Cuti pernikahan telah usai dan kami berdua melanjutkan aktifitas bekerja, Istri masih aku ijinkan bekerja, kita sama-sama berangkat pagi dan pulang sore hari, cuma aku terkadang pulang malam hari.
Diantara kami selalu jujur dan terbuka apapun masalahnya itu, untuk handphone juga tidak ada rahasia apapun, bebas membuka tanpa ada batas dan mau kapanpun. Karena memang kita telah berjanji agar tidak ada rasa curiga diantara kita.
Terkadang ada saja hal kecil masalah datang mengganggu, saat sosial media menjadi tempat yang sangat mudah awal muasal masalah terjadi, seperti dengan adanya pengirim pesan melalui inbox kepada Istriku, berisikan ingin menggoda dan berkenalan, tapi dia selalu langsung memberitahu sebelum membacanya, itulah hal kecil yang sangat aku sukai dalam pribadi Istriku, dia sangat pintar menjaga amanah.
Sepulang kerja tanpa aku melihat handphone miliknya dia sudah memberikan untuk melihatnya saat itu ada yang mengirim pesan kepadanya, seseorang yang dia belum kenal. Aku besyukur sekali memiliki Istri yang jujur sepertinya.
Banyak sekali rusaknya rumah tangga berasal dari sana, berawal hanya teman dan beranggapan hanya teman lalu lambat laun membuat kenyamanan yang mampu menggoyahkan kesetiaan. Jika sudah goyah kesetiaan lama-lama ketaatan akan telindas hingga mengikis habis dan terjadilah perselingkuhan.
Malam hari kita sudah bertemu dan duduk bersama diatas kasur, didalam kamar ini yang sudah menjadi awal cerita hidup kita, tiap sudut kamarnya akan banyak menyimpan sejuta rasa dan kenangan nantinya.
Malam itu berbeda dari malam-malam lalu sebelumnya, Istriku memakai baju haram alias baju paling indah yang aku liat dalam dunia nyata, ada apa ini tanya aku dalam hati. Aku pura-pura diam dan menyibukkan diri dengan gadgetku.
"Ayah masih sibuk ya," tanya Istriku pelan.
"Iya Bun masih ada kerjaan nih sedikit, ada apa Bun," aku menjawab dan bersandiwara sedikit.
"Oh ya Yah, ya udah kalau gitu Yah, selesaikan dahulu pekerjaan Ayah, mau Bunda buatkan kopi ga Yah," Istri menawarkan kopi.
"Aduh Istri yang pintar, tau aja Bunda ini, mau dong sayang," jawabku sambil tersenyum.
"Iya dong Yah, kan belajar berbakti Ayah," ucapnya.
"Iya bener Bunda, Insya Allah sebuah Ibadah, eh Bunda kok Ayah pangling deh kamu mengenakan baju haram ini, hehee, tumben sih, ada apa Bun," tanya aku dengan canda.
"Yah untuk Ayah dong, ini semua kan untuk Ayah," jawabnya sambil berjalan malu membuatkan kopi.
"Ini Yah, kopinya," celetuk Istri menaruh kopi didekat ku.
"Makasih Bunda sayang, Bunda cantik," jawabanku menggodanya.
"Bun kamu sudah pernah baca bab pernikahan belum, jadi ada sebuah kitab sunah dalam Islam yang menjelaskan tentang sunah-sunah perbuatan dalam pernikahan, yang disana berisikan penjelasan bagaimana besarnya pahala, contohnya seperti Istri meminta duluan untuk berhubungan badan," jawabku menjelaskan.
"Maksudnya gimana Yah, jadi maksud Ayah Istri yang meminta duluan gitu, emang pahalanya apa Yah," jawabnya penasaran.
"Iya Bunda sayang, dalam kitab itu biasanya suka diberikan informasi untuk pembelajaran untuk anak dewasa dalam sebuah pondok pesantren, kamu juga bisa liat di searching internet Bun, disana menjelaskan pahalanya sangat banyak jika seorang Istri meminta duluan atau misalnya merangsang Suaminya duluan," jawabku pelan
"Hem... Gitu ya Yah, jadi Bunda minta nih Yah kalau gitu, heee," ucapnya malu memeluk ku.
"Hahaha... Jadi Bunda dari sejak tadi sebenarnya malu ya..mau meminta," celetukku becanda
"Ah Ayah, ya Bunda malu lah Yah," jawabnya sambil mencium ku
"Ya udah, sekarang kan Bunda sudah tau, jadi jangan malu-malu lagi ya," tegasku sambil memeluknya dan aaahhh.
Benar saja setelah malam itu Bunda sudah tidak malu lagi, saat hasrat bergejolak segera ia merangsang aku yang sedang bermain gadget, aaaah Bunda.
Memang banyak sekali Ibadah yang dihitung dalam pernikahan dan berumah tangga ini, bagi seorang Istri sebenarnya lebih mudah mengumpulkan banyak pahala, yang terutama dan paling penting bagi seorang Wanita adalah menjaga ucapannya dan lisannya.
Istriku orang yang jarang bergosip dan banyak mengobrol diluar, mungkin hanya sesekali dengan saudaranya, kalau membeli sayuran atau kewarung belum pernah aku liat mampir atau ngobrol dengan tetangga-tangga, hanya tegur sapa saja saat lewat.
Anugerah paling indah ketika diberi kebahagiaan saat baru menikah kurang lebih masa pernikahan belum 3 bulan, kami diberikan titipan bahwa saat itu Istri telat datang bulan, segera aku suruh memeriksakan diri dan ternyata benar saja hasilnya positif hamil. Sungguh aku ucapkan rasa syukut yang teramat dalam atas kenikmatan yang diberikan ini.Istriku mual-mual yang tadinya aku mengira masuk angin ternyata positif hamil, tidak ada yang aneh yang dia minta, semakin aku memperhatikannya karena kehamilan anak pertama, semakin aku manja dan banyak aku belajar mencari informasi hal-hal yang mesti aku lakukan kepada Istri dikehamilan pertama ini.Dengan membelikan asupan gizi untuk masa kehamilannya serta mengingatkannya terutama dalam bergerak harus lebih hati-hati dan pelan. Istriku masih ingin tetap bekerja sampai hamil membesar baru nanti mengajukan cuti hamil, yah yang aku baca sih bagus bergerak namun jangan berlebihan dan menjaga gerak.Kehamilan semakin membesar
Kelahiran anak kami berjalan lancar dan aku beri nama Fathar. Setelah anak kami lahir tidak lama aku mendengar berita di tivi keluarga artis juga melahirkan dan memberikan nama yang hampir sama, tapi berbeda nasib heee, saat itu kami becanda karena mendengar kelahiran artis itu.Bulan Juli 2015 anak kami lahir, kebahagian kami semakin lebih berwarna semenjak ada Fathar yang selalu memecah kesunyian, tangisannya selalu membuat bahagia kami.Tapi Istriku sulit memberikan Asi, sudah berbagai cara dari memompa dan dengan cara lain air Asi sulit untuk didapatkan, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan susu formula, dimulailah aku membelikan susu formula dan menyetoknya dirumah.Alhamdulillah anak suka dan sangat doyan sekali, setelah cuti melahirkan habis, Istri meminta izin masih ingin bekerja, karena kantor juga dekat dari rumah dan kebetulan anak ada susu formula jadi untuk yang menjaga dan mengurus anak diasuh oleh saudara hingga sore hari. Ya sudah aku
Kembali lagi kerumah sakit adalah tidak ada pilihan lain saat itu, rumah sakit yang berbeda dengan penangan khusus cara usaha aku dan keluarga untuk berusaha semoga bisa lebih baik. Dengan diagnosa berbeda lagi pihak rumah sakit menyatakan kalau Istriku terkena infeksi paru-paru.Sudah seminggu lamanya terbaring dirumah sakit dengan berbagai alat infus dan injeksi ada perubahan sedikit dari kesehatannya, Istriku menyatakan sudah lebih baik, tapi menurut aku sama saja tidak ada perubahan.Istri meminta pulang saja karena memaksa sudah lebih baik, Dokterpun mengiakan dengan catatan sama wajib kontrol 3 atau satu minggu sekali.Pulang kerumah dengan keadaan masih lemas dan tidak kuat untuk berjalan, menggunakan pembalut adalah pilihan satu-satunya. Aku lebih extra lagi menjaga Istriku sambil bekerja dari rumah. Rutin mengganti pembalut dan membersihkan seluruh badannya adalah kewajibanku pagi dan sore hari.Keseharian Istriku hanya bisa diatas te
Jumat pagi semua disibukkan dengan persiapan pemandian jenazah almarhumah Istri, Masya Allah tetangga berdatangan membawa berbagai macam sumbangan.Berdatangan juga teman-teman kantor Almarhumah Istri rombongan dan sangat terharu aku ketika Bosnya Owner nya juga ikut datang, begitu besar rasa syukur yang aku rasakan. Ditambah lagi menyumbang begitu banyak nominal yang tidak bisa aku sebutkan. Alhamdulillah.Setelah waktu masuk Shalat Jumat jenazah Istri yang sudah rapih segera dibawa ke Masjid untuk di Salatkan.Salat jenazah selesai dan beramai-ramai membawa jenazah Istri ketempat peristirahatan terakhir.Selamat jalan Istriku.Aku mengucapkan terima kasih kepada semua tetangga yang sangat luar biasa membantu tanpa pamrih, kini waktunya aku membereskan terutama pakaian-pakaian Istri yang ada dilemarinuntuk aku berikan kepada saudara-saudara dan tetangga untuk yang mau, tidak begitu banyak juga sih, karena Istriku tidak suka belanja banyak pakaian.
Mulai hari ini peran Istri aku gantikan, bukan hal mudah memang, karena anak masih sangat kecil, tapi masih beruntung karena pekerjaan aku masih bisa dikerjakan di rumah.Usia anak aku kurang lebih 3 tahun, masih mengompol dan menyusu dengan menggunakan botol, pagi hari membuatkan susu, terlebih dahulu membersihkan botolnya, lalu memandikannya dan menyuapinya makan.Selesai mengurus anak lanjut aku mencuci pakaiannya.Ada hal yang membuat aku merasa sangat bodoh, bagaimana tidak. Jadi aku mencuci semua pakaiannya, semua aku masukkan dalam mesin cuci dan memulai menggiling, beres sudah dan aku menjemurnya, tapi apa yang terjadi. Aku liat pakaian anakku semua tidak bersih malah tambah kotor dan beberapa masih terlihat noda.Hahaha, aku tertawa dalam hati ternyata aku tidak memisahkan pakaian yang bekas kotoran buang air besarnya, huft. Terpaksa aku mencuci ulang lagi dan akhirnya aku mencuci dengan tangan dan meyikatinya, Ayah yang pintar. Huhuu
Flash back saat sedang sendiri, dulu sempat menginginkan ingin memiliki anak kembar jika dikabulkan, memang sih tidak ada keturanan memiliki anak kembar dari kaluarga kami masing-masing. Sering kali aku mencari informasi dulu, bagaimana caranya agak bisa memiliki anak kembar kelak. Bertanya kepada teman dan browsing, semua cara sudah aku lakukan, namun belum ada yang meyakinkan. Tapi aku masih bersyukur, karena Istri cepat dikaruniai buah hati, walaupun tidak berhasil mendapatkan anak kembar. "Bunda, Ayah ingin anak kembar," tanya aku. "Ya Ayah, tapi kan keluarga kita tidak ada keturunan yang mempunyai anak kembar, bagaimana bisa," jawab Istriku. "Ga tau Bun, gimana ya, ya sudah kita berdoa aja Bun, semoga dikabulkan," aku mengatakan agar saling berdoa berharap kembar. Setelah penantian kelahiran, doa kita memang belum dikabulkan, dalam hatiku aku masih sangat bersyukur. Anakk
"Selamat pagi, Mas Suaminya Almarhumah ya, bisa datang ke kantor untuk pemberitahuan mengenai santunan atau asuransi dari Bpjs," aku mendapat telepon dari atasan tempat almarhumah Istri bekerja."Bisa Pa, baik Pa, saya segera kesana," aku menjawabnya.Alhamdulillah, mendapat kabar dari atasannya almarhumah Istri, soal Bpjs, untuk diurus Bpjs santunan kematian, beruntungnya jika sebuah perusahhan mendaftarkan karyawan atau karyawatinya didaftarkan sebagai peserta Bpjs.Dengan segera aku bergegas merapikan diri dan aku mengajak anak aku untuk ikut ke kantor almarhumah Ibunya, dulu anakku sering ikut dan diajak sama Istri, ikut bekerja ketika hari Sabtu.Setelah selesai kita berdua berangkat, yang jaraknya tidak jauh dari rumah kami. Sesampainya di sana kami disambut oleh teman-teman almarhumah Istri, anak aku langsung saja diajak jajan dan diajak bermain, karena kebetulan hari itu kantor tidak si
APA HANYA AKU, SELALU LUPA TANGGAL ULANG TAHUN ISTRI.Terkadang sering ga enak hati, karena suka lupa tanggal penting atau momen penting, seperti ulang tahun Istri atau ulang tahun pernikahan, padahal Istri selalu mengingat ulang tahun aku dan momen penting lainnya.Tahun pertama pernikahan, aku sampai lupa sekali saat ulang tahun istri."Kok, kamu diam saja Bun, kenapa? Sariawan ya," aku bertanya sambil menghibur"Ga! Lagi M," jawabnya cemberut."Kamu lagi M? Lah tadi Ayah liat shalat," jawabku bingung."M itu... Malas!" singkat jelas membingungkan."Malas? Ya udah kalau lagi malas, istirahat dan tidur ya," ucapku menyuruh istirahat."Ga! Gak mau tidur!" jawabnya membalikkan badan kearah tembok."Lah, terus ngapain ga tidur, mau beli makanan? Yuk," aku menawarkan beli makanan."Iya, mau! Beli sekarang! Jawabnya jutek ala abg.