Suara riuh pertarungan mencuri perhatian para prajurit yang berjaga di barak militer malam ini.
"Ada penyusup, tangkap!"Dalam waktu sekejap mata, para prajurit berkerumun menyaksikan pertarungan tujuh lawan dua."Berani sekali menyusup di markas militer Da Liang kita.""Orang-orang Qing cukup bernyali besar.""Tuan Xue dan Tuan Ming Ye pasti akan menangkap mereka semua."Berbagai perbincangan seketika ikut meramaikan suasana. Lawan mereka adalah para pengawal pribadi Dewa perang Da Liang. Jadi, para prajurit sangat percaya diri.Ada tujuh pria berbaju hitam yang merupakan seniman bela diri berkemampuan tinggi mengeroyok Ming Ye dan Xue. Pertarungan keras pun tak terelakkan.Dentang suara pedang yang saling beradu dalam pertarungan terdengar menyiutkan nyali para pengecut. Kilatan pedang bergerak cepat menghantam ke arah musuh, menimbulkan suara gaduh.Teng teng teng"Siapa kalian?" Xue bertanya dengan tenang. Napasnya sangat teratur, tak terlihat kepayahan sama sekali meskipun dia dikeroyok oleh empat orang."Utusan Dewa Kematian.""Cari mati!" Xue menebas ke leher pria itu, tapi berhasil ditangkis oleh temannya."Mau tahu Dewa kematian yang sesungguhnya, lihat ini!" seru Xue sambil tersenyum miring.Pemuda tampan berjubah hijau itu bergerak dengan lincah. Memutar tubuh, menunduk dan menyerang tanpa henti dengan tenang seperti gerakan menari pedang yang indah.Xue sangat sibuk meladeni serangan demi serangan dengan terjal. Tubuhnya terlihat berkedip-kedip seperti bayangan saking cepatnya bergerak.Sementara Ming Ye tak jauh berbeda dengannya. Dia malawan tiga orang penyusup dengan gerakan yang begitu lincah."Sebaiknya kalian menyerah saja!" Ming Ye berkata tegas dan dingin."Jangan harap. Kami datang untuk mencabut nyawa Xuan Yuan.""Lancang!" Ming Ye meraung.Dia bergerak menekan dengan agresif, tapi teratur. Menyerang dan menghindar dengan gerakan yang cepat dan gesit. Teknik pertarungan yang berkebalikan dengan Xue yang bergerak lembut tapi mematikan.Kehebatan pengawal pribadi Murong Xuan Yuan bukan hanya nama besar belaka. Meskipun dikeroyok oleh mereka yang berkemampuan di atas rata-rata, Ming Ye dan Xue begitu lincah menghindari tebasan pedang, bahkan memberi serangan balik yang berhasil membuat kewalahan musuh."Memang pantas menyandang nama besar pengawal pribadi Pangeran Ketiga." Salah satu dari pria berpakaian hitam itu memberi pujian."Omong kosong, kalian yang tidak punya kemampuan. Jangan banyak mengoceh." Ming Ye meraung dan menebas secepat kilat pada pria yang lengah di depannya.Dalam satu tebasan, pria itu roboh ke tanah. Melihat salah satu temannya sudah dijatuhkan, dua orang yang mengeroyok Ming Ye meraung marah. Kesempatan kembali datang pada Ming Ye, karena emosional keduanya juga dijatuhkan dalam waktu singkat.Dengan cepat prajurit yang sejak tadi menonton pertarungan ikut menghunuskan pedang di leher tiga pria yang telah terkapar di tanah.Ming Ye segera melompat untuk membantu Xue yang masih berjuang melawan empat orang. Mendapatkan bantuan Ming Ye, satu demi satu dari empat orang itu berhasil dijatuhkan.Ming Ye dan Xue akhirnya berhasil meringkus tujuh orang yang lancang menyusup di markas mereka."Katakan, siapa Tuan