Home / CEO / Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku / Bab 11 Terjadi Sesuatu pada Bu Nadia

Share

Bab 11 Terjadi Sesuatu pada Bu Nadia

Author: Bunga Bakung
last update Last Updated: 2023-12-20 17:28:40
Kaki Nadia seperti terpaku di tempat.

'Ternyata pagi ini, Gio buru-buru keluar bukan karena marah padaku, tapi karena wanita di foto itu muncul di kantor.'

'Ya. Di mata Gio, aku hanyalah tempat untuk pelampiasannya, jadi nggak mungkin dia akan buang-buang tenaga marah padaku, 'kan?'

Nadia tersenyum pahit dan berjalan menuju kantor sambil membawa paketnya.

Sore hari. Setelah kerjaan di kantor selesai, Nadia pergi ke rumah sakit sambil membawa suplemen nutrisi yang dibelinya.

Di pertengahan jalan, ada panggilan dari nomor tak dikenal.

Begitu diangkat, terdengar suara teriakan ayahnya yang bisa membuat telinga sakit.

"Nadia! Selamatin ayah! Mereka mau potong jariku! Cepat datang selamatin ayah!"

Ekspresi Nadia langsung berubah. Sebelum dia dapat berbicara, terdengar suara orang lain berkata, "Nona Nadia, ya? Hari ini ayahmu kalah 200 juta di tempat judi kami. Karena dia nggak bisa bayar, kami terpaksa cari kamu."

"Aku nggak punya uang!" seru Nadia dengan marah.

"Oh, nggak ada uang, ya?" Pria itu tertawa kecil, lalu terdengar dia berkata, "Potong jarinya!"

Tidak lama kemudian, terdengar teriakan Wino, "Jariku! Jariku! Aaah!"

Sekujur tubuh Nadia seperti membeku dan wajahnya menjadi pucat.

Dia mengira orang itu hanya mengancam dan tidak akan berani melakukan hal itu.

"Gimana? Kamu bayar 200 juta itu atau nggak?" tanya pria itu lagi.

Nadia menjawabnya dengan gugup, "Aku nggak ada uang sebanyak itu! Bisakah beri aku ...."

Pria itu menyela ucapan Nadia dengan memberi perintah, "Potong jarinya!"

Suara kesakitan yang melengking dan menakutkan itu mengguncangkan hati Nadia.

Seketika, Nadia pun panik dan cepat-cepat berteriak, "Berhenti! Akan kubayar! Kirimkan aku alamat, aku akan pergi ke sana sekarang juga!"

Pria itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Oke, aku kirimkan sekarang alamatnya. Kalau kamu nggak datang, ayahmu akan jadi sampah nggak berguna tanpa tangan atau kaki."

Setelah panggilan terputus, Nadia mencengkeram ponselnya erat-erat sambil gemetar.

Meskipun ayahnya sangat berengsek, dia tidak bisa membiarkan ayahnya terbunuh begitu saja.

Setelah menerima alamat dari pria itu, Nadia melihat saldo di rekeningnya hanya tersisa beberapa ratus ribu.

Setelah ragu-ragu beberapa saat, dia memutuskan menelepon Gio.

Pada saat bersamaan di Kasino Fezzo.

Di dalam ruang VIP termewah, ada beberapa pemuda duduk berjudi dan ditemani gadis-gadis cantik.

Gio duduk di kursi utama dan terlihat terhormat bagaikan seorang kaisar.

Di bawah lampu yang gemerlap, wajah Gio seakan-akan memancarkan cahaya keemasan. Hal itu membuat pesona yang terpancar darinya makin menakjubkan.

Di samping Gio, ada Yuvira memegang jasnya dengan patuh sambil menatap wajahnya.

Yuvira meletakkan tangannya di dadanya yang berdebar kecang. Setiap kali berdetak, dia makin jatuh cinta pada Gio.

Yuvira tahu betul bahwa selama dia berdiri di samping Gio yang bisa menjungkirbalikkan Kota Mesia hanya dengan menjentikkan jari, dia akan selalu terlindungi dan tidak ada yang berani mengganggunya.

Bagaimana mungkin Yuvira tidak tergoda untuk menikmati kekayaan dan kekuasaan yang tidak akan habis-habisnya ini?

Tidak peduli cara apa yang digunakan, dia harus menemukan cara untuk menjadi satu-satunya wanita di sekitar Gio.

