan terlihat sempoyongan di pintu kamar.Ketika Karin dan Nadia menoleh, pria itu sudah masuk ke dalam.Tubuh pria itu diselimuti bau alkohol dan rokok. Wajahnya ditutupi janggut yang belum dicukur. Dia berjalan ke samping tempat tidur dan duduk di seberang Nadia."Kak Rudi nggak mengusikmu, 'kan?" tanya pria itu."Ngapain kamu ke sini? Apa kamu nggak tahu, kamu sudah menimbulkan banyak masalah untuk kami!" seru Karin dengan kesal.Pria yang bernama Wino Jihan ini berdecak, lalu melirik ke arah Nadia sambil berkata, "Nak, kamu keluar dulu. Ada yang ingin Ayah bicarakan dengan ibumu. Hanya sebentar."Nadia menoleh ke Karin dengan cemas. Karin membalas tatapan Nadia dengan anggukan.Nadia tidak punya pilihan selain mengikuti keinginan ibunya. Sambil menatap Wino

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 7 Uang yang Dihasilkan Lebih Cepat

    Nadia yang berdiri di depan Gio terlihat bingung. Kemudian menyapanya dengan suara rendah, "Pak Gio."Gio meliriknya dengan dingin sambil berkata, "Semalam, kenapa nggak pulang?""Saya sakit," jawab Nadia sambil menunduk."Sakit, tapi nggak bisu, 'kan? Apa kamu nggak bisa beri tahu aku?" ujar Gio dengan ketus.Nadia mengernyit dan berkata, "Bukan begitu, aku tertidur setelah minum obat. Bukan sengaja nggak memberitahumu."Gio menahan amarahnya, tetapi suaranya menjadi lebih dingin, "Kamu tertidur atau sengaja nggak bilang karena ingin menemani pria lain? Hah?"Mendengar itu, Nadia langsung menengadah dan berkata dengan terkejut, "Pria lain? Siapa?"Mata Gio menjadi sinis dan berkata dengan sarkas, "Aku yang harus bertanya padamu, 'kan?""Nadia?"Sebelum Nadia mengerti maksud Gio, terdengar suara yang hangat memanggilnya.Sekejap, Nadia ingat bahwa Sam berbicara dengannya saat menerima panggilan dari Gio.'Mungkinkah pria yang Gio maksud adalah Dokter Sam?'Nadia melihat Sam yang datang

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 8 Minta Maaf

    Setelah menyelesaikan urusannya dan waktu masih pagi, Nadia memutuskan untuk pergi ke kantor.Begitu keluar dari lift, dia bertemu Gio dan Yuvira.Yuvira bertanya dengan prihatin, "Bu Nadia? Gimana kondisimu? Sudah lebih baik?"Nadia tidak melihat ke arah Gio dan menjawab Yuvira, "Sudah mendingan. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."Yuvira tersenyum manis dan berkata, "Sama-sama. Lagi pula, kamu cepat sembuh berarti bisa lebih cepat membantu urusan Pak Gio."Saat berbicara, Yuvira sengaja menyelipkan rambut ke belakang telinga, memperlihatkan tahi lalat merah di daun telinganya itu.Yuvira menoleh ke Gio dan berkata dengan lembut, "Pak Gio, gimana kalau makan malam nanti kita pesankan beberapa makanan untuk Bu Nadia?"Gio berkata dengan ketus, "Nggak perlu! Dia punya kaki, bisa pergi beli makan sendiri."Setelah mengatakan itu, dia meraih lengan Yuvira dan masuk ke dalam lift.Nadia tahu diri, dia melangkah keluar dari lift dan berjalan melewati dua orang itu dengan tenang.Jam dela

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 9 Bahasa Bunga Angelica

    Mata Nadia kedap-kedip, dia menatap Gio dengan tidak percaya, "Saya sama sekali nggak bersalah ....""Aku bilang minta maaf! Nadia, aku nggak ingin mengulang ucapanku untuk ketiga kalinya!" seru Gio dengan dingin.Menghadapi kemarahan Gio, Nadia hanya bisa menelan rasa tidak adil yang dia rasakan.'Ya. Yuvira adalah wanita pujaan hatinya.''Sedangkan aku hanya seorang pengganti, pasangan ranjang yang nggak layak untuk dikasihani.''Perasaanku nggak berarti sama sekali baginya dibandingkan dengan wanita pujaan hatinya ini.'Hati Nadia terasa sangat sakit, tetapi dia menunduk dan berkata dengan suara tersendat, "Maaf."Yuvira mengangkat kepalanya dari pelukan Gio dan berkata, "Gio, jangan salahkan Bu Nadia. Aku yang salah ...."Gio memeluk Yuvira dengan penuh kasih dan berkata, "Kamu nggak perlu membelanya, ayo kita pulang."Melihat kedua orang itu pergi dengan mesra, pandangan Nadia menjadi buram seakan-akan ada kabut yang muncul mendadak.Air mata dengan cepat mengalir dari matanya...

