Home / CEO / Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku / Bab 7 Uang yang Dihasilkan Lebih Cepat

Share

Bab 7 Uang yang Dihasilkan Lebih Cepat

Author: Bunga Bakung
last update Last Updated: 2023-12-20 17:28:40
Nadia yang berdiri di depan Gio terlihat bingung. Kemudian menyapanya dengan suara rendah, "Pak Gio."

Gio meliriknya dengan dingin sambil berkata, "Semalam, kenapa nggak pulang?"

"Saya sakit," jawab Nadia sambil menunduk.

"Sakit, tapi nggak bisu, 'kan? Apa kamu nggak bisa beri tahu aku?" ujar Gio dengan ketus.

Nadia mengernyit dan berkata, "Bukan begitu, aku tertidur setelah minum obat. Bukan sengaja nggak memberitahumu."

Gio menahan amarahnya, tetapi suaranya menjadi lebih dingin, "Kamu tertidur atau sengaja nggak bilang karena ingin menemani pria lain? Hah?"

Mendengar itu, Nadia langsung menengadah dan berkata dengan terkejut, "Pria lain? Siapa?"

Mata Gio menjadi sinis dan berkata dengan sarkas, "Aku yang harus bertanya padamu, 'kan?"

"Nadia?"

Sebelum Nadia mengerti maksud Gio, terdengar suara yang hangat memanggilnya.

Sekejap, Nadia ingat bahwa Sam berbicara dengannya saat menerima panggilan dari Gio.

'Mungkinkah pria yang Gio maksud adalah Dokter Sam?'

Nadia melihat Sam yang datang menghampiri mereka, lalu melirik Gio yang menatapnya dengan tatapan sinis.

'Sepertinya sudah terlambat untuk menjelaskannya sekarang.'

Sam berjalan mendekat. Karena tidak menekan luka setelah mencabut jarum infus, punggung tangan Nadia berdarah.

Melihat itu, Sam mengernyit sambil mengingatkan Nadia, "Tanganmu berdarah. Seharusnya kamu belum selesai infus, 'kan?"

Nadia menunduk dan buru-buru menekan luka itu, lalu berkata, "Terima kasih, Dokter Sam. Aku sudah nggak apa-apa."

Sam menghela napas cemas, lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Nadia.

"Sudah nggak demam, tapi kamu masih perlu istirahat," ujar Sam.

Khawatir Gio akan salah paham, Nadia langsung menyampingkan muka dan berkata, "Baik, aku tahu."

Sam memasukkan tangannya ke dalam saku, lalu menatap Gio yang terlihat masam itu.

Dia berkata dengan lembut dan sopan, "Pak, pasien perlu istirahat. Mohon kurangi waktu bicara kalian."

Gio menatap Sam dan berkata, "Baru pertama kali aku lihat seorang dokter bisa mengukur suhu pasien secara akurat tanpa menggunakan alat."

"Pengalaman medis yang dalam terkadang dapat mengurangi waktu mengganggu pasien untuk istirahat," ujar Sam.

Nadia merasa gugup saat mendengar pembicaraan mereka.

Nadia tahu bahwa Sam sedang membantunya, tetapi Gio bukanlah orang biasa.

Semua orang di Kota Mesia tahu bahwa Gio terkenal kejam. Saat Gio sedang tidak senang, anjing yang melewatinya pun akan ketakutan.

Jika Gio benaran tersinggung, Sam bisa langsung kehilangan pekerjaannya.

Nadia segera berbicara untuk mencairkan suasana, "Dokter Sam, dia adalah bosku. Kamu masih ada urusan, 'kan? Aku juga masih ada kerjaan yang harus kulaporkan pada bosku."

Sam menatap Nadia, lalu mengangguk dan berjalan pergi.

Yuda yang di samping tahu diri, jadi dia pergi menunggu di depan pintu lift.

Kemudian, yang tersisa hanyalah keheningan yang membuat Nadia merasa gelisah. Dia mencoba mulai percakapan, "Pak Gio, ...."

