Share

87. Cemburu Pada Anak

Happy Reading

*****

Senang hati, Andrian merentangkan tangannya, menyambut pelukan orang-orang yang disayangi. Namun, kedua mata Tari mendelik membuat lelaki itu mengurungkan niatnya. Si bos, hanya memeluk ketiga buah hatinya saja.

"Nggak usah marah gitu kenapa. Aku nggak bakalan meluk kamu, Tar. Kecuali kamu yang minta," ucap Andrian disertai kerlingan mata.

Tari membalas dengan dehaman saja. Malas sekali menanggapi sikap genit si bos. Bukan sekali ini, lelaki itu menggoda dirinya. "Ayo kalian harus makan sekarang. Setelah itu salat Magrib doakan Bunda."

Ketiga buah hati Andrian mengurai pelukan dengan sang ayah. Mereka mengangguk patuh dan berlalu meninggalkan ayahnya berdua dengan sang sekretaris.

"Tunggu, Tar," pinta Andrian ketika si gadis hendak keluar juga. Tangan yang semula ingin memegang pergelangan Tari, terhenti saat sang gadis mendelik sadis.

"Saya tidak punya banyak waktu. Mas mau apa?" Walau wajah Tari terlihat jutek, tetapi kata-katanya masih sangat lembut.

"Ambilkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status