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 10 Wanita di Foto

    'Mungkinkah wanita pujaan hati yang dicari-cari Gio adalah wanita di foto ini?''Nggak, nggak mungkin.''Gio pernah bilang gadis kecil itu tiba-tiba menghilang setelah menyelamatkannya.''Gio bahkan nggak tahu wajah gadis itu setelah tumbuh dewasa.''Berarti, wanita di foto ini bukan gadis kecil itu.''Jadi, siapa dia?''Selama tiga tahun ini, Gio nggak pernah menceritakan tentang wanita ini.''Tapi dilihat dari foto ini, terlihat jelas bahwa wanita ini sangat penting baginya.'Nadia termenung sambil menatap foto itu dan ada perasaan sedih muncul di hatinya.Nadia berpikir dia cukup mengenal Gio, tapi sekarang dia menyadari bahwa dia sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang Gio.Nadia hanya tahu apa yang Gio ingin dia ketahui saja.Nadia merasa tidak peduli berapa banyak tempat yang ada di hati Gio, Gio tidak akan pernah memberikan satu pun untuknya.'Nggak heran. Wanita simpanan nggak pantas untuk berharap lebih, bukan?' pikir Nadia dalam hati.Ketika Ratih kembali dengan membawa sapu, N

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 11 Terjadi Sesuatu pada Bu Nadia

    Kaki Nadia seperti terpaku di tempat.'Ternyata pagi ini, Gio buru-buru keluar bukan karena marah padaku, tapi karena wanita di foto itu muncul di kantor.''Ya. Di mata Gio, aku hanyalah tempat untuk pelampiasannya, jadi nggak mungkin dia akan buang-buang tenaga marah padaku, 'kan?'Nadia tersenyum pahit dan berjalan menuju kantor sambil membawa paketnya.Sore hari. Setelah kerjaan di kantor selesai, Nadia pergi ke rumah sakit sambil membawa suplemen nutrisi yang dibelinya.Di pertengahan jalan, ada panggilan dari nomor tak dikenal.Begitu diangkat, terdengar suara teriakan ayahnya yang bisa membuat telinga sakit."Nadia! Selamatin ayah! Mereka mau potong jariku! Cepat datang selamatin ayah!"Ekspresi Nadia langsung berubah. Sebelum dia dapat berbicara, terdengar suara orang lain berkata, "Nona Nadia, ya? Hari ini ayahmu kalah 200 juta di tempat judi kami. Karena dia nggak bisa bayar, kami terpaksa cari kamu.""Aku nggak punya uang!" seru Nadia dengan marah."Oh, nggak ada uang, ya?" P

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 12 Bukan Urusanmu

    Ekspresi Gio seketika berubah dan berseru, "Periksa lokasinya di mana!"Yuda langsung mengoperasikan ponselnya dan dengan cepat menemukan lokasi Nadia.Dia terkejut, lalu berkata kepada Gio, "Di sebelah ...."Gio tiba-tiba berdiri, Yuvira yang tidak tahu apa yang sedang terjadi buru-buru mengikutinya.Begitu di depan pintu VIP 2, Gio langsung menendang pintu tersebut hingga terbuka.Pipi Nadia merah dan bengkak, tubuhnya berlumuran darah dan sedang ditekan oleh seseorang. Melihat semua itu, kemarahan Gio langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.Sorot mata Gio memancarkan keinginan membunuh orang.Dia menghampiri pria yang memiliki bekas luka di wajah itu, lalu menendangnya dengan ekspresi sangat dingin.Dia melanjutkannya dengan mengambil botol anggur di meja dan dihantamkan ke kepala pria tersebut.Aura dingin dan kejam di sekujur tubuhnya terlihat seperti dewa kematian yang sedang merenggut jiwa manusia.Tidak ada seorang pun di antara penonton yang berani menghentikannya.Setelah meny

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 13 Beri Aku Penjelasan

    Jam 8 pagi, di kantor.Nadia pergi ke toilet ketika Gio sedang rapat.Saat keluar, dia bertemu Yuvira yang sedang cuci tangan.Nadia tidak memedulikannya, tetapi Yuvira tersenyum dan berkata, "Bu Nadia sungguh orang yang bertanggung jawab. Sudah dipukuli seperti itu, tapi masih bisa kerja."Nadia terdiam sejenak sambil berpikir, 'Waktu itu, apa Yuvira ada di sana juga? Jadi, Gio menutup teleponku karena ada Yuvira, ya?'"Bu Yuvira, urus saja dirimu sendiri," ujar Nadia dengan ekspresi datar."Apa Gio nggak marah padamu?" tanya Yuvira sambil tersenyum lebar.Selesai cuci tangan, Nadia menatap Yuvira dengan dingin dan berkata, "Apa yang ingin kamu katakan?"Yuvira menyeka tangannya perlahan dengan tisu sambil berkata, "Kalau nggak salah, sekarang Gio seharusnya muak denganmu, 'kan? Lagi pula, nggak ada pria yang suka wanita yang menggunakan tubuh untuk melunasi utang judi."Teringat percakapan di video pengawas telah diubah, Nadia langsung mengerti apa yang dikatakan Yuvira.Penyebab dia

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status