"Menurutmu, imbalan apa yang bisa kamu dapatkan dari melakukan ini?" sela Gio dengan dingin.

Tatapan Gio terlihat sangat sinis. Dia melanjutkan ucapannya, "Mendapatkan rasa simpatiku?"

Nadia tertegun, lalu bertanya, "Pak Gio, saya nggak mengerti maksud Anda."

Gio menatap Nadia yang pendek satu kepala darinya dengan ekspresi dingin.

Sorot mata dan suaranya sangat dingin, "Nadia, apa kamu nggak merasa pura-pura terlihat menyedihkan untuk mendapatkan rasa simpati itu adalah cara yang sangat kekanak-kanakan?"

"Atau uang yang kamu dapat dariku masih nggak cukup? Jadi, kamu ingin mendekati seorang dokter supaya ibumu dirawat secara gratis?"

Kata-kata Gio seperti pisau yang menusuk hati Nadia.

Nadia bahkan tidak tahu dirinya sakit, jadi bagaimana bisa dia berpura-pura.

Nadia mengepalkan tangannya erat-erat dan berusaha untuk tetap tenang.

"Jawaban seperti apa yang Pak Gio ingin dengar dari saya?" tanya balik Nadia.

Respons standar seorang sekretaris itu membuat amarah di hati Gio makin meluap.

Gio melangkah mendekat ke Nadia. Sorot matanya yang tajam seperti elang terus mencoba mencari jejak emosi di wajah Nadia.

"Kalau yang kamu inginkan adalah uang, lakukan tugasmu. Kalau kamu berani memiliki hubungan ranjang dengan pria lain sebelum kontrak kita berakhir, kamu tahu konsekuensinya!"

Kepalan tangan Nadia makin erat sampai terasa kuku yang menusuk telapaknya. Namun, dia masih berusaha berbicara dengan tenang, "Pak Gio, perjanjian di kontrak tertulis sangat jelas, ketika wanita pujaan hati Anda kembali, kontrak di antara kita berakhir. Berarti saya bebas mencari orang lain!"

Nadia sama sekali tidak membantah perkataan Gio. Selain itu, untuk pertama kalinya dia memojokkan Gio dengan ucapannya.

Seketika, Gio berjalan makin dekat, lalu menggenggam dagu Nadia dan berkata, "Nadia, sekarang kamu makin berani, ya?"

Mata Nadia memerah. Dia sudah patuh selama bertahun-tahun, tapi hanya sekali melawan sudah membuat Gio begitu marah padanya?

Nadia tersenyum dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya, Pak Gio!"

Genggaman Gio makin kuat dan dia berkata, "Kamu ingin mengakhiri kontrak lebih awal, 'kan? Sayangnya sekali. Nadia, aku nggak akan kubiarkan keinginanmu terwujud!"

Setelah mengatakan itu, Gio melepaskan tangannya dari dagu Nadia.

Kemarahan di mata Gio berubah menjadi rasa jijik dalam sekejap. Dia mendorong Nadia, lalu berjalan pergi.

Nadia yang didorong menabrak ke dinding, lalu perlahan jatuh ke lantai. Air mata mengalir di wajahnya.

Setelah kembali tenang, Nadia kembali ke kamar rawat ibunya.

Dia menemani ibunya selama beberapa jam, lalu pulang ke rumahnya.

Rumah Nadia sekarang berada di area rumah susun kecil. Rumah sebelumnya, yang dia beli untuk ibunya, sudah dijual oleh ayahnya untuk melunasi utang.

Kini dia tinggal di permukiman bobrok dan kecil. Luas rumah kurang dari 60 meter persegi.

Tiba di lantai dua, Nadia membuka pintu dan langsung disambut oleh bau alkohol.

Masih berdiri di depan pintu, Nadia melihat botol-botol berserakan di lantai dan hanya bisa menghela napas.

Selesai bersih-bersih, Nadia yang baru duduk di depan komputernya sudah menerima sebuah pesan.

