Beranda / Fantasi / Selir Pangeran Murong / SPM - Part 6b. Menang Perang

Share

SPM - Part 6b. Menang Perang

Penulis: Ummu Nadin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-10 08:13:53

Xin Qian akhirnya bersuara di bawah tatapan empat pria yang penasaran dengan apa yang diinginkannya.

"Aku ... aku hanya berharap kelak Anda bisa melindungi saya, Panglima," cicitnya pelan.

"Lancang!" Yunxi meraung.

Memangnya Xin Qian ini siapa? Berani-beraninya meminta perlindungan Yang Mulia.

Xin Qian yang seharusnya melindungi dan mengorbankan nyawa untuk Xuan Yuan, bukan sebaliknya.

"Jangan kira, karena kamu sudah berhasil membuat senjata, kamu bisa meminta hal yang tidak masuk akal seperti itu!" gertak Yunxi tidak suka.

"Apa kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara? Sembarangan meminta penjagaan Yang Mulia."

Tak henti-hentinya, Yunxi memarahi Xin Qian. Xue dan Ming Ye hanya saling pandang melihat Yunxi yang sejak mereka bertemu masih terus saja cerewet memarahi Xin Qian.

Yunxi mendengus kasar.

Orang kurang ajar mana yang meminta perlindungan secara pribadi dari Dewa Perang Da Liang ini. Mereka semua yang ada di tempat ini bahkan rela mengorbankan nyawa demi melindungi Xuan Yuan. Sementara wanita ini, alih-alih rela mati untuk Yang Mulia. Dia malah meminta Yang Mulia melindunginya.

Bukankah itu cari mati?

Permintaan yang sangat tidak masuk akal.

"Aku tidak minta pendapatmu, Yun." Xin Qian melengos.

"Kamu...."

Baru saja Yunxi akan kembali meraung memarahi Xin Qian. Terdengar suara lembut Xuan Yuan.

"Tidak masalah. Aku akan melindungi Anda, Nona Xin Qian." Murong Xuan Yuan menjawab dengan tenang.

Tiga pengawal, "..."

Apa mereka tidak salah dengar? Majikan mereka yang selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh bahkan bersedia melindungi wanita aneh ini?

"Yang Mulia, Anda tid---" Yunxi hendak mengatakan keberatan, tapi dipotong oleh Xuan Yuan.

"Kelak, Murong Xuan Yuan akan melindungi Nona Xin Qian." Kalimat yang diucapkan pria bermahkota giok itu berhasil membuat tiga pengawal pribadinya bungkam.

Xin Qian melirik pada tiga pengawal sambil tersenyum penuh kemenangan. Ada senyum meremehkan yang melengkung di bibirnya.

Tiga pengawal, "kamu...."

Mereka hanya bisa mendengus pelan tanpa bisa mengungkap keberatan. Majikannya bahkan sudah setuju untuk melindungi wanita aneh itu. Mereka bisa apa selain patuh.

"Baiklah, siapkan pasukan. Besok lusa kita akan menyerang Qing." Murong Xuan Yuan memberi perintah pada tiga pengawalnya.

"Baik." Begitu tiga pengawalnya pergi. Murong Yuan kembali berkata pada Xin Qian.

"Nona Xin Qian, beberapa hari ke depan, peperangan akan kembali dimulai. Anda sebaiknya tinggal di kediaman saya."

"Tidak, Yang Mulia. Saya akan ikut bersama Anda."

Xuan Yuan menghela napas panjang.

"Perang ini tidak cocok untuk wanita," ungkapnya.

"Bukankah ada Anda di sisi saya, Yang Mulia?" Xin Qian sangat penasaran dengan peperangan zaman kuno. Sekarang ada kesempatan untuk melihat dengan mata kepala sendiri, mana mungkin dia akan melewatkannya

"Tetap di sisiku, aku akan melindungimu."

Xin Qian tersenyum lembut. Akhirnya dia berhasil mendapatkan perlindungan Murong Xuan Yuan.

Jika berita tentang dirinya sebagai pencipta senjata dewa ini menyebar di seluruh daratan ini, bukankah dia akan menjadi buronan semua negara?

Semua negara akan berusaha mendapatkan dirinya untuk membuatkan senjata dewa demi kepentingan masing-masing. Itu pasti sangat merepotkan. Dengan adanya perlindungan Xuan Yuan, dia merasa sedikit tenang.

