Home / Romansa / Selling My Husband / Menikah atau Miskin Selamanya

Share

Menikah atau Miskin Selamanya

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2021-04-30 14:14:14

"Me--menikah dengan Elena." Ulang Adam, terbata-bata.

Lily mengangguk cepat. Ia sangat bersemangat. Seakan-akan ia membawa kabar baik berupa kehamilan dirinya seperti tiga tahun silam.

Adam menggeleng. Tatapan pria itu nanar. Ia sama sekali tak menduga sang istri, yang amat ia cintai tega hati berlaku demikian.

"Tidak, Li. Aku tidak bisa," jawab Adam tanpa berpikir panjang.

Sontak Lily ikut berdiri. Wajah bahagianya seketika berubah murka. Sorot cinta yang barusan Adam lihat tak tersisa secuil pun. Yang ada hanya kilatan bak petir menyambar.

"Mas! Ini demi kehidupan kita. Kehidupan aku, kehidupan kamu dan kehidupan anak kita."

"Tapi bukan begini caranya, Li," lirih Adam, menahan sesak di dada yang berkecamuk.

"Kamu jangan menyia-nyiakan kesempatan ini, Mas. Aku melakukan ini juga setelah mempertimbangkan semuanya. Aku ingin lepas dari belenggu kemiskinan, aku ingin anak kita bisa mendapat biaya pengobatan baik ketika ia sakit, aku ingin anak kita tidak kelaparan, aku ingin kau tidak panas-panasan juga hujan-hujanan lagi, Mas," terang Lily, memohon.

"Dan untuk membayar semua itu kau menggunakan aku, Li?"

"Disini tidak ada kerugian sama sekali, Mas. Kita mendapat kekayaan dan Elena juga mendapatkan kamu."

Adam tak kuasa. Buliran hangat membelah pipinya yang lusuh dan kusam. Ia terduduk lemah. Ia menangis sejadi-jadinya.

"Mas, pikirkan ini baik-baik. Kita bisa mendapat kekayaan dengan instan. Dan lagi ini bukan semacam ilmu hitam tapi sebuah kesepakatan yang tidak ada ruginya," tambah Lily berusaha membujuk Adam.

Adam benar-benar tak habis pikir akan ide istrinya tersebut. Demi apapun, selama hidup bersama Lily. Tidak pernah terlintas kejadian seperti sekarang.

Dunia Adam seakan runtuh. Kakinya tak dapat berpijak. Ia tak punya kekuatan untuk bangkit. Ia hanya bisa mengeluarkan air mata. Merutuki diri serta nasib yang tak mujur.

"Mas." Lily meraih tangan Adam. Ia genggam juga ia usap. "Aku tau ini berat tapi coba pikirkan kami, Mas. Atau setidaknya pikirkan nasib anak kita. Apa kau tega melihat sepanjang ia sakit, ia tak bisa mendapat pengobatan layak. Apa kau tega ketika ia ingin memiliki mainan seperti anak kecil pada umumnya, ia hanya bisa merenung."

Ya, Adam pun tak tega. Kalau saja ia kaya. Pastilah ia berikan semua yang anaknya inginkan.

"Kalau," batin Adam.

"Mas, aku mohon," minta Lily, memamerkan wajah penuh harap.

Mulut Adam tetap terkunci rapat. Ia belum berani mengambil keputusan. Ia melepas pegangan tangan Lily. Ia beringsut bangun dan beranjak memasuki kamar.

Dilihatnya wajah sang anak secara cermat. Tak terasa air mata membanjiri pipi Adam lagi dan lagi.

"Benar kata ibumu," monolog Adam.

Dan malam itu menjadi malam yang lebih hening juga senyap dari malam yang sudah-sudah.

Adam tak tidur di kamar. Ia merenungkan kembali permintaan Lily. Sementara Lily terus berharap supaya Adam bersedia. 