"G, kerjaanmu kali ini terlalu lambat. Bosku bisa marah!"

Nadia: "Maaf, akhir-akhir ini aku sibuk. Beri aku setengah jam lagi."

Setelah membalas pesan itu, Nadia fokus pada desain yang sedang dia gambar.

Jurusan utama Nadia adalah jurusan sekretaris, sedangkan desain hanya salah satu mata kuliah tambahan yang dia pilih.

Dosen memujinya punya bakat dalam desain. Oleh karena itu, Nadia menerima beberapa pekerjaan desain luar dalam beberapa tahun terakhir.

Alasannya ada dua. Pertama, dia ingin mendapat penghasilan tambahan. Kedua, dia ingin meningkatkan kemampuan desainnya.

Tak lama kemudian, Nadia mendapatkan balasan pesan: "G, kamu sangat berbakat dalam desain, kalau kamu ubah kariermu ke bidang desain, kamu bisa dengan cepat jadi desainer internasional yang sangat terkenal."

"Kenapa kamu masih menyusahkan diri sendiri dengan mengikut Pak Gio?"

Melihat itu, Nadia hanya tersenyum pahit dan menjawab: "Uang yang dihasilkan lebih cepat."

Nadia perlu membayar biaya pengobatan ibunya yang sebulan perlu ratusan juta dan utang ayahnya yang mencapai miliaran itu. Oleh sebab itu, Nadia tidak punya pilihan lain.

Related chapters

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 8 Minta Maaf

    Setelah menyelesaikan urusannya dan waktu masih pagi, Nadia memutuskan untuk pergi ke kantor.Begitu keluar dari lift, dia bertemu Gio dan Yuvira.Yuvira bertanya dengan prihatin, "Bu Nadia? Gimana kondisimu? Sudah lebih baik?"Nadia tidak melihat ke arah Gio dan menjawab Yuvira, "Sudah mendingan. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."Yuvira tersenyum manis dan berkata, "Sama-sama. Lagi pula, kamu cepat sembuh berarti bisa lebih cepat membantu urusan Pak Gio."Saat berbicara, Yuvira sengaja menyelipkan rambut ke belakang telinga, memperlihatkan tahi lalat merah di daun telinganya itu.Yuvira menoleh ke Gio dan berkata dengan lembut, "Pak Gio, gimana kalau makan malam nanti kita pesankan beberapa makanan untuk Bu Nadia?"Gio berkata dengan ketus, "Nggak perlu! Dia punya kaki, bisa pergi beli makan sendiri."Setelah mengatakan itu, dia meraih lengan Yuvira dan masuk ke dalam lift.Nadia tahu diri, dia melangkah keluar dari lift dan berjalan melewati dua orang itu dengan tenang.Jam dela

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 9 Bahasa Bunga Angelica

    Mata Nadia kedap-kedip, dia menatap Gio dengan tidak percaya, "Saya sama sekali nggak bersalah ....""Aku bilang minta maaf! Nadia, aku nggak ingin mengulang ucapanku untuk ketiga kalinya!" seru Gio dengan dingin.Menghadapi kemarahan Gio, Nadia hanya bisa menelan rasa tidak adil yang dia rasakan.'Ya. Yuvira adalah wanita pujaan hatinya.''Sedangkan aku hanya seorang pengganti, pasangan ranjang yang nggak layak untuk dikasihani.''Perasaanku nggak berarti sama sekali baginya dibandingkan dengan wanita pujaan hatinya ini.'Hati Nadia terasa sangat sakit, tetapi dia menunduk dan berkata dengan suara tersendat, "Maaf."Yuvira mengangkat kepalanya dari pelukan Gio dan berkata, "Gio, jangan salahkan Bu Nadia. Aku yang salah ...."Gio memeluk Yuvira dengan penuh kasih dan berkata, "Kamu nggak perlu membelanya, ayo kita pulang."Melihat kedua orang itu pergi dengan mesra, pandangan Nadia menjadi buram seakan-akan ada kabut yang muncul mendadak.Air mata dengan cepat mengalir dari matanya...

