Share

DIKIRA CUPU TERNYATA SUHU

Launa membereskan peralatan sekolahnya. Jam menunjukkan istirahat. Banyak temannya yang melihat sinis kearahnya. Ada juga yang bersimpati kepadanya tetapi rasanya Launa tidak mempunyai teman sama sekali. Lebih baik dia ke kantin untuk mengganjal perutnya yang keroncongan karena dari pagi dia hanya makan sedikit akibat kesal dengan Dewangga. Launa melenggang menyelusuri kantin. Kenapa teman-temannya bengong melihatnya dan saat turun di tangga masih saja hantu murid perempuan yang ngesot. Lelah Launa melihat para hantu yang bermunculan tapi bagaimanapun ini baginya istimewa.

Hantu ngesot itu memegang kakinya seketika. Launa otomatis langsung terhenti langkahnya. Biarkan saja hantu itu bisa melihat dirinya.

“Apa?”Tanya Launa ketus dan melotot kearah hantu perempuan itu.”Aku tidak mau diganggu. Aku sudah lelah melihat para hantu. Miris sekali meninggalmu itu.”Launa menyindir hantu tersebut. Wajahnya sangat terluka. Banyak luka lebam dan darah mengucur deras di wajahnya. Launa langsung pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status