**

Tok tok tok

Bersama ketukan pintu suara seorang wanita berteriak memanggil-manggil nama Adam juga Lily.

"Adam! Lily!"

Suara itu berulang-ulang sampai Lily menyibakkan selimut. Ia menggerutu, "Siapa, sih yang pagi-pagi begini merusak pintu rumah orang."

Sembari mengikat rambut. Lily bersicepat keluar kamar lalu membuka pintu.

"Enak, tidur tanpa bayar," geram si wanita berumur 50 tahun, sebagai pemilik rumah kontrakan.

"Eh, Buk." Lily menyeringai kuda. Ia paham, wanita tersebut akan menagih uang kontrakannya.

"Sudah tiga bulan nunggak. Katanya bulan ini mau dilunasi. Mana, hah??" Nadanya meninggi, memancing semua mata tetangga mengarah pada Lily.

"Masuk dulu, Buk," tawar Lily, tak enak jadi santapan empuk para tukang nyinyir.

"Tidak perlu. Sekarang bayar dulu atau kalian angkat kaki dari kontrakan ku!" Kecam pemilik kontrakan tersebut.

"Anu." Lily menggaruk kepala, yang sungguh gatal bukan main. Ia melongok ke dalam. Adam tidak terlihat di sofa tamu. Motornya juga masih ada.

"Anu, anu, buruan!!"

"Ish, iya iya. Tapi aku baru ada uang 500," kata Lily lirih.

Pemilik kontrakan itu memutar bola matanya, jengah. "Uang 500 jelas kurang untuk biaya kontrakan selama tiga bulan. Namun, kalau dipikir-pikir lumayan. Daripada tidak ada sama sekali," pikir wanita 50 tahun itu.

"Aku akan berusaha melunasi secepatnya," lanjut Lily meyakinkan.

Si pemilik kontrakan bergeming. ia menyerongkan garis bibir seraya mendengus kasar. "Ya sudah, sini!"

Lily menghela nafas kasar. Ia kembali masuk. Mulutnya komat-kamit. Ia kesal bukan main karena uang pemberian Elena langsung habis hari ini untuk membayar tunggakan.

"Ini."

Lily menyerahkan semua uang pemberian Elena. Si pemilik kontrakan tersenyum lebar sambil menghitung uang tersebut.

"Bagus! Minggu besok aku akan datang lagi. Awas kalau belum ada," ancam si pemilik kontrakan sebelum akhirnya melenggang pergi.

**

Dibukanya tong tempat Lily menyimpan beras. Ia tertunduk lesu lantaran tempat penyimpanan berasnya sudah kosong melompong. Jangankan secomot beras satu biji pun tidak ada.

Lily duduk bersandar pada dinding usang kontrakannya. Ia diam tak berekspresi. Tahun-tahun lalu ia pernah merasakan hal serupa. Dan kala itu ia menangis tapi sepertinya saat ini air mata wanita itu telah kering.

"Tidak ada pilihan lain, Mas. Kau harus menikah dengan Elena atau kita akan terbelenggu Kemiskinan sepanjang hidup."

"Li."

Tiba-tiba Adam berdiri di ambang pintu. Ia menenteng kantong kresek warna hitam.

"Aku membeli ini tadi saat keluar," ucap Adam.

"Kau habis dari mana, Mas? Kau tidak tau tadi pagi pemilik kontrakan datang, dan marah-marah sampai semua tetangga menjadikan kami tontonan," lapor Lily.

"Maaf."

"Uang dari Elena aku serahkan semua padanya, pun masih kurang. Lihat ini, Mas!" Lily menunjukan tong berasnya. "Kita tak memiliki satu biji pun untuk dimasak."

Perkataan wanita itu jelas menunjukan keadaan ekonomi mereka saat ini. Adam hanya bisa terdiam. Ia mengusap kasar wajahnya.

"Baiklah, kau ingin aku menikah dengan Elena bukan? Akan aku turuti."