kalian?" Ming Ye menghunus pedang di leher salah satu di antara mereka. Sementara Xue juga melakukan hal yang sama pada yang lainnya.Namun, para penyusup berpakaian hitam hanya menyeringai tanpa menjawab. Tak ada sorot ketakutan sama sekali di mata mereka. Di detik berikutnya, mereka menggelepar mati bersamaan."Sial! Mereka menggigit racun." Ming Ye dan Xue kecewa melihat kenyataan tersebut. Bahkan mereka bunuh diri di depan mata keduanya, sedangkan mereka tidak bisa berbuat apa-apa.Tujuh orang penyusup semuanya mati dengan cara yang sama. Mereka adalah pasukan berani mati yang siap untuk mengorbankan nyawa dalam melaksanakan tugas. Apapun yang terjadi, berhasil melaksanakan tugas atau tidak, mereka tidak akan ketahuan karena sudah menyiapkan racun di mulut mereka."Pasukan berani mati. Sial!" Xue mengumpat.Sia-sia saja mereka sudah berhasil meringkus jika pada akhirnya mereka mati tanpa sempat memberi informasi sedikitpun."Mari kita lapor pada Yang Mulia Pangeran Ketiga." Ming bergegas untuk pergi.Namun sebelum mereka berbalik, sekelebat bayangan datang dari udara. Seorang pria tampan yang bermahkota giok dengan momentum kedatangan yang begitu agung terbang di udara dengan pakaian putih yang berkibar bagaikan dewa yang turun dari langit."Pangeran Ketiga."Ming Ye dan Xue memberi hormat Murong Xuan Yuan yang baru saja mendaratkan tubuhnya di samping mereka."Semoga Yang Mulia Pangeran Ketiga panjang umur." Para prajurit serentak menekuk lututnya dengan tangan satu tangan di dada memberi hormat."Berdiri.""Terima kasih, Yang Mulia," seru mereka serentak.Xuan Yuan menatap dingin pada tujuh orang yang tergeletak tanpa nyawa di hadapannya. Ada sorot kecewa yang sekilas terlihat dari matanya. Namun segera berganti dengan tatapan dingin."Mereka semua mati?" tanyanya datar."Iya, Pangeran." Ming Ye melapor dengan wajah penuh penyesalan. Seharusnya mereka bergerak lebih cepat untuk membuang racun di dalam mulut mereka."Berani sekali mereka mati tanpa memberi tahu siapa Tuan mereka," dengus Murong Xuan Yuan marah.Hari ini terlalu banyak kejutan yang mereka temui di Markas. Saat ini mereka belum berhasil mengungkap sosok Xin Qian, sekarang ada tujuh orang penyusup yang datang mengacaukan Markas.Xue merasa curiga jika tujuh orang ini ada hubungannya dengan wanita aneh bernama Xin Qian yang tadi pagi mereka tangkap."Apakah mereka berhubungan dengan gadis aneh itu, Yang Mulia?" tanya Xue curiga.Murong Xuan Yuan menggeleng."Sebaiknya kita selidiki dengan hati-hati."Dia tidak yakin ada hubungan antara tujuh penyusup itu dengan Xin Qian. Ada keyakinan di dalam hatinya yang mengatakan bahwa mereka tidak saling berkaitan satu sama lain. Keyakinan yang entah datang dari mana.Kendati belum berhasil membuktikan, tapi Murong Yuan yakin dengan asumsinya.Ming dan Xue membuang napas gusar. Sudah tujuh hari ini mereka dan Kerajaan Qing melakukan gencatan senjata. Masing-masing pihak telah berada di dalam fase sama-sama dalam jalan buntu.Setelah beberapa bulan mereka terus bertempur di Medan perang, tapi belum terlihat siapa yang menang ataupun kalah. Mereka sama-sama kuat.Dalam situasi ini, berani sekali orang Kerajaan Qing memberi perintah untuk menyusup masuk