Share

Bab 43: Di Balik Senyum yang Terkoyak

Pagi itu, udara terasa sedikit lebih sejuk dari biasanya. Sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar Wulan, memantulkan kilau hangat di dinding. Wulan membuka matanya perlahan, merasakan hangatnya cahaya pagi yang membangunkan tubuhnya dari kelelahan semalam. Namun, di balik ketenangan pagi itu, Wulan merasakan ada sesuatu yang berat mengganjal di hatinya.

Dimas sudah bangun lebih awal. Seperti biasa, ia bersiap-siap untuk bekerja, mengenakan setelan kerjanya dengan rapi. Wulan memandang suaminya sejenak, mencoba menghafal setiap detail wajahnya yang terlihat damai ketika sedang sibuk menyiapkan diri. Ada rasa nyaman yang menjalar di hatinya setiap kali melihat Dimas, namun rasa itu selalu dibarengi dengan perasaan perih yang semakin dalam.

“Selamat pagi, Sayang,” Dimas menyapa Wulan dengan senyuman hangat ketika melihat istrinya bangun dari tempat tidur.

Wulan tersenyum tipis, berusaha menutupi kegelisahan yang ia rasakan. “Selamat pagi, Mas. Sudah siap untuk bekerja?”

Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status