Saat Yuvira hendak mengambil rokok untuk Gio, terasa getaran di saku jas Gio yang dia pegang itu.

Ketika ingin menyerahkan ponsel itu pada Gio, Yuvira melihat panggilan itu dari Nadia. Tangannya pun berhenti.

Sorot mata Yuvira terlihat dingin dan menolak panggilan itu tanpa ragu, lalu memasukkan kembali ponsel itu ke dalam jas Gio seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Pada saat yang sama.

Nadia tercengang saat melihat panggilannya ditolak.

'Apa dia lagi sibuk?'

Sambil berharap Gio akan menghubunginya kembali, Nadia meminta sopir untuk mengubah tujuan perjalanan ke kasino.

Satu jam kemudian.

Nadia turun di pintu masuk kasino yang megah.

Setelah berjalan melewati lobi dan menanyakan arah, dia berjalan menuju ruang VIP 2 dan membuka pintunya dengan pelan.

Saat pintu terbuka, bau darah dan asap rokok menusuk hidungnya.

Ada beberapa pria berwajah garang duduk di dalam ruangan tersebut.

Sedangkan ayahnya yang tertunduk itu terlihat pucat dan dipaksa untuk berlutut.

Salah satu jarinya yang hilang dipotong itu dililitkan kain kasa secara sembarang untuk menghentikan pendarahan.

Mendengar suara pintu terbuka, Wino mengangkat kepalanya dengan susah payah.

Melihat kedatangan Nadia, keinginan kuat untuk bertahan hidup pun meledak keluar, "Nadia! Selamatin Ayah! Selamatin Ayah!"

Amarah Nadia dalam sekejap menghilang begitu melihat kondisi Wino.

Dia bergegas menghampiri Wino, tetapi diadang oleh seseorang.

"Nona Nadia, kenapa buru-buru begitu? Berikan uangnya dulu!" cibir seorang pria dengan bekas luka mengerikan di wajahnya.

Mata pria itu dipenuhi dengan nafsu dan terus menjelajahi tubuh Nadia. Hal ini membuat Nadia ketakutan dan gemetar.

Nadia menekan rasa takut dan amarahnya, lalu menoleh ke pria itu dan berkata, "Lepaskan ayahku dulu, baru aku berikan uangnya!"

Pria itu melambaikan tangannya, dua orang yang menahan Wino segera melepaskannya.

Pada saat yang sama, Wino segera berdiri dari lantai.

Dia berlari ke arah Nadia dengan penuh rasa terima kasih dan berkata, "Nadia! Ayah pergi dulu. Kamu ... kamu tinggal di sini dan bayar utangku!"

Setelah mengatakan itu, dia meninggalkan Nadia dan melarikan diri tanpa menoleh ke belakang.

"Nona Nadia, kamu sungguh punya ayah yang baik!" Semua orang tertawa.

Nadia menahan rasa sakit hatinya karena tindakan ayahnya itu, dia menoleh ke pria dengan bekas luka di wajah itu dan berkata, "Sekarang, aku nggak ada uang sebanyak itu. Bisakah beri aku waktu beberapa hari?"

Senyuman di wajah pria itu langsung menghilang. Detik berikutnya, dia membanting botol anggur ke meja dengan keras.

"Berengsek! Kamu datang tanpa bawa uang, tapi beraninya bernegosiasi denganku dan memintaku melepaskan ayahmu!"

"Hanya satu hari!" ujar Nadia dengan gemetar.

"Jangan mimpi!" teriak pria itu.

Pria itu tiba-tiba menyipitkan matanya, dia melihat Nadia dari kepala sampai kaki.

"Kalau nggak ada uang, kamu bisa bayar dengan tubuhmu!"

Wajah Nadia langsung pucat. Dia mundur selangkah sambil berkata, "Kalau kalian macam-macam, aku akan panggil polisi!"

"Panggil polisi?" Pria itu tertawa, lalu mengeluarkan melemparkan ponselnya ke atas meja dan berteriak, "Silakan! kalau aku takut polisi, hari ini aku akan memanggilmu sebagai bosku!"

Jantung Nadia berdetak sangat kencang.

Nadia tahu betul bahwa tidak ada gunanya memanggil polisi, tapi dia tidak boleh jatuh ke tangan mereka.

Kalau sampai hal itu terjadi, malam ini dia pasti akan jadi cacat atau mati di tangan mereka.

