Share

Bab 111 Omelan Ayah Arai

Arai memarkir motornya dengan hati-hati di pekarangan rumahnya. Saat dia masuk, Ayahnya sudah duduk di ruang utama sambil membaca koran. Dengan sigap, dia meletakkan koran itu dan memperhatikan anak sulungnya. Wajahnya tampak tak enak.

“Ayah bolehin pulang jam berapa aja, tapi juga bukan berarti jam segini, Rai. Mestinya kamu pagi pulang dulu, mandi, cek ibumu butuh bantuan apa. Baru kalau kamu mau main lagi, silahkan. Kalau kaya gini, kenapa kamu nggak sekalian tinggal di sana aja?” tanya Ayahnya dengan suara keras.

“Maaf, Yah. Arai ketiduran,” sahut Arai pelan.

“Ketiduran? Sampai siang? Emangnya kamu ngapain aja semalam? Sudah dzuhur belum? Ayah yakin kamu nggak subuh juga ya?” seru Ayahnya.

Arai hanya menunduk sambil bersandar di dinding.

“Ya sudah, mandi dulu. Kamu bau banget. Abis gitu sholat, terus makan. Kalau sudah, temui Ayah di sini.”

Arai tak berkutik. Itu pertama kalinya ayahnya mar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status