Beranda / Young Adult / Senandung Masa SMA / Bab 86 Rencana Nonton Biokop

Share

Bab 86 Rencana Nonton Biokop

Penulis: Arumi Sekar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-19 14:07:29

Sebulan berselang, Ayla cukup kaget mendengar dari Praja bahwa Arai sama sekali belum pernah pergi berdua dengan Matari. Matari juga tampak sedikit kesal, jika ditanya perihal soal dirinya dan Arai. Setidaknya dia ingin menjalani hubungan yang normal seperti orang-orang lain.

Nggak cuma jalan pulang bareng, tapi ke tahap yang lebih seperti jalan bareng ke mall, main bareng dan sebagainya. Bahkan saat mentraktir anak-anak GWR, Matari tak diajak sama sekali. Memang benar hari itu bentrok dengan dia ekskul karate, tapi basa-basi menawarinya pun tidak. Arai benar-benar cuek dan tidak peduli.

“Udah, kita nonton bareng yuk. Kan ada Eiffel I'm in Love tuh di bioskop lagi tayang. Siapa tahu kalian bisa makin deket,” kata Ayla.

“Lu gimana sih, masa kita nemenin orang pacaran? Gue nggak ikut ah!” jawab

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Senandung Masa SMA   Bab 87 Ketidaksukaan Arai

    Sesuai yang direncanakan, Arai akhirnya menemani Matari menonton bioskop bersama teman-teman mereka yang lain. Tak disangka, teman-teman yang dikumpulkan Ayla begitu banyak. Bahkan Arai bisa melihat Marsha dan Hera di kejauhan, meski tanpa geng kesayangannya.Semua orang mengantri dengan penuh antusias. Meski sempat rusuh karena ada yang menerobos, akhirnya mereka semua mendapatkan tiket walaupun pasrah menerima dengan terpaksa di tiga deret dari depan.Ayla merasa sedikit bersalah karena orangtuanya lupa membooking-kan tiket untuk teman-temannya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengantri manual dan membayarkan seluruh tiket sekaligus.Kelelahan karena berganti-gantian mengantri, Matari bersandar pada Arai. Sebenarnya dengan jarak sedekat ini, Arai masih merasa deg-degan sekaligus risih. Namun, dia tak punya pilihan. Semua orang tampak lelah mengantri bahkan hanya untuk masuk ke dalam bioskop. Teman-temannya saling bersandar satu sama lain di lorong bioskop

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-20
  • Senandung Masa SMA   Bab 88 Undangan Sweet 17 Pertama

    Sebagai anak yang populer, beberapa undangan sweet seventeen senior-senior di sekolah datang ke meja Ayla setiap saat. Seperti biasa pula, Ayla selalu memamerkan undangan-undangannya dengan bangga. Mau bagaimana lagi, cuma hal itu yang bisa dibanggakannya di sekolah.Nilai akademis sudah tentu selalu tak ada yang berani menyebut-nyebutnya. Semua orang tahu, Ayla tak cukup pintar dalam bidang apapun. Bahkan untuk mengarang cerpen atau artikel, dia berani membayar Matari untuk membantu mengerjakannya.Selama ini, Matari sih oke-oke saja. Lumayan tambahan uang jajan. Lagipula Ayla tak selalu membayarnya dengan uang, kadang barang-barang, makanan-makanan mahal bahkan pulsa HP.Urusan Tarik suara di ekskul Padus (Paduan Suara) yang ditekuninya saja dia tak menonjol. Lagipula di sana dia bernyanyi bersama-sama. Suaranya tertutup oleh suara-suara yang lain. Baginya itu tak masalah asalkan bisa jadi masuk ke salah satu ekskul bergengsi di sekolahnya.Pad

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • Senandung Masa SMA   Bab 89 Enggan

    Matari mendekati Arai yang sedang duduk makan soto ayam di kantin pada saat istirahat kedua. Ledekan-ledekan kecil terdengar di sana-sini karena mereka termasuk pasangan baru. Tapi karena Matari sudah terbiasa, sehingga hanya tertawa-tawa saja.“Kenapa?” tanya Arai.“Aku dapet undangan ultahnya Kak Angela. Ada nama kamu juga nih di sini?” sahut Matari.Arai mengangguk. Namun dia tak mengatakan apa-apa. Dia tetap asyik dengan soto ayamnya.Matari ingin bertanya apakah dia akan datang atau tidak. Pastinya berita ulangtahun itu sudah sampai duluan sebelum undangannya pada Arai. Apalagi Bang Luigi kan leader geng mereka.“Tapi gue nggak bisa dateng, Ri. Gue mau nemenin nyokap kontrol dokter adek gue paling kecil. Jadwal vaksin sekalian apalah-apalah,” jawab Arai.Mendengar itu, Matari jadi agak kesal pada Arai. Dia tahu Arai memang tipe yang cuek. Apalagi ini adalah pacaran pertama baginya. Kalau tida

