Doorr doorr doorrr
Suara letusan timah panas bersahut-sahutan menggantikan suasana hening pegunungan yang mencekam siang ini.Baku tembak tidak bisa dihindari.Ada pria tujuh sedang mengejar sesosok tubuh berpakaian serba hitam yang berlari dengan begitu lincah. Selain bersenjata, mereka semua juga memiliki kemampuan bela diri yang tidak biasa.Namun, sosok yang sedang dikejar juga bukan orang biasa. Kecepatan gerak yang begitu lincah meliuk-liuk menghindari peluru yang datang bertubi-tubi tanpa rasa takut yang sangat luar biasa. Hal tersebut menandakan bahwa dia memiliki kemampuan bela diri dan ilmu peringan tubuh yang tinggi.Sosok yang dikejar itu jelas seorang wanita. Lekuk tubuh yang terbungkus setelan celana cargo dan kaos hitam lengan panjang berlapis jaket anti peluru membentuk lekuk tubuh indah yang hanya dimiliki wanita.Meskipun wajahnya tertutup masker hitam, alis yang panjang dan sepasang manik yang mempunyai bulu mata lentik tak bisa menyembunyikan kecantikan yang ada di balik masker. Rambut panjangnya diikat ekor kuda terjuntai dibalik topi warna hitam pula.Sosok gadis mempunyai tinggi 170an cm terus berlari menghindari kejaran para pria di belakang."Xin Qian, menyerah saja. Kamu tidak akan bisa lari dari tempat ini!" Terdengar pekikan suara yang mencoba melemahkan mentalnya."Sial, kenapa kalian menjebakku!" Xin Qian menggertakkan gigi. Dia sedang memarahi dua rekannya yang telah berkhianat."Jangan salahkan kami. Xin Qian, kamu memang pantas mati!""Dendam apa kalian berdua denganku?" dengusnya penuh amarah. Dua rekannya sudah bergabung dengan musuh untuk membunuhnya.Benar-benar keterlaluan.Xin Qian dan dua rekannya adalah anggota agen pembunuh profesional yang cukup bergengsi di kalangan jaringan bisnis hitam. Belum pernah gagal dalam menjalankan tugas.Seharusnya mereka bekerja sama untuk membunuh pimpinan Mafia, Lin Chao Feng. Namun, sekarang semua justru berbalik arah. Bukan Lin Chao Feng yang akan mereka bunuh, tapi justru dirinya.Padahal dia begitu mempercayai dua rekannya. Ternyata, mereka malah menginginkan nyawanya.Sebelumnya, mereka sudah berhasil menyusup menjadi penjaga villa tempat menginap Lin Chao Feng. Pimpinan Mafia yang harus dibunuhnya hari ini.Xin Qian dan dua rekannya sudah berbagi tugas untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat. Dua rekannya harus mengalihkan perhatian para pengawal pribadi sang Mafia. Sedangkan dirinya langsung mengeksekusi target.Faktanya ketika dia sampai di tempat. Semua pengawal Mafia dan dua rekannya berkumpul di sana menyiapkan jebakan untuk Xin Qian.Tidak disangka, dua rekannya telah berkhianat untuk menjebaknya menemui jalan buntu. Dia sendiri yang akan menjadi target pembunuhan hari ini."Menyerah saja Xin Qian. Aku akan memberi kematian yang indah untukmu! Ha-ha-ha." Suara seorang pria terdengar dingin.Siapa lagi, dia pasti Lin Chao Feng ketua Mafia yang harus dibunuhnya hari ini."Jangan harap bisa mudah membunuhku!"Sosok wanita itu terus berlari dengan gerakan lincah. Memiliki ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi sehingga bisa begitu cepat menghindari tembakan yang bertubi-tubi.Sesekali dia juga melepaskan tembakan ke arah para pria yang mengejar di belakang.Doorr DoorrDoorr DoorCeklek"Sial, peluru habis!" umpat wanita itu kesal. Di saat kritis senjatanya kehabisan peluru. Mana sempat dia membuka ransel untuk berganti senjata lain. Mereka sama sekali tidak akan memberi kesempatan.Sungguh sial.Tak ada pilihan lain baginya kecuali terus berlari ke depan. Namun, dia sekarang berdiri di atas tebing. Di depannya hanya tersisa jurang yang begitu dalam."Shit! Jalan buntu!" Di depannya, jurang