Share

Senandung Cinta Aisyah
Senandung Cinta Aisyah
Penulis: Ciety Ameyzha

SPV Baru

Penulis: Ciety Ameyzha
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-21 17:30:00

Terkadang kenangan indah itu sulit dilupakan.

🥀🥀🥀

"Mas Ilham!" teriak Aisyah sembari membuka mata. Napasnya memburu seperti seorang yang selesai berlari.

"Astagfirullah, aku mimpi lagi," gumamnya.

Azan Subuh berkumandang jelas di mesjid yang tak jauh dari rumahnya. Aisyah mengatur napas lebih dahulu sebelum bangun dari tempat tidur.

Ia membawa langkah ke arah kamar mandi, mengambil wudu dan bersiap melaksanakan salat Subuh sebagai kewajibannya pada Ilahi Rabbi.

Dalam heningnya Subuh, Aisyah menikmati waktu menghadap Sang Khalik. Meresapi setiap gerakan demi gerakan salat hingga akhir, lalu memanjatkan doa.

Di atas hamparan sajadah, ada beberapa doa yang Aisyah pinta. Salah satunya, ingin selalu dimudahkan dalam segala urusan. Termasuk mencari rezeki untuk keluarganya.

Salat selesai, Aisyah membuka mukena, dan menyimpan di tempatnya kembali. Ia pun keluar kamar hendak menuju dapur. 

Sesampainya di dapur, Bu Fatimah --Ibu kandungnya-- tampak sedang berjibaku dengan penggorengan. Aisyah mendekat, lalu berkata, "Ibu sudah sehat?"

Bu Fatimah menoleh ke samping. Lengkung senyum bagai bulan sabit ia perlihatkan pada anak semata wayangnya. "Alhamdulillah, sudah, Nak."

Lega. Begitulah gambaran hati Aisyah. Ia yang sehari-hari harus bekerja dan meninggalkan sang Ibu sendirian di rumah pun tak perlu khawatir sepanjang hari kembali. 

Aisyah dengan cekatan membantu ibunya. Bu Fatimah sehari-hari membuat aneka gorengan, nasi uduk, nasi kuning untuk dijual di depan rumah mereka. Pekerjaan ini telah Ia lakoni sejak Aisyah sekolah SMA sampai sekarang.

"Nak, pulang kerja nanti, beliin Ibu kebutuhan rumah, ya," pinta Bu Fatimah. Tangannya sibuk menggoreng bakwan di wajan. "Nanti pakai uang hasil jualan aja. Punyamu ditabung."

Aisyah mengulas senyum. "Hari ini aku gajian, Bu. Biar aku aja yang beli."

"Tapi, Nak. Kamu juga pasti punya kebutuhan pribadi. Apa lagi kamu harus mencicil hutang bekas pengobatan Almarhum Ayahmu dulu."

"Kebutuhan kita jauh lebih penting dari pada kebutuhan pribadiku, Bu."

Rasa haru bercampur bahagia menyeruak dari hati Bi Fatimah. Didikannya begitu tertanam baik di diri Aisyah. Mereka mungkin miskin harta, akan tetapi tidak dengan hati.

Waktu terus berjalan hingga jam dinding rumah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Dengan dibantu Aisyah, Bu Fatimah membuka jualannya di depan. 

Satu per satu pelanggan datang. kebanyakan dari mereka adalah tetangga sekitar. Nasi uduk buatan Bu Fatimah sudah tersohor di perumahan tersebut. Selain rasanya enak, porsinya pun cukup banyak. 

Aisyah pamit ke kamar untuk bersiap-siap berangkat kerja. Tepat pukul O7.00 WIB, Aisyah berangkat setelah menyantap seporsi nasi uduk buatan ibunya. Ia mencium tangan Bu Fatimah, lalu berkata, "Aku berangkat dulu, Bu. As-salamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," sahut Bu Fatimah.

Sebuah motor matic berwarna pink adalah satu-satunya kendaraan yang Aisyah gunakan untuk operasional selama ini. Kendaraan itu ia beli dengan uang cash hasil bekerja, meski hanya motor second.

Lalu lintas kota Jakarta begitu ramai di pagi hari. Terlebih, hari Senin menjadi hari yang paling sibuk untuk semua orang.

🌸🌸🌸

Di gerai GraPARI, Aisyah hanyalah pekerja biasa yang menjadi Call Center salah satu telepon seluler.

Sebagai seorang Call Center, Aisyah dituntut harus bisa berkomunikasi baik dengan semua pelanggan. Tak jarang, ia harus tetap tersenyum. Meski, raganya sedang dilanda kelelahan.