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-24
  • Senandung Masa SMA   Bab 90 Audisi Band

    Praja membawa selebaran informasi Pensi (Pentas Seni) yang akan diadakan oleh sekolah mereka. Beberapa nama band indie, emo dan elektrik (yang saat itu sedang sangat hits) ada di antara selebaran itu sebagai bintang tamu.Nyaris tak ada yang benar-benar dikenal Matari, sampai akhirnya nama Band mantan seniornya saat SMP, kak Nana, ada di sana, yang sudah berganti nama dengan nama Mademoiselle.“Ikut ini yuk!” serunya pada Hafis dan Beno.“Boleh, si Sora ajakin deh, suara dia kan bagus,” ujar Beno antusias.Matari sadar diri, mereka sepertinya tak berniat mengajak dirinya lagi setelah acara akustik saat Perjusami beberapa saat lalu. Mungkin karena audience-nya banyak, Beno lebih memilih Sora. Yang secara visual cantik dan katanya suaranya bagus. Meskipun Matari sama sekali belum pernah mendengar Sora menyanyi.“Emang boleh lintas kelas?” tanya Praja.“Nggak tahu, lo dapet darimana selebaran i

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25
  • Senandung Masa SMA   Bab 91 Si Heboh

    Senin pagi, upacara sekolah berlangsung tertib dan lancar. Matari dan teman-temannya langsung kembali ke kelas karena udara panas, sehingga tak ada yang mau berlama-lama di luar. Bahkan kipas angin yang sudah ada dua buah di kelasnya, tak cukup meredakan hawa panas yang berlangsung.Ayla masih bersemangat menceritakan pesta Ultah Kak Angela weekend kemarin pada Dinda. Dinda yang selalu menjadi pendengar setia sahabatnya, terus menerus memberi tanggapan yang justru membuat Ayla tak berhenti menceritakan apa yang terjadi.“Kok lo diem aja? Nggak dateng lo ye?” ledek Praja.“Kan gue udah bilang, Arai nggak bisa dateng anterin adeknya vaksin,” jawab Matari.“Ah, coba lo dateng, Ri! Makan annya enak-enak lho! Dan MC nya dong ada Irwansyah, ada LCB juga. Gila kan? cakep-cakep mereka aslinya! Udah gitu, dekornya keren banget. Nih liat aja foto-foto di hp gue!” kata Ayla sambil memberikan HP-nya pada Matari.Mat

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-26
  • Senandung Masa SMA   Bab 92 Ditolak Lagi

    Menuju ke kelas 1-9 yang bersebelahan dengan kelas 1-10, membuat Matari reflek mencari-cari sosok Davi. Namun, cowok itu tak nampak di manapun saat istirahat.“Yeeee, elo tu nyamperin Sandra, bukan nyariin Davi!” ledek Praja yang bisa membaca gerak-gerik Matari. “Gue aduin ke Arai, baru tahu rasa lo!”“Kebiasaan aja sih, hehehe, sorry, sorry!” timpal Matari. “Lagian kenapa sih lo ngajakin gue nyamperin Sora? Nggak berani apa gimana?”“Ya gue agak males sama Marsha and the gank sih, makanya gue ajakin lo. Biar gue malesnya nggak sendirian,” bisik Praja sambil terkekeh.“Hei, ngapain kalian?” sapa Sandra yang muncul dari arah kantin bersama teman sebelahnya, Yasmin.“Sora mana, San?” tanya Praja.“Oh, kirain nyari Pipit. Mereka semua masih di kantin. Tunggu aja atau SMS kek. Atau samperin sono di kantin. Cuma tadi rame banget. Ada yang a

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-27
  • Senandung Masa SMA   Bab 93 Arai yang Menyebalkan

