Beranda / Romansa / Semalam Bersama Tuan Presdir / KEDATANGAN ORANG TUA ARUNA!

Share

KEDATANGAN ORANG TUA ARUNA!

last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-27 16:54:02

KEDATANGAN ORANG TUA ARUNA

"Wahh, informasi ini agak mengejutkan," gumam Aruna. Rendi menoleh dan menghela nafasnya panjangnya.

"Jangan bicara sembarangan, Bima! Jangan kau dengarkan Aruna, Bima itu hanya asal bicara saja," sahut Rendi.

"Benarkah? Siapa itu Kak Selly? Apakh itu pacarmu, Mas?" tanya Aruna pada Rendi.

Rendi diam tak menjawab, dia asik memotong buah yang akan dia gunakan untuk membuat salad buah. Semakin Rendi diam, justru membuat Aruna makin gemas dan ingin menggodanya. Dia mendekat ke arah Rendi lalu memakan buah yang sudah di potong oleh dokter muda tersebut.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Rendi melirik sekilas.

"Menurutku ini agak aneh, Mas. Benarkah sosok Dokter Rendi, ahli jantung yang terkenal sangan dingin seperti kulkas lima pintu sepertimu juga bisa jatuh cinta? Aku penasaran dengan gadis yang di panggil Kak Selly oleh Bima. Apakah dia cantik? Berapakah umurnya? Apakah dia menyukaimu? Apakah kalian saling mengenal? Apakah aku pernah bertemu denganny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MENIKAHLAH DENGAN ARUNA, RENDI!

    MENIKAHLAH DENGAN ARUNA, RENDI!"Kau jangan keceplosan, kau jangan mengatakan apapun tentang Ayah Baik di hadapan Eyang Kakung dan Eyang putrimu," jawab Aruna."Kenapa memangnya, Bu?" tanya Bima."Kau masih ingin bertemu dengan Ayah Baikmu kan?" tanya Aruna. Bima pun menganggukkan kepalanya. Karena dia memang masih menginginkan bertemu dengan Dion, karena menurutnya memang itu adalah ayahnya. Jadi wajar saja jika dia ingin bertemu dengannya apalagi selama ini Ayah Baiknya sangat memanjakannya. Bahkan apapun yang diinginkannya pasti akan diberikan tanpa banyak bertanya atau cerewet seperti ibunya. Itulah yang membuat Bima lebih senang jika menghabiskan waktu bersama ayah baiknya itu."Nah jika nanti Eyang Putri tahu tentang Ayah Baik, rasanya mereka akan marah," gumam Aruna."Marah? Marah kenapa, Bu?" tanya Bima."Ya, tentu marah. Karena Ayah baik kan belum berkenalan dengan Eyang Putri dan Eyang Kakung," jawab Aruna."Mengapa mereka tak berkenalan, Bu?" tanya Bima. "Itu karena Ayah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   BUKAN KEMEWAHAN TAPI ANAK YANG HIDUP BAHAGIA!

    BUKAN KEMEWAHAN TAPI ANAK YANG HIDUP BAHAGIA!"Tidak, Pakde! Tidak, Bima hanya mengada-ngada saja...""Bohong! Ayah Rendi bohong, Eyang. Kemarin kakak Selly sendiri yang mengatakan jika dia akan menikah dengan Ayah Rendi!" teriak Bima memprotesnya."Tuh kan iya kan! Mas Rendi sekarang punya pacar kan! Sungguh aku tak menyangka Mas Rendi bisa seperti itu, bahkan saat Mas Rendi punya pacar tak mau jujur dan mengatakan padaku lebih dulu. Kejam sekali rasanya," kata Aruna merajuk.Rendi hanya menggarukkan kepalanya saja. Percuma saja dia menjelaskan kepada Aruna jika tidak mempertemukannya langsung dengan Selly. Mereka pun makan bersama, setelah itu juragan Waluyo mengajak Rendi untuk sekedar berbincang di luar, mereka memilih taman perumahan. Karena karena juragan Waluyo ingin merokok."Pakde sebaiknya pakde kurang-kurangi lah merokok Pakde, kan sudah tua. Bukannya apa-apa harga rokok itu tak seberapa, Pakde. Justru Rendi begini karena Rendi sayang dengan Pakde. Ingat Pakde, merokok itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   IBU AKU MERINDUKAN AYAH BAIK

    IBU AKU MERINDUKAN AYAH BAIK"Bapak tenang saja, percayalah pada Aruna. Semoga Aruna memang benar-benar memiliki rencana dan tujuan lain dalam hidupnya. Apa yang bisa kita lakukan selain mendukung keputusannya dan mendoakan agar itu yang terbaik, Pakde? Kita tak berhak untuk menuntut Aruna menjadi apa dan seperti apa yang kita mau, Pakde. Biarkan Aruna menentukan sendiri jalan hidup dan takdirnya seperti apa," kata Rendi mengakhiri."Apakah itu artinya kau tahu siapa lelaki itu, Le?" tanya Juragan Waluyo.Rendi terdiam, dia tak bisa menjawab ucapan lelaki setengah baya itu. Dia menghela nafas begitu panjang dan berat. Tanda bahwa dia tak bisa mengatakannya. Juragan Waluyo pun hanya tersenyum dan menghormati keputusan lelaki itu."Tak apa, tak masalah. Pakde hormati semua keputusanmu," ucapnya."Ayah Rendi!" teriak Bima yang menyusul mereka dari belakang."Ah, syukurlah ada Bima," batin Rendi dalam hati.Mereka semua menoleh ke belakang. Nampak bocah lucu itu berlari ke arah mereka,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   BIMA CEMBURU

    BIMA CEMBURU"Apakah kita harus pergi ke playground bersama atau kita harus di rumah saja tidur berguling-guling sambil menonton film?" usul Aruna. Bima menggelengkan kepalanya."Ibu aku merindukan Ayah Baik, bolehkah aku sekedar menelponnya? Hanya itu permintaan Bima," jawabnya.Aruna hanya menghela nafasnya panjang, dia menatap wajah Bima. Wajah yang memang menduplikat seratus persen wajah Dion, bahkan dirinya hanya kebagian wataknya saja sedikit. Semua yanga da dalam Bima adalah Dion, seolah Tuhan hendak menunjukkan bahwa Bima adalah anak Dion yang tak bisa di sangkal.Sebagai seorang Ibu, Aruna sadar jika Bima tak harusnya terlibat dalam pertengkarannya dengan Dion. Dia tak mungkin menghalangi anaknya untuk bertemu dengan sang Bapak. Rasanya akan egois sekali jika dia melakukan itu, karena dia sadar yang bermasalah di sini dirinya dan Dion sedangkan Bima adalah anak yang tak tahu apa-apa. Aruna tersenyum dan mengelus kepala Bima."Baiklah Ibu akan menelponkannya untukmu. Tapi Ib

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KESEMPATAN KEDUA RENDI

    KESEMPATAN KEDUA RENDI"Bima kau dengan sendiri kan dari Ayah Rendi? Ayah Rendy ingin berbicara dengan Ibu. Bolehkah ibu keluar sebentar?" tanya Aruna."Kau bisa melihat film dulu di kamar sendiri kan? Kau tak papa kan?" tanya Aruna lagi memastikan. Bima pun menganggukkan kepalanya, Aruna segera berjalan menuju balkon kamar sambil terus mengawasi Bima. Dia tersenyum ke arah Bima sekarang memastikan bahwa dia baik- baik saja."Apakah kau sudah sendiri sekarang?" tanya Rendi."Iya sudah, Mas. Sekarang katakanlah, apa hal yang penting itu? Apa yang salah dengan Bima, Mas? Kondisi Bima baik- baik saja kan?" cerca Aruna dengan paniknya."Hah? Bima? Memang ada apa dengan Bima? sahut Rendi bingung."Loh kan Mas Rendi sendiri tadi yang bilang bahwa ada yang penting, bukankah itu berkitan dengan Bima? Apalagi yang penting di dunia ini bagiku jika bukan Bima, Mas? Rasanya tak ada," ujar Aruna."Bukan Aruna, bukan itu. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu tentangmu," ucap Rendi."Sesuatu? Tenta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   RENDI MENCOBA MENGUNGKAPKAN PERASAANNYA!

    RENDI MENCOBA MENGUNGKAPKAN PERASAANNYA"Terima kasih kau dan sudah benar-benar berakhir," kata Rendi."Hah? Apa maksudmu, Mas?" tanya Aruna heran dengan ucapan Rendi."Ah, tidak! Aku salah merangkai kata saja, maksudku untuk kali ini apakah kau akan berakhir dengan Pak Dion?" tanya Rendi.Aruna menghela nafasnya panjang. Dia terduduk di kursi balkon kamarnya yang memang sengaja di siapkannya untuk menikmati waktu me time nya sendiri. Aruna menghirup kopinya perlahan. Rendi duduk di samping Aruna."Iya, Mas. Kali ini aku benar-benar sudah berakhir, Mas. Aku lelah," gumam Aruna."Jujur saja, aku memang agak sedih awalnya. Namun aku akan mencari cara untuk bertahan. Bagaimana pun juga ada begitu banyak dan hal penting dalam hidupku ini bukan hanya sekedar tentang cinta saja. Bagiku sekarang cinta bukanlah segalanya atau pun prioritas lagi dalam hidupku," jawab Aruna."Aku mendengar semua ucapan mu itu seperti perkataan yang bagus, Aruna! Aku rasanya kembali senang karena Aruna yang sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PRAHARA CINTA!

    PRAHARA CINTA!"Apakah kau tak sadar semua yang kau katakan itu, kriteria lelaki idamanmu, semua ada pada diriku. Bukankah aku sosok laki-laki yang bisa menjadi pasangnmu? Kenapa kau harus mencari lagi? Bukankah pria yang kau cari selama ini ada di hadapanmu?" tanya Rendy dengan wajah yang serius."Ck! Mas Rendi, apakah kau mau aku siram dengan air kopi ini! Mengapa kau begitu tega menggodaku seperti itu. Apakah kau tak sadar jika adikmu ini benar- benar sakit hati dan galau karena baru saja patah hati? Kau tega menggodaku begini," protes Aruna. "Hahaha," sahut Rendi tersenyum kecut sambil berbalik arah dan tersenyum getir.Rendi menghela nafasnya panjang, dia menyadari sekarang bahwa dia benar- benar tak memiliki kesan lain selain kakak. Rendi menghela nafasnya panjang sambil mencengkram pagar besi yang ada di sekitar balkon taman milik Aruna."Aruna," panggil Rendi."Ya," jawab Aruna."Bagaimana jika aku serius dengan semua ucapanku tadi?" tanya Rendi."Maksudnya?" sahut Aruna men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Semalam Bersama Tuan Presdir   USAHA DION MERAYU ARUNA!

    USAHA DION MERAYU ARUNA!Di sisi lain, sekarang sekertaris Arumi mendatangi ruangan kerjanya sambil membawa tabel kegiatan hari ini serta jadwal pekerjaan Arumi untuk seminggu ke depan. Dia memang sekarang memutuskan mencari satu sekertaris sekaligus personal asistennya, untuk memudahkan nya dalam bekerja."Bu Arumi, Pak Surya dari PT. Gudang Gula, ingin mengajak Anda makan malam, katanya dia ingin membahas masalah pekerjaan- pekerjaan. Apakah Ibu Arumi bersedia bertemu dengannya? Jika memang iya saya akan mengosongkan jadwal untuk Ibu di malam ini karena kebetulan ada satu jadwal yang kosong," kata sekertarisnya."Ck! Alasan klasik, beberapa kali kami bertemu dengannya tapi apa yang bisa aku lakukan? Setiap kali makan dengannya aku sama sekali tak pernah berbicara pekerjaan dengannya dia selalu membahas dirinya dan harta- hartanya. Banyak omong dan membual! Membuatku muak," ujar Arumi.'Ting' satu pesan masuk di HP Arumi, dia melihat sekilas siapa yang mengirim pesan padanya. Tak l

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02

Bab terbaru

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   KEPUTUSAN ARUNA

    KEPUTUSAN ARUNA"Ibu, ayok kita temui Eyang," pinta Bima."Ayo Aruna kita harus segera menemui Juragan Waluyo, Ayahmu. Kita harus meyakinkannya bahwa kita bisa bersama dan semua akan baik-baik saja," bujuk Dion.Aruna memandangi wajah Dion dan putranya bergantian. Dia menghela nafas panjang, kedua lelaki ini memiliki sifat yang sama ketika sudah menginginkan sesuatu maka mau tak mau harus terpenuhi saat itu juga. Namun Aruna memiliki pemikiran lain, dia harus mempertimbangkan semua baik buruknya sebelum mengambil keputusan itu."Pak Dion, maaf. Bima maafkan Ibu ya, jika keputusan Ibu kali akan mengecewakanmu. Bima, tidak semua keinginanmu harus dipenuhi kan? Ada beberapa hal yang kau tidak bisa memaksakan kehendakm karena ada kehendak lain yang Ibu inginkan," kata Aruna."Kau tak boleh egois menginginkan semuanya harus sesuai dengan maumu," sambungnya.Dion pun langsung menoleh menatap ke arah Aruna. Dia menggeleng tak percaya jika Aruna akan menolak ajakannya. Dion menatap Aruna de

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU

    MEYAKINKAN ARUNA MEMBUKA LEMBARAN BARU "Aku tak ingin kau kenapa-kenapa, kemarin badanmu sangat demam sekali," kata Dion. "Tenanglah Pak Dion, aku Lebih tahu bagaimana dengan badanku. Apalagi semenjak aku menjadi seorang ibu maka aku harus bisa menghindari semuanya serta harus mengerjakan semua hal secara sendiri dalam kondisi apapun. Hebat bukan? Dan lagi, aku tak terbiasa tidur terlalu lama," kata Elena. "Apakah yakin sudah benar-benar baik?" tanya Dion mencoba memastikan karena khawatir bibir Aruna masih sangat pucat pasi. "Tentu," sahut Aruna. "Aruna aku ingin bicara serius dengaanmu," ucap Dion lagi. "Apakah benar kau dari rumah bapakku, PakDion?" tanya Aruna. Dion pun menganggukkan kepalanya. "Ya aku dari sana," jawab Dion memangku Bima dan duduk di lantai menghadap ke arah Aruna. Aruna tersenyum kecut, dia benar-benar tak mengira jika Dion akan berbuat senekat ini. Bukan tak senang dirinya diperjuangkan hanya saja dia takut Dion menghadapi kerasnya sifar Juragan Waluyo

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NEGOSIASI DENGAN BIMA!

    NEGOSIASI DENGAN BIMA!Dia ingin segera memberikan kabar gembira itu pada Aruna dan tak mau menunda lagi. Takut jika kedua orang tua Aruna berubah pemikiran. Dia harus sesegera mungkin mengajak Aruna ke sana lagi.Dion pun segera melajukan mobilnya menuju ke apartemen milik Aruna. Dia segera menuju ke kamar milik Aruna yang memang sedang tertidur karena badannya belum sembuh benar. Untung saja Aruna sudah memberikan kode akses masuk ke dalam rumahnya. 'Ting' pintu pun terbuka, dia melihat sekelilingnya mencari anaknya."Bima! Bima!" teriak Dion memanggil Sang putra."Ya Ayah Baik," sahut Bima dari dalam kamarnya. Dion pun segera masuk ke dalam kamar. Da melihat putranya sedang asyik bermain Lego sendiri.Dia tak melihat Aruna di sana."Dimana ibumu, Sayang?" tanya Dion. Bima menole dan tersenyum ke arah Ayah Baiknya."Em, Ibu ya? Dia sedang tidur Ayah Baik. Katanya badannya masih tidak enak, tapi aku sudah menjaganya dengan baik. Aku sudah memastikan ibu untuk meminum obatnya sama

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MERESTUI DENGAN SYARAT?

    MERESTUI DENGAN SYARAT?"Semua saya lakukan demi Aruna dan demi Bima semuanya. Seperti yang Bapak tahu sendiri, sampai saat ini pun Aruna juga belum memiliki sosok lelaki lain. Apakah Bapak berpikir jika Aruna tidak lak? Tentu dengan tegas dan jawabannya bisa kita ketahui semua tidak itu alasannya. Aruna sangat cantik dengan segala potensi yang dia miliki. Bukankah masih menjadi tanda tanya mengapa dia tak pernah menikah atau menjalankan hubungan baru dengan lelaki lain kan, Pak? Mengapa Aruna melakukan ini semua dan sebagai seorang laki-laki tentu Bapak tahu apa jawabannya kan?" jelas Dion.Juragan Waluyo terdiam mendnegar semua penjelasan Dion panjang lebar itu. Pun dengan Nyi Waluyo, ya mereka semua tidak bisa memunafikkan semua yang dikatakan oleh Dion benar. Selama ini Aruna bukannya tak laku tetapi dia memang menutup diri dan dia tahu alasan anaknya itu apa, yaitu Aruna susah sekali jatuh cinta dan mungkin cintanya telah habis bersama Dion. Apalagi sekarang dia memili

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1

    PERJUANGAN DION DI MULAI! PART 1 "Sudahlah Pak apalagi yang mau ditutupi? Toh ini kenyataan semalam aku yakin juga Aruna juga sakit. Tapi pertanyaannya apakah ada yang merawat atau tidak. Apakah kau merawatnya, Nak?" tanya Nyi Waluyo. Dion menganggukkan kepalanya. "Ya, Bu. Saya merawatnya dengan baik dan memang benar semalam Aruna sakit. Tenang saja, saya sudah memberinya pereda panas dan membuat bubur," jelas Dion. "Syukurlah kalau kau memang memiliki sedikit perhatian kepada Aruna. Sebenarnya bapaknya dari semalam juga sangat khawatir padanya, namun kau paham kan kadang seorang lelaki tidak bisa mengungkapkan rasa sayangnya. Tapi dia tak mau menunjukkan kekhawatirannya itu pada Aruna," ucap Nyi Waluyo. "Kau tahu sendirilah kadang lelaki itu memang memiliki titik egois dan rasa cemburu kepada anak perempuannya yang sedikit berlebihan" ujarnya. Baru setelah mendengar pernyataan dari Nyi Waluyo itu sekarang dia mengerti ke mana arah

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA

    MEMBUKA TABIR MASA LALU DI HADAPAN ORANG TUA ARUNA"Berani juga kau ke sini!" kata juragan Waluyo dari arah samping. Dion pun menoleh, dia melihat juragan Waluyo datang dengan menggunakan tongkatnya dan memakai pakaian hitam-hitam nampak sangat elegan dan wibawanya sangat keluar. Beda dengan tadi malam yang mungkin karena diliputi amarah yang besar sehingga tak menampakkan wibawa juragan Waluyo. Seketika jantung Dion berdetak kers, dia segera menyalami Juragan Waluyo meskipun merasa sedikit ngeri juga dengan penampilan juragan Waluya yang terkesan seperti dukun bagi Dion. Juragan Waluyo hanya menanggapi sekilas lalu duduk."Duduklah!" perintah juragan Waluyo. Dion pun duduk di berhadapan dengan juragan Waluyo."Ti! Narti! Buatkan minuman untuk tamu, Ti!" perintah Juragan Waluyo lagi."Nggeh Juragan!" sahut suara seorang wanita dari belakang."Sialan sepertinya memang Aruna bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ini mungkin yang disebut dengan orang kaya tetapi hidup di desa, sungg

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   MENDATANGI JURAGAN WALUYO!

    MENDATANGI JURAGAN WALUYO!Pagi harinya Aruna terbangun saat sinar matahari datang, masuk ke kamarnya melalui kelambu. Aruna langsung mengerjapkan matanya. Dia melihat ke arah bawah, ternyata Dion sedang memegangi tangannya tidur di kursi sofa yang di dekatkan pada tubuhnya. Sedangkan Bima berada di pelukannya. Aruna pun mulai beranjak untuk membuat sarapan untuk mereka, untung saja semalam Dion dengan gesit merawatnya. Kepalanya sudah tak pusing lagi."Aruna kau sudah bangun? Masih pusing? Bagaimana keadaanmu?" tanya Aruna."Aku sudah lumayan Baik, Pak Dion. Kau tak papa tidur dibawah begitu? Apa kau tak masuk angin nanti? Kau tidur di ruangan AC tanpa selimut. Kau baik-baik saja? Aku buatkan susu jahe ya," kata Aruna mulai khawatir. "Tenanglah, Aruna. Ini semua tidak sebanding dengan apa yang kau dan Bima sudah rasakan dulu. Aku tak masalah, jadi kau jangan khawatir," jawab Dion."Terima kasih ya, Pak Dion. Terima kasih kau sudah merawatku, berkat dirimu aku merasa jauh lebih ba

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   ARUNA SAKIT!

    Aruna Sakit!"Ibu, Ibu dan Ayah baik tak apa-apa kan? Kalian akan bersama kan?" tanya Bima."Tidur yuk!" ajak Aruna pada Bima.Dion menoleh, dia melihat Aruna memperjuangkannya seperti ini, tiba-tiba perasaan bersalah dan menyesal bergelanyut di benaknya. Dulu dia meninggalkan Aruna dan salah paham kepadanya sampai bertahun-tahun akhirnya Aruna harus menyimpan semua kesakitan ini sendiri. Kerasnya hidup mengasuh Bima, hambatan yang dilakukan dan dirasakan hanya bisa dirasakan dengan juragan Waluyo. Orang yang seharusnya tak ikut bertanggung jawab dalam masalah ini. Itulah yang membuat dia menutupi kebodohannya sendiri yang sangat egois. "Apakah Eyang tak suka dengan Ayah Baik? Apakah Eyang akan melarang Ayah Baik ke sini?" tanya Bima."Tidak kok. Eyang tak marah," kata Aruna."Lalu kenapa tadi Eyang langsung pulang dan marah?" tanya Bima."Mungkin Eyang lelah. Maaf ya jika kau harus terbangun. Sekarang tidur ya, Nak," perintah Aruna sambil menggendongnya."Ayah Baik, ayok! Temani Bi

  • Semalam Bersama Tuan Presdir   NYI WALUYO TURUN TANGAN!

    NYI WALUYO TURUN TANGAN!"Eyang, Apakah Eyang Kakung tahu jika Bima dan Ayah baik memiliki persamaan? Kami memiliki penyakit yang istimewa dan hanya diderita oleh orang-orang tertentu saja. Bukankah selama ini Eyang dan Ibu selalu panik pada perasaan yang dirasakan Bima dan kesakitan ini? Tetapi sekarang rasanya Ibu dan Eyang tidak perlu khawatir lagi, karena ada Ayah Baik yang akan menemani Bima. Kami seringkali meminum obat bersama, karena memang kami harus minum vitamin untuk menjaga dunia. Benar kan Ayah Baik?" tanya Bima sambil mengusap air mata Dion yang juga turut jatuh.Juragan Waluyo langsung terdiam mendengar pernyataan cucunya itu. Ya dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang mengatakan hal seperti itu adalah Bima. Karena memang selama ini dia sangat mencintai Bima dan tidak ingin terjadi hal-hal mengerikan pada Bima."Eyang, kenapa Eyang harus marah-marah kepada Ayah Baik? Percayalah sungguh Ayah Baik ini adalah orang yang sangat baik sekali kepada Bima, juga pada Ibu

DMCA.com Protection Status