Share

Bab 42: Kilauan Luka yang Tersembunyi

Pagi itu, suasana rumah masih sama seperti sebelumnya. Wulan menyibukkan diri di dapur, menyiapkan sarapan seperti biasa. Aroma kopi yang diseduh memenuhi ruang, menyelimuti pagi dengan kehangatan yang ironisnya, tidak pernah benar-benar dirasakannya.

Ketika Dimas turun dari kamar, matanya langsung tertuju pada Wulan yang tengah mengatur meja makan. Ia menghampiri istrinya, memberikan kecupan ringan di pipi. “Pagi, Sayang. Terima kasih sudah bangun lebih awal lagi hari ini.”

Wulan tersenyum, seperti biasanya. "Selamat pagi, Mas. Sarapan sudah siap."

Dimas duduk di kursi, menatap Wulan dengan rasa ingin tahu yang sudah beberapa hari terakhir ini tak mampu ia abaikan. “Kamu benar-benar baik-baik saja, kan? Aku bisa melihat kamu sering termenung akhir-akhir ini.”

Wulan menoleh, memandang Dimas dengan tatapan yang penuh perhatian, mencoba meyakinkan suaminya bahwa semuanya baik-baik saja. “Aku hanya sedikit lelah, Mas. Mungkin karena pekerjaan rumah yang bertumpuk. Jangan khawatir.”

Dimas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status