Di dalam hati, dia berjanji tidak akan menunjukkan keahlian lain yang dimilikinya dengan sembrono kelak. Termasuk tidak akan menunjukkan kemampuan bela dirinya di depan orang-orang ini.

"Tidurlah, Nona. Anda sudah bekerja keras akhir-akhir ini." Xuan Yuan mengantar Xin Qian di salah satu ruangan yang ada di halaman belakang kediamannya.

Setelah Xin Qian masuk, Xuan bergegas untuk memeriksa pasukan. Setelah dua pekan masing-masing negara menghentikan perang. Sekarang sudah tiba waktunya untuk kembali menyelesaikan kemenangan yang tertunda.

"Da Liang kita sudah diberkati dengan senjata surgawi. Apa kalian semakin yakin dengan kemenangan?" Xue mengagitasi para prajurit dengan penuh semangat juang.

"Menang! Menang! Menang!" Gelora suara ratusan ribu prajurit yang berkumpul membahana di langit perbatasan Da Liang.

Semua prajurit bersuka cita menyambut senjata baru yang berhasil diciptakan Xin Qian. Mental para prajurit naik sangat signifikan untuk memenangkan peperangan. Dengan langkah percaya diri mereka bersiap menghancurkan musuh.

Xuan Yuan yang terbang di udara, menatap mereka dengan bangga. Mulai saat ini, dia mulai berjanji dalam hati. Dia harus melindungi Xin Qian sekuat tenaga.

***

Derap langkah kavaleri Da Liang menerjang pasukan Qing dengan gagah berani. Berita tentang senjata surgawi yang dimiliki oleh Da Liang sudah menyebar dengan begitu cepat. Bahkan menjadi topik pembicaraan paling atas saat para prajurit negara Qing berkumpul.

Mereka tidak tahu senjata macam apa yang dimiliki oleh Da Liang. Namun sudah ada rasa gentar yang tumbuh di hati mereka.

Xuan Yuan yang mengenakan jubah berwarna hitam duduk di atas kuda ferghana hitam, terlihat begitu heroik penuh keagungan seorang pahlawan.

Di depannya, jendral Lan Yu dari Kerajaan Qing duduk dengan angkuh di atas kudanya. Telah berbulan-bulan lamanya mereka terlibat dalam perang ini. Tak disangka setelah dua pekan gencatan senjata, Da Liang berinisiatif untuk menyerang.

"Pangeran, sepertinya kabar tentang senjata surgawi itu benar adanya. Jika tidak, mana mungkin kamu akan berinisiatif untuk menyerang lebih dahulu." Lan Yu berkata datar.

"Tidakkah perang ini sudah terlalu lama? Aku hanya ingin segera mengakhirnya." Xuan Yuan berkata dingin.

"Jangan-jangan harta kas Negara Da Liang sudah habis?" ejek Lan Yu.

"Lan Yu, sebagai musuh terbaikmu aku berbaik hati memberi nasihat. Lebih baik kamu mundur, sebelum pasukanmu mati dengan jasad tidak utuh lagi!" Xuan Yuan berkata dingin.

'Senjata surgawi macam apa yang dimiliki Da Liang?' batin Lan Yu. Dia menyeringai kejam.

"Apakah senjata surgawi kalian sangat hebat?" Lan Yu masih tidak percaya dengan kabar burung yang tersebar begitu cepat di markas militer Qing.

"Cukup memuaskan untuk jasad yang tidak utuh lagi." Xuan Yuan menyeringai kejam.

Rasa penasaran semakin bertambah besar di kalangan pasukan Negara Qing. Serangan mental itu sangat berpengaruh di dalam peperangan. Semangat juang menurun tajam, saat Xuan Yuan mengeluarkan granat.

Seketika hening, semua orang menahan napas. Mereka penasaran dengan kehebatan senjata surgawi yang dimiliki Da Liang tersebut.

"Apa itu benar-benar senjata Dewa?"

"Kalau tidak hebat, mana mungkin disebut senjata dewa."

"Apa kita akan kalah?"

"Kenapa bukan kita yang mendapatkan senjata surgawi itu? Apakah Qing kita tidak diberkati?"

Dalam benak pasukan Negara Qing semua berisik dengan berbagai pertanyaan dan rasa penasaran.

Begitu banyak opini yang berkembang di tengah-tengah prajurit Negara Qing. Semua menggambarkan yang sama. Bahwa mental pasukan Qing sudah jatuh.

