Share

43

"Aku kerja dulu ya," ucapnya sesudah mengakhiri makan dan cuci tangan. Perdebatan kecil tadi berujung kebisuan lagi.

Hatiku merana, aku masih kesal dan dendam karena tidak mampu membalas perbuatan suamiku dengan perlakuan yang sama. Aku tak akan berselingkuh karena itu perbuatan yang menjijikan. Pun memukul atau menghajarnya sepuas hatiku, bukanlah solusi karena akan membuat dia sakit dan cacat saja, efek jera tidak ada. Lalu ketika itu terjadi, maka aku pun yang akan kesulitan, karena akulah istrinya yang harus mengurusnya saat dia sakit.

Karena tidak kunjung memberinya jawaban lelaki itu menghampiriku lalu mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku.

"Aku berangkat kerja dulu." Dia mengulangnya.

"Pergilah."

"Kau yakin kau baik-baik saja di rumah?"

"Apa wajahku menunjukkan kalau aku akan bunuh diri?"

"Tidak. Baiklah, maafkan aku. Jaga dirimu," ujarnya sambil menepuk pundakku dan beranjak pergi.

*

Sepertinya ada orang yang benar-benar menunggu kepergian suamiku sampai ia berani mengetuk p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status