Share

79

Tin tin....

Bunyi klakson mobil jemputan dari Pak Adrian berbunyi di depan rumah, aku yang sudah menunggu dengan rapi segera mencium tangan Bunda dan berpamitan. Bunda mengantarku ke gerbang, saat beliau dan Bosku berpapasan, Adrian membuka pintu lalu segera datang menyalami Bunda.

"Bu, izin berangkat," ucapnya.

"Iya, Nak, terima kasih sudah mengajak anak Bunda bekerja. Mohon bimbingan dan pengertiannya ya," ucap Ibu.

"Siap, saya akan bersikap baik."

"Terima kasih," ucap Bunda dengan senyum hangat, ada raut lega di wajahnya saat melepasku menjauh, dari balik kaca spion Bunda melambai samar ke arah mobil bosku.

"Nah, bagaimana kabarmu?"

"Baik."

"Maaf karena aku membuatku bekerja di hari Minggu."

"Jangan sungkan, Anda atasanku, Pak." Aku melirik supirnya yang duduk di depan kami, Adrian hanya menggeleng dengan isyarat aku tak perlu sungkan.

"Bersikaplah santai, kita akan ketemu klien dan membicarakan penawaran bisnis, usahakan kau tetap tenang, gaya bicaramu penuh percaya diri dan key
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Endah Ing
kl okan masih gpp, tapi kl dinda...gak banget deh thor
goodnovel comment avatar
Andi Andriani
jangan bilang dokter okan. si pria kemayu
goodnovel comment avatar
Visitor
Ak g bisa bayangin klo sepupu nya dinda
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status