Lily beranjak berdiri. Terpancar harapan pada wajah yang tadinya murung. Bibirnya mengembang. Ia meraih tangan Adam.

"Kau bersungguh-sungguh, Mas?"

Dengan mata terpejam. Adam mengangguk. "Asal kau dan anak kita senang serta kehidupan kalian tercukupi."

"Mas Adam!!!" Lily tersenyum bahagia. ia memeluk erat sang suami. "Terima kasih, Mas terima kasih. Aku akan segera menghubungi Elena."

Lily bersicepat menyambar ponsel jadul, yang dimiliki sedari bekerja dan ia pertahankan hingga detik ini.

Ia menekan dial panggil pada kontak bernama Elena. Tak butuh waktu lama panggilan terangkat.

"Halo, Elena. Ada kabar baik," lapor Lily sumringah.

"Kabar baik apa, Li?" Tanya Elena. Lily sengaja menyalakan spiker. Adam dapat mendengar suara wanita, yang dulu selalu mengejar-ejar cintanya.

"Adam bersedia. Adam mau menikah dengan mu, El."

"Benarkah? Jangan bercanda."

"Sungguh. Barusan Mas Adam bilang sendiri. Dan … dan …" Lily melihat ke arah Adam. "Dan kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?"


Related chapters

  • Selling My Husband   Kau Kejam, Li

    Usai mendengar kabar Adam bersedia menikah dengan Elena, dan tentunya sesuai kesepakatan. Maka Elena juga Lily menyiapkan segala keperluan untuk pernikahan.Mulai dari dekorasi sederhana, memesan gaun pernikahan, menyebar undangan dan masih banyak lagi.Selama itu, anak mereka Lily titipkan lebih dulu kepada orang tua Lily.Lily tidak memberitahu apa yang tengah ia perbuat sampai tidak punya waktu mengurus anaknya. Orang tua Lily pun tidak banyak bertanya-tanya meski dalam hati terkumpul seribu pertanyaan.Memasuki hari kedua setelah Adam setuju. Lily sengaja

    Last Updated : 2021-05-01
  • Selling My Husband   Aku Istrimu

    Biarpun Elena lahir dari keluarga berkecukupan juga selalu dilayani para pelayan, tetapi bukan berarti Elena si anak manja yang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah atau hanya bisa masak air.Hidup mandiri sedari ia lulus SMA memaksa Elena melakukan segala hal seorang diri. Ia belajar memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika dan pekerjaan ibu rumah tangga lain.Bahkan ketika sakit, Elena terbiasa membuat obat sendiri. Misal wedang jahe yang sekarang sedang ia buat.Trik itu diajarkan nenek Elena sewaktu neneknya yang dari kota keraton tinggal di rumah.

    Last Updated : 2021-05-02
  • Selling My Husband   Beri Aku Ruang Dalam Hatimu

    CeklekkkSpontan Elena terenyak. Ia bersicepat duduk dari tidurannya. Dan meraih selimut guna menutupi punggungnya yang terbuka, karena saat ini ia hanya menggunakan gaun tipis tanpa lengan.Pintu dibuka kasar. Lily mendorong Adam masuk meski gelagat Adam sudah persis seperti tahanan, yang menolak keras masuk bui.Lily sama sekali tak peduli. Malam ini adalah malam pertama Adam. Dan hal itu tidak bisa diganggu gugat."Li." Adam merengek.Lily acuh tak acuh. Ia tutup pintunya dari luar. Bahkan ia juga mengunci pintu itu supaya Adam tidak bisa kabur.Setelah itu Lily kembali ke kamar. Menghabiskan malam, berteman setumpuk uang dan kekayaan tiada habis tujuh turunan. Sedang Adam tetap mematung seorang diri di depan pintu.Elena menatap Adam sepintas. Sebuah duka terlukis jelas di wajah pria itu. Elena tau betul, Adam menahan sakit sekaligus

    Last Updated : 2021-09-04
  • Selling My Husband   Perubahan Kehidupan

    Tiba-tiba tangisan Vino memecah kesunyian nan kehampaan rumah besar itu.Huaaa …Elena panik bukan main. Sembari membawa minyak telon dan baju ia berlari-lari meninggalkan kamar. Begitu juga dengan Lily dan Adam yang saling tatap tapi kemudian Lily tak peduli sementara Adam ikut berlari keluar.Adam baru saja akan menuruni anak tangga, tetapi langkahnya dibuat terhenti kala ia melihat Elena yang acak adul setengah berdiri di hadapan Vino.Perempuan itu mengusap-usap pipi Vino, menciumi punggung tangannya dan berulang kali mengatakan maaf."Maafkan ibu, yah, maaf. Ibu terlalu lama, yah, sampai Vino bosan dan turun sendiri. Apa masih saki

    Last Updated : 2021-09-08
  • Selling My Husband   Hari Yang Buruk

    Semua bekas makanan sudah dibersihkan. Elena berniat membawa Vino bermain di luar. Mendadak Adam setengah berlari menuruni anak tangga dengan memanggil Elena."Elena …"Sambil tetap menggenggam tangan kecil Vino, Elena menoleh dan tersenyum. "Iya?"Adam ragu-ragu. Tapi ia harus mengatakannya, atau Lily akan marah.Elena menautkan kedua alisnya. "Mas, ada apa?" Tanya wanita itu.Adam menghela nafas pelan. Tanpa mau melihat Elena, ia berucap, "Aku tidak tahu harus berpakaian apa. Tolong kau carikan pakaian yang pantas supaya Lily tidak mau di depan teman-temannya."Sudut bibir wanita itu teran

    Last Updated : 2021-10-18
  • Selling My Husband   Berada Di Sisimu Aku Jauh Lebih Baik!

    "Tidak mungkin!" Lily menatap Adam penuh cinta dan kepercayaan penuh. "Mas Adam cinta mati padaku. Jika tidak, mana mungkin ia bersedia menikahi Elena demi kekayaan ini!"Mendengar pengakuan terang-terangan Lily, perasaan Adam sangat terluka. Pria itu merasa, harga dirinya telah benar-benar hilang tergantikan dengan harta yang sangat Lily inginkan.Lucunya, hal ini malah dijadikan bahan lelucon Lily dan teman-temannya. Tentu saja perasaan Adam semakin kacau. Hal itu dapat Elena lihat melalui celah pintu. Dan melihatnya demikian, Elena yang tadinya kesal pada Lily menjadi kasihan pada Adam karena pria setampan dan sebaik Adam justru mendapat istri seperti Lily."Ly, aku merasa gerah. Aku pergi ke kolam renang." Pamit Adam, dan tanpa menunggu persetujuan Lily, Adam pergi begitu saja.Lily tampak akan menghentikan, tetapi teman-teman Lily menahannya. "Hei, biarkan saja? Mari bicarakan seberapa banyak kamu mendapatkan aset wanita bodoh itu?"Membahas hal ini membuat Lily dua kali lipat be

    Last Updated : 2023-03-16
  • Selling My Husband   Malam ini Tidur Denganmu.

    Waktu berselang. Elena membuka pintu kamarnya sambil tersenyum hangat.Langkah Adam terhenti di ambang pintu. Dia terdiam seperti sedang menimbang-nimbang.Kemudian Elena berkata tanpa berat hati. "Dam, malam ini jatah tidurmu bersamaku tapi jika kamu enggan, kamu bisa kembali ke kamar Lily."Adam mengangkat wajahnya. Dia menatap Elena secara intens. Namun bukan wanita itu yang menjadi pusat perhatian, melainkan bayangan ucapan Lily dan teman-temannya beberapa saat lalu yang membuat Adam sakit hati dan rasanya perasaan itu tidak akan terobati meski seribu tahun berlalu sekalipun."Dam." Elena menyadarkan Adam.Adam mengerjap dan tanpa pikir panjang memasuki kamar istri keduanya tersebut.Elena tercengang. Dia seperti bermimpi. Dia tak menyangka Adam bersedia masuk setelah beberapa kebersamaan pria itu terlihat enggan tak enggan.Setelah Adam masuk harusnya Elena menutup pintu, tetapi tidak. Elena mematung dan malahan tenggelam dalam pemikiran sendiri.Adam yang sadar lantas menoleh l