    “Ya mungkin mereka punya standar sendiri, dan bukan lo,” kata Arai sambil menyulut rokoknya di depan Matari.Matari bertambah kesal, bukannya menghibur, Arai justru merokok di depannya sambil mengucapkan kata-kata yang tajam. Dulu dia tak berani, namun sekarang, dia bahkan bisa menyulut hingga beberapa putung rokok.“Kenapa?” tanya Arai kemudian menyadari tatapan Matari yang tak suka melihatnya merokok.“Kamu sekarang kalau ngerokok di depan aku udah berani banyak ya. Padahal kamu tahu kan aku nggak suka sama asapnya?” jawab Matari.“Lho kok jadi bahas rokok sih? Kalo emang kamu marah sama Praja, ya ke Praja dong, jangan ke gue!” kata Arai.Matari cuma terdiam, kemudian entah ada keberanian dari mana datangnya, Matari menarik putung rokok itu dan menginjaknya dengan sepatunya. Arai cuma terbengong, tak menyangka Matari akan bersikap seperti itu. Apalagi, batang rokok itu masih panjang, baru dihisapnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Senandung Masa SMA   Bab 94 Saran

    Meskipun nyatanya beberapa kali Matari banyak mendiamkan Arai, lama-kelamaan rasa kesal yang menggerogoti dirinya terasa semakin besar. Dia sudah SMA, bukannya dia ingin bertindak yang macam-macam dalam berpacaran, tapi paling tidak, dia ingin merasakan the real relationship seperti teman-temannya yang lain.Memikirkan untuk bermacam-macam, dia selalu ingat akan Ayahnya dan mendiang Ibunya. Kedua hal itu selalu cukup untuk menahan dirinya agar tidak bertindak lebih jauh.Saat ini dirasakannya hubungannya dengan Arai tidak membaik. Arai semakin jarang menghubunginya. Bahkan pertengkaran kemarin, tak membuat Arai datang untuk minta maaf.Entah karena menghindar, entah karena sibuk dengan geng GWR-nya, Arai sering tak terlihat di manapun. Matari kembali lebih sering pulang sendirian, jikapun ada teman, itu pastinya adalah Sandra.“Lo berantem mulu perasaan?” timpal Praja yang tak tega melihat Matari tampak suntuk ke sekolah akhir-akhir i

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-31

Bab terbaru

  • Senandung Masa SMA   Epilog

    Dentingan alat musik keyboard mengalun pelan. Matari tahu itu intro lagu Hoobastank-The Reason. Tak seperti versi aslinya, ada intro tambahan panjang dari gitaris klasik setelahnya.Café rumahan yang tak terlalu besar di bilangan Jakarta Selatan, yang sebagian besar bertema outdoor, memamerkan sound system-nya yang minimalis tapi berkualitas. Café itu penuh dengan siswa-siswi kelas 11 IPS 1, yang salah satu siswinya mengubah café sedemikian rupa sehingga bisa menampung kurang lebih 50 orang.Matari baru tahu, Priscilla punya café rumahan kecil di depan rumahnya. Ulang tahun sweet seventeennya kali ini, diadakan di café rumahan miliknya sendiri. Waitress-nya saja terbatas, karena dari kalangan keluarga sendiri.“I'm not a perfect person… There's many things I wish I didn't do…,” si vokalis mengawali dengan suara yang mirip-mirip penyanyi aslinya, serta merta mem

  • Senandung Masa SMA   Bab 183 Calm Down

    Entah bagaimana Arai dan gengnya menyelesaikan permasalahan mengenai Sindhu. Namun, seminggu kemudian, Sindhu masuk dengan beberapa plester serta perban di wajah dan kakinya, setelah sebelumnya dia tak masuk 2 hari. Dia mengaku jatuh dari sepeda motor yang dikendarainya. Tapi Matari tahu, itu ulah Arai dan para cecunguk GWR.Yang lebih menakjubkan, Sindhu sudah tak berani menatap Matari secara terang-terangan. Sesekali jika kepergok, dia langsung memalingkan muka. Dia juga berubah menjadi lebih pendiam dan tak banyak omong seperti sebelumnya.“Rai, lo apain sih dia?” tanya Matari saat jam pelajaran olahraga berlangsung.Arai yang sedang menunggu giliran sepakbola, hanya tertawa-tawa.“Udah gue bilang kan, kalo permasalahan kandang sendiri mah nggak akan ketahuan. Gue jamin,” jawab Arai mengambang.“Dia bilangnya jatuh dari motor, itu beneran?” tanya Matari.“Ya enggaklah.”“Trus?&r