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 10 Wanita di Foto

    'Mungkinkah wanita pujaan hati yang dicari-cari Gio adalah wanita di foto ini?''Nggak, nggak mungkin.''Gio pernah bilang gadis kecil itu tiba-tiba menghilang setelah menyelamatkannya.''Gio bahkan nggak tahu wajah gadis itu setelah tumbuh dewasa.''Berarti, wanita di foto ini bukan gadis kecil itu.''Jadi, siapa dia?''Selama tiga tahun ini, Gio nggak pernah menceritakan tentang wanita ini.''Tapi dilihat dari foto ini, terlihat jelas bahwa wanita ini sangat penting baginya.'Nadia termenung sambil menatap foto itu dan ada perasaan sedih muncul di hatinya.Nadia berpikir dia cukup mengenal Gio, tapi sekarang dia menyadari bahwa dia sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang Gio.Nadia hanya tahu apa yang Gio ingin dia ketahui saja.Nadia merasa tidak peduli berapa banyak tempat yang ada di hati Gio, Gio tidak akan pernah memberikan satu pun untuknya.'Nggak heran. Wanita simpanan nggak pantas untuk berharap lebih, bukan?' pikir Nadia dalam hati.Ketika Ratih kembali dengan membawa sapu, N

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 11 Terjadi Sesuatu pada Bu Nadia

    Kaki Nadia seperti terpaku di tempat.'Ternyata pagi ini, Gio buru-buru keluar bukan karena marah padaku, tapi karena wanita di foto itu muncul di kantor.''Ya. Di mata Gio, aku hanyalah tempat untuk pelampiasannya, jadi nggak mungkin dia akan buang-buang tenaga marah padaku, 'kan?'Nadia tersenyum pahit dan berjalan menuju kantor sambil membawa paketnya.Sore hari. Setelah kerjaan di kantor selesai, Nadia pergi ke rumah sakit sambil membawa suplemen nutrisi yang dibelinya.Di pertengahan jalan, ada panggilan dari nomor tak dikenal.Begitu diangkat, terdengar suara teriakan ayahnya yang bisa membuat telinga sakit."Nadia! Selamatin ayah! Mereka mau potong jariku! Cepat datang selamatin ayah!"Ekspresi Nadia langsung berubah. Sebelum dia dapat berbicara, terdengar suara orang lain berkata, "Nona Nadia, ya? Hari ini ayahmu kalah 200 juta di tempat judi kami. Karena dia nggak bisa bayar, kami terpaksa cari kamu.""Aku nggak punya uang!" seru Nadia dengan marah."Oh, nggak ada uang, ya?" P

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 12 Bukan Urusanmu

    Ekspresi Gio seketika berubah dan berseru, "Periksa lokasinya di mana!"Yuda langsung mengoperasikan ponselnya dan dengan cepat menemukan lokasi Nadia.Dia terkejut, lalu berkata kepada Gio, "Di sebelah ...."Gio tiba-tiba berdiri, Yuvira yang tidak tahu apa yang sedang terjadi buru-buru mengikutinya.Begitu di depan pintu VIP 2, Gio langsung menendang pintu tersebut hingga terbuka.Pipi Nadia merah dan bengkak, tubuhnya berlumuran darah dan sedang ditekan oleh seseorang. Melihat semua itu, kemarahan Gio langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.Sorot mata Gio memancarkan keinginan membunuh orang.Dia menghampiri pria yang memiliki bekas luka di wajah itu, lalu menendangnya dengan ekspresi sangat dingin.Dia melanjutkannya dengan mengambil botol anggur di meja dan dihantamkan ke kepala pria tersebut.Aura dingin dan kejam di sekujur tubuhnya terlihat seperti dewa kematian yang sedang merenggut jiwa manusia.Tidak ada seorang pun di antara penonton yang berani menghentikannya.Setelah meny

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 13 Beri Aku Penjelasan

    Jam 8 pagi, di kantor.Nadia pergi ke toilet ketika Gio sedang rapat.Saat keluar, dia bertemu Yuvira yang sedang cuci tangan.Nadia tidak memedulikannya, tetapi Yuvira tersenyum dan berkata, "Bu Nadia sungguh orang yang bertanggung jawab. Sudah dipukuli seperti itu, tapi masih bisa kerja."Nadia terdiam sejenak sambil berpikir, 'Waktu itu, apa Yuvira ada di sana juga? Jadi, Gio menutup teleponku karena ada Yuvira, ya?'"Bu Yuvira, urus saja dirimu sendiri," ujar Nadia dengan ekspresi datar."Apa Gio nggak marah padamu?" tanya Yuvira sambil tersenyum lebar.Selesai cuci tangan, Nadia menatap Yuvira dengan dingin dan berkata, "Apa yang ingin kamu katakan?"Yuvira menyeka tangannya perlahan dengan tisu sambil berkata, "Kalau nggak salah, sekarang Gio seharusnya muak denganmu, 'kan? Lagi pula, nggak ada pria yang suka wanita yang menggunakan tubuh untuk melunasi utang judi."Teringat percakapan di video pengawas telah diubah, Nadia langsung mengerti apa yang dikatakan Yuvira.Penyebab dia

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 14 Mengakhiri Hubungan Ini

    Tengah malam.Nadia yang susah payah tertidur terbangun karena dering ponsel.Melihat panggilan itu dari Yosef, Nadia segera mengangkatnya."Bu Nadia, sudah tidur?" tanya Yosef.Nadia bangkit duduk dan bertanya, "Ada apa, Pak Yosef?"Sambil melirik ke arah Gio yang mabuk karena dia dan Felix, Yosef berkata, "Pak Gio terlalu banyak minum, bisa jemput dia?"Nadia hanya terdiam.Ada Yosef berarti juga ada Felix. Mereka berdua adalah sahabat Gio dan selalu mahir mengorek informasi dengan membuat mabuk orang lain.Nadia tahu trik itu, tetapi tidak tahu tujuan mereka apa, jadi dia tidak ingin terlibat.Nadia tanpa basa-basi langsung menolak, "Pak Yosef, kalian hubungi Pak Yuda saja. Nggak aman aku keluar selarut ini. Kalau nggak ada urusan lain aku tutup teleponnya.""Sebentar!" seru Yosef dengan cepat."Yuda sekarang lagi sibuk memergoki pacarnya yang berselingkuh," bohong Yosef dengan mudahnya.Mendengar itu, Nadia kehilangan kata-kata.Dia sudah mengenal Yuda cukup lama, tetapi belum pern

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 15 Hamil

    Mendengar ucapan Nadia, perasaan Gio menjadi kacau sesaat.Detik berikutnya, dia menggenggam dagu Nadia sambil berkata dengan kasar, "Nadia, aku yang berhak mengakhiri kontrak ini! Bukan kamu!""Mulai hari ini, kamu nggak boleh keluar dari Pondok Asri tanpa izinku!" teriak Gio.....Nadia tidak ingat bagaimana dia keluar dari kamar Gio.Yang dia ingat, setelah memberikan larangan itu, Gio 'memakannya' secara brutal.Nadia ingin sekali menarik ucapannya itu.Dengan begitu, setidaknya dia masih bisa ke rumah sakit dan kantor.Tidak seperti sekarang ini, dia benar-benar seperti hewan peliharaan Gio. Dimainkan dan dibuang semau Gio.Selama seminggu dikurung, Nadia sibuk mengerjakan rancangan desain.Setelah mendapat bayaran, dia langsung mentransfer uang itu ke rekening ibunya.Saat hendak keluar dari aplikasi sosial media, muncul notifikasi pesan masuk dari Sena Yoan.Sena: "Nadia, Di Yolania ada kompetisi desain pakaian secara daring. Kamu mau ikut nggak?"Nadia terkejut, lalu membalas p

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status