Seperti pagi ini, Aisyah baru saja sampai meja. Beberapa teman seprofesinya pun menyapa satu per satu, dan Aisyah menjawab dengan baik.

"Aisyah, kamu semangat banget hari ini," ucap Erka --teman sebelahnya. Matanya menatap tajam pada Aisyah. "Seneng, ya, karena mau gajian."

Aisyah tertawa kecil. "Kamu bisa aja. Perasaan aku selalu semangat setiap hari."

"Eh, Aisyah, sepulang kerja anterin aku nyari baju buat kencan, yuk?" Erka menoleh ke samping, melengkungkan senyuman manis seolah merayu pada Aisyah. "Aku nggak punya baju nih."

"Astagfirullah. Terus yang numpuk di lemari kamu itu apa namanya?" Aisyah menggeleng, heran.

Erka tertawa kencang sehingga menyebabkan karyawan lain memperhatikan interaksi keduanya.

"Itu mah baju lama, Aisyah. Masa mau kencan pake baju jelek," tukas Erka membela diri.

"Kamu ini ada-ada, Ka."

"Jadi mau nggak?"

"Boleh aja, tapi jangan lama-lama. Aku harus belanja kebutuhan rumah pesanan Ibu."

"Asiap, Aisyahku tercinta. Kamu memang teman paling the best." Erka mengacungkan jempol ke arahnya.

Mereka pun memulai bekerja semana mestinya. Menjawab semua pertanyaan dari berbagai pelanggan dengan ramah. Sesekali selalu ada pelanggan yang rewel, akan tetapi itulah risiko dari sebuah pekerjaan.

Desas-desus terdengar dari satu mulut ke mulut yang lain, bahwa akan ada SPV baru menggantikan Pak Irfan yang telah pensiun beberapa hari lalu. Kabarnya, SPV pengganti ini masih tergolong muda. Kira-kira usianya dibawah 30 tahun. Cukup muda untuk seukuran seorang lelaki lajang.

Erka, si biang gosip pun turut andil dalam menyebarkan kabar segar tersebut. Para karyawan wanita penasaran bagaimana wajah manager mereka yang baru.

"Katanya, sih, orangnya cakep banget," ungkap Erka yang mendapatkan kabar dari temannya yang bekerja di kota Semarang. Kebetulan, SPV baru tersebut mutasi dari kota tersebut.

"Ah… yang bener kamu, Ka."  Wanita berseragam sama dengan Erka pun tersentak. "Kamu nggak lagi bohong, kan?"

"Ya Allah, kapan aku bohong, sih, Ras."

Ya, wanita itu bernama Rasti --teman sebelah Erka. Gadis berambut panjang yang sering dikuncir kuda itu berpikir keras. Bukannya Erka sering mengerjainya selama ini. Jadi … wajar saja jika ia kurang percaya.

"Yang kemarin. Katanya ada diskon di kedai makanan sebelah, tapi kenyataannya bohong," tegas Rasti.

Erka mengeluarkan tawa kecil. "Kamu pendendam amet, Ras. Aku, kan, cuman bercanda."

"Bercandamu kebangetan, Ka!" ketus Rasti.

"Ya, maaf, deh."

Di sela-sela kesibukan, dan menunggu telepon dari pelanggan. Terkadang mereka saling berkomunikasi untuk menghibur diri dari penatnya pekerjaan. 

Aisyah berdiri, rasa ingin buang air kecil tak bisa tertahan. Ia pun berjalan cepat ke arah toilet yang berada di belakang lantai dasar. Hari ini kantor begitu sibuk. Ada 10 Call Center yang bertugas, dan semuanya selalu menerima telepon dari setiap pelanggan.

Aisyah mempercepat hajatnya. Ia tak ingin terlalu lama meninggalkan meja yang akan menyebabkan fatal baginya. Ya … dia harus selalu siap sedia ketika ada telepon masuk.

Sekembalinya Aisyah, netranya mendapati seorang lelaki bertubuh atletis sedang mengangkat telepon di mejanya. Suara lelaki itu ramah dan sopan. Aisyah tersadar, ia pun mendekat.

"Baik. Terima kasih sudah menghubungi kami." Lelaki itu menutup sambungan telepon, mendongakkan kepala ke atas memperhatikan Aisyah dengan tatapan sulit diartikan.

"Kamu yang bekerja di meja ini?" tanyanya tegas.

Aisyah mengangguk. "Iya, Pak."

Semua orang menatap ke arah Aisyah. Berharap gadis berjilbab merah itu tidak mendapatkan teguran di hari pertama SPV mereka bekerja.