    Last Updated : 2023-05-23
  • Selling My Husband   Menembus Batas.

    Slurppp cupppElena tak menyangka Adam rupanya begitu ahli dalam hal ini. Dia melumat, menghisap, sesekali menggigit bahkan sampai menjelajahi dinding mulut Elena hingga wanita itu kelabakan menyeimbangi.Maklum, hal seperti ini tentu adalah pengalaman pertama bagi Elena. Dan begitu mencobanya, ternyata dia bermain seseorang yang sangat ahli! Sampai pada akhirnya Elena kesulitan bernafas. Dia mendorong pundak Adam, dan Adam merespon gerakan Elena.Adam melepas bibir bawah wanita itu setelah sebelumnya digigit. Jarak wajah mereka masih sangat dekat, mereka dapat merasakan embusan nafas masing-masing.Hah hah hahSetelah beberapa detik, Elena mengangkat wajah menatap Adam. Dan entah kenapa dia merasa, kali ini Adam terlihat jauh lebih tampan dari sebelumnya.Adam sama-sama menatap mata Elena. Wanita yang selalu menatapnya penuh cinta sejak kali pertama pertemuan mereka hingga detik ini, berhasil membangkitkan birahi Adam."Dam—"Alhasil ketika Elena hendak mengatakan sesuatu, Adam tak

    Last Updated : 2023-05-26

Latest chapter

  • Selling My Husband   Marah Besar.

    "Maaf." Elena meraih tangan Adam untuk minta maaf. "Gara-gara aku kalian jadi ribut."Adam menggeleng cepat dengan senyuman getirnya. "Ribut bukan hal baru di antara kami."Elena melipat bibir ke dalam, tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan, tidak tahu pula harus berbuat apa untuk meleraikan keributan suami dan istri pertamanya itu."Maaf." Kemudian Adam turut minta maaf.Membuat Elena mengernyitkan alis, tetapi segera tersenyum lembut. "Kamu tidak punya satupun kesalahan."Bola mata Adam berkaca-kaca, sesuatu seolah memenuhi dadanya hingga deru napasnya terdengar lebih jelas, dia merasa ingin menangis tapi wajahnya tampak berseri-seri sampai kemudian dia mendadak merengkuh pinggul Elena untuk mendekapnya erat.Elena terhenyak, punggungnya menegang sejenak.Seolah tak sabar Adam berkata, "Baru kali ini ada orang yang tidak menyalahkanku, El."Elena terpaku.Adam melanjutkan dengan dada semakin sesak hingga tak terasa matanya memanas. "Selama ini orang-orang selalu menyalahkanku, me

  • Selling My Husband   Tidak Sadar Diri!

    Pendengaran Lily masih tajam. Tepat ketika dia menempelkan telinganya di permukaan pintu, dia mendengar desahan Elena dan Adam yang saling bersahutan satu sama lain! DeggggJantung Lily bagai disambar petir. Wanita serakah itu tersentak mundur dengan pundak naik turun tak menentu.Kemudian dia secara jelas mendengar desahan mereka semakin jelas dan memanjang tapi setelah itu tidak ada suara desahan lagi, melainkan obrolan yang tidak bisa dia dengar.Pikiran Lily kacau. Pandangannya berkunang-kunang. Pikirannya menjadi kosong melompong.Pada akhirnya, wanita itu berjalan tunggang langgang ke sofa yang tidak jauh dari kamar Elena. Lalu, tangisan yang belum pernah keluar setelah dirinya kaya, kini keluar tanpa ampun! "Tidak … ini tidak mungkin." Lily sudah mengetahui apa yang pastinya terjadi di kamar Elena bersama Adam, tetapi wanita itu berusaha menolak kenyataan.Dia berpikir Adam hanya mencintai dirinya, dan tidak akan mungkin berani menyentuh wanita lain meski itu Elena yang sudah

  • Selling My Husband   Menembus Batas.

    Slurppp cupppElena tak menyangka Adam rupanya begitu ahli dalam hal ini. Dia melumat, menghisap, sesekali menggigit bahkan sampai menjelajahi dinding mulut Elena hingga wanita itu kelabakan menyeimbangi.Maklum, hal seperti ini tentu adalah pengalaman pertama bagi Elena. Dan begitu mencobanya, ternyata dia bermain seseorang yang sangat ahli! Sampai pada akhirnya Elena kesulitan bernafas. Dia mendorong pundak Adam, dan Adam merespon gerakan Elena.Adam melepas bibir bawah wanita itu setelah sebelumnya digigit. Jarak wajah mereka masih sangat dekat, mereka dapat merasakan embusan nafas masing-masing.Hah hah hahSetelah beberapa detik, Elena mengangkat wajah menatap Adam. Dan entah kenapa dia merasa, kali ini Adam terlihat jauh lebih tampan dari sebelumnya.Adam sama-sama menatap mata Elena. Wanita yang selalu menatapnya penuh cinta sejak kali pertama pertemuan mereka hingga detik ini, berhasil membangkitkan birahi Adam."Dam—"Alhasil ketika Elena hendak mengatakan sesuatu, Adam tak

  • Selling My Husband   Malam ini Tidur Denganmu.

    Waktu berselang. Elena membuka pintu kamarnya sambil tersenyum hangat.Langkah Adam terhenti di ambang pintu. Dia terdiam seperti sedang menimbang-nimbang.Kemudian Elena berkata tanpa berat hati. "Dam, malam ini jatah tidurmu bersamaku tapi jika kamu enggan, kamu bisa kembali ke kamar Lily."Adam mengangkat wajahnya. Dia menatap Elena secara intens. Namun bukan wanita itu yang menjadi pusat perhatian, melainkan bayangan ucapan Lily dan teman-temannya beberapa saat lalu yang membuat Adam sakit hati dan rasanya perasaan itu tidak akan terobati meski seribu tahun berlalu sekalipun."Dam." Elena menyadarkan Adam.Adam mengerjap dan tanpa pikir panjang memasuki kamar istri keduanya tersebut.Elena tercengang. Dia seperti bermimpi. Dia tak menyangka Adam bersedia masuk setelah beberapa kebersamaan pria itu terlihat enggan tak enggan.Setelah Adam masuk harusnya Elena menutup pintu, tetapi tidak. Elena mematung dan malahan tenggelam dalam pemikiran sendiri.Adam yang sadar lantas menoleh l

  • Selling My Husband   Berada Di Sisimu Aku Jauh Lebih Baik!

    "Tidak mungkin!" Lily menatap Adam penuh cinta dan kepercayaan penuh. "Mas Adam cinta mati padaku. Jika tidak, mana mungkin ia bersedia menikahi Elena demi kekayaan ini!"Mendengar pengakuan terang-terangan Lily, perasaan Adam sangat terluka. Pria itu merasa, harga dirinya telah benar-benar hilang tergantikan dengan harta yang sangat Lily inginkan.Lucunya, hal ini malah dijadikan bahan lelucon Lily dan teman-temannya. Tentu saja perasaan Adam semakin kacau. Hal itu dapat Elena lihat melalui celah pintu. Dan melihatnya demikian, Elena yang tadinya kesal pada Lily menjadi kasihan pada Adam karena pria setampan dan sebaik Adam justru mendapat istri seperti Lily."Ly, aku merasa gerah. Aku pergi ke kolam renang." Pamit Adam, dan tanpa menunggu persetujuan Lily, Adam pergi begitu saja.Lily tampak akan menghentikan, tetapi teman-teman Lily menahannya. "Hei, biarkan saja? Mari bicarakan seberapa banyak kamu mendapatkan aset wanita bodoh itu?"Membahas hal ini membuat Lily dua kali lipat be

  • Selling My Husband   Hari Yang Buruk

    Semua bekas makanan sudah dibersihkan. Elena berniat membawa Vino bermain di luar. Mendadak Adam setengah berlari menuruni anak tangga dengan memanggil Elena."Elena …"Sambil tetap menggenggam tangan kecil Vino, Elena menoleh dan tersenyum. "Iya?"Adam ragu-ragu. Tapi ia harus mengatakannya, atau Lily akan marah.Elena menautkan kedua alisnya. "Mas, ada apa?" Tanya wanita itu.Adam menghela nafas pelan. Tanpa mau melihat Elena, ia berucap, "Aku tidak tahu harus berpakaian apa. Tolong kau carikan pakaian yang pantas supaya Lily tidak mau di depan teman-temannya."Sudut bibir wanita itu teran

  • Selling My Husband   Perubahan Kehidupan

    Tiba-tiba tangisan Vino memecah kesunyian nan kehampaan rumah besar itu.Huaaa …Elena panik bukan main. Sembari membawa minyak telon dan baju ia berlari-lari meninggalkan kamar. Begitu juga dengan Lily dan Adam yang saling tatap tapi kemudian Lily tak peduli sementara Adam ikut berlari keluar.Adam baru saja akan menuruni anak tangga, tetapi langkahnya dibuat terhenti kala ia melihat Elena yang acak adul setengah berdiri di hadapan Vino.Perempuan itu mengusap-usap pipi Vino, menciumi punggung tangannya dan berulang kali mengatakan maaf."Maafkan ibu, yah, maaf. Ibu terlalu lama, yah, sampai Vino bosan dan turun sendiri. Apa masih saki

  • Selling My Husband   Beri Aku Ruang Dalam Hatimu

    CeklekkkSpontan Elena terenyak. Ia bersicepat duduk dari tidurannya. Dan meraih selimut guna menutupi punggungnya yang terbuka, karena saat ini ia hanya menggunakan gaun tipis tanpa lengan.Pintu dibuka kasar. Lily mendorong Adam masuk meski gelagat Adam sudah persis seperti tahanan, yang menolak keras masuk bui.Lily sama sekali tak peduli. Malam ini adalah malam pertama Adam. Dan hal itu tidak bisa diganggu gugat."Li." Adam merengek.Lily acuh tak acuh. Ia tutup pintunya dari luar. Bahkan ia juga mengunci pintu itu supaya Adam tidak bisa kabur.Setelah itu Lily kembali ke kamar. Menghabiskan malam, berteman setumpuk uang dan kekayaan tiada habis tujuh turunan. Sedang Adam tetap mematung seorang diri di depan pintu.Elena menatap Adam sepintas. Sebuah duka terlukis jelas di wajah pria itu. Elena tau betul, Adam menahan sakit sekaligus

  • Selling My Husband   Aku Istrimu

    Biarpun Elena lahir dari keluarga berkecukupan juga selalu dilayani para pelayan, tetapi bukan berarti Elena si anak manja yang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah atau hanya bisa masak air.Hidup mandiri sedari ia lulus SMA memaksa Elena melakukan segala hal seorang diri. Ia belajar memasak, membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika dan pekerjaan ibu rumah tangga lain.Bahkan ketika sakit, Elena terbiasa membuat obat sendiri. Misal wedang jahe yang sekarang sedang ia buat.Trik itu diajarkan nenek Elena sewaktu neneknya yang dari kota keraton tinggal di rumah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status