  • Senandung Masa SMA   Bab 182 Cerita Arai

    Setelah menceritakan semua yang dia dengar dari Daffa, wajah Arai tampak konyol. Dia malah setelah itu tertawa-tawa. Gigi taringnya, yang dulu menarik, sekarang terlihat menyebalkan bagi Matari.“Tenang, Ri. Tenaaaang aja. Gue mau kasih tahu kabar mengejutkan soal dia buat lo,” kata Arai kemudian.“Apaan tuh?” tanya Matari.“Kalo ada tambahan cerita gini, gue jadi ikutan pengen mukulin dia.”Matari tampak bingung. Arai kemudian melanjutkan bicara.“Jadiiii, anak-anak GWR itu mau mukulin dia udah lama. Kayanya sih minggu depan bakalan mukulin dia.”“Hah? Rame-rame?”“Iya, tapi aslinya tetep 1 lawan 1 lah, cuma emang kita dateng bareng-bareng. Mukulinnya gantian aja.”Matari bergidik takut.“Hei, udah biasa kaya gini di geng gue. Target sekolah lain emang lagi dipending dulu, mengingat kita diawasin banget kan sekarang sejak desas-desus peredaran

  • Senandung Masa SMA   Bab 181 Curhatan Matari

    Matari menghela napas, saat malam minggu itu, Arai untuk kesekian kalinya muncul lagi di rumahnya. Hebatnya, Tante Dina sekarang akrab dengannya. Bahkan Ayah, juga secara terang-terangan menyapa dengan lebih ramah seperti saat menyapa teman-teman perempuan Matari.Ayah bahkan tak pernah ramah pada Iko, tetangganya. Ataupun Praja, yang dulu sering mengantarkannya perempuan.“Elo kenapa tobatnya pas udah putus, bego? Nggak inget lo dulu nggak berani masuk ke sini?” ledek Sandra yang akan pergi bermalam mingguan dengan Cakra, seperti biasanya.“Diem aja lo bawel! Kan gue udah sering bilang, kalo statusnya temen, lebih santai,” jawab Arai membela diri.Matari cuma terkekeh dan memberikan asbak pada Arai. Cowok itu sedang merokok di sudut teras.“Auklah, gelap! Gue ke sebelah dulu ya, mau fotokopi dulu. Si Cakra nanti ngejemput di situ. Gue udah bilang nyokap sih, Ri,” kata Sandra sambil membuka pagar.Matari m

  • Senandung Masa SMA   Bab 180 Kejuaraan Basket Antar Sekolah

    Seluruh SMA Negeri dan Swasta yang mendaftar, akan datang bertanding di sekolah Matari secara bergantian merebutkan piala Basket antar SMA se-DKI. Seperti biasa, untuk acara pembukaan, banyak ditampilkan acara-acara penghibur seperti tari tradisional, paduan suara hingga cheers yang Bersatu dengan para breakdancer.Dari tempat duduk penonton, Matari bisa melihat bahwa Sindhu cukup mahir beratraksi meskipun tubuh cowok itu tak setinggi yang lain. Mengingat proporsi tubuhnya juga tambun.“Gue kaya liat bola hidup lagi beraksi tahu nggak?” ledek Kian berbisik pada Matari.Matari cuma tertawa kecil. Matari sejujurnya tak terlalu fokus. Karena acara ini, dia sebenarnya juga didapuk jadi panitia bergabung dengan para volunteer dari sekolah lain.Namun, karena dia ditunjuk ambil bagian di keamanan acara, tugasnya hanya mondar-mandir di area penonton, area sekitar lapangan, area luar dan lain-lain. Patrolilah istilahnya.“Gue patrol

  • Senandung Masa SMA   Bab 179 Cerita Daffa di Siang Hari

    Jam kosong hadir setelah sekian lama. Matari dan teman-teman di kelasnya bergiliran ke kantin untuk diam-diam membeli makanan. Sesuai arahan Daffa, agar pergi tak bersamaan dan cepat kembali. Berjaga-jaga kalau ada guru piket yang datang mengecek tugas yang diberikan.Dalam beberapa hal, Matari sudah mulai enjoy ada di kelas ini. Meskipun saat istirahat, dia akan nongkrong dengan Praja cs, namun, kelas ini tak terlalu buruk, meskipun Sindhu membuatnya tak nyaman.Matari baru kembali dari kantin, duduk bersama berdekat-dekatan dengan Kian, Yana, Priscilla dan Anya. Mereka sedang heboh membahas cerita hantu yang sedang hits menyebar di kalangan sekolah mereka. Kisah ini dialami oleh para anak kelas 10 yang kemahnya kali ini diadakan di sekolah, karena permintaan para wali murid.Sebagian besar dari mereka merasa keberatan diadakan di bumi perkemahan yang biasanya. Mau tak mau, akhirnya kemah diadakan di sekolah dengan mendirikan tenda di tepi-tepi lapanga

  • Senandung Masa SMA   Bab 178 Sindhu dan Jawabannya

    “Jadi, gue punya kakak perempuan. Kebetulan dia udah almarhumah. Sakit. Nah mukanya itu mirip banget sama Matari,” kata Sindhu mengawali. “Waktu kelas 1 alias kelas 11 dulu, pas liat dia nyanyi di kemah, gue sempet kepikiran. Tapi waktu itu gue tahu, Arai lagi mulai ngedeketin dia juga.”Daffa sedikit terenyuh saat Sindhu mulai bercerita bahwa Matari mirip dengan almarhumah kakak perempuannya.“Karena sekarang kita sekelas, gue jadi bisa perhatiin terus, jadi gue jadi beneran demen sama dia. Apalagi lo liat perhatiin deh bro, toket dia lumayan gede,” kata Sindhu sambil meraba dadanya sendiri. “Paslah sesuai sama tipe-tipe gue.”Daffa yang tadinya sedikit luluh kemudian berubah menjadi merasa jijik. Daffa tak tega jika harus menjelaskan perihal itu pada Matari. Daffa juga punya ibu dan kakak perempuan yang sangat sayang padanya. Dia tak bisa membayangkan jika kakaknya diperlakukan seperti ini oleh teman sekelasnya.

  • Senandung Masa SMA   Bab 177 Investigasi Daffa

    Daffa selesai mengabsen teman-teman satu kelas. Setelah Matari meminta bantuannya kemarin, Daffa jadi benar-benar menyadari ada yang tak beres dengan Sindhu. Apalagi saat selesai mengabsen barusan, saat Daffa memanggil nama Matari, Sindhu secara otomatis menoleh. Hal itu dia perhatikan, berlangsung dengan pasti selama 2 minggu berturut-turut setiap kali Daffa mengabsen.Keanehan lainnya, saat Matari harus menulis di depan sebagai sekretaris, Sindhu selalu memperhatikannya. Saat dia bengong memperhatikan, Daffa akhirnya bertanya juga. Sindhu bilang, karena tulisan Matari tak terlalu terlihat jelas di matanya yang minus, makanya dia hanya bisa bengong sambil memperhatikan papan tulis saja.“Kenapa lo nggak pake kacamata aja?” tanya Daffa.“Nggak, ah, kaya lo gitu? Nggak mau. Gue kan ikut ekskul breakdance sekarang, susah kalo pake gituan. Gue mah pake softlense aja, cuma ya tetep nggak maksimal. Minus gue udah gede,” jawab Sindhu d

  • Senandung Masa SMA   Bab 176 Bantuan Daffa

    “Eh, Matari! Lagi liatin apa lo? Serius banget?” tanya Daffa.“Kaget gue, Daf,” sahut Matari yang menyadari Daffa tiba-tiba berdiri di sebelahnya.“Elo sih serius banget. Coba gue liat, baca apa sih lo?”“Itu, lomba nulis cerpen.”“Wahhh, iya! Ikut lo? Mayan tuh hadiahnya! Laptop sama HP!”“Gue sih ngincer laptopnya. Kalo HP sih ya udahlah ya, gue udah punya.”“Heiii, itu HP seri terbaru! Udah berkamera pula. HP lo kan masih jadul, kenapa enggak?”“Iya juga sih. Juara berapa aja sih untung aja ini mah! Juara 3 sampe Harapan aja uang cash! Mayan juga kan?”“Iya, udah coba aja dulu! Lo kan ada bakat, jadi mending maju dulu aja. Kalopun nggak menang, ya udah nggak papa, nambah pengalaman. Kalo menang sih bonuslah, piagam itu bisa dipakek lho buat daftar uni nanti. Bisa ngebantu lo.”“Masa sih, Daf?”

DMCA.com Protection Status