di sarang militer Da Liang. Bukankah ini sama dengan mencari masalah?"Sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk kembali bertempur, Yang Mulia," tukas Ming Ye geram.Mereka masih punya nyali mengirimkan penyusup untuk membunuh Murong Xuan Yuan. Pria tampan bermahkota giok itu hanya menipiskan bibirnya mendengar ucapan Ming Ye. Anak panah beracun itu jelas-jelas diarahkan padanya. Tujuan mereka jelas adalah untuk membunuh Xuan Yuan."Ayo kembali!" Tiga bayangan melesat kembali ke penjara dimana Xin Qian dikurung.Yunxi memberi hormat begitu sosok Murong Xuan Yuan muncul di depannya, diikuti Ming Ye dan Xue di belakang.Tatapan mata dingin melintas dari sepasang netra Xuan Yuan. Xin Qian yang masih dalam keadaan terikat rantai besar sedang duduk dengan tenang di atas tumpukan jerami."Apa mereka teman-temanmu?" tanya pria itu datar dan dingin.Xin Qian terkesiap. Aah, pria ini benar-benar menakutkan. Hanya bertanya beberapa kata, tapi membuat jantungnya bergetar ketakutan."B-bukan. Sekteku semua anggotanya wanita. Apa kalian belum pernah mendengar?" jawab Xin Qian kembali berbohong.Entahlah fakta itu sesuai dengan realita atau tidak di zaman ini, dia tidak peduli. Yang paling penting adalah dia harus menepis kecurigaan para pria hebat ini. Kemampuan bela diri mereka jelas-jelas tidak terlampaui olehnya.Xin Qian tidak boleh mati sia-sia.Bintang keberuntungan sedang berpihak padanya. Murong Xuan Yuan tidak membantah ucapannya. Artinya, bahwa Sekte Emei di zaman ini memang hanya beranggotakan wanita. Aah, untung saja. Diam-diam Xin Qian mengurut dada."Sekarang, jelaskan satu persatu!" Xue menumpahkan isi tas ransel milik Xin Qian yang dibawanya dari zaman modern.Xin Qian merasa begitu tidak berdaya. Dalam perjalanannya melintasi ruang dan waktu kali ini benar-benar telah membawa dirinya ke zaman kuno. Keberadaan benda-benda hasil teknologi dari zaman modern tentu saja membuat mereka seakan melihat barang dari langit.Mereka menatap aneh dengan barang-barang yang ada di dalam tas tersebut. Ini pertama kalinya mereka melihat barang aneh ini. Ada ponsel, earpiece alat komunikasi yang sering digunakan dengan dua rekannya, detektor logam yang keberadaannya di tempat ini cukup membuat dahi Murong Xuan Yuan mengernyit.Belum lagi saat Xin Qian menjelaskan benda-benda lainnya. Granat, pistol dan jenis senjata lain yang ada di dalam ransel itu. Xin Qian menjelaskan satu persatu dengan begitu memesona.Xuan Yuan tidak mengalihkan tatapan matanya sedikitpun. Penjelasan Xin Qian benar-benar menarik. Guru besar kekaisaran bahkan tidak bisa menjelaskan sebaik wanita ini."Lalu, ini ... eum, ini adalah barang pribadiku." Xin Qian menunjuk pada jam tangan, ponsel, tablet dan dompet yang tersisa di dalam ransel."Ini namanya jam tangan. Fungsinya sebagai menunjuk waktu. Dalam sehari semalam masuk waktu 24 jam...."Lalu, bagaimana cara dia menjelaskan lembaran uang dollar yang ada di dompetnya? Mendadak Xin Qian sakit kepala.Belum lagi, kartu kredit dan kartu ATM yang berisikan jutaan dollar di rekeningnya. Sungguh sayang sekali di tempat ini uangnya sangat tidak berguna.Sial.Seketika Xin Qian Berubah orang miskin di tempat ini."Kenapa di tempat ini