"Jangan terlalu lama meninggalkan mejamu. Bekerjalah secara profesional!" ujarnya tak kalah tegas dengan yang tadi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rutia Ningsih
mampir thorrr ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Senandung Cinta Aisyah   Toko baju

    Bertemu dengan orang baru selalu membawa aura tersendiri dalam hidupmu🌸🌸🌸Usai kejadian tadi, Aisyah duduk diam di kursi. Sementara lelaki tadi masuk ke bagian dalam GraPARI. Erka berdehem pada Aisyah."Aisyah," panggilnya lembut takut yang lain mendengar.Aisyah menoleh. "Iya.""Kamu nggak pa-pa, kan?""Nggak, kok.""Syukurlah."Sementara itu, di ruangan manager. Dua orang pria sedang bertatap muka setelah dipertemukan beberapa detik lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-27
  • Senandung Cinta Aisyah   Apa menikah itu menyenangkan?

    Mencintai dan dicintai adalah keinginan semua insan.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰David kembali ke rumah. Ia tinggal bersama paman dan bibinya di jakarta. Kebetulan Adik perempuannya pun tinggal di sini. Larisa, itulah nama anak remaja yang duduk di bangku kelas 3 SMA.Larisa memang tidak mau sekolah di Semarang. Ia ingin pergi ke Ibu Kota dan melanjutkan pendidikannya di Kota Metropolitan tersebut. Maka dari itu, setelah lulus SMP, ia langsung pindah ke Jakarta.Sejujurnya, David dan sang Bunda merasa berat. Mengingat Ibu kota adalah tempat yang sangat keras untuk anak seumuran Larisa. Hanya saja mereka bisa sedikit tenang karena Larisa tinggal bersama p

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Senandung Cinta Aisyah   Terjatuh.

    ~Senyapkan keluhmu, keraskan syukurmu.~ 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳 "Benarkah?" David meraih gelas berisi kopi, menyeruput pelan, lalu menyimpannya kembali. "Semoga pernikahan Paman dan Bibi langgeng terus." "Aamiin," ujar Pak Deni. Percakapan mereka selanjutnya membahas tentang sekolah Larisa. Anak perempuan itu menginginkan masuk kuliah di salah satu universitas ternama di Ibu Kota. Dimas sudah mempersiapkan dananya, ia juga telah mewanti-wanti Larisa untuk belajar dengan baik tanpa harus mengkhawatirkan tentang biaya. "Paman bangga sama kamu, Nak," ungkap Pak Deni.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Senandung Cinta Aisyah   Rumah Sakit

    ~Kamu akan selau istimewa di depan orang yang benar-benar mencintaimu.~ 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 David dan Aisyah sampai di parkiran rumah sakit. David lebih dahulu keluar, bergegas mengambil kursi roda yang ada tak jauh dari parkiran, selanjutnya mendorong ke dekat mobil. Asiyah membuka pintu mobil, matanya melotot melihat apa yang ia lihat. "Maaf, Pak, kursi rodanya buat apa?" "Buat dimakan," jawab David ketus. Kening Aisyah mengerut. "Sudah tau kakimu sakit. Ya, pasti buat kamu duduk atau kamu memang ketagihan digendong

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Senandung Cinta Aisyah   Gosip Baru

    ~Kamu boleh istirahat saat lelah. Setelah itu kembalilah bersemangat memulai perjalananmu.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰Semua orang bersiap. Aisyah duduk di mejanya, begitu pun dengan yang lain. Tiba-tiba Erka mendekat, menepuk bahu Aisyah, lalu berbisik, "Kamu ada main, ya, sama SPV baru kita?"Sontak Aisyah kaget. Ia menoleh, keningnya mengerut. "Kata siapa?""Anak-anak pada ngomongin kalian. Mereka liat kamu turun dari mobilnya Pak David."Sudah Aisyah duga, jika hal ini akan menjadi pembicaraan empuk untuk semua orang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Senandung Cinta Aisyah   Makan Siang

    Jagalah mentalmu sebaik mungkin, karena orang lain tidak akan membantumu saat down.~😘😘😘😘😘😘😘😘😘Kejadian tak disangka pun telah terlewati. Orang yang datang dan menolong Aisyah itu rupanya David. Aisyah merasa malu sekaligus berterima kasih.Setelah kejadian itu Aisyah langsung melaksanakan salat dan segera pergi keluar setelah selesai. Ia tak ingin berurusan dengan David. Tepatnya, ia tidak mau orang-orang kantor semakin menjadikannya topik hangat untuk bergosip hari ini.Aisyah kembali. Etika masih berada di luar. Wanita itu dengan setia menunggu. Ketika Aisyah mendekatinya, Erka langsung sadar."Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Senandung Cinta Aisyah   Cerita Aisyah