Begitu ada kesempatan, Murong Xuan Yuan melemparkan granat untuk menunjukkan kehebatan senjata surgawi yang mereka miliki.

Booom

Suara ledakan, api dan asap mengagetkan pasukan musuh. Nyali mereka seketika turun ketika melihat pasukan yang bergelimpangan terkena ledakan granat.

Suara teriakan kesakitan terdengar di berbagai arah ketika ledakan granat mulai berdentum di berbagai sisi.

"Apa ini? Api membakar kita menjadi daging bakar!"

"Senjata surgawi memang sangat mengerikan. Ayo menghindar!"

Tak perlu menunggu waktu, Xuan Yuan kembali melemparkan granat di bagian lain.

Booom

Booom

Booom

Terdengar dentuman keras dari segala penjuru. Murong Xuan Yuan melesat secepat kilat ke berbagai arah dan melemparkan granat tepat di kerumunan prajurit musuh.

"Senjata apa ini?"

"Apa ini yang mereka sebut senjata dewa?"

"Kerajaan Qing akan hancur."

Pekikan putus asa terdengar dari berbagai penjuru. Ketakutan merasuki hati prajurit Qing yang sudah kehilangan semangat tempur.

"Munduuuur!" Begitu titah ini terdengar. Semua prajurit Negara Qing mundur dari medan pertempuran.

Jendral besar Qing terpaksa memutuskan mundur, sebelum semua prajurit mereka mati mengenaskan dengan senjata surgawi itu.

Peperangan berlangsung lebih singkat dari yang diprediksi oleh Murong Xuan Yuan. Pasukan Da Liang masih berdiri teguh di medan tempur menyambut kemenangan.

"Hari ini, kita telah memperoleh kemenangan besar. Perang ini demi mempertahankan wilayah kita dari serbuan mereka." Xuan Yuan berkata dengan tenaga dalam sehingga bisa didengar oleh semua prajurit.

"Tidak ada yang diuntungkan di dalam perang. Baik rakyat Qing maupun Da Liang, semua akan merasa menderita jika perang terus berlangsung. Hari ini kita telah menyelesaikannya dengan baik. Di masa damai, rakyat bisa kembali bekerja tanpa rasa takut."

Mengingat kembali bahwa ada begitu banyak nyawa yang melayang di dalam peperangan. Ada berapa banyak istri dan orang tua yang bersedih mendengar berita kematian putra-putra mereka yang gugur di medan perang.

"Mari kita kembali!"

Mereka kembali ke markas militer perbatasan dengan gagah berani. Keberanian dan semangat juang yang tinggi dalam mempertahankan negara dari serangan musuh begitu bergelora di dalam jiwa mereka.

Nama Xin Qian dikenal oleh seluruh prajurit Da Liang. Semua orang membicarakan kehebatan gadis ini.

"Nona Xin Qian dari sekte Emei sungguh sangat hebat."

Xin Qian dan Murong Xuan Yuan menaiki kuda ferghana yang gagah beriringan. Xin Qian menjerit kesenangan karena bisa menaiki kuda legendaris ini.

"Nona Xin Qian, setelah selesai perang ini. Saya akan kembali ke ibukota." Xuan Yuan berkata lembut.

"Sebaiknya Anda tidak lupa dengan janji Anda, Yang Mulia."

"Tidak mungkin lupa, harga diri seorang pria adalah janjinya," sahutnya.

Xin Qian tersenyum. Setidaknya untuk saat ini, dia hanya bisa mengandalkan pria ini. Melarikan diri dari mereka, akan dipikirkan nanti setelah Xin Qian mendapatkan hadiah dari Kaisar. Dia sangat miskin saat ini. Dia harus mempunyai banyak uang untuk bisa bertahan hidup di tempat ini.

Bersambung

Bab terkait

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 7a. Terkena Racun

    Di perbatasan selatan Da Liang, semua aktivitas kembali berjalan dengan normal. Xuan Yuan masih menempatkan pasukan yang secara bergiliran berkeliling untuk memastikan keamanan.Hari-hari damai setelah peperangan besar dengan kerajaan Qing disambut dengan bahagia oleh masyarakat perbatasan. Mereka bisa kembali melakukan aktivitas dengan normal seperti sebelum peperangan berlangsung.Cuaca semakin menghangat seiring dengan pergantian musim. Tak ada lagi salju yang menutupi jalanan dan atap-atap barak markas militer Da Liang.Batang-batang pohon aprikot telah memunculkan kuncup bunga. Kuncup bunga magnolia ungu dan bunga plum merah muda mulai bermekaran indah. Bahkan bisa dikatakan bahwa, sebagian besar kuncup telah mekar mewarnai pemandangan perbatasan selatan dengan bunga berwarna putih dan merah muda. Di halaman belakang kediaman Xuan Yuan yang luas, Xin Qian sedang duduk melamun sendirian. Ada penyesalan dan kerinduan untuk bisa kembali ke kampung halaman."Musim semi telah datang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 7b. Terkena Racun

    Tubuh Ming Ye terasa kebas dan dingin, karena pengaruh kekuatan tenaga dalam yang diarahkan kepadanya. Tenaga dalam setinggi ini hanya dimiliki oleh Dewa Perang Da Liang, dia tahu itu. Namun, kenapa majikannya itu mengeluarkan tenaga dalam untuk memperingatinya? Memangnya dia salah apa? Ming Ye masih bertanya-tanya dalam hati."Yang Mulia, hamba hanya----""Pergi!" usirnya tanpa menunggu Ming Ye menyelesaikan kalimat.Ming Ye dan Xin Qian, "..."Kenapa Xuan Yuan marah? Bukankah tadi baik-baik saja?Mereka juga tidak mengerti alasan apa yang membuat pria ini tiba-tiba memiliki aura membunuh yang besar. Ming Ye sudah gemetaran tidak kuat menahan aura membunuh yang sebesar ini. Tenaga dalam Xuan Yuan sangat tinggi.Ming Ye segera melarikan diri. Menyelamatkan nyawanya jauh lebih penting daripada bertanya."Yang Mulia, mari kita makan bersama," ajak Xin Qian begitu tiga pengawal pribadinya menghilang dari pandangan mata."Kelak, jangan menerima pemberian dari pria lain!" Wajah Xuan Yuan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 8a. Perjalanan ke Hangzhou

    Udara musim semi berembus hangat. Di markas militer perbatasan selatan, tiga pengawal pribadi Xuan Yuan sibuk menyiapkan pasukan yang akan kembali ke Hangzhou pagi ini.Semalaman mereka tidak bisa tidur demi memastikan kondisi sang Majikan. Meskipun mereka khawatir, tapi perjalanan kembali ke Hangzhou tidak bisa ditunda lagi. Semangat pasukan yang sudah rindu dengan keluarga begitu bergelora."Apa Yang Mulia belum keluar dari ruangan pribadinya?" tanya Yunxi kepada Xue yang berjaga di samping pintu.Xue hanya menggeleng lemah. Ada kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya.Dua pengawal pribadi Xuan Yuan itu terdiam. Yunxi ikut berdiri tegap di sisi lain pintu. Mereka akan menunggu beberapa saat lagi. Jika Xuan Yuan belum keluar, mereka akan mengetuk pintu.Mereka akhirnya bisa bernapas lega ketika melihat Xuan Yuan terlihat baik-baik saja saat saat membuka pintu ruangan pribadinya."Hormat, Yang Mulia." Yunxi dan Xue memberi hormat begitu Xuan Yuan melangkah keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 8b. Perjalanan ke Hangzhou

    Xin Qian memutuskan di dalam hati, dia harus merawat pria ini sampai mereka tiba Istana. Setelah mendapatkan hadiah dari Kaisar, dia akan segera pergi dari Istana sejauh mungkin.Melihatnya, Xuan Yuan merasa senang. Bahkan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. Xue yang masih ada di sana tidak bisa berkata apa-apa.Majikannya ini sudah berubah menjadi aneh akhir-akhir ini. Pria dingin itu sudah menjadi majikannya selama belasan tahun, tapi baru kali ini mempunyai senyuman yang begitu berlimpah."Yang Mulia, apakah masih ada lagi perintah untuk hamba?" tanya Xue. Dua orang ini saling memberi perhatian dengan hangat, sungguh membuatnya canggung berada di antara mereka."Pergi!"Xuan Yuan mengibaskan tangannya, memberi tanda supaya Xue keluar dari kereta.Xue, "..."'Anda bisa tersenyum dan bersikap lembut pada Nona Xin Qian. Kenapa begitu galak pada hamba, Yang Mulia?' batin Xue.Xue hanya bisa menghela napas tak berdaya. Mana mungkin dia berani melanggar perintah. Hanya saja, dia mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 9a. Ibukota Hangzhou

    Berita tentang kepulangan dua puluh ribu pasukan Da Liang dari perbatasan selatan sudah sampai di telinga Kaisar. Meskipun pasukan besar itu baru akan sampai di Hangzhou satu pekan lagi, Kaisar telah menyiapkan sambutan yang luar biasa.Kemenangan besar yang telah diraih oleh pasukan Da Liang, membawa nama harum pasukan yang dipimpin oleh Murong Xuan Yuan.Di sepanjang jalan Ibukota, dipasangi lampion yang dihias indah. Hiasan dari kain sutera berwarna merah sepanjang beberapa kilo meter terlihat begitu mewah. Entah berapa tael emas yang dihabiskan Kaisar untuk memberi sambutan ini."Di sebelah sini ditambah lagi lampionnya!" Seorang pria berpakaian prajurit militer Da Liang berdiri di sana mengawasi orang-orang yang sedang menghias jalanan sesuai perintah Kaisar."Baik, Komandan.""Pasukan besar satu pekan lagi akan tiba, Pangeran Ketiga adalah putra kebanggan Kaisar. Jangan sampai ada kesalahan sama sekali!" titahnya pada prajurit yang bekerja di sepanjang jalan.Pangeran Ketiga ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 9b. Ibukota Hangzhou

    Di Istana Xi Wei, Istana Pangeran Ketiga, Selir Hui Yuan Shi---ibunda Murong Xuan Yuan sibuk menyiapkan upacara penyambutan kedatangan putranya dengan menyelenggarakan seleksi pemilihan selir.Satu pekan yang akan datang, ketika Murong Xuan Yuan sampai di Hangzhou, pemilihan selir akan dilakukan oleh putranya sendiri dari kandidat yang telah lulus seleksi."Fu Jing, sudah sejauh apa seleksi calon selir?" tanya Selir Hui pada pelayan pribadinya."Melapor, Yang Mulia Selir. Sampai saat ini, masih ada empat puluh wanita yang berhasil lulus ujian seleksi," sahut Fu Jing gembira."Bagus, pastikan ujian selesai dalam tiga hari lagi. Sisanya, akan dipilih oleh Yuan'er sendiri di hari pemilihan selir." Selir Hui tersenyum lebar.Sudah terlalu lama Istana Xi Wei berada dalam kesunyian. Murong Xuan Yuan selalu menolak untuk memiliki selir. Dalam istana sebesar ini, tidak ada penghuni lain selain para pelayan dan pengawal. Xuan Yuan lebih sering menghabiskan waktunya di markas militer, daripada

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 10a. Istana Xi Wei

    Dua puluh ribu pasukan Da Liang yang telah berjalan selama dua belas hari dari perbatasan selatan semakin bersemangat. Pasalnya, hari ini mereka akan sampai di Ibukota. Akhir peperangan yang baik, mereka sama sekali tidak menyesal menjadi bagian dari pasukan Dewa Perang Da Liang.Pasukan besar ini sangat panjang. Kepala pasukan sudah berada di depan gerbang kota Hangzhou, sedangkan ekornya masih berada dua puluh kilo meter ke belakang.Berada di barisan paling depan, Murong Xuan Yuan, mengenakan seragam resminya sebagai panglima tertinggi Da Liang. Kaisar memerintahkan semua orang berdiri di sepanjang jalan untuk menyambut kedatangan pasukan besar Da Liang yang baru saja memenangkan peperangan.Sorak sorai penduduk Hangzhou yang memberi sambutan sungguh menarik perhatian. Xin Qian menghela napas, saat ini dia telah menjadi bagian dari pasukan Da Liang.Pangeran Ketiga duduk di atas kuda ferghana hitam tampak gagah penuh keagungan. Tubuhnya yang terbungkus dengan seragam militer membua

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 10b. Istana Xi Wei

    Tak menjawab para wanita yang sedang membungkukkan badannya sembilan puluh derajat di hadapan Murong Xuan Yuan, pria tampan itu hanya melirik sekilas. Wajah dingin dengan bibir yang terkatup rapat tak tergoyahkan meski dihadapkan dengan puluhan wanita cantik. Xin Qian yang mengintip dari kereta mengeluh, "pria ini benar-benar berhati kejam."Alih-alih membalas hormat mereka, Xuan Yuan malah melangkahkan kakinya menuju kereta yang dinaiki Xin Qian."Nona Xin Qian, kita sudah sampai di Istana Xi Wei." Meski tanpa senyuman, tapi suara Xuan Yuan terdengar sangat lembut.Xin Qian, "..."Di dalam kereta, Xin Qian kesulitan bernapas. Pria ini mengabaikan begitu banyak wanita cantik, malah membantunya turun dari kereta. Bukankah ini akan menyulitkan Xin Qian? Bagaimana jika para wanita itu akan membalas dendam kepadanya? Huh....Baru saja datang di Istana, Xuan Yuan sudah membuatnya mempunyai musuh sebanyak ini. Xin Qian merasa begitu tidak berdaya.Xuan Yuan mengulurkan tangannya untuk mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14

Bab terbaru

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 140. The End

    Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain.Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an.Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicarakan.P

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 139. Hukuman yang Layak

    Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 138. Hukuman Apa?

    Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 137. Eksekusi

    Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 136. Lin Chao Feng Ditangkap

    Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 135. Mesin Waktu

    Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 134. Tugas Pertama

    "Bersujud!"Jun Hui memimpin lima puluh prajurit dari Negara Zhou bersujud pada Xin Qian di halaman begitu Permaisuri Xin turun dari kereta kuda.Xuan Yuan dan Xin Qian saling bertukar pandang melihatnya. Ada apa ini? Kenapa mereka semua tiba-tiba bersujud di hadapannya."Jun Hui bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!""Kami semua bersumpah akan menjadi pelayan setia Permaisuri Xin sampai mati!"Suara lantang dari lima puluh pria berbadan tegap di halaman terdengar bergemuruh. Angin seketika berhenti bergerak, daun pohon willow ikut tertegun mendengarkan sumpah mereka."Apa maksudnya ini?" Xin Qian akhirnya bersuara. Tak ingin rasa penasaran itu menggerogoti hati setengah mati.Jun Hui maju ke depan. "Kami bisa hidup sampai hari ini karena belas kasih Anda. Jika bukan karena Anda yang dulu merawat, kami pasti tidak hidup hari ini. Kami telah meninggalkan atribut Negara Zhou. Mulai hari ini, kami adalah pelayan Anda." Jun Hui berkata dengan sangat lancar. Pa

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 133. Jun Hui Datang

    "Nenek Bai, berapa orang yang tinggal di rumahmu ini?" Beberapa orang petugas sedang mendata jumlah penduduk di Kota Chang'an, sudah tiba di rumah milik Nenek Bai.Sebenarnya, ini juga salah satu rencana Yunxi untuk makin mengenal seluk beluk Kota Chang'an. Jumlah penduduk, pekerjaan mereka, penghasilan harian yang didapatkan, dan lain sebagainya. Data ini akan menjadi acuan Pangeran Ketiga untuk membuat kebijakan di masa depan, sebagai kepentingan jangka panjang.Kepentingan jangka pendeknya adalah untuk mengetahui latar belakang Lin Chao Feng dengan jelas.Begitu tiba di rumah Nenek Bai, mereka bertanya dengan deteil apa saja yang perlu dikorek dari wanita tua tersebut."Aku tinggal bersama cucuku." "Bukankah kamu tidak mempunyai anak? Kenapa mempunyai cucu?" tanya petugas itu menyelidik.Selama bertahun-tahun, Nenek Bai dikenal orang sebagai seorang janda yang hidup sendiri karena tidak mempunyai keturunan. Namun, sejak beberapa minggu terakhir, dia tinggal dengan seorang pria mu

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 132. Penyelidikan

    "A Yuan, aku bosan!" Xuan Yuan terlalu over protektif dalam menjaga istrinya yang sedang hamil. Xin Qian tak bisa lagi bebas bergerak dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selain ada Xuan Yuan, para pelayan siap siaga menyiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Xin Qian. "Apa aku terlalu mengekangmu? Di luar sana ada begitu banyak orang yang berniat buruk terhadapmu, aku khawatir," sesal Xuan Yuan. Melihat wajah cemberut Xin Qian, hati pria itu tercubit. Xuan Yuan sangat mencintai wanitanya. Dia bahkan rela mengabdikan seluruh hidupnya untuk Xin Qian, akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya tertawa bahagia. Namun, dengan semua kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, dia malah lebih sering membuat wanita ini melalui perjalanan hidup dan mati bersamanya. Semua ini sama sekali bukan situasi yang diinginkan Xuan Yuan."Aku hanya bosan terus berada di dalam istana akhir-akhir ini. Bisakah kita keluar dari sini?" pintanya dengan nada suara manja. Xin Qian tahu bahwa suaminya tidak

DMCA.com Protection Status