Nadia memasukkan tangan ke dalam sakunya dan menekan tombol daya tiga kali berturut-turut sambil mundur secara perlahan.

Ketika orang-orang di ruangan itu tidak memperhatikan, Nadia berbalik dan hendak berlari keluar.

"Tangkap dia!"

Terdengar suara teriakan dari belakang ketika tangan Nadia menyentuh gagang pintu.

Namun, begitu pintu terbuka sedikit, rambutnya dijambak dengan kuat.

"Aah!" jerit Nadia kesakitan.

Kemudian, dia dibanting ke lantai yang ada genangan darah bekas penganiayaan ayahnya.

Rasa sakit dengan cepat menyebar ke sekujur tubuh dan tulang-tulang Nadia. Kepalanya terasa sangat pusing sampai membuat pandangannya menjadi gelap.

Dia menggigit bibir bawahnya, mencoba untuk bangkit sambil menatap dengan ketakutan pria yang memiliki bekas luka di wajah itu berjalan ke arahnya.

Sebelum dia bisa bangun, pria itu menamparnya dengan keras.

Denging kuat di telinga dan rasa sakit di pipinya membuat Nadia hampir kehilangan kesadaran.

Namun, sensasi kulit kepala yang tertarik-tarik muncul lagi sehingga membuat Nadia terpaksa mengangkat kepalanya.

"Ingin kabur? Nggak ada yang bisa kabur dari wilayahku! Malam ini, kalau aku nggak menyiksamu sampai mati, aku akan memanggilmu bos!"

Setelah mengatakan itu, dia langsung merobek pakaian Nadia.

Rasa dingin di dadanya membuat Nadia sadar kembali. Matanya terbuka lebar dan berteriak dengan suara putus asa, "Jangan ... jangan!"

Pada saat ini, di koridor.

Sambil membawa ponselnya, Yuda bergegas masuk ke ruang VIP di mana Gio berada.

Karena tindakannya terlihat lancang, orang-orang penting di dalam VIP itu mengernyit karena tidak senang.

Ekspresi Gio juga berubah menjadi masam.

Namun, dia tahu bahwa Yuda tidak akan pernah bertindak lancang seperti itu jika tidak ada yang mendesak.

Gio mengatur dasinya sambil berkata dengan dingin, "Ada masalah apa?"

Yuda terlihat sangat serius dan berkata, "Pak Gio, terjadi sesuatu pada Bu Nadia!"

Related chapters

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 12 Bukan Urusanmu

    Ekspresi Gio seketika berubah dan berseru, "Periksa lokasinya di mana!"Yuda langsung mengoperasikan ponselnya dan dengan cepat menemukan lokasi Nadia.Dia terkejut, lalu berkata kepada Gio, "Di sebelah ...."Gio tiba-tiba berdiri, Yuvira yang tidak tahu apa yang sedang terjadi buru-buru mengikutinya.Begitu di depan pintu VIP 2, Gio langsung menendang pintu tersebut hingga terbuka.Pipi Nadia merah dan bengkak, tubuhnya berlumuran darah dan sedang ditekan oleh seseorang. Melihat semua itu, kemarahan Gio langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.Sorot mata Gio memancarkan keinginan membunuh orang.Dia menghampiri pria yang memiliki bekas luka di wajah itu, lalu menendangnya dengan ekspresi sangat dingin.Dia melanjutkannya dengan mengambil botol anggur di meja dan dihantamkan ke kepala pria tersebut.Aura dingin dan kejam di sekujur tubuhnya terlihat seperti dewa kematian yang sedang merenggut jiwa manusia.Tidak ada seorang pun di antara penonton yang berani menghentikannya.Setelah meny

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 13 Beri Aku Penjelasan

    Jam 8 pagi, di kantor.Nadia pergi ke toilet ketika Gio sedang rapat.Saat keluar, dia bertemu Yuvira yang sedang cuci tangan.Nadia tidak memedulikannya, tetapi Yuvira tersenyum dan berkata, "Bu Nadia sungguh orang yang bertanggung jawab. Sudah dipukuli seperti itu, tapi masih bisa kerja."Nadia terdiam sejenak sambil berpikir, 'Waktu itu, apa Yuvira ada di sana juga? Jadi, Gio menutup teleponku karena ada Yuvira, ya?'"Bu Yuvira, urus saja dirimu sendiri," ujar Nadia dengan ekspresi datar."Apa Gio nggak marah padamu?" tanya Yuvira sambil tersenyum lebar.Selesai cuci tangan, Nadia menatap Yuvira dengan dingin dan berkata, "Apa yang ingin kamu katakan?"Yuvira menyeka tangannya perlahan dengan tisu sambil berkata, "Kalau nggak salah, sekarang Gio seharusnya muak denganmu, 'kan? Lagi pula, nggak ada pria yang suka wanita yang menggunakan tubuh untuk melunasi utang judi."Teringat percakapan di video pengawas telah diubah, Nadia langsung mengerti apa yang dikatakan Yuvira.Penyebab dia

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 14 Mengakhiri Hubungan Ini

    Tengah malam.Nadia yang susah payah tertidur terbangun karena dering ponsel.Melihat panggilan itu dari Yosef, Nadia segera mengangkatnya."Bu Nadia, sudah tidur?" tanya Yosef.Nadia bangkit duduk dan bertanya, "Ada apa, Pak Yosef?"Sambil melirik ke arah Gio yang mabuk karena dia dan Felix, Yosef berkata, "Pak Gio terlalu banyak minum, bisa jemput dia?"Nadia hanya terdiam.Ada Yosef berarti juga ada Felix. Mereka berdua adalah sahabat Gio dan selalu mahir mengorek informasi dengan membuat mabuk orang lain.Nadia tahu trik itu, tetapi tidak tahu tujuan mereka apa, jadi dia tidak ingin terlibat.Nadia tanpa basa-basi langsung menolak, "Pak Yosef, kalian hubungi Pak Yuda saja. Nggak aman aku keluar selarut ini. Kalau nggak ada urusan lain aku tutup teleponnya.""Sebentar!" seru Yosef dengan cepat."Yuda sekarang lagi sibuk memergoki pacarnya yang berselingkuh," bohong Yosef dengan mudahnya.Mendengar itu, Nadia kehilangan kata-kata.Dia sudah mengenal Yuda cukup lama, tetapi belum pern

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 15 Hamil

    Mendengar ucapan Nadia, perasaan Gio menjadi kacau sesaat.Detik berikutnya, dia menggenggam dagu Nadia sambil berkata dengan kasar, "Nadia, aku yang berhak mengakhiri kontrak ini! Bukan kamu!""Mulai hari ini, kamu nggak boleh keluar dari Pondok Asri tanpa izinku!" teriak Gio.....Nadia tidak ingat bagaimana dia keluar dari kamar Gio.Yang dia ingat, setelah memberikan larangan itu, Gio 'memakannya' secara brutal.Nadia ingin sekali menarik ucapannya itu.Dengan begitu, setidaknya dia masih bisa ke rumah sakit dan kantor.Tidak seperti sekarang ini, dia benar-benar seperti hewan peliharaan Gio. Dimainkan dan dibuang semau Gio.Selama seminggu dikurung, Nadia sibuk mengerjakan rancangan desain.Setelah mendapat bayaran, dia langsung mentransfer uang itu ke rekening ibunya.Saat hendak keluar dari aplikasi sosial media, muncul notifikasi pesan masuk dari Sena Yoan.Sena: "Nadia, Di Yolania ada kompetisi desain pakaian secara daring. Kamu mau ikut nggak?"Nadia terkejut, lalu membalas p

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 16 Tuan Gio Ikut Datang.

    Jam sepuluh malam.Mendengar suara mesin mobil, Nadia bergegas turun ke bawah. Kemudian, dia melihat Gio masuk ke ruang tamu.Seminggu tidak bertemu, wajah Gio terlihat sangat kelelahan.Nadia mengetahui jadwal Gio. Selama satu minggu ini dia pergi ke luar kota untuk urusan bisnis.Melihat Nadia menyambutnya, Gio terkejut sesaat. "Ada urusan?"Nadia mengangguk dan berkata, "Besok, aku ingin menjenguk ibuku di rumah sakit."Sambil berjalan menuju tangga, Gio berkata, "Kita bicara di atas."Nadia mengikutinya sampai ke ruang kerja.Gio duduk di depan meja kerjanya sambil melepaskan dasi dan bertanya, "Jam berapa?"Sambil menuangkan air minum Nadia menatapnya dan berkata, "Besok pagi, boleh?"Selesai mengatakan itu, dia membawakan air hangat untuk Gio.Gio menatap gelas air itu sesaat, lalu berkata denga dingin, "Selesai menjenguk, aku akan menyuruh Yuda mengantarmu ke kantor."Nadia tidak menyangka bahwa Gio akan langsung setuju. Bukan hanya itu, Gio juga mengizinkan dia kembali bekerja.

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 17 Harus Turun ke Bawah

    Apa yang ditakutkan Nadia benar-benar terjadi.Dia buru-buru melepaskan diri dari gendongan Sam.Saat kakinya menyentuh tanah, Nadia kembali meringis kesakitan.Dia menengadah dan berkata kepada Sam, "Dokter Sam, tolong jaga ibuku, ya."Sam mengangguk dan melihat Nadia pergi dengan tertatih-tatih.Setelah sosok Nadia berangsur-angsur menjauh, pandangan Sam berpindah ke mobil Maybach di depan pintu rumah sakit.Nadia tiba di samping mobil dan Yuda membantu membukakan pintu untuknya.Seketika, hawa dingin yang menakutkan langsung melanda keluar."Masuk!" seru Gio dengan geram.Nadia menurutinya dan masuk ke dalam mobil dengan gugup.Begitu masuk, Gio langsung meraih dagu Nadia. Dia memaksa Nadia menatap langsung ke matanya.Gio sangat marah sampai menggertakkan gigi, lalu berteriak, "Nadia, apa semua perkataanku kamu anggap angin lewat?"Nadia yang terlihat pucat itu mencoba menjelaskan, "Gio, bukan begitu. Apa yang kamu lihat tadi ....""Apa? Nadia, aku hanya percaya pada apa yang kulih

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 18 Mendorong Jatuh dari Tangga

    Yuvira mengikuti pandangan Gio. Begitu melihat Nadia, sorot matanya menunjukkan niat jahat.Detik berikutnya, dia berdiri sambil tersenyum dan berkata, "Bu Nadia, sini cepat duduk makan."Dia berbicara seakan-akan Nadia adalah tamu di rumah ini.Nadia mengetahui niat Yuvira dan mengabaikannya. Dia duduk di hadapan mereka berdua dan makan dengan tenang.Yuvira menatap Gio dengan sedih dan berkata, "Gio, apa Bu Nadia nggak suka aku ada di sini?""Nggak usah pedulikan dia," ujar Gio sambil menarik Yuvira untuk duduk kembali.Yuvira mengangguk patuh. Setelah makan beberapa suap, dia berkata, "Bu Nadia, aku kejadian waktu itu aku nggak menyalahkanmu. Aku yang nggak hati-hati sampai terjatuh."Sembari berbicara, matanya mulai memerah, "Jadi, kamu jangan marah padaku lagi, ya?"Perkataan yang keluar dari mulut Yuvira itu membuat Nadia merasa mual.Kalau bukan karena dia menahan rasa mualnya, Nadia mungkin langsung memuntahkannya."Aku nggak berhati kecil seperti seseorang," sindir Nadia.Begi

    Last Updated : 2023-12-20
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 19 Panggilan Darurat

    "Nadia, kamu bilang apa?" tanya Gio yang terlihat kebingunganSuara Nadia barusan sangat pelan sehingga Gio tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Nadia.Bibir Nadia semakin pucat. Saat dia hendak berbicara lagi, Yuda yang menggenggam ponsel masuk dengan tergesa-gesa."Tuan Gio! Ada panggilan darurat!""Nanti baru aku angkat!"Gio keluar dari vila sambil menggendong Nadia dan menuju mobil."Ini panggilan dari sana," ujar Yuda dengan cemas.Mendengar ini, langkah kaki Gio langsung berhenti.Setelah berpikir sejenak, dia mengernyit dan menempatkan Nadia ke kursi belakang mobil, lalu berkata, "Yuda akan mengantarmu ke rumah sakit. Nanti aku akan susul ke sana."Setelah mengatakan itu, Gio mengambil ponsel dari Yuda dan mendengar panggilan tersebut.Nadia menarik pakaian Gio dengan seluruh kekuatan yang tersisa dan berkata, "Jangan pergi ... kumohon ...."Namun, tangisan seorang wanita terdengar dari ujung ponsel itu."Gio, kamu di mana? Aku takut sekali, cepat kemari, cepat!"Ekspresi G

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status