    Sesuatu yang diam terkadang justru lebih menghanyutkan.~🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝Dunia seperti berhenti berputar untuk sekejap. Aisyah terus memandangi sosok lelaki di depannya itu. Semuanya mirip. Apa ini?Erka memperhatikan Aisyah, ia duduk di kursinya kembali, menoleh ke belakang, lalu berkata, "Maaf, Mas, teman saya sepertinya tertarik sama, Mas."Aisyah tersadar. Ia melirik pada Erka, sedangkan lelaki yang sedang bermain ponsel itu seketika mengangkat kepala. "Saya?"Erka mengangguk. "Iya, Mas. Dari tadi teman saya ini liatin Mas terus."

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Senandung Cinta Aisyah   Kunci motor

    Sesuatu yang ditakdirkan untukmu tak akan mungkin bisa pergi begitu saja.~🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁Hari berlalu begitu cepat. Jam pulang telah tiba. Erka dan karyawan lainnya telah lebih dahulu pulang. Erka sendiri ada janji kencan dengan tunangannya.Rasa nyeri di dengkul Aisyah memang masih terasa. Akan tetapi, ia tetap harus pulang. Ada seorang Ibu menunggu di rumah dengan perasaan cemas.Motornya sudah berada di parkiran. Ia mendekat, mencari kunci motor dan lupa memintanya kembali pada David. Haruskah ia pergi ke ruangan lelaki itu? Tapi, orang-orang sudah tidak ada. Ini hanya akan menimbulkan fitnah. Aisyah bimbang. Berdiam diri dengan otak terus berputar mencari solusi yang terbaik.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06

Bab terbaru

  • Senandung Cinta Aisyah   Aisyah menangis

    Sehari setelah itu, Aisyah bekerja seperti biasanya. Ia menemani sang Ibu semalam di rumah sakit, menjaganya dengan sepenuh hati.Di tengah malam, ada satu pertanyaan dari ibunya tentang David. Sebab, lelaki itu tak ada bersama mereka. Aisyah bingung, hingga kebohongan pun kembali ia lakukan. Ia mengatakan jika David harus bekerja lembur.Aisyah pulang hanya sekadar mandi dan berganti pakaian. Ia pun menitipkan ibunya pada suster. Sebab, ia tak bisa cuti.Aisyah sampai di kantor, bekerja samana mestinya. Hanya saja, hari ini ia tak membawa bekal. Makan siang pun rasanya tak ingin ia lakukan.Denting waktu berlalu sampai jam makan siang pun datang. Aisyah yang tengah haid pun tak pergi ke masjid ketika azan Dzuhur be

  • Senandung Cinta Aisyah   Tidak ingin pernikahan

    Aisyah memberi kode pada David --orang yang ditunjuk ibunya-- lelaki itu pun menurut. Masuk dengan sopan sembari berucap, "Assalamualaikum." David mendekat, sedikit memberi jarak dengan Aisyah. "Selamat malam, Bu.""Wa'alaikum salam," jawab Aisyah pelan. Pandangan gadis itu kembali terpokus pada ibunya."Malam." Bu Fatimah menatap lekat David. "Nak, kenapa diam di pintu dan tidak ikut masuk sama istrimu?" Lagi-lagi ingatan Bu Fatimah hanya Aisyah dan David menikah.David sempat diam, Aisyah pun bimbang. Sampai akhirnya perempuan itu pun merogoh tas yang dibawanya, mengambil ponsel, lalu mengetik sesuatu, dan memberikannya pada David.Tolong, berpura-pura jadi suami saya hari ini saja, Pak.

  • Senandung Cinta Aisyah   Suami.

    Ruangan ini memang diperuntukkan untuk satu orang. Aisyah datang dengan menangis tak karuan. Kecelakaan itu membuat ibunya terbaring lemah tak sadarkan diri. Untung saja ada tetangga yang menyaksikan serta membawa ke rumah sakit. "Ibu," panggil Aisyah dengan deraian air mata. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. "Bangun, Bu, ini Aisyah!" teriak gadis manis itu. Aisyah tak lagi punya siapa pun selain sang Ibu. Kepergian Ayah serta calon suaminya itulah yang membuat rasa trauma begitu dalam. Seorang wanita paruh baya yang tadi menghubunginya pun datang. Wanita itu baru saja pulang dari toilet. "Aisyah, kamu udah datang?" tanyanya sembari m

  • Senandung Cinta Aisyah   Ridwan

    ~Kamu adalah mood booster untuk dirimu sendiri.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰Jalanan sore macet seperti biasa. Memang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi pengguna jalanan saat jam pulang kerja. Motor Aisyah berhenti di lampu merah. Hari ini ia harus mampir ke pasar untuk membeli beberapa sayuran untuk dimasak besok pagi.Tadi siang ibunya sudah mengirimkan list yang harus ia beli. List ini akan memudahkannya dalam berbelanja, termasuk mempersingkat waktu. Lampu masih belum berpindah pada warna hijau. Semua pengendara mobil dan motor menunggunya dengan sabar. Adapula yang terus membunyikan klakson beberapa kali.Mobil merah di samping Aisyah pun sama. Pengendara itu menyembunyikan klakson dua kali, hingga Aisyah men

  • Senandung Cinta Aisyah   Kunci motor

    Sesuatu yang ditakdirkan untukmu tak akan mungkin bisa pergi begitu saja.~🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁Hari berlalu begitu cepat. Jam pulang telah tiba. Erka dan karyawan lainnya telah lebih dahulu pulang. Erka sendiri ada janji kencan dengan tunangannya.Rasa nyeri di dengkul Aisyah memang masih terasa. Akan tetapi, ia tetap harus pulang. Ada seorang Ibu menunggu di rumah dengan perasaan cemas.Motornya sudah berada di parkiran. Ia mendekat, mencari kunci motor dan lupa memintanya kembali pada David. Haruskah ia pergi ke ruangan lelaki itu? Tapi, orang-orang sudah tidak ada. Ini hanya akan menimbulkan fitnah. Aisyah bimbang. Berdiam diri dengan otak terus berputar mencari solusi yang terbaik.

  • Senandung Cinta Aisyah   Cerita Aisyah

    Sesuatu yang diam terkadang justru lebih menghanyutkan.~🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝🌝Dunia seperti berhenti berputar untuk sekejap. Aisyah terus memandangi sosok lelaki di depannya itu. Semuanya mirip. Apa ini?Erka memperhatikan Aisyah, ia duduk di kursinya kembali, menoleh ke belakang, lalu berkata, "Maaf, Mas, teman saya sepertinya tertarik sama, Mas."Aisyah tersadar. Ia melirik pada Erka, sedangkan lelaki yang sedang bermain ponsel itu seketika mengangkat kepala. "Saya?"Erka mengangguk. "Iya, Mas. Dari tadi teman saya ini liatin Mas terus."

  • Senandung Cinta Aisyah   Makan Siang

    Jagalah mentalmu sebaik mungkin, karena orang lain tidak akan membantumu saat down.~😘😘😘😘😘😘😘😘😘Kejadian tak disangka pun telah terlewati. Orang yang datang dan menolong Aisyah itu rupanya David. Aisyah merasa malu sekaligus berterima kasih.Setelah kejadian itu Aisyah langsung melaksanakan salat dan segera pergi keluar setelah selesai. Ia tak ingin berurusan dengan David. Tepatnya, ia tidak mau orang-orang kantor semakin menjadikannya topik hangat untuk bergosip hari ini.Aisyah kembali. Etika masih berada di luar. Wanita itu dengan setia menunggu. Ketika Aisyah mendekatinya, Erka langsung sadar."Kamu

  • Senandung Cinta Aisyah   Gosip Baru

    ~Kamu boleh istirahat saat lelah. Setelah itu kembalilah bersemangat memulai perjalananmu.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰Semua orang bersiap. Aisyah duduk di mejanya, begitu pun dengan yang lain. Tiba-tiba Erka mendekat, menepuk bahu Aisyah, lalu berbisik, "Kamu ada main, ya, sama SPV baru kita?"Sontak Aisyah kaget. Ia menoleh, keningnya mengerut. "Kata siapa?""Anak-anak pada ngomongin kalian. Mereka liat kamu turun dari mobilnya Pak David."Sudah Aisyah duga, jika hal ini akan menjadi pembicaraan empuk untuk semua orang.

  • Senandung Cinta Aisyah   Rumah Sakit

    ~Kamu akan selau istimewa di depan orang yang benar-benar mencintaimu.~ 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 David dan Aisyah sampai di parkiran rumah sakit. David lebih dahulu keluar, bergegas mengambil kursi roda yang ada tak jauh dari parkiran, selanjutnya mendorong ke dekat mobil. Asiyah membuka pintu mobil, matanya melotot melihat apa yang ia lihat. "Maaf, Pak, kursi rodanya buat apa?" "Buat dimakan," jawab David ketus. Kening Aisyah mengerut. "Sudah tau kakimu sakit. Ya, pasti buat kamu duduk atau kamu memang ketagihan digendong

DMCA.com Protection Status