tidak ada tower, tidak ada mesin ATM dan tidak ada teknologi?" Xin Qian berkata dengan kesal karena telah berteleportasi di zaman kuno. Kenapa mesin waktu itu bisa terbuka di tebing dan membawanya ke tempat primitif ini.Dia menatap layar ponsel yang sama sekali tidak ada sinyal sama sekali. Lalu, dia menekan salah satu tombol mesin waktu yang ada di sana, tapi macet.Sial, dia sungguh sial. Kenapa bisa mesin waktu bobrok ini mengantarkan ke zaman kuno. Seharusnya dia diantar ke tempat persembunyian yang telah disiapkan sebelumnya.Benar-benar mesin waktu bobrok."Ah, negara ini benar-benar sangat primitif?" keluhnya."Primitif apanya? Kamu yang primitif, jelas-jelas wanita aneh tidak tahu malu. Berani berpakaian begitu di depan para pria." Xue tidak tahan lagi untuk memarahi Xin Qian.Xin Qian, "..."Apakah mereka tidak tahu, outfit yang dipakainya ini sangat trendy dan berharga sangat mahal di zaman modern. Semua yang dikenakannya hari ini dikeluarkan secara eksklusif oleh brand terkenal dunia yang diproduksi terbatas. Orang-orang zaman kuno ini malah menghinanya primitif.Sungguh keterlaluan."Beri dia pakaian yang layak!" titah Xuan Yuan."Kamu...." Xin Qian tidak berani membantah. Murong Xuan Yuan menatapnya dengan mata dingin, mana berani gadis itu membantahnya."Tidak ada pakaian wanita di barak militer, Yang Mulia," sahut Yunxi."Ambilkan pakaianku!" titah Xuan Yuan kemudian.Tiga pengawal, "..."Xue, Yunxi dan Ming Ye saling pandang. Bahkan Yang Mulia Pangeran Murong Xuan Yuan memberikan pakaiannya secara pribadi untuk wanita aneh ini. Bukankah ini ... benar-benar tidak masuk akal."T-tapi bukankah itu----""Apa kalian mau dia mati kedinginan?" Murong Xuan Yuan berkata dingin tak bisa dibantah.Ming Ye bergegas mengambilkan pakaian milik Xuan Yuan. Mereka tidak punya pilihan lain kecuali patuh. Tradisi Da Liang, jika seorang pria memberikan pakaiannya secara pribadi pada wanita, bukankah itu sama artinya menjadikan wanita itu milik Yang Mulia?Sebenarnya tidak masalah jika wanita itu bukan Xin Qian. Masalahnya Xin Qian adalah wanita yang belum terkonfirmasi latar belakangnya.Pemikiran itu benar-benar membuat tiga pengawal sakit kepala.Yunxi membuka belenggu rantai di tangan dan kaki Xin Qian."Pakai ini. Jangan berpakaian seperti wanita murahan!" Murong Xuan Yuan melemparkan pakaiannya pada Xin Qian.Xin Qian, "..."Lagi-lagi wanita ini dibuat tidak berdaya dengan pemikiran orang zaman kuno. Namun dia tidak punya pilihan lain kecuali menuruti perintah pria yang dipanggil Yang Mulia Pangeran Ketiga tersebut.Apalagi pria itu memberikan pakaiannya secara pribadi untuk Xin Qian. Dan lagi, di sini kenapa sudah musim dingin? Perasaan di zaman modern masih musim panas.Entahlah kenapa mesin waktu yang dikembangkannya itu bisa mengantarkan dirinya teleportasi di zaman kuno.Aah, sudahlah. Lebih baik sekarang, dia bisa bekerja sama dengan mereka untuk menyelamatkan nyawanya. Jika perlu berpura-pura bodoh, dia akan melakukannya. Asalkan nyawanya selamat.Melepaskan diri dari mereka, bisa dipikirkan lain kali jika semua sudah mendukung.Setelah Xin Qian selesai mengenakan hanfu hitam dengan detil bordiran benang emas di bagian dada dan pinggang yang begitu indah. Tak ada jepit rambut indah di Markas militer, jadi dia hanya mengikat rambut ekor kuda dengan pita berwarna emas.Dalam sekejab mata, tampilan Xin Qian yang mempunyai postur tinggi terlihat heroik seperti pendekar dari zaman kuno.Dia memilih tidak melepaskan sepatu boot kulit yang dibawanya dari zaman modern. Sepatu yang disiapkan oleh Yunxi hanya sepatu berbahan kain kasar."Cepat, Yang Mulia Pangeran sudah menunggu." Begitu selesai, Xue dan Yunxi membawa Xin Qian."Tunggu kita mau kemana? Aku bisa berjalan sendiri!" Xin Qian mencoba meronta. Dua pria ini membawanya seperti seorang tawanan. Benar-benar tidak menghormati harga dirinya."Jangan coba-coba kabur dari sini, atau akan mati!" Bukannya melepaskan, Yunxi mengancam dengan dingin.'Kabur kepalamu! Mana mungkin berani kabur. Ilmu kalian begitu tinggi,' keluhnya Xin Qian dalam hati.Dia memang pembunuh nomor satu yang menjadi buronan banyak pihak di zaman modern. Dengan skill dan menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, kepala Xin Qian dihargai satu juta dollar.Sekarang, dia diperlakukan seperti seorang tawanan oleh orang-orang zaman kuno. Jika rekan-rekannya tahu, bukankah mereka akan merendahkan dirinya?Bahkan kemampuan bela dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan para pengawal ini. Sungguh menyedihkan.BersambungAtap barak militer perbatasan Da Liang tertutupi salju menyisakan kejutan di hati Xin Qian. Hamparan salju memutih sejauh mata memandang. Gadis itu masih tidak habis pikir. Kenapa dia bisa tersesat di tempat ini dengan musim berbeda?Biarpun dia ingin mangabaikan semua keanehan ini, tapi tetap saja otaknya masih belum bisa menerima. Menghela napas panjang adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukannya saat ini."Jangan berpikir untuk membohongi kami, karena kamu akan menyesal seumur hidup!" sembur Yunxi begitu mereka sampai di tempat tinggal panglima tertinggi Da Liang, Murong Xuan Yuan.Xin Qian hanya memutar bola mata malas. Sejak bertemu tadi, Yunxi adalah orang yang paling banyak bicara dan mencurigainya. Xin Qian hanya mengabaikan begitu saja. Dia terlalu malas untuk berdebat.Begitu masuk, Xuan Yuan sudah menunggu di sana bersama dengan Xue dan Ming Ye. Mereka tertegun beberapa saat ketika melihat sosok Xin Qian yang terlihat heroik dengan jubah hitam yang membungkus tubuhnya
Melihat tatapan Yunxi yang penuh dengan kecurigaan, Xin Qian mendengus pelan. Orang-orang ini ternyata mempunyai kewaspadaan yang tinggi pada orang asing seperti dirinya.Gadis itu bicara dengan bahasa yang tidak dipahami oleh mereka, wajar jika merasa curiga."Ah, eh, itu ... haiyaaa ... Lisensi itu maksudnya Para Dewa sudah memberi izin padaku untuk membuat senjata dewa ini secara khusus untuk Da Liang kita." Xin Qian menangkupkan kedua tangannya di dada, seakan sedang berterima kasih pada Dewa yang diucapkannya tadi. Padahal dalam hati dia mengumpat, 'Dewa apa! Aku adalah Dewa Kematian! Salahkan diri kalian yang terlalu bodoh. Siapa suruh kalian lahir di zaman primitif. Maaf jika aku sedikit berbohong pada kalian.'"Aku akan membuat senjata surgawi ini menjadi sedikit lebih mengerikan, dan Kerajaan Qing sialan itu akan kalah telak! Bagaimana, apa kalian percaya?" Xin Qian berkata penuh semangat. Dia harus mendapatkan kepercayaan dari Xuan Yuan.Menjadi perancang senjata di zaman k
