Mulai hari ini peran Istri aku gantikan, bukan hal mudah memang, karena anak masih sangat kecil, tapi masih beruntung karena pekerjaan aku masih bisa dikerjakan di rumah.
Usia anak aku kurang lebih 3 tahun, masih mengompol dan menyusu dengan menggunakan botol, pagi hari membuatkan susu, terlebih dahulu membersihkan botolnya, lalu memandikannya dan menyuapinya makan.Selesai mengurus anak lanjut aku mencuci pakaiannya.
Ada hal yang membuat aku merasa sangat bodoh, bagaimana tidak. Jadi aku mencuci semua pakaiannya, semua aku masukkan dalam mesin cuci dan memulai menggiling, beres sudah dan aku menjemurnya, tapi apa yang terjadi. Aku liat pakaian anakku semua tidak bersih malah tambah kotor dan beberapa masih terlihat noda.Hahaha, aku tertawa dalam hati ternyata aku tidak memisahkan pakaian yang bekas kotoran buang air besarnya, huft. Terpaksa aku mencuci ulang lagi dan akhirnya aku mencuci dengan tangan dan meyikatinya, Ayah yang pintar. Huhuu
Flash back saat sedang sendiri, dulu sempat menginginkan ingin memiliki anak kembar jika dikabulkan, memang sih tidak ada keturanan memiliki anak kembar dari kaluarga kami masing-masing. Sering kali aku mencari informasi dulu, bagaimana caranya agak bisa memiliki anak kembar kelak. Bertanya kepada teman dan browsing, semua cara sudah aku lakukan, namun belum ada yang meyakinkan. Tapi aku masih bersyukur, karena Istri cepat dikaruniai buah hati, walaupun tidak berhasil mendapatkan anak kembar. "Bunda, Ayah ingin anak kembar," tanya aku. "Ya Ayah, tapi kan keluarga kita tidak ada keturunan yang mempunyai anak kembar, bagaimana bisa," jawab Istriku. "Ga tau Bun, gimana ya, ya sudah kita berdoa aja Bun, semoga dikabulkan," aku mengatakan agar saling berdoa berharap kembar. Setelah penantian kelahiran, doa kita memang belum dikabulkan, dalam hatiku aku masih sangat bersyukur. Anakk
"Selamat pagi, Mas Suaminya Almarhumah ya, bisa datang ke kantor untuk pemberitahuan mengenai santunan atau asuransi dari Bpjs," aku mendapat telepon dari atasan tempat almarhumah Istri bekerja."Bisa Pa, baik Pa, saya segera kesana," aku menjawabnya.Alhamdulillah, mendapat kabar dari atasannya almarhumah Istri, soal Bpjs, untuk diurus Bpjs santunan kematian, beruntungnya jika sebuah perusahhan mendaftarkan karyawan atau karyawatinya didaftarkan sebagai peserta Bpjs.Dengan segera aku bergegas merapikan diri dan aku mengajak anak aku untuk ikut ke kantor almarhumah Ibunya, dulu anakku sering ikut dan diajak sama Istri, ikut bekerja ketika hari Sabtu.Setelah selesai kita berdua berangkat, yang jaraknya tidak jauh dari rumah kami. Sesampainya di sana kami disambut oleh teman-teman almarhumah Istri, anak aku langsung saja diajak jajan dan diajak bermain, karena kebetulan hari itu kantor tidak si
APA HANYA AKU, SELALU LUPA TANGGAL ULANG TAHUN ISTRI.Terkadang sering ga enak hati, karena suka lupa tanggal penting atau momen penting, seperti ulang tahun Istri atau ulang tahun pernikahan, padahal Istri selalu mengingat ulang tahun aku dan momen penting lainnya.Tahun pertama pernikahan, aku sampai lupa sekali saat ulang tahun istri."Kok, kamu diam saja Bun, kenapa? Sariawan ya," aku bertanya sambil menghibur"Ga! Lagi M," jawabnya cemberut."Kamu lagi M? Lah tadi Ayah liat shalat," jawabku bingung."M itu... Malas!" singkat jelas membingungkan."Malas? Ya udah kalau lagi malas, istirahat dan tidur ya," ucapku menyuruh istirahat."Ga! Gak mau tidur!" jawabnya membalikkan badan kearah tembok."Lah, terus ngapain ga tidur, mau beli makanan? Yuk," aku menawarkan beli makanan."Iya, mau! Beli sekarang! Jawabnya jutek ala abg.
Kisah nyata selanjutnya adalah kerinduan anak kepadanya Ibunya.Terkadang keinginan anak atau pertanyaan anak saat usia 3 sampai 4 tahun sering terlontar secara polos. Ucapannya yang lugu tanpa ada rasa sedih terkadang membuat hati terharu atau bahkan orang tua harus menjawab dengan berfikir dahulu mencari jawabannya.Setelah kepergian Ibunya 1 tahun lebih, tiba-tiba anak aku berkata sesuatu."Ayah, Dede kangen Ibu, besok ke Makam yuk Yah," terlontar ucapan yang membuat aku kaget."Oh ya udah Nak, besok kita kesana pagi ya," aku menjawab sembari menahan nafas dan memaksakan bibir ini untuk tersenyum."Tapi Yah, Dede boleh ga, bawa coklat untuk Ibu," jawabnya sambil menunjuk coklat yang ada di toples."Boleh Nak, boleh banget, ya udah kamu pilih coklatnya yang mana," aku menjawab dengan mengus
Sehubungan dengan hari ibu, mengingat masakan Ibu pada zaman dahulu waktu saya kecil, Almarhumah Ibu sering membuat kan abon terasi bawang ini atau Siwang, saat hari Ibu biasanya juga almarhumah Istri memasak yang agak sepsial berbeda dari hari biasanya, kadang aku masak bareng berdua.Apa lagi dahulu saat tidak punya lauk untuk makan, aku hanya cukup makan dengan ini dan nasi, sudah sangat bersyukur. Kali ini aku memasak untuk anak, semoga anak aku menyukai terasi bawang goreng ini.Ibu selalu buat kan abon dari bawang merah dan terasi diulek atau di iris lalu di goreng, kadang di kasih cabe dikit dan bawang putih sedikit lalu kasih penyedap rasa. Rasanya gurih nikmat, makan nasi pun nambah.Aku pergi membeli bumbu-bumbu tukang sayur dekat rumah, ternyata ada sedikit cuitan pertanyaan yang tidak membuat hati nyaman.
Bulan Juli telah datang, anak aku mengingat ulang tahunnya, bulan ini adalah bulan kelahirannya dan kali ini aku tidak merayakannya. Tapi diluar dugaan anak aku telah memberi tahu teman-temannya bahwa dia berulang tahun dan mengundang untuk makan-makan.Begitulah namanya juga anak-anak terkadang ada saja kelakuan yang dibuatnya, semakin tumbuh dan berkembang banyak sekali kelucuan yang terjadi.Beberapa tingkah anakku yang menggemaskan dalam keseharian.1. Memberhentikan tukang jajanan yang lewat terlebih dahulu, baru meminta uang."Yah, yah... Minta uang 2000, cepet Yah, Abangnya nungguin, cepet Yah, keburu jalan Yah," minta anakku dengan tergesa-gesa.2. Di suruh kewarung lupa, baliknya diam."Lah De, kenapa, kok diam, mana yanh tadi Aya
Hari ini masih sama seperti hari-hari kemarin, menjalani kegiatan berdua dengan anak dan sambil bekerja, seperti itu lah kehidupan, semua pasti akan merasakan kehilangan jika ditinggal dengan orang yang kita sayangi.Setelah pagi olah raga berdua dengan anak, lalu membersihkan kamar dan rumah serta tidak lupa membeli makan untuk sarapan dan makan siang.Lalu aku merebahkan badan ini sebentar saat siang hari, sedikit rasa lelah selalu menyertai kehidupan manusia, tidak terasa rasa nyaman menyelimuti membuat aku tertidur.Entah kenapa tiba-tiba aku bermimpi Almarhumah Istri, dalam mimpi aku itu bertemu dengan Istri, kemudian aku duduk bersamanya menjalani kegiatan, tapi tidak ada percakapan dalam mimpi aku itu, Istri banyak diam dan hanya senyum.
"De, bangun, olah raga yuk," aku mengajak anak berolah raga."Mmmm, iya Yah," anakku terbangun dan semangat.Segera aku mengajak anak membersihkan diri, lalu menyalin dengan pakaian olah raga, kegiatan olah raga memang biasa kami lakukan, walaupun hanya berjalan kaki dan lari-lari kecil di dekat rumah.Minggu pagi ini agak ramai orang-orang menikmati suasana pagi, berbagai kalangan terlihat semangat antusias untuk menyegarkan tubuh."Eh, Fathar, olah raga ya," ada tetangga menyapa memanggil nama anak aku"Iya Bu, biasa nih," aku menjawab sapa nya."Sudah dapet calon Ibu belum?" tanya tetangga mengagetkan aku."Duh, belum Bu, berjalan apa ada nya saja," ucap ku.
Aku masih sendiri dan selalu bersama anak, melewati hari menjalani pekerjaan dan semua kesibukan aku bersama anak aku, mungkin aku tidak lagi memikirkan cepat menikah atau cepat mencari pengganti untuk Ibu sambung.Semua aku jalankan apa adanya, hanya waktu yang mampu bicara, entah sampai kapan, biarlah nanti seiring waktu yang menjawabnya.Memperbaiki diri terus dan berusaha menjadi lebih baik, banyak kebahagiaan yang aku rasakan walau hanya bersama anak, semakin iklash dan mendekatkan diri semua akan terasa lebih tenang dan menikmati hari-hari.Menikah itu penuh makna, banyak pelajaran yang bisa kita ambil, terutama rejeki ketika dua insan menjadi satu dan saling mendoakan.Betapa luar biasa saat aku dan almarhumah Istri, diberikan rejeki yang luar biasa, ketika kita beruda saling mendoakan, pekerjaan aku sebagai bisnis properti, begitu banyak saingan marketing kala itu.
Teror dari mantan Suaminya semakin saja menjadi-jadi, membuat aku tidak nyaman, hingga sering kali menyulutkan emosi dalam percakapan. Sementara Nuna sudah memperingatkan kepada mantan Suaminya, tapi tetap saja dia masih berbuat seperti itu, akun fakenya masih terus inbox dan memberikan hasuat jelek tentang Nuna.Aku juga memperkenalkan diri kepada Ibunya Nuna, walaupun hanya melalui telepon, keluarganya sangat baik dan welcome, tapi yang jadi kendala untuk aku ya itu tentang mantan Suaminya yang rumahnya hanya beberapa langkah saja dati tempat tinggal Nuna.Mantan Suaminya merupakan Pria yang pekerjaannya setiap hari hanya bersenang-senang, mabok dan judi, itulah gambaran yang aku dapati dati cerita Nuna, sudah aku bayangkan jika menikah nanti, bagaikan sinetron, akan ada sebuah dramatisir yang akan terjadi, kemungkinan mantan Suaminya akan berulah karena merasa iri dan
Masih dalam penantian jodoh, terus berusaha bukan aku mencari yang terbaik, tapi namanya juga mencari yang pas di hati, setidaknya bisa saling mengerti.Masuk ke dalam group jodoh adalah hal yang aku coba, yah siapa tau menemukan seseorang yang mau diajak berkenalan dan pas di hati.Aku memposting data diri dan aku upload, tidak beberapa lama masuk komen dan balasan, ada juga yang mengirim inbox. Aku buka inbox itu ada dua pengirim."Assalammu'alaikum, salam kenal aku Janda cerai hidup anak 3 sudah pada besar," sslah satu inbox datang dari akun dengan nama Nuna, Wanita berhijab dengan Wajah manis langsing, umur kisaran seusia dengan aku.Sebelum aku menjawab salamnya, aku buka terlebih dahulu profilnya dan melihat beberapa galery photo-photonya, ternyata memang
Setelah kepergian sesorang yang dekat dengan aku dalam keseharian, ternyata ada satu tetangga yang menyebarkan gosip hingga menyebar ketetangga lainnya. Aku baru mengetahui saat aku membeli sayuran, ada satu Ibu-ibu menanyakan dan menganggap bahwa aku telah nikah sirih. "Bang, kemana Istrinya yang kemarin-kemarin belanja," tanya salah seorang Ibu-ibu sambil memilih sayuran. "Haduh Bu, itu cuma teman bukan Istri dan juga belum nikah, itu kan anak kos," tegas aku menjelaskan. "Loh, ada yang bilang katanya Abang sudah menikah sirih," tanyanya lagi penasaran. "Wah gosip itu Bu, kapan saya menikahnya, Wanita itu anak yang ngekos seminggu Bu, karena di
Saudara aku memiliki kost-kostan yang disewakan, kebetulan aku pernah menawarkan melalui iklan web dan beberapa aplikasi sewa kost.Hari itu ada pesan masuk ke handphone ku dari seorang Wanita"Assalammu'alaikum, siang Mas, mau tanya kostan, bisa sewa perhari atau perminggu ga," pesan dari seorang Wanita namanya Shinta."Wa'alaikum salam, untuk kost sewa perbulan ka," aku menjawab."Tolong Mas, kalau bisa aku sewa seminggu, penting banget soalnya Mas, aku lagi ada urusan di Jakarta, urus berkas," jawabnya memohon."Duh, gimana ya, emangnya urus berkas apa, maaf kalau boleh tau," aku kepo sedikit."Urus surat pasport dan visa Mas, kebetulan
"De, bangun, olah raga yuk," aku mengajak anak berolah raga."Mmmm, iya Yah," anakku terbangun dan semangat.Segera aku mengajak anak membersihkan diri, lalu menyalin dengan pakaian olah raga, kegiatan olah raga memang biasa kami lakukan, walaupun hanya berjalan kaki dan lari-lari kecil di dekat rumah.Minggu pagi ini agak ramai orang-orang menikmati suasana pagi, berbagai kalangan terlihat semangat antusias untuk menyegarkan tubuh."Eh, Fathar, olah raga ya," ada tetangga menyapa memanggil nama anak aku"Iya Bu, biasa nih," aku menjawab sapa nya."Sudah dapet calon Ibu belum?" tanya tetangga mengagetkan aku."Duh, belum Bu, berjalan apa ada nya saja," ucap ku.
Hari ini masih sama seperti hari-hari kemarin, menjalani kegiatan berdua dengan anak dan sambil bekerja, seperti itu lah kehidupan, semua pasti akan merasakan kehilangan jika ditinggal dengan orang yang kita sayangi.Setelah pagi olah raga berdua dengan anak, lalu membersihkan kamar dan rumah serta tidak lupa membeli makan untuk sarapan dan makan siang.Lalu aku merebahkan badan ini sebentar saat siang hari, sedikit rasa lelah selalu menyertai kehidupan manusia, tidak terasa rasa nyaman menyelimuti membuat aku tertidur.Entah kenapa tiba-tiba aku bermimpi Almarhumah Istri, dalam mimpi aku itu bertemu dengan Istri, kemudian aku duduk bersamanya menjalani kegiatan, tapi tidak ada percakapan dalam mimpi aku itu, Istri banyak diam dan hanya senyum.
Bulan Juli telah datang, anak aku mengingat ulang tahunnya, bulan ini adalah bulan kelahirannya dan kali ini aku tidak merayakannya. Tapi diluar dugaan anak aku telah memberi tahu teman-temannya bahwa dia berulang tahun dan mengundang untuk makan-makan.Begitulah namanya juga anak-anak terkadang ada saja kelakuan yang dibuatnya, semakin tumbuh dan berkembang banyak sekali kelucuan yang terjadi.Beberapa tingkah anakku yang menggemaskan dalam keseharian.1. Memberhentikan tukang jajanan yang lewat terlebih dahulu, baru meminta uang."Yah, yah... Minta uang 2000, cepet Yah, Abangnya nungguin, cepet Yah, keburu jalan Yah," minta anakku dengan tergesa-gesa.2. Di suruh kewarung lupa, baliknya diam."Lah De, kenapa, kok diam, mana yanh tadi Aya
Sehubungan dengan hari ibu, mengingat masakan Ibu pada zaman dahulu waktu saya kecil, Almarhumah Ibu sering membuat kan abon terasi bawang ini atau Siwang, saat hari Ibu biasanya juga almarhumah Istri memasak yang agak sepsial berbeda dari hari biasanya, kadang aku masak bareng berdua.Apa lagi dahulu saat tidak punya lauk untuk makan, aku hanya cukup makan dengan ini dan nasi, sudah sangat bersyukur. Kali ini aku memasak untuk anak, semoga anak aku menyukai terasi bawang goreng ini.Ibu selalu buat kan abon dari bawang merah dan terasi diulek atau di iris lalu di goreng, kadang di kasih cabe dikit dan bawang putih sedikit lalu kasih penyedap rasa. Rasanya gurih nikmat, makan nasi pun nambah.Aku pergi membeli bumbu-bumbu tukang sayur dekat rumah, ternyata ada sedikit cuitan pertanyaan yang tidak membuat hati nyaman.