Share

Bab 32

Sudah Ayana katakan. Bahwa apa yang dirinya inginkan tidak bisa di sentuh sembarang orang. Terlebih itu berharga, akan terus Ayana kejar sampai dapat.

Susunan rencana versi dirinya sudah berjalan. Pun begitu dengan milik Maha yang menjalankan biduknya. Nilainya akan Ayana anggap imbang: 1:1. Tinggal melihat siapa yang unggul di akhir.

“Jadi memang beneran ada neng?”

Itu pertanyaan—memastikan—yang sudah ke berapa kalinya. Dan Ayana hanya bisa mengangguk sambil tersenyum. Merasa muak, jelas. Orang-orang di sini tak bisa di sepelekan tapi Ayana terus memompa adrenalinnya. Masih ingat penyebab Ardika menceraikannya?

“Di kota bu, semuanya bisa jadi mungkin. Apa yang kita anggap—di sini—biasa saja, nyatanya merusak. Ya kaya itu tadi. Masalah teman saya itu. Teman loh bu, otomatis paling dekat sama kita tapi malah yang paling nyakitin kita. Apa namanya kalau nggak nusuk?”

Semuanya tentu terpancing. Nggak ada yang nggak ke makan sama omongan Ayana. Sejatinya, perempuan cantik itu memang ular.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status