Suasana malam di barak militer Da Liang kembali sunyi. Yunxi, Ming Ye dan Xue sibuk menyiapkan semua bahan untuk membuat senjata dewa yang diminta oleh Xin Qian.Murong Xuan Yuan mengajak Xin Qian masuk di tempat tinggalnya di markas militer ini."Nona Xin Qian, tidak ada orang yang berani masuk kediaman panglima. Di belakang ada halaman yang cukup luas untuk Anda melakukan ritual menciptakan senjata dewa ini. Saya pastikan tidak ada orang yang mengganggu Anda," ucap pria bermahkota giok itu sambil tersenyum tipis. Xin Qian hanya membutuhkan waktu tujuh hari untuk membuat granat, tidak masalah baginya untuk menunggu.Xin Qian, "..."Jadi, mereka benar-benar percaya pada ucapan Xin Qian yang mengatakan bahwa granat adalah senjata dewa? Benar-benar bodoh. Huh..."Terima kasih, Panglima. Anda tidak perlu khawatir. Sekitar tujuh hari, ritual ini akan berakhir." "Baik." Murong Xuan Yuan tersenyum puas. Binar matanya membara penuh dengan ambisi untuk memenangkan pertempuran.Sejak melihat k
Masih ada keraguan di dalam hati Xuan Yuan dengan sosok Xin Qian. Kedatangannya yang aneh di tempat ini, belum membuatnya percaya sepenuhnya.Kendati dia memberi kesempatan pada Xin Qian untuk menunjukkan kemampuan, dia tidak menurunkan kewaspadaan sedikit pun pada gadis itu. Dia menjaga secara pribadi, hanya karena alasan ini.Saat ini, dia sedang bertaruh. Tidak ada ruginya dia percaya pada Xin Qian tujuh hari ke depan. Jika benar, gadis ini hanya sedang mencoba mengulur waktu, dia pasti akan menjadi orang pertama yang akan membunuh Xin Qian.Xuan Yuan juga melangkah pergi begitu tiga selesai berbincang dengan Xin Qian. Dia akan menjaga di luar. Bahkan dia mengusir prajurit jaga dari area halaman belakang. Pangeran Ketiga Da Liang ini yang secara pribadi akan menjaga tempat ini.Xin Qian menghela napas lega. Dia butuh ketenangan dan konsentrasi tanpa ada yang mengganggunya. Di zaman modern dia mempunyai ruangan khusus untuk tempat untuk dia meneliti dan bereksplorasi menciptakan be
Setelah berhari-hari Xin Qian sibuk bekerja di di halaman belakang kediaman panglima, hari ini Xuan Yuan merawat gadis ini dengan baik di ruangan pribadinya. Xin Qian tidur seharian di ranjang Xuan Yuan tanpa segan. Baru ketika hari mulia petang, gadis itu membuka matanya karena kelaparan."Ummph.... Lapar." Xin Qian belum membuka mata, tapi tangannya sudah bergerak mencari ponsel di nakas untuk memesan makanan secara online.Sejak berteleportasi di zaman kuno, ini adalah tidur paling nyenyak yang dirasakan Xin Qian. Ketika bangun, dia masih linglung, lupa keberadaannya sekarang telah berlempar di dunia paralel."Mana ponselku?" gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur. Sedikit tidak sabar, karena perutnya sudah menuntut untuk diisi."Apa Anda mencari benda yang Anda sebut sebagai barang pribadi itu?" Xuan Yuan menyerahkan tas ransel milik Xin Qian.Begitu terdengar suara Xuan Yuan, gadis itu mendengus pelan. Samar-samar dia teringat tadi pagi, dia baru saja menyelesaikan tugasny
Xin Qian akhirnya bersuara di bawah tatapan empat pria yang penasaran dengan apa yang diinginkannya."Aku ... aku hanya berharap kelak Anda bisa melindungi saya, Panglima," cicitnya pelan. "Lancang!" Yunxi meraung.Memangnya Xin Qian ini siapa? Berani-beraninya meminta perlindungan Yang Mulia. Xin Qian yang seharusnya melindungi dan mengorbankan nyawa untuk Xuan Yuan, bukan sebaliknya."Jangan kira, karena kamu sudah berhasil membuat senjata, kamu bisa meminta hal yang tidak masuk akal seperti itu!" gertak Yunxi tidak suka."Apa kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara? Sembarangan meminta penjagaan Yang Mulia."Tak henti-hentinya, Yunxi memarahi Xin Qian. Xue dan Ming Ye hanya saling pandang melihat Yunxi yang sejak mereka bertemu masih terus saja cerewet memarahi Xin Qian.Yunxi mendengus kasar.Orang kurang ajar mana yang meminta perlindungan secara pribadi dari Dewa Perang Da Liang ini. Mereka semua yang ada di tempat ini bahkan rela mengorbankan nyawa demi melindungi Xuan Yuan. Se
Di perbatasan selatan Da Liang, semua aktivitas kembali berjalan dengan normal. Xuan Yuan masih menempatkan pasukan yang secara bergiliran berkeliling untuk memastikan keamanan.Hari-hari damai setelah peperangan besar dengan kerajaan Qing disambut dengan bahagia oleh masyarakat perbatasan. Mereka bisa kembali melakukan aktivitas dengan normal seperti sebelum peperangan berlangsung.Cuaca semakin menghangat seiring dengan pergantian musim. Tak ada lagi salju yang menutupi jalanan dan atap-atap barak markas militer Da Liang.Batang-batang pohon aprikot telah memunculkan kuncup bunga. Kuncup bunga magnolia ungu dan bunga plum merah muda mulai bermekaran indah. Bahkan bisa dikatakan bahwa, sebagian besar kuncup telah mekar mewarnai pemandangan perbatasan selatan dengan bunga berwarna putih dan merah muda. Di halaman belakang kediaman Xuan Yuan yang luas, Xin Qian sedang duduk melamun sendirian. Ada penyesalan dan kerinduan untuk bisa kembali ke kampung halaman."Musim semi telah datang
Tubuh Ming Ye terasa kebas dan dingin, karena pengaruh kekuatan tenaga dalam yang diarahkan kepadanya. Tenaga dalam setinggi ini hanya dimiliki oleh Dewa Perang Da Liang, dia tahu itu. Namun, kenapa majikannya itu mengeluarkan tenaga dalam untuk memperingatinya? Memangnya dia salah apa? Ming Ye masih bertanya-tanya dalam hati."Yang Mulia, hamba hanya----""Pergi!" usirnya tanpa menunggu Ming Ye menyelesaikan kalimat.Ming Ye dan Xin Qian, "..."Kenapa Xuan Yuan marah? Bukankah tadi baik-baik saja?Mereka juga tidak mengerti alasan apa yang membuat pria ini tiba-tiba memiliki aura membunuh yang besar. Ming Ye sudah gemetaran tidak kuat menahan aura membunuh yang sebesar ini. Tenaga dalam Xuan Yuan sangat tinggi.Ming Ye segera melarikan diri. Menyelamatkan nyawanya jauh lebih penting daripada bertanya."Yang Mulia, mari kita makan bersama," ajak Xin Qian begitu tiga pengawal pribadinya menghilang dari pandangan mata."Kelak, jangan menerima pemberian dari pria lain!" Wajah Xuan Yuan di
Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat
"Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa
"Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu
"A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak