Anugerah paling indah ketika diberi kebahagiaan saat baru menikah kurang lebih masa pernikahan belum 3 bulan, kami diberikan titipan bahwa saat itu Istri telat datang bulan, segera aku suruh memeriksakan diri dan ternyata benar saja hasilnya positif hamil. Sungguh aku ucapkan rasa syukut yang teramat dalam atas kenikmatan yang diberikan ini.
Istriku mual-mual yang tadinya aku mengira masuk angin ternyata positif hamil, tidak ada yang aneh yang dia minta, semakin aku memperhatikannya karena kehamilan anak pertama, semakin aku manja dan banyak aku belajar mencari informasi hal-hal yang mesti aku lakukan kepada Istri dikehamilan pertama ini.
Dengan membelikan asupan gizi untuk masa kehamilannya serta mengingatkannya terutama dalam bergerak harus lebih hati-hati dan pelan. Istriku masih ingin tetap bekerja sampai hamil membesar baru nanti mengajukan cuti hamil, yah yang aku baca sih bagus bergerak namun jangan berlebihan dan menjaga gerak.
Kehamilan semakin membesar dan nampak terlihat Istriku agak capek, semua pekerjaan rumah aku ambil alih demi keselamatan bayi, aku berusaha yang terbaik untuk Istri dan anakku.
Kebahagian selalu menghiasa kami. Tetap selalu bersyukur dan rendah hati untuk tidak memamerkan saat kemahilan baru, apa lagi sampai memposting rasa bahagia, setelah kehamilan diatas 3 atau 4 bulan barulah menginformasikan kepada keluarga lainnya.
"Ayah, Bunda mau rambutan," pinta Istriku.
"Iya Bun, segera Ayah beli ya," aku mengiakan dan bergegas mencari buah rambutan.
Permintaannya hanya buah rambutan, murah dan ga sulit sih, tapi saat itu rambutan juga baru musim dan belum banyak yang menjual, tapi aku berusaha dahulu untuk mencarinya, disetiap sudut pasar aku mencari penjual rambutan dan akhirnya Alhamdulillah aku menemukan penjual rambutan itu.
Bergegas kembali pulang dengan membawa rambutan yang sangat segar, betapa senangnya ketika berusaha mencari sesuatu untuk membahagiakan, itu lah seorang Suami yang dalan hidupnya berusaha menjadi sosok yang diidamkan.
Sesampainya dirumah disambut dengan senyum bahagia, melihat aku membawa rambutan yang merona merah.
"Ada ya Yah, duh udah kepengen banget Bunda," ucap Istri.
"Ada nih Bun, ya udah kamu makan Bun, pelan-pelan Bum ya," jawabku sambil membukakan satu buah.
"Hemm... Manis Yah, enak seger" celotehnya.
"Ya udah kamu makan," aku membukakan rambutan itu lagi.
"Udah Yah, satu aja dulu, sudah cukup," ternyata hanya satu yang dimakan, tapi rasa keinginannya sangat besar.
"Ya sudah Bun, Ayah simpen ya," aku menjawab.
Jadi hanya sebuah sugesti ya, rasa ingin sesuatu atau disebut ngidam, ya asal sesuai kemampuan saja, apa yang diinginkan pasti dicari untuk bisa membahagiakan keinginan Istri yang sedang ngidam. Bersyukurlah ngidamnya hanya yang biasa saja.
Usia kehamilan sudah beranjlan 7 bulan kini, sudah sangat terlihat membesar, semakin sangat aku memperhatikan kondisinya dan menyuruhnya untuk cuti hamil.
Cuti hamil sudah diberikan dan waktunya persiapan untuk kelahitan anak, pada usia 8 bulan nanti sudah menyiapkan segalanya terutama biaya persalinan.
Maaa kemahilan kini sudah memasuki usia 9 bulan,m dan aku telah siap siapa kapan hari itu akan datang. Tiba lah datang hari itu dimana Istriku merakan sakit dan mules diperutnya, untunglah Klinik tidak jauh dari rumah kami., hari yang mendebarkan saat proses kelahiran, melihat bagaimana peejuangan seorang Wanita untuk melahirkan anak, segalanya dipertaruhkan rasa sakit dan rasa apapun itu yang tentunya sangat luar biasa, dengan semangat dan tekad terus berusaha agar berhasil melahirkan.
Alhamdulillah, seorang bayi Lelaki lahir dengan kelahiran normal dan berat badan normal, bersyukur lagi aku ucapkan kepadaMu ya Allah.
Kelahiran anak kami berjalan lancar dan aku beri nama Fathar. Setelah anak kami lahir tidak lama aku mendengar berita di tivi keluarga artis juga melahirkan dan memberikan nama yang hampir sama, tapi berbeda nasib heee, saat itu kami becanda karena mendengar kelahiran artis itu.Bulan Juli 2015 anak kami lahir, kebahagian kami semakin lebih berwarna semenjak ada Fathar yang selalu memecah kesunyian, tangisannya selalu membuat bahagia kami.Tapi Istriku sulit memberikan Asi, sudah berbagai cara dari memompa dan dengan cara lain air Asi sulit untuk didapatkan, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan susu formula, dimulailah aku membelikan susu formula dan menyetoknya dirumah.Alhamdulillah anak suka dan sangat doyan sekali, setelah cuti melahirkan habis, Istri meminta izin masih ingin bekerja, karena kantor juga dekat dari rumah dan kebetulan anak ada susu formula jadi untuk yang menjaga dan mengurus anak diasuh oleh saudara hingga sore hari. Ya sudah aku
Kembali lagi kerumah sakit adalah tidak ada pilihan lain saat itu, rumah sakit yang berbeda dengan penangan khusus cara usaha aku dan keluarga untuk berusaha semoga bisa lebih baik. Dengan diagnosa berbeda lagi pihak rumah sakit menyatakan kalau Istriku terkena infeksi paru-paru.Sudah seminggu lamanya terbaring dirumah sakit dengan berbagai alat infus dan injeksi ada perubahan sedikit dari kesehatannya, Istriku menyatakan sudah lebih baik, tapi menurut aku sama saja tidak ada perubahan.Istri meminta pulang saja karena memaksa sudah lebih baik, Dokterpun mengiakan dengan catatan sama wajib kontrol 3 atau satu minggu sekali.Pulang kerumah dengan keadaan masih lemas dan tidak kuat untuk berjalan, menggunakan pembalut adalah pilihan satu-satunya. Aku lebih extra lagi menjaga Istriku sambil bekerja dari rumah. Rutin mengganti pembalut dan membersihkan seluruh badannya adalah kewajibanku pagi dan sore hari.Keseharian Istriku hanya bisa diatas te
Jumat pagi semua disibukkan dengan persiapan pemandian jenazah almarhumah Istri, Masya Allah tetangga berdatangan membawa berbagai macam sumbangan.Berdatangan juga teman-teman kantor Almarhumah Istri rombongan dan sangat terharu aku ketika Bosnya Owner nya juga ikut datang, begitu besar rasa syukur yang aku rasakan. Ditambah lagi menyumbang begitu banyak nominal yang tidak bisa aku sebutkan. Alhamdulillah.Setelah waktu masuk Shalat Jumat jenazah Istri yang sudah rapih segera dibawa ke Masjid untuk di Salatkan.Salat jenazah selesai dan beramai-ramai membawa jenazah Istri ketempat peristirahatan terakhir.Selamat jalan Istriku.Aku mengucapkan terima kasih kepada semua tetangga yang sangat luar biasa membantu tanpa pamrih, kini waktunya aku membereskan terutama pakaian-pakaian Istri yang ada dilemarinuntuk aku berikan kepada saudara-saudara dan tetangga untuk yang mau, tidak begitu banyak juga sih, karena Istriku tidak suka belanja banyak pakaian.
Mulai hari ini peran Istri aku gantikan, bukan hal mudah memang, karena anak masih sangat kecil, tapi masih beruntung karena pekerjaan aku masih bisa dikerjakan di rumah.Usia anak aku kurang lebih 3 tahun, masih mengompol dan menyusu dengan menggunakan botol, pagi hari membuatkan susu, terlebih dahulu membersihkan botolnya, lalu memandikannya dan menyuapinya makan.Selesai mengurus anak lanjut aku mencuci pakaiannya.Ada hal yang membuat aku merasa sangat bodoh, bagaimana tidak. Jadi aku mencuci semua pakaiannya, semua aku masukkan dalam mesin cuci dan memulai menggiling, beres sudah dan aku menjemurnya, tapi apa yang terjadi. Aku liat pakaian anakku semua tidak bersih malah tambah kotor dan beberapa masih terlihat noda.Hahaha, aku tertawa dalam hati ternyata aku tidak memisahkan pakaian yang bekas kotoran buang air besarnya, huft. Terpaksa aku mencuci ulang lagi dan akhirnya aku mencuci dengan tangan dan meyikatinya, Ayah yang pintar. Huhuu
Flash back saat sedang sendiri, dulu sempat menginginkan ingin memiliki anak kembar jika dikabulkan, memang sih tidak ada keturanan memiliki anak kembar dari kaluarga kami masing-masing. Sering kali aku mencari informasi dulu, bagaimana caranya agak bisa memiliki anak kembar kelak. Bertanya kepada teman dan browsing, semua cara sudah aku lakukan, namun belum ada yang meyakinkan. Tapi aku masih bersyukur, karena Istri cepat dikaruniai buah hati, walaupun tidak berhasil mendapatkan anak kembar. "Bunda, Ayah ingin anak kembar," tanya aku. "Ya Ayah, tapi kan keluarga kita tidak ada keturunan yang mempunyai anak kembar, bagaimana bisa," jawab Istriku. "Ga tau Bun, gimana ya, ya sudah kita berdoa aja Bun, semoga dikabulkan," aku mengatakan agar saling berdoa berharap kembar. Setelah penantian kelahiran, doa kita memang belum dikabulkan, dalam hatiku aku masih sangat bersyukur. Anakk
"Selamat pagi, Mas Suaminya Almarhumah ya, bisa datang ke kantor untuk pemberitahuan mengenai santunan atau asuransi dari Bpjs," aku mendapat telepon dari atasan tempat almarhumah Istri bekerja."Bisa Pa, baik Pa, saya segera kesana," aku menjawabnya.Alhamdulillah, mendapat kabar dari atasannya almarhumah Istri, soal Bpjs, untuk diurus Bpjs santunan kematian, beruntungnya jika sebuah perusahhan mendaftarkan karyawan atau karyawatinya didaftarkan sebagai peserta Bpjs.Dengan segera aku bergegas merapikan diri dan aku mengajak anak aku untuk ikut ke kantor almarhumah Ibunya, dulu anakku sering ikut dan diajak sama Istri, ikut bekerja ketika hari Sabtu.Setelah selesai kita berdua berangkat, yang jaraknya tidak jauh dari rumah kami. Sesampainya di sana kami disambut oleh teman-teman almarhumah Istri, anak aku langsung saja diajak jajan dan diajak bermain, karena kebetulan hari itu kantor tidak si
APA HANYA AKU, SELALU LUPA TANGGAL ULANG TAHUN ISTRI.Terkadang sering ga enak hati, karena suka lupa tanggal penting atau momen penting, seperti ulang tahun Istri atau ulang tahun pernikahan, padahal Istri selalu mengingat ulang tahun aku dan momen penting lainnya.Tahun pertama pernikahan, aku sampai lupa sekali saat ulang tahun istri."Kok, kamu diam saja Bun, kenapa? Sariawan ya," aku bertanya sambil menghibur"Ga! Lagi M," jawabnya cemberut."Kamu lagi M? Lah tadi Ayah liat shalat," jawabku bingung."M itu... Malas!" singkat jelas membingungkan."Malas? Ya udah kalau lagi malas, istirahat dan tidur ya," ucapku menyuruh istirahat."Ga! Gak mau tidur!" jawabnya membalikkan badan kearah tembok."Lah, terus ngapain ga tidur, mau beli makanan? Yuk," aku menawarkan beli makanan."Iya, mau! Beli sekarang! Jawabnya jutek ala abg.
Kisah nyata selanjutnya adalah kerinduan anak kepadanya Ibunya.Terkadang keinginan anak atau pertanyaan anak saat usia 3 sampai 4 tahun sering terlontar secara polos. Ucapannya yang lugu tanpa ada rasa sedih terkadang membuat hati terharu atau bahkan orang tua harus menjawab dengan berfikir dahulu mencari jawabannya.Setelah kepergian Ibunya 1 tahun lebih, tiba-tiba anak aku berkata sesuatu."Ayah, Dede kangen Ibu, besok ke Makam yuk Yah," terlontar ucapan yang membuat aku kaget."Oh ya udah Nak, besok kita kesana pagi ya," aku menjawab sembari menahan nafas dan memaksakan bibir ini untuk tersenyum."Tapi Yah, Dede boleh ga, bawa coklat untuk Ibu," jawabnya sambil menunjuk coklat yang ada di toples."Boleh Nak, boleh banget, ya udah kamu pilih coklatnya yang mana," aku menjawab dengan mengus