yang begitu dalam. Kecuali melompat ke dasar tebing, Xin Qian tidak mempunyai jalan lain. Namun, jika melompat ke dalam jurang sedalam ini dia juga akan mati."Tidak disangka kamu akan mati di usia semuda ini, Xin Qian. Sungguh sayang, kamu memilih kematian yang buruk. Ha-ha-ha." Sekelompok pria itu terus merangsek ke depan. Sementara Xin Qian hanya bisa mendenkus penuh amarah mengutuk kesialannya hari ini."Apakah sekarang tiba kematianku? Sialan, aku masih ingin hidup lebih lama," geramnya.Jarak antara mereka semakin terpangkas."Mau kemana lagi kamu, Xin Qian? Bersikap baik, akan kuberi kematian yang indah!" Suara Lin Chao Feng yang mengejarnya terdengar begitu mengerikan.Suara tawa menggelegar dari para pria yang mengejarnya. Masing-masing dari para pria itu menodongkan pistol ke arahnya."Bukan kami yang mendapatkan bayaran karena membunuhku, tapi aku yang akan mendapatkan bayaran satu juta dollar untuk menghilangkan nyawamu, Xin Qian," sindirnya."Benarkah semahal itu harga dari nyawaku?" Xin Qian bahkan memiliki nyawa dengan harga mahal. Apakah dia harus bangga?Wanita yang bernama Xin Qian terus waspada. Saat ini nyawanya sudah di ujung maut. Dia tidak menemukan celah sama sekali untuk melarikan diri kali ini."Berbanggalah sebelum aku mencabut nyawamu!"Xin Qian menghela napas.Saat ini, dia hanya bisa bertaruh. Di dalam ranselnya, ada mesin kecil yang saat ini sedang dikembangkannya.Xin Qian meraba benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. Menekan salah satu tombol yang ada di sana untuk mengaktifkan. Alat ini akan membawanya ke tempat persembunyian rahasia yang telah dia siapkan sebelumnya.Tiba-tiba suara embusan angin begitu ribut dari arah tebing. Xin Qian menoleh ke belakang. Di sana terlihat pusaran angin yang berputar-putar di udara.Sudut bibir Xin Qian terangkat membentuk lengkungan tipis. Ini adalah pertama kalinya dia menggunakan alat canggih yang telah dikembangkannya, mesin waktu. Belum sempurna, alat canggih yang baru dikembangkannya ini bisa memangkas ruang dan waktu.Kendati ini pengalaman pertama menggunakan mesin waktu ciptaannya, dia berharap alat ini bisa mengantarkan dirinya berteleportasi ke tempat persembunyian rahasianya."Badai tornado!" pekik para pria yang tak jauh darinya.Tubuh Xin Qian ditarik masuk ke dalam pusaran badai tornado. Selama beberapa saat Xin Qian berputar-putar di dalam pusaran angin yang membuatnya tidak bisa lagi membuka mata."Lin Chau Feng, selamat tinggaaaal."***Musim dingin di perbatasan Da Liang Dinasti Murong.Weng weng wengSuara dengungan yang pertama masuk di indra dengar Xin Qian. Perlahan bulu mata yang panjang dan lentik miliknya bergetar sebelum akhirnya sepasang mata bulat itu terbuka perlahan.Belum sempat dia menyadari keberadaannya, hal pertama yang dilihatnya adalah beberapa bilah pedang panjang menghunus ke lehernya.Apa-apaan ini?Sejenak, Xin Qian merasa linglung.Bukankah seharusnya dia berteleportasi ke ruangan rahasia miliknya, tapi kenapa ... di depannya saat ini ada tiga pria yang menghunuskan pedang dan menatapnya dengan dingin."Sial, apa alat sialan ini tidak bekerja?" gumamnya linglung.Sialan, salah alamat. Dia terlempar di tempat lain."Kamu siapa?" tanya salah satu dari mereka sambil menatap tajam pada tubuh Xin Qian dengan jijik."Tuan, ini dimana?" tanya Xin Qian hati-hati. Mungkinkah dia sekarang benar-benar telah mati? Pemandangan di depannya benar-benar aneh.Tiga orang pria tampan berpakaian kuno sedang menghunuskan pedang di leher Xin Qian bersamaan.Situasi macam apa ini?Tunggu! Apakah mereka ... dewa kematian? Xin Qian mengeluh di dalam hati."A-apa kita mau ke neraka?" Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Xin Qian. Untuk pembunuh berdarah dingin seperti dia, apakah ada tempat yang lebih baik dari neraka?Eum, t-tapi ... apakah ini wujud dewa kematian itu? Kenapa mereka semua terlihat tampan? Bukankah seharusnya wujud dewa kematian berwajah mengerikan?Omong kosong, dia bahkan tidak pernah percaya dengan adanya dewa! Tidak ada dewa di dunia ini, Xin Qian berkata di dalam hati.Masih berusaha mengumpulkan kesadaran, Xin Qian mengerjapkan mata lebar. Dia mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Kejadian terakhir yang diingatnya, dia mengaktifkan mesin waktu. Lalu, muncul badai tornado yang menghisap tubuhnya.Sekarang ketika sadar, bukan ruangan rahasia yang ada di depannya. Dia malah berada di tempat asing bersama orang-orang aneh yang entah siapa mereka."Tuan, katakan padaku. Apa kita akan ke jembatan naihe?" Xin Qian bahkan masih bertanya apakah para pria ini benar-benar para dewa pencabut nyawa."Jangan harapkan kematian sebelum kamu mengatakan padaku kamu siapa? Berani sekali menyusup di markas militer Da Liang!" gertak salah satu dari pria tampan itu.Galak sekali.Tunggu!Dia Liang?Tempat asing dimana itu? Xin Qian sudah membaca begitu banyak berita, tidak pernah mendengar ada sebuah daerah bernama Da Liang. Otaknya berputar dengan cepat.Gadis cantik itu kemudian tersadar."Apa aku mengganggu kalian saat adegan syuting?" Hanya ada satu kemungkinan. Pusaran badai tornado itu telah melemparkannya di lokasi syuting film kolosal. Pasti begitu....Tidak ada kemungkinan lain. Tiga pria yang sedang menghunuskan pedang ke lehernya ini berpakaian hanfu zaman kuno. Pasti mereka sedang syuting film kolosal. Benar tidak?Sialan, lain kali dia harus segera memperbaiki mesin waktu miliknya supaya lebih akurat. Salah alamat dalam petualangan ruang dan waktu benar-benar merepotkan.Tiga pria tampan itu saling berpandangan satu sama lain. Mereka tidak mengerti ucapan Xin Qian.Syuting? Istilah apa itu?"Jangan bicara sembarangan! Katakan siapa namamu!" gertak pria yang berpakaian biru muda."Xin Qian."Galak sekali. Mentang-mentang jadi aktor, mereka bisa seenaknya sendiri. Lagipula apa harus menghunus pedang seperti ini? Menggelikan sekali. Aku bahkan punya senjata yang lebih keren dari kalian. Xin Qian memarahi tiga pria itu dalam hati.Xin Qian tidak mempunyai pilihan lain kecuali bangun dari posisi terbaring yang menyedihkan. Saat menyadari dirinya, dia masih memakai pakaian yang sama seperti yang dipakainya tadi.Sekarang dia terjatuh di lokasi syuting drama kolosal. Sebaiknya, dia tidak berbuat kegaduhan dengan menyerang para aktor ini."Mata-mata dari mana kamu?"Xin Qian, "..."Mata-mata apanya!"Heh? Aku bukan artis, kenapa masih memakai skrip film untuk bertanya padaku?"Xin Qian mengedarkan pandangan. Ini adalah hutan di balik gunung. Tak jauh dari sana, ada barak militer dan banyak prajurit yang hilir mudik. Lokasi syuting yang benar-benar sempurna."Dimana sutradara? Aku akan bicara dengannya." Xin Qian terlalu malas untuk mengikuti alur para aktor film kolosal yang kelewat disiplin ini.Ketiga pria itu saling pandang. Saat melihat Xin Qian berdiri, mereka menatap Xin Qian dengan jijik.Pakaian macam apa ini?Seorang wanita berpakaian aneh. Celana cargo dan kaos hitam lengan panjang dilengkapi dengan jaket anti peluru. Dia menggendong tas ransel dan rambut panjangnya keluar dari lubang belakang topi aneh.Baru saja Xin Qian berdiri, terdengar suara dari pergelangan tangannya.Bip Bip BipJam tangan yang melingkar di pergelangan tangan Xin Qian terlihat begitu aneh di mata mereka. Tiga pria itu menjadi waspada saat mendengar jam tangan yang berbunyi dan berkedip dengan cahaya kebiruan."Senjata aneh apa itu?"Hunusan pedang semakin mendekat di leher Xin Qian. Wanita ini masih linglung."Ah, ini hanya jam tangan, bukan senjata!" gumam Xin Qian ketika sadar dengan kecurigaan tiga orang itu."Jam tangan?" Dahi mereka berkerut dalam.Ada yang aneh, kenapa mereka tidak tahu jam tangan?Seketika, Xin Qian ragu dengan asumsinya. Jika mereka tidak mengenal barang seperti jam tangan yang dikenakannya. Apakah sekarang ini benar-benar ... zaman kuno?Apakah badai tornado telah melemparkan dirinya ke masa lalu?Xin Qian menunjukkan jam tangannya pada ketiganya."Lihat, jam tujuh pagi." Xin Qian tersenyum linglung. Jika benar dia sekarang berteleportasi ke zaman kuno, ini sangat merepotkan."Eum, apa kalian punya jam tangan? Sepertinya jam tanganku rusak. Kenapa masih pagi?" Dia ingat tadi dia dikejar-kejar oleh anak buah Lin Chao Feng saat siang hari.Ketiga orang itu kembali saling pandang. Perkataan wanita ini semakin aneh."Ikut kami, dan jangan coba-coba kabur jika tidak ingin kehilangan nyawa."Sebenarnya, bisa saja Xin Qian melawan tiga pria itu. Namun, saat kembali berpikir dia tidak mengenal wilayah ini, Xin Qian mengurungkan niatnya. Lihat dulu suasananya, baru bertindak. Jangan sampai salah langkah.Jadi, Xin Qian memutuskan untuk menuruti perintah tiga orang itu.Baru saja tiga pria itu akan membawanya pergi, sesosok bayangan tiba-tiba muncul di hadapannya. Xin Qian yanh ahli bela diri di zaman modern merasa begitu takjub dengan kemampuan pria yang baru saja datang."Yang Mulia!" Serentak tiga pria itu menunduk hormat pada pria yang barusan muncul di hadapan mereka.Tiga pria ini terlihat tampan, tapi pria yang baru saja datang jauh lebih tampan berkali lipat. Fitur wajah yang begitu tampan dengan hidung tinggi dan bibir tipis kemerahan. Sepasang matanya tajam seperti tatapan seekor elang. Rambut di dahinya membentuk huruf M. Lalu, ada sanggul kecil dengan mahkota giok yang berkilau. Wajah ini benar-benar sangat sempurna.Selama beberapa saat Xin Qian tertegun dengan ketampanan pria itu."Apa dia mata-mata dari Kerajaan Qing?" Suara dingin pria itu menyadarkan lamunan Xin Qian."Lapor Yang Mulia, dia bernama Xin Qian."Xin Qian menatap pria yang terlihat dingin dan bermartabat. Ada aura agung yang tidak bisa ditandingi sehingga tiga pengawal itu hanya bisa patuh."Bu-bukan. Aku bukan mata-mata. A-aku datang atas perintah guru untuk membantu kalian."Hari ini benar-benar sial. Selamat dari sarang harimau, dia masuk ke mulut singa. Huh, Surga benar-benar tidak menghendaki dirinya hidup lebih lama.Apapun itu, sekarang dia sudah berteleportasi ke zaman kuno. Hidup di masa ini jika dia sayang dengan nyawanya, dia harus bermain trik. Bukan orang zaman kuno yang sangat kejam. Mereka suka bermain trik untuk saling menjatuhkan satu sama lain."Baiklah, aku harus menyelamatkan nyawaku lebih dulu."Bersambung.Xin Qian tidak mempunyai pilihan lain kecuali alur mengikuti. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu. Saat ini, dia berada di tempat yang tidak dikenal. Belum cukup, bahkan dirinya menjadi tawanan tanpa mengetahui situasi apa yang sedang terjadi di tempat ini. Hah, sungguh konyol. Mati di tangan Lin Chao Feng setidaknya membuatnya tidak mati penasaran, tapi mati di tangan para pria aneh ini. Bukankah hanya akan membuatnya mati penasaran? "Apa kalian tidak dengar? Aku bukan mata-mata. Aku justru datang untuk memberikan bantuan pada kalian. Dengar tidak?" Tidak bisa dibiarkan, Xin Qian harus berusaha mengumpulkan tenaga untuk meyakinkan mereka. Pria yang baru saja datang melontarkan tatapan dingin pada Xin Qian. Pria ini adalah Dewa Perang Da Liang, Murong Xuan Yuan. Penampilan gadis ini memang tidak layak untuk berhadapan dengan seorang Murong Xuan Yuan yang sedingin es. "Lancang!" Salah seorang pengawal meraung marah. Gadis ini sungguh
Suara riuh pertarungan mencuri perhatian para prajurit yang berjaga di barak militer malam ini. "Ada penyusup, tangkap!" Dalam waktu sekejap mata, para prajurit berkerumun menyaksikan pertarungan tujuh lawan dua. "Berani sekali menyusup di markas militer Da Liang kita." "Orang-orang Qing cukup bernyali besar." "Tuan Xue dan Tuan Ming Ye pasti akan menangkap mereka semua."Berbagai perbincangan seketika ikut meramaikan suasana. Lawan mereka adalah para pengawal pribadi Dewa perang Da Liang. Jadi, para prajurit sangat percaya diri. Ada tujuh pria berbaju hitam yang merupakan seniman bela diri berkemampuan tinggi mengeroyok Ming Ye dan Xue. Pertarungan keras pun tak terelakkan. Dentang suara pedang yang saling beradu dalam pertarungan terdengar menyiutkan nyali para pengecut. Kilatan pedang bergerak cepat menghantam ke arah musuh, menimbulkan suara gaduh. Teng teng teng "Siapa kalian?" Xue bertanya dengan tenang. Napasnya sangat teratur, tak terlihat kepayahan sama sekali meskipu
Atap barak militer perbatasan Da Liang tertutupi salju menyisakan kejutan di hati Xin Qian. Hamparan salju memutih sejauh mata memandang. Gadis itu masih tidak habis pikir. Kenapa dia bisa tersesat di tempat ini dengan musim berbeda?Biarpun dia ingin mangabaikan semua keanehan ini, tapi tetap saja otaknya masih belum bisa menerima. Menghela napas panjang adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukannya saat ini."Jangan berpikir untuk membohongi kami, karena kamu akan menyesal seumur hidup!" sembur Yunxi begitu mereka sampai di tempat tinggal panglima tertinggi Da Liang, Murong Xuan Yuan.Xin Qian hanya memutar bola mata malas. Sejak bertemu tadi, Yunxi adalah orang yang paling banyak bicara dan mencurigainya. Xin Qian hanya mengabaikan begitu saja. Dia terlalu malas untuk berdebat.Begitu masuk, Xuan Yuan sudah menunggu di sana bersama dengan Xue dan Ming Ye. Mereka tertegun beberapa saat ketika melihat sosok Xin Qian yang terlihat heroik dengan jubah hitam yang membungkus tubuhnya
Melihat tatapan Yunxi yang penuh dengan kecurigaan, Xin Qian mendengus pelan. Orang-orang ini ternyata mempunyai kewaspadaan yang tinggi pada orang asing seperti dirinya.Gadis itu bicara dengan bahasa yang tidak dipahami oleh mereka, wajar jika merasa curiga."Ah, eh, itu ... haiyaaa ... Lisensi itu maksudnya Para Dewa sudah memberi izin padaku untuk membuat senjata dewa ini secara khusus untuk Da Liang kita." Xin Qian menangkupkan kedua tangannya di dada, seakan sedang berterima kasih pada Dewa yang diucapkannya tadi. Padahal dalam hati dia mengumpat, 'Dewa apa! Aku adalah Dewa Kematian! Salahkan diri kalian yang terlalu bodoh. Siapa suruh kalian lahir di zaman primitif. Maaf jika aku sedikit berbohong pada kalian.'"Aku akan membuat senjata surgawi ini menjadi sedikit lebih mengerikan, dan Kerajaan Qing sialan itu akan kalah telak! Bagaimana, apa kalian percaya?" Xin Qian berkata penuh semangat. Dia harus mendapatkan kepercayaan dari Xuan Yuan.Menjadi perancang senjata di zaman k
Suasana malam di barak militer Da Liang kembali sunyi. Yunxi, Ming Ye dan Xue sibuk menyiapkan semua bahan untuk membuat senjata dewa yang diminta oleh Xin Qian.Murong Xuan Yuan mengajak Xin Qian masuk di tempat tinggalnya di markas militer ini."Nona Xin Qian, tidak ada orang yang berani masuk kediaman panglima. Di belakang ada halaman yang cukup luas untuk Anda melakukan ritual menciptakan senjata dewa ini. Saya pastikan tidak ada orang yang mengganggu Anda," ucap pria bermahkota giok itu sambil tersenyum tipis. Xin Qian hanya membutuhkan waktu tujuh hari untuk membuat granat, tidak masalah baginya untuk menunggu.Xin Qian, "..."Jadi, mereka benar-benar percaya pada ucapan Xin Qian yang mengatakan bahwa granat adalah senjata dewa? Benar-benar bodoh. Huh..."Terima kasih, Panglima. Anda tidak perlu khawatir. Sekitar tujuh hari, ritual ini akan berakhir." "Baik." Murong Xuan Yuan tersenyum puas. Binar matanya membara penuh dengan ambisi untuk memenangkan pertempuran.Sejak melihat k
Masih ada keraguan di dalam hati Xuan Yuan dengan sosok Xin Qian. Kedatangannya yang aneh di tempat ini, belum membuatnya percaya sepenuhnya.Kendati dia memberi kesempatan pada Xin Qian untuk menunjukkan kemampuan, dia tidak menurunkan kewaspadaan sedikit pun pada gadis itu. Dia menjaga secara pribadi, hanya karena alasan ini.Saat ini, dia sedang bertaruh. Tidak ada ruginya dia percaya pada Xin Qian tujuh hari ke depan. Jika benar, gadis ini hanya sedang mencoba mengulur waktu, dia pasti akan menjadi orang pertama yang akan membunuh Xin Qian.Xuan Yuan juga melangkah pergi begitu tiga selesai berbincang dengan Xin Qian. Dia akan menjaga di luar. Bahkan dia mengusir prajurit jaga dari area halaman belakang. Pangeran Ketiga Da Liang ini yang secara pribadi akan menjaga tempat ini.Xin Qian menghela napas lega. Dia butuh ketenangan dan konsentrasi tanpa ada yang mengganggunya. Di zaman modern dia mempunyai ruangan khusus untuk tempat untuk dia meneliti dan bereksplorasi menciptakan be
Setelah berhari-hari Xin Qian sibuk bekerja di di halaman belakang kediaman panglima, hari ini Xuan Yuan merawat gadis ini dengan baik di ruangan pribadinya. Xin Qian tidur seharian di ranjang Xuan Yuan tanpa segan. Baru ketika hari mulia petang, gadis itu membuka matanya karena kelaparan."Ummph.... Lapar." Xin Qian belum membuka mata, tapi tangannya sudah bergerak mencari ponsel di nakas untuk memesan makanan secara online.Sejak berteleportasi di zaman kuno, ini adalah tidur paling nyenyak yang dirasakan Xin Qian. Ketika bangun, dia masih linglung, lupa keberadaannya sekarang telah berlempar di dunia paralel."Mana ponselku?" gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur. Sedikit tidak sabar, karena perutnya sudah menuntut untuk diisi."Apa Anda mencari benda yang Anda sebut sebagai barang pribadi itu?" Xuan Yuan menyerahkan tas ransel milik Xin Qian.Begitu terdengar suara Xuan Yuan, gadis itu mendengus pelan. Samar-samar dia teringat tadi pagi, dia baru saja menyelesaikan tugasny
Xin Qian akhirnya bersuara di bawah tatapan empat pria yang penasaran dengan apa yang diinginkannya."Aku ... aku hanya berharap kelak Anda bisa melindungi saya, Panglima," cicitnya pelan. "Lancang!" Yunxi meraung.Memangnya Xin Qian ini siapa? Berani-beraninya meminta perlindungan Yang Mulia. Xin Qian yang seharusnya melindungi dan mengorbankan nyawa untuk Xuan Yuan, bukan sebaliknya."Jangan kira, karena kamu sudah berhasil membuat senjata, kamu bisa meminta hal yang tidak masuk akal seperti itu!" gertak Yunxi tidak suka."Apa kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara? Sembarangan meminta penjagaan Yang Mulia."Tak henti-hentinya, Yunxi memarahi Xin Qian. Xue dan Ming Ye hanya saling pandang melihat Yunxi yang sejak mereka bertemu masih terus saja cerewet memarahi Xin Qian.Yunxi mendengus kasar.Orang kurang ajar mana yang meminta perlindungan secara pribadi dari Dewa Perang Da Liang ini. Mereka semua yang ada di tempat ini bahkan rela mengorbankan nyawa demi melindungi Xuan Yuan. Se
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak